Anda di halaman 1dari 19

Kelompok 7

Rico Damarizky 073001800052


Sekar Tika Sari 073001800057
M. Naufal Hisya 07300180070
Besaran – Besaran Listrik Dan
Dasar – Dasar Rangkaian Listrik
A. Arus Searah
B. Arus Bolak – Balik
C. Daya Kerja Dan Faktor Kerja
(Power Factor)
D. Transformasi Δ – Y
A. Arus Searah
A.1 Pengertian Potensial Listrik (V)
Sebuah elektron tidak mungkin dapat bergerak dengan
sendirinya dari plat A ke plat B. Secara alami elektron akan bergerak
mendekati muatan positif (+) dan menjauhi muatan negatif ( – ), jadi
untuk menggerakkan dengan arah sebaliknya diperlukan suatu usaha.

Usaha yang diperlukan untuk memindahkan muatan


dari B ke A per satuan muatan disebut potensil listrik. Potensial listrik
dapat dirumuskan dalam persamaan sebagai berikut:

𝑊
V=
𝑄
Keterangan:
V = Potensial listrik ( Volt )
Q = Muatan listrik (C)
W = Usaha (J)

Potensial listrik sebesar 1 Volt antara dua titik jika diperlukan usaha
1 Joule untuk memindahkan muatan 1 Coulumb antara dua titik
tersebut..

1 𝐽𝑜𝑢𝑙𝑒
1 Volt =
1 𝐶𝑜𝑢𝑙𝑜𝑚𝑏
A.2 Pengertian Kuat Arus Listrik (A)

Kuat Arus Listrik Adalah Besar Muatan


Ynag Mengalir Pada Suatu Konduktor
Tiap Satuan Waktu
𝑑𝑄
I =
𝑑𝑡
Besar Muatan Yang Mengalir Merupakan
Kelipatan Bilangan Bulat (n) Dari Muatan
Elektron (e), Atau Q = ne
A.3 Pengertian Tahanan Listrik
(R)
Tahanan listrik adalah perbedaan potensial
listrik antara dua titik dalam
rangkaian listrik, dan dinyatakan dalam
satuan volt. Besaran ini mengukur energi
potensial dari sebuah medan listrik yang
mengakibatkan adanya aliran listrik dalam
sebuah konduktor listrik. Berikut rumus
tahanan listrik, yaitu :
𝐿
A ρ B R=ρ 𝑅𝑡 = 𝑅𝑜 (1 + α Δt)
𝐴

L
Dimana : R = tahanan (Ω)
𝑅𝑡 = Hambatan Pada Suhu 𝑇 𝑜 C
Ρ = tahanan jenis ( ohm m𝑚 / m)
2
𝑅𝑜 = Hambatan Pada Suhu Mula - Mula
L = panjang penghantar (m)
A = Luas Penampang Penghantar (𝑚𝑚2 )
α = Koefisien temperatur tahanan.
A.4 Hukum Ohm
Dalam suatu rangkaian listrik besarnya kuat arus
sebanding dengan jumlah selisih potensial dari kedua
ujung kawat penghantar dan berbanding terbalik
dengan jumlah tahanan penghantar tersebut.
Bunyi hukum Ohm adalah “Kuat arus dalam suatu
rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada
ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik
dengan hambatan rangkaian
∑𝑉
I=
∑𝑅
Di mana :
V : Jumlah selisih potensial (V)
R : Jumlah tahanan penghantar (Ω)
A.5 Hukum Kirchhoff I
Hukum I kirchoff ini berlaku pada rangkaian bercabang yang
berkaitan dengan arah arus saat melewati titik
percabangan.
Bunyi Hukum I Kirchoff: Kuat arus total yang masuk melalui
titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama
dengan kuat arus total yang keluar dari titik percabangan.

Σ Imasuk = Σ Ikeluar
A.6 Hukum Kirchhoff II
Hukum ini berlaku pada rangkaian yang tidak bercabang yang
digunakan untuk menganalisis beda potensial (tegangan) pada suatu
rangkaian tertutup.
Bunyi Hukum II Kirchoff: Total beda potensial (tegangan) pada suatu
rangaian tertutup adalah nol. Versi lain Hukum II Kirchoff yaitu pada
rangkaian tertutup jumlah aljabar GGL (ε) dan jumlah penurunan
potensial (IR) sama dengan nol.
B. Arus Bolak – Balik
Arus bolak – balik dalah arus yang arahnya senantiasa berubah.
Arus bolak – balik didapatkan dari sumber tegangan bolak – balik
yaitu generator AC (alternator)
Rangkaian Arus
Bolak – Balik B.1 RANGKAIAN ARUS
Untuk Rangkaian
arus bolak – balik
BOLAK - BALIK
terdapat hambatan
yang disebut Hambatan Hambatan Hambatan
impendansi dengan Murni Induktif Kapasitas
simbol Z (ohm) yang
Resistor (R) Induktor (L) Kapasitor (C)
terdiri dari:
B.2 Hubungan Komponen - komponen
Rangkaian seri R,L,C
Impendasi (Z) dari hubungan seri
didapat dengan penjumlahan secara Jika sudut diketahui 90 derajat
vector R,XL,dan XC (R arah sumbu X Z = 𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)2
positif, XL arah sumbu Y positif dan XC
arah sumbu Y negatif seperti gambar)
Apabila sudut tidak 90 derajat
XL maka
(XL – XC) Z
Z=
φ 𝑅 2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)2 +2 𝑋𝐿 . 𝑋𝐶 𝐶𝑂𝑆φ
R

XC
B.2.1 Rangkaian R
dan L Seri
Jika Gabungan Seri antara resistor dan inductor L
dipasang pada sumber tegangan maka inductor
𝑉𝐿 mendahului arus I dengan beda fase 90 derajat
sedangkan tegangan resistor 𝑉𝑅 mempunyai fase
yg sama dengan arus I
Maka mempunyai rumus :

Impendasi Z = 𝑅2 + (𝑋𝐿 )2
Beda Potensial V = IZ
𝑉𝐿
Arah Fasor Tan φ =
𝑉𝑅
B.2.2 Rangkaian R Dan C Seri

Jika Gabungan seri antara resistor R dengan


kapasitor C dipasang pada sumber4 tegangan
bolak – balik, maka tegangan kapasitor 𝑉𝐶
tertinggal oleh arus I dengan beda fase 90
derajat sedangkan tegangan resistor
𝑉𝑅 mempunyai fase yang sama dengan arus I

Mempunyai Rumus :

Impendasi Z = 𝑅2 + (𝑋𝐶 )2

Beda Potensial V = IZ

𝑉𝐶
Arah Fasor Tan φ = -
𝑉𝑅
B.2.3 Rangkaian L dan C
Seri
Jika gabungan seri antara induktor L
dan kapasitor C dipasang pada sumber
tegangan bolak – balik, maka tegangan
inductor 𝑉𝐿 mendahului arus I dengan
beda fase 90 derajat dan tegangan
kapasitor 𝑉𝐶 tertinggal oleh arus I
dengan beda fase 90 derajat

Mempunyai Rumus :

Impendasi Z = 𝑋𝐿 - 𝑋𝐶

Beda Potensial V = IZ

Arah Fasor Tan φ = 𝑉𝐿 − 𝑉𝐶


B.2.4 Rangkaian R, L dan C Seri

Ketika gabungan seri antara resistor R, Induktor I


dan kapasitor C dihubungkan dengan sumber
tegangan AC, maka tegangan resistor 𝑉𝑅
mempunyai fase yang sama dengan arus I,
tegangan Induktor 𝑉𝐿 mendahului arus I, dengan
beda fase 90 derajat, dan Tegangan kapasitor 𝑉𝐶
tertinggal oleh arus I dengan beda fase 90
derajat

Mempunyai Rumus :

Impendasi Z = 𝑅2 + (𝑋𝐿 − 𝑋𝐶)2

Beda Potensial V = IZ

𝑉𝐿 − 𝑉𝐶
Arah Fasor Tan φ =
𝑉𝑅
C. Daya Kerja Dan Faktor Kerja

Semakin rendah nilai faktor daya akan mengakibatkan


daya reaktif nya makin besar, sebaliknya jika nilai faktor
daya semakin besar maka daya reaktif menuju 0 nol.
Persamaan faktor daya dan faktor reaktif sebagai berikut :

𝑃 𝑄
Cos φ= Sin φ =
𝑆 𝑆

Keterangan : Keterangan :
Cos φ = Faktor Daya Sin φ = Faktor reaktif
P = Daya aktif (W) Q = Reaktif induksi (VAR)
S = Daya semu (VA) S = Daya semu (VA)
D. TRANSFORMASI ∆ - Y
TRANSFORMASI ∆ - Y

Untuk menghitung rangkaian resistor komplek kadang-


kadang kita menjumpai suatu rangkaian dalam
bentuk Delta, sehingga kita akan menggunakan
rumus:
D.1 Tranfromasi Y - ∆

Berikut rumus mencari resistor pengganti untuk


transformasi dari rangkaian star ke delta.

Anda mungkin juga menyukai