OLEH
Adika Azaria 1840312225
Noufal Riandi Khairul 1840312287
Rajeswary Vasu 1840312640
PRESEPTOR
dr. Rudy Afriant, SpPD-KHOM, FINASIM
Pendahuluan
Hemolitik
berdasarkan reaksi antigen-
antibodi.
• Kriteria diagnostik utama penyakit
2. Tujuan Penulisan
2. Metode Penulisan
Case Report Session ini menggunakan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk
ke berbagai literatur.
TINJAUAN PUSTAKA
•anemia yang di sebabkan oleh proses
hemolisis, yaitu pemecahahan eritrosit
dalam pembuluh darah sebelum waktunya
Definisi Anemia (normal umur eritrosit 100-120 hari).
• anemia karena hemolisis, kerusakan
hemolitik abnormal sel-sel darah merah (sel darah
merah), baik di dalam pembuluh darah
(hemolisis intravaskular) atau di tempat
lain dalam tubuh (extravaskular)
(AIHA)
IgG,IgM atau IgA dan bekerja pada suhu
yang berbeda-beda
Epidemiologi
• Leukemia limfositik kronik, limfoma non Hodgkin, gamopati IgM, limfoma Hodgkin, tumor solid, kista
dermoid ovarium, SLE, kolitis, ulseratif, Common Variable Immune Deficiency, Autoimmune
Lymphoproliferative Disease, setelah terapi transplantasi sel punca alogenik, pasca transplantasi
organ.
Beberapa jenis obat yang digunakan pada kasus leukemia limfositik kronik bisa
menginduksi AIHA, begitu pula interferon-α, levofloksasin, lenalidomid dan juga
transfusi darah
Patogenesis
Adalah suatu kelainan hemolitik autoimun yang paling sering ditemukan.jenis antibodi yang
ditemukan pada AHAI dengan tipe warm antibodi umumnya ada sangkut pautnya dengan perubahan
pada sistem rhesus sel eritrosit.1 sekitar 70% kasus AIHA memiliki tipe hangat, kurang lebih 50%
disertai dengan penyakit lain.
Klasifikasinya adalah :
- Idiopatik
- Sekunder :
Penyakit limfoproliferatif, seperti leukemia limfositik kronik dan limfoma maligna
Penyakit kolagen, seperti SLE atau penyakit vaskuler lainnya
AHAI akibat obat:
- Tipe autoantibodi : Metildopa, suatu anti hipertensi yang menginduksi suatu kelainan yang hampir
identik dengan AHAI
- Tipe hapten : Obat yang berikatan dengan permukaan sel eritrosit dan menginduksi pembentukan
antibodi terhadap kompleks obat sel eritrosit. Ikatan obat dengan glikoprotein mungkin relatif erat,
seperti pada kasus penisilin, atau longgar, seperti pada kasus kuinidin.
- Tipe kompleks imun
Laboratorium Terapi
Sekunder
Penyakit limfoproliferatif
•Sering terjadi aglutinasi pada suhu dingin. •Ini serupa dengan AHAI panas kecuali •Menghindari udara dingin yang dapat
Hemolysis berjalan kronik.anemia sferositosis kurang menonjol, aglutinat sel memicu hemolysis
biasanya ringan dengan Hb : 9-12 g/dl. darah merah pada dingin, misalnya pada •Chlorambucil 2-4 mg/hari
Sering didapatkan akrosinosis dan filem darah yang dibuat pada suhu kamar, •PCH : menghindari faktor pencetus,
splenomegali. dan test Coombs’ langsung (DAT) glukokortikoid.
memperlihatkan hanya komplemen (C3)
pada permukaan sel darah merah,
sedangkan IgG negatif.
•Selain itu juga dapat ditemukan :
•Anemia
•Titer Ig M > 1/100.000 , ini ditemui pada
keadaan kronik
•Antibodi I, dijumpai pada limfoproliferasi
jinak dan infeksi mikoplasma.
•Pada Paroxismal Cold Hemoglobinuria,
biasanya ditemukan:
•Hemoglobunuria, sferossitosis,
eritrofagositosis
•Coombs positif, Antibodi Donath
Lendsteiner tedisosiasi dari sel darah
merah.
Diagnosis
Tata laksana
Kortikosteroid
Splenektomi
Imunosupresif
Transfusi darah
ringan Penilaian berat berat Prednison
awasi
ringan hemolisis
IVIg
sedang
Splenektomi
Prednison
60mg/hari
observasi 2-3 minggu
Prednison
60mg/hari
Turunkan dengan
cepat hingga
splenektomi 20mg/hari