Anda di halaman 1dari 28

NAMA KELOMPOK

 NI KADEK DWINITA PURNAMAYANTI (17.321.2728)


 NI KETUT NOPIA ANTARI (17.321.2731)
 NI LUH JULIANTARI (17.321.2740)
 NI PUTU HEPINA TRESNAYANTI (17.321.2749)
 PUTU BAGUS WARSA WARDANA (17.321.2758)
Pengertian

 Menurut WHO stroke adalah


adanya tanda-tanda klinik yang
berkembang cepat akibat
gangguan fungsi otak fokal
dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau
lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain
vaskuler.
Etiologi
Thrombosis Cereberal
Emboli
Haemorhagi
Hipoksia
PATOFISIOLOGI STROKE
Infark serbral adalah berkurangnya suplai darah ke area tertentu di
otak. Luasnya infark bergantung pada faktor-faktor seperti lokasi
dan besarnya pembuluh darah dan adekuatnya sirkulasi kolateral
terhadap area yang disuplai oleh pembuluh darah
yang tersumbat. Suplai darah ke otak dapat berubah (makin
lmbat atau cepat) pada gangguan lokal (thrombus, emboli,
perdarahan dan spasme vaskuler) atau oleh karena gangguan
umum (hipoksia karena gangguan paru dan jantung).
Atherosklerotik sering/ cenderung sebagai faktor penting
terhadap otak, thrombus dapat berasal dari flak arterosklerotik,
atau darah dapat beku pada area yang stenosis, dimana aliran
darah akan lambat atau terjadi turbulensi.
PATHWAY STROKE

232825106-Woc-Stroke.docx
Pengertian
Myasthenia gravis (MG) adalah
gangguan autoimun yang menyerang
taut mioneural. Antibody yang
diarahkan pada tempat reseptor
asetilkolin mengganggu transmisi
(penghantaran) impuls di lintas taut
mioneural. Oleh sebab itu, lebih
sedikit reseptor yang tersedia untuk
stimulasi sehingga terjadi kelemahan
otot secara kontinu.
ETIOLOGI
• Kelainan primer pada Miastenia gravis dihubungkan dengan gangguan
transmisi pada neuromuscular junction, yaitu penghubung antara unsur saraf
dan unsur otot. Pada ujung akson motor neuron terdapat partikel –partikel
globuler yang merupakan penimbunan asetilkolin (ACh). Jika rangsangan
motorik tiba pada ujung akson, partikel globuler pecah dan ACh dibebaskan
yang dapat memindahkan gaya saraf yang kemudian bereaksi dengan Ach
Reseptor (AChR) pada membran postsinaptik. Reaksi ini membuka saluran
ion pada membran serat otot dan menyebabkan masuknya kation, terutama
Na, sehingga dengan demikian terjadilah kontraksi otot.
Patofisiologi Miastenia Gravis

Pada Miastenia Gravis, konduksi neuromuskularnya terganggu. Jumlah reseptor asetilkolin


normal menjadi menurun yang terjadi akibat cedera autoimun sehingga terjadi
penurunan potensial aksi yang menyebabkan kelemahan pada otot. Pada 90 % pasien
gejala awal melibatkan otot okular yang menyebabkan ptosis dan diplopia. Otot wajah,
laring dan faring juga sering terlibat dalam Miastenia Gravis yang dapat mengakibatkan
regurgitasi melalui hidung ketika berusaha menelan dan pasien dapat mengalami
aspirasi, gangguan suara (disfonia). Kelemahan otot pernapasan juga ditandai dengan
batuk lemah dan akhirnya serangan dispnea, dan ketidakmampuan membersihkan
mukus dari cabang trakeobronkial. Selain itu terjadi kelemahan otot ekstremitas yang
menyebabkan pasien kesulitan untuk berdiri, berjalan, atau bahkan menahan lengan di
atas kepala
PATHWAY

• woc rabies, meningitis, g.docx


Pengertian

 Menigitis bakterialis adalah suatu


infeksi purulen lapisan otak yang pada
orang dewasa biasanya hanya
terbatas didalam ruang subaraknoid,
namun pada bayi cenderung meluas
sampai kerongga subdural sebagai
suatu efusi atau emplema subdural
(leptomeningitis) atau bahkan
kedalam otak (meningoensafalitis) .
Etiologi

 Meningitis disebabkan oleh berbagai macam organisme,


tetapi kebanyakan pasien mempunyai faktor presdisposisi,
seperti fraktur tulang tengkorak, infeksi, operasi otak
atau sumsum tulang belakang, sepsis, kelainan yang
berhubungan dengan penekanan reaksi imunologi dan fugsi
lumbal. seperti disebutkan sebelumnya bahwa bahwa
menigitis disebabkan oleh virus dan bakteri, makan
meningitis dapat di bagi menjadi dua golongan
berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak,
yaitu menigitis serosa dan meningitis purunlenta.
PATOFISIOLOGI MENINGITIS

Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari golongan kokus


seperti streptokokus, stapilokokus, meningokokus, pnemokokus
Di otak mikrooganisme berkembang biak membentuk koloni.
Koloni mikroorganisme menghasilkan toksin dan merusak
meningen. Toksin yang dihasilkan oleh mikroorganisme
melalui hematogen sampai ke hipotalamus. Hipotalamus
kemudian menaikan suhu sebagai tanda adanya bahaya.
Kenaikan suhu hipotalamnus akan diikuti dengan peningkatan
mediator kimiawi akibar peradangan seperti prostagnaldin,
epinerfin, norepinefin. Kenaikan mediator tersebut dapat
merangsang peningkatan metabolisme sehingga dapat terjadi
kenaikan suhu di seluruh tubuh, rasa sakit kepala, peningkatan
respon gastrointestinal yang memunculkan rasa mual dan
muntah.
PATHWAY

• woc rabies, meningitis, g.docx


pengertian

Rabies atau lebih sering dikenal


dengan nama anjing gila
merupakan suatu penyakit infeksi
akut yang menyerang susunan saraf
pusat yang disebabkan oleh virus
rabies dan ditularkan dari gigitan
hewan penular rabies. Hewan yang
rentan dengan virus rabies ini adalah
hewan berdarah panas.
• VIRUS RABIES.
• GIGITAN HEWAN ATAU MANUSIA YANG TERKENA RABIES.
• AIR LIUR HEWAN ATAU MANUSIA YANG TERKENA RABIES.
PATOFISIOLOGI RABIES
Pathway RABIES
woc rabies, meningitis, g.docx
PENGERTIAN
• MENURUT BRAIN INJURY ASSOSIATION OF AMERICA,
CEDERA KEPALA ADALAH SUATU KERUSAKAN PADA
KEPALA, BUKAN BERSIFAT KONGENITAL ATAUPUN
DEGENERATIF, TETAPI DISEBABKAN OLEH
SERANGAN/BENTURAN FISIK DARI LUAR, YANG DAPAT
MENGURANGI ATAU MENGUBAH KESADARAN YANG
MANA MENIMBULKAN KERUSAKAN KEMAMPUAN
KOGNITIF DAN FUNGSI FISIK.
ETIOLOGI

1. Cedera Kepala Primer yaitu cedera


yang terjadi akibat langsung dari
trauma

2. Cedera Kepala Sekunder yaitu


cedera yang disebabkan karena
komplikasi
Patofisiologi

• Otak dapat berfungsi dengan baik bila kebutuhan oksigen dan


glukosa dapat terpenuhi. Energi yang dihasilkan didalam sel-sel saraf
hampir seluruhnya melalui proses oksidasi. Otak tidak mempunyai
cadangan oksigen, jadi kekurangan aliran darah ke otak walaupun
sebentar akan menyebabkan gangguan fungsi. Demikian pula
dengan kebutuhan oksigen sebagai bahan bakar metabolisme otak
tidak boleh kurang dari 20 %, karena akan menimbulkan koma.
Kebutuhan glukosa sebanyak 25 % dari seluruh kebutuhan glukosa
tubuh, sehingga bila kadar glukosa plasma turun sampai 70 % akan
terjadi gejala-gejala permulaan disfungsi cerebral.
PATHWAY

• WOC_Cedera_Kepala.docx

Anda mungkin juga menyukai