Anda di halaman 1dari 61

Edy Setiawan, ST.

, MT
KLASIFIKASI MOTOR LISTRIK

70% motor yang


digunakan di industri
adalah motor induksi
Motor DC

Catu tegangan dc dari baterai menuju ke lilitan melalui sikat yang


menyentuh komutator yaitu dua segmen yang terhubung dengan dua
ujung lilitan. Kumparan satu lilitan pada gambar di atas disebut angker
dinamo, sebutan untuk komponen yang berputar di antara medan
magnet.
Motor DC

Secara fisik mesin DC tampak jelas ketika rumah motor atau disebut stator
dibongkar terdapat kutub-kutub magnet bentuknya menonjol
tampak juga beberapa Komponen yang merupakan bagian yang berputar dan
berbentuk belitan kawat yang ditopang poros disebut sebagai rotor atau
jangkar..
KOMUTATOR DAN SIKAT

Komutator atau cincin belah (split ring) berfungsi untuk


membalik arah arus pada setengah siklus. Kontak-kontak
listrik pada rotating ring disebut "sikat“. Pada awalnya, dalam
motor digunakan sikat tembaga. Motor-motor modern
biasanya menggunakan kontak-karbon spring-loaded.
KOMUTATOR DAN SIKAT

Sikat arang (carbon brush) dipegang oleh pemegang sikat (brush holder),
agar kedudukan sikat arang stabil. Pegas akan menekan sikat.
arang sehingga hubungan sikat arang dengan komutator tidak goyah. Sikat
arang akan memendek karena usia pemakaian, dan secara periodik harus
diganti dengan sikat arang baru.
Bagaimana Motor DC Bekerja…?
ARUS DALAM MOTOR DC
MEDAN MAGNET
GAYA DALAM MOTOR DC
TORSI
PERUBAHAN TORSI

Sin 0° = 0
Cos 0° = 1
Sin 90° = 1
Cos 90°= 0
MOTOR AC

Dibedakan:

1. Motor Asinkron (Motor Induksi)


* Motor Induksi 1 Fasa
* Motor Induksi 3 Fasa
2. Motor Sinkron
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)

Gambar Motor Induksi Satu Fasa

Kecepatan sinkron kecepatan rotasi medan magnetik pada mesin.

Parameter Kecepatan sinkron :


1. Frekuensi
2. Banyak Kutub pada mesin
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)

Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet
yang dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor
tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami
lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan
rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet

Gambar-bagian utama motor induksi satu fasa


MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)

Rotor :
•Berbentuk silinder
•Bergerigi
Stator:
• Berbentuk silinder yang melingkar seluruh badan rotor
• Dilengkapi dengan kutub kutub magnet utara dan selatan yang
dipasang melingkar rotor sebagai suply medan magnet.

Stator umumnya dilengkapi dengan stator winding yang bertujuan membantu


putaran rotor, dimana stator winding dilengkapi dengan konduktor berupa
kumparan. Selain itu, stator juga dilapisi dengan lamina berbahan dasar silikon
dan besi yang bertujuan untuk mengurangi tegangan yang terinduksi pada
sumbu stator dan mengurangi dampak kerugian akibat munculnya arus eddy
(eddy current) pada stator.
Rotor umumnya dibuat dari alumunium dan dibuat bergerigi untuk menciptakan
celah yang akan diisi konduktor berupa kumparan
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)

Gambar Konstruksi Motor Induksi 1 Fasa


MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)

Prinsip Kerja:

Motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai oleh sebuah sumber AC 1
fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari motor, maka
arus dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh
sumber AC pada stator winding tersebut disebut sebagai fluks utama.
Karena munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat
dihasilkan oleh stator.

Gambar Dampak adanya arus pada stator


MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)

Putaran pada rotor akibat fluks. Dimisalkan Rotor sudah berputar sedikit

Misalkan rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor berputar
maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak melewati stator
winding. Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap fluks pada stator
winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik) pada konduktor rotor
sesuai dengan hukum faraday
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)

Arus yang mengalir pada rotor ini disebut arus rotor. Arus rotor ini juga
menghasilkan fluks yang dinamakan fluks rotor. Interaksi antara kedua fluks
inilah yang menyebabkan rotor didalam motor dapat berputar sendiri

Bagaimana fluks tersebut mempengaruhi kecepatan


putaran rotor …… ????
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)

Arus stator >> menghasilkan fluks utama,


Arus rotor >> menghasilkan fluks pada rotor.

Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor, hanya saja arah
keduanya berlawanan.

Hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah kabel yang dialiri arus dan terdapat
fluks medan magnet disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel
tersebut.

Karena besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka gaya yang
dihasilkan juga sama, dan karena arah gaya yang berbeda mengakibatkan rotor
tidak berputar akibat kedua gaya yang saling menghilangkan. Hal ini juga yang
mengakibatkan motor induksi perlu diputar sedikit, agar salah satu gaya yang
dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada yang lainnya sehingga rotor dapat
berputar.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)

Saat rotor tidak berputar, total gaya akibat Saat rotor sudah berputar sedikit,
masing-masing fluks ialah 0 total gaya akan memiliki
perbedaan sehingga terjadi
putaran
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Komponen Penting pada Motor 3 Fasa

Sama seperti mesin-mesin listrik pada umumnya, motor 3 fasa memiliki 2


komponen penting, yaitu: stator dan rotor.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Stator merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada komponen
ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini dihubungkan dengan
suplai 3 fasa untuk memutar rotor. Stator sendiri memiliki 3 bagian penting:

1. Frame
• Merupakan bagian terluar dari stator.
• Sebagai tempat untuk memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi
keseluruhan komponen dari gangguan benda benda dari luar (seperti batu yang
dilemparkan ke motor atau semacamnya).
• Terbuat dari besi agar frame menjadi kuat.
• Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada motor haruslah sangat kecil
agar rotor dan stator konsentris dan mencegah induksi yang tidak merata. Air
gap yang dimaksud disini ialah celah yang mungkin terbentuk pada permukaan
frame bukan lingkaran besar seperti pada gambar, karena lingkaran tersebut
akan diisi oleh inti stator dan rotor.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

2. Inti
• Tempat dimana stator winding dipasang.
• Fluks ini dihasilkan oleh kumparan pada stator winding dan dialiri oleh arus 3
fasa dari suplai 3 fasa.
• Untuk mencegah rugi arus eddy yang besar pada stator winding umumnya inti
stator dilapisi oleh lamina.
• Pada inti stator juga dipasang kutub-kutub magnet untuk menghasilkan fluks

3. Winding
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya
dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana
metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis rotor yang digunakan.
Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya menggunakan rangkaian delta sedangkan
rotor jenis slip ring bisa menggunakan salah satu dari keduanya. Stator winding
dipasang pada sela-sela inti stator dan berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator
winding juga dikenal sebagai kumparan medan.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Rotor merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor dihubungkan
dengan beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang terpasang pada pusat
rotor.

Rotor tipe Squirrel Cage/sarang tupai


MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Prinsip Kerja:

Sumber AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator
terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui kumparan
stator.

Melihat 1 kumparan stator:


Hukum faraday, apabila terdapat arus yang mengalir pada suatu kabel maka arus
itu dapat menghasilkan fluks magnet pada kabel tersebut, dimana arahnya
mengikuti kaidah tangan kanan.

Arus pada Kabel menghasilkan Fluks


MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Melihat 3 kumparan stator: (arus pada setiap kumparan tidak selalu sama)
Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada fasa a
maksimum sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak
mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga
menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum.

Fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana yang mengalami kondisi
arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa medan magnet
yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring waktu. Kecepatan putaran medan
magnet ini disebut kecepatan sinkron.

Berputarnya Medan Magnet akibat Arus 3 Fasa pada Rangkaian


MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Bentuk gelombang sinusoida dan timbulnya medan putar pada stator motor
induksi
Saat sudut 0 derajat. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai
negatip dalam hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus
meninggalkan pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik
menuju pembaca). terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut 0 derajat.
kutub S (south=selatan) dan kutub N (north=utara).
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Saat sudut 120 Derajat. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3
bernilai negatip, dalam hal ini belitan W2, V1 dan U2 bertanda silang (arus
meninggalkan pembaca), dan kawat W1, V2 dan U1 bertanda titik (arus
menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120 Derajat dari
posisi awal.

Saat sudut 240 Derajat. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip,
belitan U2, W1 dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan
kawat U1, W2 dan V1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit
kutub S dan N bergeser 120 Derajat dari posisi kedua.

Saat sudut 360 Derajat. posisi ini sama dengan saat sudut 0 Derajat. dimana
kutub S dan N kembali keposisi awal sekali.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Dari keempat kondisi diatas saat sudut 0 Derajat; 120 Derajat; 240
Derajat;360 Derajat, dapat dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator,
medan magnet putar stator akan memotong belitan rotor. Kecepatan medan
putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat diamati dengan
alat ukur tetapi dapat dihitung:
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Ditinjau dari rotor:


• Akibat adanya fluks pada kumparan stator maka arus akan terinduksi pada
rotor.
• Kemudian Muncul arus pada rotor dan adanya medan magnet pada stator
maka rotor akan berputar mengikuti hukum lorentz.

Hal yang menarik disini ialah:


Kecepatan putaran rotor tidak akan pernah mencapai kecepatan sinkron atau
lebih. Karena apabila kecepatan sinkron dan rotor sama, maka tidak ada arus
terinduksi pada rotor sehingga tidak ada gaya yang terjadi pada rotor.

Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka rotor jadi melambat akibat gaya-
gaya kecil (seperti gaya gesek dengan sumbu rotor atau pengaruh udara).
Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron dan kecepatan rotor jadi
berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus sehingga rotor
mendapatkan gaya kembali. Dari gaya itulah motor dapat menambah
kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan ini dikenal sebagai
slip.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)

Gaya timbul akibat dari hukum Lorentz


KECEPATAN DAN SLIP MOTOR

Ns = 120 f / P

Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub

% Slip = Ns – Nb x 100
Ns

Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
MENGKAJI BEBAN

Po = Pi x η
1 HP = 0.7457 KW
HP x 0,7457
Dimana,
η = Efisiensi operasi motor dalam %
HP = Daya kuda inggris
Po = Daya yang keluar (Hp)
Pi = Daya masukan tiga fase dalam kW

Po= V x I x PF x √3 Dibagi 1000, karena


1000 hasil dalam satuan KW
Dimana,
Po = Daya yang keluar dalam kW
V = RMS (akar kwadrat rata-rata) tegangan
I = RMS arus, nilai tengah 3 fase
PF = Faktor daya dalam desimal
MENGKAJI BEBAN

0,7457
Pi = hp x ηr

Dimana,
Pi = Daya masuk pada beban penuh dalam kW
HP = Nilai Hp pada nameplate
ηr = Efisiensi pada beban penuh (nilai pada nameplate atau dari tabel efisiensi
motor)

Effisiensi = Po x 100 %
Pi

Dimana,
ηr = Daya keluar yang dinyatakan dalam % nilai daya
Po = Daya tiga fase terukur dalam kW (daya keluar)
Pi = Daya masuk pada beban penuh dalam kW
HUBUNGAN TORSI, KECEPATAN DAN DAYA MOTOR
Soal Latihan

• Motor induksi pada nameplate tertera frekuensi 50 Hz, putaran rotor


1440 Rpm memiliki jumlah kutub 4 buah. Hitung besarnya putaran
medan magnet putar pada stator dan slip motor induksi tersebut,

Solusi:

ns = (f x 120)/p
= (50 x 120)/4
= 1500 rpm

S = ((ns – nb)/ns) x 100%


= ((1500 – 1440)/1500) x 100%
= 4%
Soal Latihan

* Pengamatan terhadap pengukuran daya berikut dilakukan untuk motor induksi


tiga fase 45 kW dengan efisiensi beban penuh 88%.
V = 418 Volt
I = 37 Amp
PF = 0.81
Hitung
a. Daya masuk
b. % Pembebanan ?

Solusi :
Soal Latihan

Nameplate motor induksi TERLIHAT PADA


GAMBAR DISAMPING, dengan daya
output 5,5 KW, tegangan 400 V dan arus
10,7 A, cos phi 0,88. Putaran motor 1450
Rpm. Hitung daya input, efisiensi motor dan
torsi motor tsb

Solusi:

* Pi = V x I x PF x √3 (KW)
1000
* ηr = Po x 100 %
Pi

* Torsi = Po/ ω
MOTOR SINKRON

Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan
daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron
cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah,

Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah
bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan
perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor
tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited.

Stator. Stator menghasilkan medan magnet berputar yang sebanding dengan


frekwensi yang dipasok.
PUTARAN MOTOR INDUKSI

Putaran motor dilihat dari sisi poros

Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah
jarum jam (kanan) dan putaran berlawanan jarum jam (kekiri) dilihat
dari poros motor. Putaran motor induksi tergantung jumlah kutubnya,
motor induksi berkutub dua memiliki putaran poros sekitar 2.950 Rpm,
yang berkutub empat memiliki putaran poros mendekati 1450 Rpm.
PUTARAN MOTOR INDUKSI

Putaran arah jarum jam (kanan) didapat dengan cara menghubungkan L1-
terminal U, L2- terminal V dan L3 – terminal W. Putaran arah berlawanan
jarum jam (kiri) didapat dengan menukarkan salah satu dari kedua kabel
phasa, misalkan L1-terminal U, L2-terminal W dan L3- terminal V. Dengan
memasang dua buah kontaktor, sebuah motor induksi dapat dikontrol untuk
putaran kanan, dan putaran kekiri
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Saat motor induksi di starting secara langsung, arus awal motor besarnya antara
500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan yang
besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 KW, arus
starting tidak berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor dengan
daya diatas 30 KW sampai dengan 100 KW akan menyebabkan drop tegangan
yang besar dan menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya pada penerangan
yang berkedip.

Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor, Ada
beberapa cara teknik pengasutan, diantaranya :
1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)
2. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
3. AutoTransformator
4. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)

Sistem Direct On Line ini sangat sederhana, sering digunakan di industri dan
biasanya dipakai untuk menjalankan motor dengan kapasitas daya 1 kw
sampai 5 kw (misal : untuk starting motor pompa, motor kompresor).
Dinamakan Direct On Line karena menghubungkan langsung antara sumber
dengan beban. Sedangkan sumber tegangannya adalah menggunakan sistem
3 phase dengan netral dihubungkan pada titik bintang. Motor listrik ini
biasanya mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Rated Daya : 1 sampai 5 kw


Rated Tegangan : 220 / 380 volt
Rated Frekuensi : 50 / 60 Hz
Cos α : 0,6 sampai 0,8
Connection : star ( Y )
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Cara mengoperasikan rangkaian sistem DOL:


1. Tekan switch S2, sehingga ada hubungan antara sumber tegangan 1
phasa (L1) dengan koil kontaktor K1 (A1-A2)
2. Karena ada arus listrik yang mengalir pada koil kontaktor menyebabkan
timbul gaya elektromagnetik.
Kondisi di rangkaian kontrol:
1. Gaya elektromagnetik pada koil kontaktor K1 tersebut menggerakkan
kontak bantu K1 hingga terjadi perubahan kondisi yaitu (13-14) > NC,
(53-54) > NC, dan (61-62) > NO
2. Kondisi NC pada kontak bantu K1 (13-14) sebagai pengunci rangkaian
ketika S2 kembali pada posisi awal, sehingga arus tetap mengalir.
3. Kondisi NC pada kontak bantu K1 (53-54) berfungsi menghidupkan
indikator lampu H1
4. Kondisi NO pada kontak bantu K1 (61-62) berfungsi mematikan
indikator lampu H2 (pada kondisi awal apabila tidak ada penekanan
pada Switch S2 maka indikator H2 akan hidup.
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Kondisi di rangkaian daya:


1. Gaya elektromagnetik yang timbul karena arus listrik yang mengalir pada koil
kontaktor K1 menggerakkan kontak utama sehingga ada hubungan antara
sumber tegangan tiga phase dengan beban sehingga menyebabkan motor
induksi 3 phase berputar
2. Untuk membalik putaran motor, hanya dengan membalik salah satu phasa
pada sumber

Cara mematikan rangkaian sistem DOL:


Tekan Switch S1, akan menyebabkan putusnya hubungan antara sumber
tegangan (L1) dengan koil kontaktor (A1-A2)

Cara pemilihan Kontaktor yang tepat:


1. Pilih kontaktor yang sesuai dengan wiring diagram
2. Ukuran kemampuan kontaktor ditentukan dari batas kemampuan arus saat
sumber dihubungkan dengan beban
3. Sebelum dirangkai cek dulu conection antar kontak (1-2; 3-4; 5-6; 13-14)
dicek dengan multimeter untuk mengetahui baik tidaknya conection antar
koil.
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Keuntungan rangkaian sistem DOL:


1. Instalasi sederhana sehingga biaya murah
2. Tegangan langsung mengalir dari sumber ke motor dan motor akan
menarik arus lebih banyak dari arus nominal yang dibutuhkan (Arus strart
motor dapat mencapai 6-7 kali arus nominal motor. Arus start yang besar
akan menyebabkan torsi yang besar.

Kerugian rangkaian sistem DOL:


1. Torsi yang besar akan dapat merusak beban atau mesin yang
menggerakkan motor
2. Menyebabkan terjadinya drop tegangan pada sumber

Prosedur keselamatan :
1. Perhatikan setiap langkah kerja sesuai dengan SOP
2. Pastikan power dalam keadaan Off
3. Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman
digunakan
4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bergurau
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Langkah Kerja Pengawatan:


1. Periksa semua komponen pada panel, dan yakinkan bahwa komponen
dalam keadaan baik.
2. Pelajari gambar rangkaian kontrol dan rangkaian daya
3. Lakukan pengawatan pada panel untuk system Direct On Line Starter
sesuai dengan diagram rangkaian daya dan diagram rangkaian kontrol
4. Yakinkan dan cek ulang sekali lagi pengawatan tersebut.
5. Setelah yakin sebelum di coba periksa lagi tentang safety listrik yg akan di
coba
6. Setelah yakin betul, maka masukkan sumber tegangan listrik untuk test
rangkaian kontrol dan setelah itu mengoperasikan rangkaian daya.
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Automatic Right and Left Rotation Panel Starter Motor:

Sistem ini sangat tepat, efektif dan sering dipakai dalam aplikasi di industri
untuk perubahan arah putar motor, yaitu ke arah kanan (searah jarum jam)
atau ke kiri (berlawanan arah jarum jam) secara otomatis yang berguna
untuk mengisi dan membuang air pada pompa hydrant dan sebagainya.

Motor listrik ini biasanya mempunyai data spesifikasi sebagai berikut :


Rated Daya : 1 sampai 15 kw
Rated Tegangan : 220 / 380 Volt
Rated Frekwensi : 50 / 60 Hz
Rated Ampere : 5 sampai 25 Ampere
Cos α : 0.6 sampai 0.8
Connection : star ( Y )
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Cara mengoperasikan rangkaian Automatic Right and Left Rotation :


1. Tekan switch S1, sehingga K1 bekerja dan T1 bekerja dan motor berputar
ke arah kanan
2. Setelah beberapa detik kontak NO pada T1 menjadi NC sehingga T2
bekerja , dengan bekerjanya NC menjadi NO pada T1 menyebabkan K1
mati dan motor mati setelah beberapa saat kontak NO pada T2 menjadi
NC sehingga K2 bekerja dan motor berputar ke arah kiri

Cara mematikan:
Untuk mematikan tekan Switch S2

Prosedur keselamatan :
1. Perhatikan setiap langkah kerja sesuai dengan SOP
2. Pastikan power dalam keadaan Off
3. Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman
digunakan
4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bergurau
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Langkah Kerja Pengawatan:


1. Periksa semua komponen pada panel, dan yakinkan bahwa komponen
dalam keadaan baik.
2. Pelajari gambar rangkaian kontrol dan rangkaian daya
3. Lakukan pengawatan pada panel untuk system Automatic Right and Left
Rotation sesuai dengan diagram rangkaian daya dan diagram rangkaian
kontrol
4. Yakinkan dan cek ulang sekali lagi pengawatan tersebut.
5. Setelah yakin sebelum di coba periksa lagi tentang safety listrik yg akan di
coba
6. Setelah yakin betul, maka masukkan sumber tegangan listrik untuk test
rangkaian kontrol dan setelah itu mengoperasikan rangkaian daya.
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Automatic Star – Delta Panel Starter:

Sistem ini sangat tepat, efektif dan sering dipakai dalam aplikasi di industri
darat maupun industri maritim. Pada mulanya pengasut menghubungkan
kumparan stator dan membuat motor dihubung star / bintang, sehingga arus
start dapat direduksi dan setelah mencapai percepatan, hubungan star dari
kumparan stator berubah ke hubungan delta untuk operasi selanjutnya.
Selanjutnya pemakaian pengasut ini dapat mengurangi arus start sampai 1/3
(sepertiga), dibandingkan bila menggunakan sisitem Direct On Line (DOL)
akan tetapi kopelnya juga berkurang 1/3 (sepertiga).
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Pengasutan:
Keenam ujung dari gulungan-gulungan stator dikeluarkan, sehingga mereka
dapat dihubungkan menurut bintang atau delta seperti diperlihatkan pada
Gambar dibawah ini :

pengasutan star delta


PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Cara mengoperasikan dan mematikan Automatic Star – Delta Panel Starter:


1. Tekan Switch S2 sehingga K1 bekerja dan T1 bekerja dan motor hubung star
akan berputar
2. Setelah beberapa detik kontak NO pada T1 menjadi NC sehingga K3
bekerja, dengan bekerjanya K3 maka NC pada K3 menjadi NO
menyebabkan motor berputar dengan hubungan delta
3. Untuk mematikan tekan Switch S1 dan motor akan berhenti

Keuntungan rangkaian star delta:


Mengurangi jumlah arus start disaat motor untuk pertamakalinya dihidupkan,
karena fungsi inilah star delta paling banyak digunakan pada sistem starting
di motor motor listrik. Pemakaian ini akan mengurangi lonjakan arus listrik
pada saat motor distarter.
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Prosedur keselamatan :
1. Perhatikan setiap langkah kerja sesuai dengan SOP
2. Pastikan power dalam keadaan Off
3. Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman
digunakan
4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bergurau

Langkah Kerja Pengawatan:


1. Periksa semua komponen pada panel, dan yakinkan bahwa komponen
dalam keadaan baik.
2. Pelajari gambar rangkaian kontrol dan rangkaian daya
3. Lakukan pengawatan pada panel untuk system Automatic Start Delta
sesuai dengan diagram rangkaian daya dan diagram rangkaian kontrol
4. Yakinkan dan cek ulang sekali lagi pengawatan tersebut.
5. Setelah yakin sebelum di coba periksa lagi tentang safety listrik yg akan di
coba
6. Setelah yakin betul, maka masukkan sumber tegangan listrik untuk test
rangkaian kontrol dan setelah itu mengoperasikan rangkaian daya.
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Pengasutan autoTransformator:

Pengawatan Pengasutan Tegangan dengan Autotransformator

Pengasutan dengan autotransformator tiga phasa, yang dihubungkan seri


dengan belitan stator . Tegangan ke stator dapat diatur sesuai kebutuhan,
misalkan k = 80%, 70% atau 50%.
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI

Pengasutan tahanan depan stator:

Pengawatan Pengasutan Resistor stator

Pengasutan dengan memasang resistor pada rangkaian stator. Pertama kali


kondisi starting kontaktor Q1 ON, maka tegangan jala-jala PLN ke rangkaian
stator dengan melewati resistor R1. Fungsi resistor untuk menurunkan tegangan
ke stator. Jika tegangan ke stator berkurang 50%, maka arus starting ditekan
menjadi 50%.

Anda mungkin juga menyukai