, MT
KLASIFIKASI MOTOR LISTRIK
Secara fisik mesin DC tampak jelas ketika rumah motor atau disebut stator
dibongkar terdapat kutub-kutub magnet bentuknya menonjol
tampak juga beberapa Komponen yang merupakan bagian yang berputar dan
berbentuk belitan kawat yang ditopang poros disebut sebagai rotor atau
jangkar..
KOMUTATOR DAN SIKAT
Sikat arang (carbon brush) dipegang oleh pemegang sikat (brush holder),
agar kedudukan sikat arang stabil. Pegas akan menekan sikat.
arang sehingga hubungan sikat arang dengan komutator tidak goyah. Sikat
arang akan memendek karena usia pemakaian, dan secara periodik harus
diganti dengan sikat arang baru.
Bagaimana Motor DC Bekerja…?
ARUS DALAM MOTOR DC
MEDAN MAGNET
GAYA DALAM MOTOR DC
TORSI
PERUBAHAN TORSI
Sin 0° = 0
Cos 0° = 1
Sin 90° = 1
Cos 90°= 0
MOTOR AC
Dibedakan:
Motor induksi selalu berputar dibawah kecepatan sinkron karena medan magnet
yang dibangkitkan stator akan menghasilkan fluks pada rotor sehingga rotor
tersebut dapat berputar. Namun fluks yang terbangkitkan oleh rotor mengalami
lagging dibandingkan fluks yang terbangkitkan pada stator sehingga kecepatan
rotor tidak akan secepat kecepatan putaran medan magnet
Rotor :
•Berbentuk silinder
•Bergerigi
Stator:
• Berbentuk silinder yang melingkar seluruh badan rotor
• Dilengkapi dengan kutub kutub magnet utara dan selatan yang
dipasang melingkar rotor sebagai suply medan magnet.
Prinsip Kerja:
Motor induksi 1 fasa dimana motor ini disuplai oleh sebuah sumber AC 1
fasa. Ketika sumber AC diberikan pada stator winding dari motor, maka
arus dapat mengalir pada stator winding. Fluks yang dihasilkan oleh
sumber AC pada stator winding tersebut disebut sebagai fluks utama.
Karena munculnya fluks utama ini maka fluks medan magnet dapat
dihasilkan oleh stator.
Putaran pada rotor akibat fluks. Dimisalkan Rotor sudah berputar sedikit
Misalkan rotor dari motor tersebut sudah diputar sedikit. Karena rotor berputar
maka dapat dikatakan bahwa konduktor pada rotor akan bergerak melewati stator
winding. Karena konduktor pada rotor bergerak relatif terhadap fluks pada stator
winding, akibatnya muncul tegangan ggl (gaya gerak listrik) pada konduktor rotor
sesuai dengan hukum faraday
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)
Arus yang mengalir pada rotor ini disebut arus rotor. Arus rotor ini juga
menghasilkan fluks yang dinamakan fluks rotor. Interaksi antara kedua fluks
inilah yang menyebabkan rotor didalam motor dapat berputar sendiri
Masing-masing fluks ini akan mempengaruhi arah putaran rotor, hanya saja arah
keduanya berlawanan.
Hukum lorentz, apabila kita memiliki sebuah kabel yang dialiri arus dan terdapat
fluks medan magnet disekitar kabel tersebut maka akan terjadi gaya pada kabel
tersebut.
Karena besarnya fluks pada stator dan rotor relatif sama maka gaya yang
dihasilkan juga sama, dan karena arah gaya yang berbeda mengakibatkan rotor
tidak berputar akibat kedua gaya yang saling menghilangkan. Hal ini juga yang
mengakibatkan motor induksi perlu diputar sedikit, agar salah satu gaya yang
dihasilkan oleh fluks lebih besar daripada yang lainnya sehingga rotor dapat
berputar.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 1 FASA)
Saat rotor tidak berputar, total gaya akibat Saat rotor sudah berputar sedikit,
masing-masing fluks ialah 0 total gaya akan memiliki
perbedaan sehingga terjadi
putaran
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)
Stator merupakan komponen yang tidak berputar pada mesin. Pada komponen
ini dipasang stator winding berupa kumparan. Stator ini dihubungkan dengan
suplai 3 fasa untuk memutar rotor. Stator sendiri memiliki 3 bagian penting:
1. Frame
• Merupakan bagian terluar dari stator.
• Sebagai tempat untuk memasang inti stator (stator core) dan juga melindungi
keseluruhan komponen dari gangguan benda benda dari luar (seperti batu yang
dilemparkan ke motor atau semacamnya).
• Terbuat dari besi agar frame menjadi kuat.
• Dalam konstruksinya, air gap (celah udara) pada motor haruslah sangat kecil
agar rotor dan stator konsentris dan mencegah induksi yang tidak merata. Air
gap yang dimaksud disini ialah celah yang mungkin terbentuk pada permukaan
frame bukan lingkaran besar seperti pada gambar, karena lingkaran tersebut
akan diisi oleh inti stator dan rotor.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)
2. Inti
• Tempat dimana stator winding dipasang.
• Fluks ini dihasilkan oleh kumparan pada stator winding dan dialiri oleh arus 3
fasa dari suplai 3 fasa.
• Untuk mencegah rugi arus eddy yang besar pada stator winding umumnya inti
stator dilapisi oleh lamina.
• Pada inti stator juga dipasang kutub-kutub magnet untuk menghasilkan fluks
3. Winding
Stator winding merupakan kumparan yang masing-masing kumparannya
dihubungkan menjadi rangkaian star atau delta, tergantung dari bagaimana
metode untuk memutar mesin yang digunakan dan jenis rotor yang digunakan.
Untuk rotor jenis sarang tupai umumnya menggunakan rangkaian delta sedangkan
rotor jenis slip ring bisa menggunakan salah satu dari keduanya. Stator winding
dipasang pada sela-sela inti stator dan berfungsi untuk menghasilkan fluks. Stator
winding juga dikenal sebagai kumparan medan.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)
Rotor merupakan bagian yang dapat berputar dari motor. Rotor dihubungkan
dengan beban yang akan diputar dengan sebuah shaft yang terpasang pada pusat
rotor.
Prinsip Kerja:
Sumber AC 3 fasa yang terhubung dengan stator pada motor. Karena stator
terhubung dengan sumber AC maka arus dapat masuk ke stator melalui kumparan
stator.
Melihat 3 kumparan stator: (arus pada setiap kumparan tidak selalu sama)
Misalkan fasa-fasa ini diberi nama a, b, dan c. Ada kalanya arus pada fasa a
maksimum sehingga menghasilkan fluks maksimum dan arus fasa b tidak
mencapai makismum, dan ada kalanya arus pada fasa b maksimal sehingga
menghasilkan fluks maksimum dan arus pada fasa a tidak mencapai maksimum.
Fluks yang dibangkitkan lebih cenderung pada fasa mana yang mengalami kondisi
arus paling tinggi. Secara tidak langsung dapat dikatakan bahwa medan magnet
yang dibangkitkan juga ikut “berputar” seiring waktu. Kecepatan putaran medan
magnet ini disebut kecepatan sinkron.
Bentuk gelombang sinusoida dan timbulnya medan putar pada stator motor
induksi
Saat sudut 0 derajat. Arus I1 bernilai positip dan arus I2 dan arus I3 bernilai
negatip dalam hal ini belitan V2, U1 dan W2 bertanda silang (arus
meninggalkan pembaca), dan belitan V1, U2 dan W1 bertanda titik (arus listrik
menuju pembaca). terbentuk fluk magnet pada garis horizontal sudut 0 derajat.
kutub S (south=selatan) dan kutub N (north=utara).
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)
Saat sudut 120 Derajat. Arus I2 bernilai positip sedangkan arus I1 dan arus I3
bernilai negatip, dalam hal ini belitan W2, V1 dan U2 bertanda silang (arus
meninggalkan pembaca), dan kawat W1, V2 dan U1 bertanda titik (arus
menuju pembaca). Garis fluk magnit kutub S dan N bergeser 120 Derajat dari
posisi awal.
Saat sudut 240 Derajat. Arus I3 bernilai positip dan I1 dan I2 bernilai negatip,
belitan U2, W1 dan V2 bertanda silang (arus meninggalkan pembaca), dan
kawat U1, W2 dan V1 bertanda titik (arus menuju pembaca). Garis fluk magnit
kutub S dan N bergeser 120 Derajat dari posisi kedua.
Saat sudut 360 Derajat. posisi ini sama dengan saat sudut 0 Derajat. dimana
kutub S dan N kembali keposisi awal sekali.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)
Dari keempat kondisi diatas saat sudut 0 Derajat; 120 Derajat; 240
Derajat;360 Derajat, dapat dijelaskan terbentuknya medan putar pada stator,
medan magnet putar stator akan memotong belitan rotor. Kecepatan medan
putar stator ini sering disebut kecepatan sinkron, tidak dapat diamati dengan
alat ukur tetapi dapat dihitung:
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)
Akibat tidak adanya gaya pada rotor maka rotor jadi melambat akibat gaya-
gaya kecil (seperti gaya gesek dengan sumbu rotor atau pengaruh udara).
Namun saat rotor melambat kecepatan sinkron dan kecepatan rotor jadi
berbeda. Akibatnya pada rotor akan terinduksi arus sehingga rotor
mendapatkan gaya kembali. Dari gaya itulah motor dapat menambah
kecepatannya kembali. Fenomena perbedaan kecepatan ini dikenal sebagai
slip.
MOTOR ASINKRON (INDUKSI 3 FASA)
Ns = 120 f / P
Dimana:
f = frekwensi dari pasokan frekwensi
P= jumlah kutub
% Slip = Ns – Nb x 100
Ns
Dimana:
Ns = kecepatan sinkron dalam RPM
Nb = kecepatan dasar dalam RPM
MENGKAJI BEBAN
Po = Pi x η
1 HP = 0.7457 KW
HP x 0,7457
Dimana,
η = Efisiensi operasi motor dalam %
HP = Daya kuda inggris
Po = Daya yang keluar (Hp)
Pi = Daya masukan tiga fase dalam kW
0,7457
Pi = hp x ηr
Dimana,
Pi = Daya masuk pada beban penuh dalam kW
HP = Nilai Hp pada nameplate
ηr = Efisiensi pada beban penuh (nilai pada nameplate atau dari tabel efisiensi
motor)
Effisiensi = Po x 100 %
Pi
Dimana,
ηr = Daya keluar yang dinyatakan dalam % nilai daya
Po = Daya tiga fase terukur dalam kW (daya keluar)
Pi = Daya masuk pada beban penuh dalam kW
HUBUNGAN TORSI, KECEPATAN DAN DAYA MOTOR
Soal Latihan
Solusi:
ns = (f x 120)/p
= (50 x 120)/4
= 1500 rpm
Solusi :
Soal Latihan
Solusi:
* Pi = V x I x PF x √3 (KW)
1000
* ηr = Po x 100 %
Pi
* Torsi = Po/ ω
MOTOR SINKRON
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan tetap pada sistim
frekwensi tertentu. Motor ini memerlukan arus searah (DC) untuk pembangkitan
daya dan memiliki torque awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron
cocok untuk penggunaan awal dengan beban rendah,
Rotor. Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor induksi adalah
bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada kecepatan yang sama dengan
perputaran medan magnet. Hal ini memungkinkan sebab medan magnit rotor
tidak lagi terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-excited.
Motor induksi memiliki dua arah putaran motor, yaitu putaran searah
jarum jam (kanan) dan putaran berlawanan jarum jam (kekiri) dilihat
dari poros motor. Putaran motor induksi tergantung jumlah kutubnya,
motor induksi berkutub dua memiliki putaran poros sekitar 2.950 Rpm,
yang berkutub empat memiliki putaran poros mendekati 1450 Rpm.
PUTARAN MOTOR INDUKSI
Putaran arah jarum jam (kanan) didapat dengan cara menghubungkan L1-
terminal U, L2- terminal V dan L3 – terminal W. Putaran arah berlawanan
jarum jam (kiri) didapat dengan menukarkan salah satu dari kedua kabel
phasa, misalkan L1-terminal U, L2-terminal W dan L3- terminal V. Dengan
memasang dua buah kontaktor, sebuah motor induksi dapat dikontrol untuk
putaran kanan, dan putaran kekiri
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
Saat motor induksi di starting secara langsung, arus awal motor besarnya antara
500% sd 700% dari arus nominal. Ini akan menyebabkan drop tegangan yang
besar pada pasokan tegangan PLN. Untuk motor daya kecil sampai 5 KW, arus
starting tidak berpengaruh besar terhadap drop tegangan. Pada motor dengan
daya diatas 30 KW sampai dengan 100 KW akan menyebabkan drop tegangan
yang besar dan menurunkan kualitas listrik dan pengaruhnya pada penerangan
yang berkedip.
Pengasutan motor induksi adalah cara menjalankan pertama kali motor, Ada
beberapa cara teknik pengasutan, diantaranya :
1. Hubungan langsung (Direct On Line = DOL)
2. Segitiga-Bintang (Start-Delta)
3. AutoTransformator
4. Tahanan depan Stator (Primary Resistor)
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
Sistem Direct On Line ini sangat sederhana, sering digunakan di industri dan
biasanya dipakai untuk menjalankan motor dengan kapasitas daya 1 kw
sampai 5 kw (misal : untuk starting motor pompa, motor kompresor).
Dinamakan Direct On Line karena menghubungkan langsung antara sumber
dengan beban. Sedangkan sumber tegangannya adalah menggunakan sistem
3 phase dengan netral dihubungkan pada titik bintang. Motor listrik ini
biasanya mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Prosedur keselamatan :
1. Perhatikan setiap langkah kerja sesuai dengan SOP
2. Pastikan power dalam keadaan Off
3. Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman
digunakan
4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bergurau
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
Sistem ini sangat tepat, efektif dan sering dipakai dalam aplikasi di industri
untuk perubahan arah putar motor, yaitu ke arah kanan (searah jarum jam)
atau ke kiri (berlawanan arah jarum jam) secara otomatis yang berguna
untuk mengisi dan membuang air pada pompa hydrant dan sebagainya.
Cara mematikan:
Untuk mematikan tekan Switch S2
Prosedur keselamatan :
1. Perhatikan setiap langkah kerja sesuai dengan SOP
2. Pastikan power dalam keadaan Off
3. Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman
digunakan
4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bergurau
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
Sistem ini sangat tepat, efektif dan sering dipakai dalam aplikasi di industri
darat maupun industri maritim. Pada mulanya pengasut menghubungkan
kumparan stator dan membuat motor dihubung star / bintang, sehingga arus
start dapat direduksi dan setelah mencapai percepatan, hubungan star dari
kumparan stator berubah ke hubungan delta untuk operasi selanjutnya.
Selanjutnya pemakaian pengasut ini dapat mengurangi arus start sampai 1/3
(sepertiga), dibandingkan bila menggunakan sisitem Direct On Line (DOL)
akan tetapi kopelnya juga berkurang 1/3 (sepertiga).
PENGASUTAN MOTOR INDUKSI
Pengasutan:
Keenam ujung dari gulungan-gulungan stator dikeluarkan, sehingga mereka
dapat dihubungkan menurut bintang atau delta seperti diperlihatkan pada
Gambar dibawah ini :
Prosedur keselamatan :
1. Perhatikan setiap langkah kerja sesuai dengan SOP
2. Pastikan power dalam keadaan Off
3. Periksa semua peralatan dan komponen dalam keadaan aman
digunakan
4. Dalam melakukan pekerjaan rangkaian dilarang bergurau
Pengasutan autoTransformator: