“Carsinoma Mammae”
3
Anatomi
6
Epidemiologi
7
Faktor Risiko
1. Umur
2. Riwayat kanker payudara
3. Riwayat keluarga
4. Perubahan pada payudara
5. Genetik
6. Riwayat reproduksi dan menstruasi
7. Ras
8. Wanita yang mendapat terapi radasi di daerah dada
9. Kepadatan jaringan payudara
10.Obesitas
11.Kurangnya aktivitas fisik
12.Diet
8
Klasifikasi
10
11
Patofisiologi
12
◉ Anamnesis
Keluhan-keluhan kanker payudara pada umumnya adalah:
• Sebagian besar berupa benjolan yang padat keras
• Perubahan bentuk putting
- Retraksi putting
- Puting mengeluarkan darah (nipple discharge)
- Eksem sekitar puting (penyakit paget)
• Perubahan kulit
- Lesung pada kulit (dimpling)
- Berkerut seperti kulit jeruk (peau d’orange)
- Borok (ulkus)
- Eritema, edema
- Nodul satelit
• Benjolan di aksila
◉ Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Inspeksi bentuk, ukuran, dan
simetris dari kedua payudara, ada
benjolan tumor atau perubahan
patologik kulit (misal cekungan,
kemerahan, edema, erosi, nodul
satelit, dll), apakah terdapat edema
(peau d’orange), retraksi kulit atau
puting susu, dan eritema, perhatikan
kedua papila mammae apakah
simetri, ada retraksi, distorsi, erosi,
dan kelainan lain.
14
2. Palpasi
Palpasi umumnya dalam
posisi berbaring, juga
dapat kombinasi duduk
dan berbaring. Waktu
periksa rapatkan keempat
jari, gunakan ujung dan
perut jari berlawanan arah
jarum jam atau searah
jarum jam.
15
Teknik pemeriksaan fisik sebagai berikut :
◉ Posisi tegak
Lengan penderita jatuh bebas di samping tubuh,
pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yang lebih
kurang sama tinggi. Pada inspeksi dilihat simetri
payudara kiri dan kanan, kelainan papila, letak dan
bentuknya, adakah retraksi puting susu, kelainan kulit
,tanda-tanda radang, peau d’orange, dimpling, u
lserasi dan lain-lain.
16
◉ Posisi duduk
Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan
jatuh bebas ke samping dan pemeriksa berdiri di
depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi.
Perhatikan keadaan payudara kiri dan kanan, simetris
/ tidak; adakah kelainan papilla, letak dan bentuknya,
retraksi putting susu, kelainan kulit berupa peau
d’orange, dimpling, ulserasi, atau tanda-tanda radang.
Lakukan juga dalam keadan kedua lengan di angkat
ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor di
bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian
yang tertinggal, dimpling dan
17
lain-lain.
◉ Posisi berbaring
Penderita berbaring dan di usahakan agar payudara jatuh
tersebar rata di atas lapangan dada. Palpasi dilakukan
dengan mempergunakan falang distal dan falang medial
jari II,III dan IV, yang dikerjakan secara sistematis mulai
dari kranial setinggi iga ke 6 sampai daerah sentral
subareolar dan papil atau dari tepi ke sentral (sentrifugal)
berakhir didaerah papil. Terakhir diadakan pemeriksaan
kalau ada cairan keluar dengan menekan daerah sekitar
papil. Pada pemeriksaan ini ditentukan lokasi tumor
berdasarkan kuadran, ukuran tumor (diameter terbesar),
konsistensi, batas tumor dan mobilitasnya terhadap kulit
dan dinding dada.
18
SADARI (Periksa Payudara Sendiri)
SADARI sebaiknya dilakukan pada waktu yang sama
setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami
menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan
SADARI adalah 7-10 hari sesudah hari 1 menstruasi,
karena saat ini pengaruh hormonal estrogen
progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar
payudara saat itu dalam keadaan tidak
oedeme/membengkak sehingga lebih mudah meraba
adanya tumor atau kelainan. Bagi wanita pasca
menopause, SADARI bisa dilakukan kapan saja,
tetapi secara rutin dilakukan
19
setiap bulan (misalnya
20
◉ Pemeriksaan Penunjang
1. Mamografi
Terdapat 2 tipe pemeriksaan yaitu skrining dan
diagnosis.
- Skrining dilakukan pada wanita asimptomatik,
dibuat dalam posisi cranio-caudal (CC) dan medio-
lateral oblique (MLO).
- Diagnosis dilakukan pada wanita yang simptomatik,
foto diambil dalam posisi cranio-caudal (CC),
medio-lateraloblique (MLO) ditambah latero-medial
(LM) atau medio-lateral 21(ML).
2. USG Payudara
Gambaran USG pada benjolan yang harus
dicurigai ganas di antaranya:
• Permukaan tidak rata
• Taller than wider
• Tepi hiperekoik
• Echo interna heterogen
• Vaskularisasi meningkat, tidak beraturan masuk
kedalm tumor membentuk sudut 90 derajat
22
3. MRI
MRI (Magnetic resonance imaging) merupakan
instrumen sensitif untuk deteksi kanker payudara, oleh
karena itu MRI sangat baik untuk deteksi rekurensi
lokal pasca BCT (Breast Conserving Therapy), deteksi
multifokal kanker dan sebagai tambahan terhadap
mamografi pada kasus tertentu. MRI juga bermanfaat
dalam memeriksa mammae kontralateral pada wanita
dengan karsinoma payudara, menentukan
penyebaran dari karsinoma terutama karsinoma
lobuler atau menentukan respon terhadap kemoterapi
neoadjuvan. 23
4. Biopsi
Biopsi pada payudara memberikan informasi sitologi
atau histopatologi. Beberapa teknik biopsi, antara lain
fine needle biopsy aspiration (FNA), core needle
biopsy, dan biospi eksisi.
24
Tatalaksana
1. Pembedahan
◉ Classic Radical Mastectomy (CRM)/Halstedt Radical Mastectomy
CRM adalah operasi pengangkatan seluruh jaringan payudara beserta
tumor, nipple areola komplek, kulit diatas tumor, otot pektoralis mayor
dan minor serta diseksi aksila level I-III. Operasi ini dilakukan bila ada
infiltrasi tumor ke fasia atau otot pektoralis tanpa adanya metastasis
jauh.
◉ Modified Radical Mastectomy (MRM)
- Pattey (memotong muskulus pektoralis minor untuk dapat
melakukan diseksi aksila sampai level 3
- Unchincloss & Maaden (mempertahankan muskulus
pektoralis mayor dan minor)
◉ Breast Conserving Surgery (BCS)
BCS adalah terapi dengan melakukan eksisi tumor primer dengan
atau tanpa diseksi aksila dan radioterapi.
25 Terapi ini memberikan
◉ Simple Mastectomy
Mastektomi simpel adalah pengangkatan seluruh
payudara beserta kompleks puting- areolar, tanpa
diseksi kelenjar getah bening aksila.
◉ Mastektomi Subkutan (Nipple-skin-sparing
mastectomy)
Mastektomi subkutan adalah pengangkatan seluruh
jaringan payudara, dengan preservasi kulit dan
kompleks puting-areola, dengan atau tanpa diseksi
kelenjar getah bening aksila.
26
2. Radioterapi
Radiasi berguna untuk beberapa tujuan :
a. Menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada
stadium dini
b. Mencegah agar kanker tidak muncul di area lain
c. Mengobati gejala-gejala pada kanker stadium
lanjut
27
◉ Jenis radiasi yang digunakan untuk pengobatan
kanker disebut ionizing radiation. ketika elektron-
elektron keluar dari atom, dan menembus jaringan,
akan membentuk ion-ion (atom yang telah
memperoleh aliran listrik melalui tambahan atau
ketika kehilangan electron didalam sel dari
jaringan). Ini dapat membunuh sel atau merubah
gen.
28
Ada dua macam type Ionizing Radiation :
1. Photons ( Sinar X dan Sinar Gamma ).
2. Radiasi Particle (electron, proton, neutron, partikel
Alpha dan partikel Beta).
29
Jenis-jenis Radiasi yang biasa digunakan untuk
Terapi Radiasi pada pengobatan kanker adalah :
◉ High-energy photon
Berasal dari radioactive seperti : Cobalt, Cesium atau
mesin yang disebut linear accelerator (atau disingkat
linac). Jenis-jenis ini yang sekarang banyak
digunakan.
◉ Electron Beams
Diperoleh dari linear accelerator yang digunakan
untuk tumor-tumor yang dekat dengan permukaan
tubuh, dan tidak terlalu menekan
30 kedalam jaringan.
◉ Proton
Termasuk bentuk pengobatan baru. Proton adalah bagian dari atom
yang menyebabkan sedikit kerusakan jaringan yang dilewati, tapi
sangat bagus dalam membunuh sel dan jalan yang dilaluinya. Ini
artinya, bahwa Proton Beams bisa lebih banyak mengalirkan radiasi ke
kanker meskipun begitu efek samping yang diakibatkan pada jaringan
normal disekitarnya sangat kecil. Tapi untuk penggunaan secara rutin
untuk pengobatan kanker, masih perlu studi lebih lanjut. Proton beams
untuk terapi radiasi masih memerlukan peralatan spesial dan hanya
digunakan pada rumah sakit tertentu.
◉ Neutrons
Digunakan untuk beberapa kanker pada kepala, leher, dan prostat. Ini
bisa juga digunakan apabila terapi radiasi lain tidak efektif. Sekarang
jarang digunakan karena untuk jangka panjang, efek sampingnya agak
31
berbahaya.
Indikasi Terapi Radiasi Pada Kanker Payudara
a. Setelah tindakan operasi terbatas (BCS)
b. Tepi sayatan dekat (T ≥ T2)/ tidak bebas tumor
c. Tumor sentral/medial
d. KGB (+) dengan ekstensi ekstra kapsuler
32
3. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan salah satu terapi sistemik
yang dapat digunakan sebagai terapi adjuvan atau
paliatif. Kemoterapi adjuvan dapat diberikan pada
pasien pascamastektomi yang pada pemeriksaan
histopatologik ditemukan metastasis di sebuah atau
beberapa kelenjar. Kemoterapi paliatif dapat diberikan
pada pasien yang telah menderita metastasis
sistemik.
33
Obat kemoterapi diberikan dalam bentuk kombinasi
seperti CAF/CEF, CMF dan AC.
◉ Kombinasi CAF
C : cyclophosphamide 500 mg/m2 hari 1
A : adriamycin = doxorubicin 50 mg/m2 hari 1
F : 5 fluorouracyl 500 mg/m2 hari 1
34
◉ Kombinasi CEF
C : cyclophosphamide 500 mg/m2 hari 1
E : epirubicin 50 mg/m2 hari
1
F : 5 fluorouracyl 500 mg/m2 hari 1
35
◉ Kombinasi CMF
C : cyclophosphamide 100 mg/m2 hari 1-14
M : methotrexate 40 mg/m2 hari 1 & 8
F : 5 fluorouracyl 500 mg/m2 hari 1 & 8
36
◉ Kombinasi AC
A : adriamycin 80 mg/m2 hari 1
C : cyclophosphamide 600 mg/m2 hari 1
37
4. Terapi Hormonal
◉ Sebelum pemberian terapi hormonal dilakukan uji reseptor
(estrogen receptor/ER positif atau progesteron receptor/PR positif)
dan dipertimbangkan status hormonal penderita (premenopause, 1-
5 tahun menopause, dan pascamenopause). Setelah itu ditentukan
apakah terapi hormonal akan diberikan secara additif atau ablatif.
◉ Terapi additif berupa pemberian obat-obatan (antiestrogen,
aromatase inhibitor, megestrol acetate dan androgen atau
estrogen) yang dilakukan pada pasien pascamenopause. Yang
tergolong antiestrogen yaitu tamoxifen citrate, toremifene, dan
raloxifene, tapi raloxifene lebih banyak digunakan untuk
pengobatan osteoporosis. Aromatase inhibitor seperti anastrozole
dan letrozole menghambat konversi androgen menjadi estrogen.
38
◉ Terapi ablatif berupa ovarektomi bilateral dapat
dipertimbangkan untuk dilakukan pada kanker
payudara premenopause, terutama dengan
ER/PR+.
39
Thanks!
40