Anda di halaman 1dari 45

GANGGUAN CEMAS

Kriteria Diagnostik

Pembimbing : Dr Sulistiana Dewi, SpKJ


Cemas
• Kecemasan adalah suatu penyerta yang
normal dari pertumbuhan, dari perubahan,
dari pengalaman sesuatu yang baru dan
belum dicoba, dan dari penemuan
identitasnya sendiri dan arti hidup.

• Sebaliknya kecemasan patologis adalah


respon yang tidak sesuai terhadap stimulus
yang diberikan berdasarkan pada
intensitas/durasinya
ICD 10
Neurotic, stress – related and somatoform
disorders ( ICD – 10 )

• Phobic anxiety disorders ( F 40 )  Agoraphobia


without panic disorder ( F 40.00 ) ; Agoraphobia with
panic disorders( F 40.01); Social Phobias ( F 40.1 )
• Other anxiety disorders ( F 41 )  panic disorders (
F 41.0 ), Generalized Anxiety disorders ( F 41.1 )
• Obsessive – compulsive disorders ( F 42 )
• Reaction to severe stress, and adjustment disorders (
F 43 )
• Dissociative ( conversion ) disorders ( F 44 )
• Somatoform disorders ( F 45 )
• Other neurotic disorders ( F 48 )
ETIOLOGI
Tidak diketahui
Faktor biologi dan psikologi
FAKTOR BIOLOGI
Peneliti  fokus pada lobus oksipital 
konsentrasi reseptor Bzd tertinggi.
Bagian otak lain : ganglia basalis, sistem
limbik, korteks frontal.
Neurotransmitter lain yg diteliti  NE,
glutamat, dan cholecystokinin.
One PET  metabolisme rendah pada
ganglia basalis dan substansia alba.

Studi genetika :
Hubungan genetika  GAD dan MDD pada
wanita.
Kira-kira 25% hub kelurga derajat pertama
pasien GAD juga akan terkena.
Kembar monozigot 50% , dizigot 15 %.
EEG
• Abnormal  irama alfa dan potensial
cetusan.
• Sleep EEG 
- peningkatan diskontinuitas tidur,
- penurunan tidur delta,
- penurunan tidur stadium 1 dan
- penurunan tidur REM.
Perubahan Arsitek tidur ini berbeda dengan
perubahan pada gangguan depresi.
Agoraphobia
A. Adanya ketakutan yang bermanifestasi secara konsisten &
jelas atau menghindar/avoidance dari, sekurangnya 2
situasi berikut:
• Keramaian
• Tempat umum
• Berpergian sendirian
• Berpergian jauh dari rumah
B. Sekurangnya 2 gejala cemas pada situasi yg ditakuti tsb
harus ada bersamaan, pada sekurangnya satu waktu sejak
onset gangguan. Gejala yang muncul merupakan item 1-4
berikut:
Gejala otonomik:
• Palpitasi atau peningkatan detak jantung
• Berkeringat
• Gemetar
• Mulut kering (bukan krn pengobatan atau dehidrasi)
Gejala pd dada dan perut:
• Kesulitan bernapas
• Perasaan tercekik
• Nyeri dada/ rasa tidak nyaman pada dada
• Mual/ rasa tidak nyaman pd perut
• Gejala yg melibatkan keadaan mental:
– Perasaan pusing, tidak seimbang, kepala ringan, akan
pingsan
– Perasaan bahwa benda2 tidak nyata (derealisasi) atau
dirinya sendiri terasa jauh atau “tidak ada disana”
(depersonalisasi)
– Ketakutan akan kehilangan kendali, menjadi gila, atau
pingsan
– Ketakutan akan mati
Gejala umum:
• Hot flushes/ cold chills
• Mati rasa atau sensasi geli

C. Penderitaan emosional bermakna yang


disebabkan oleh avoidance/penghindaran oleh
gejala kecemasan, dan individu tsb menyadari
bahwa hal ini merupakan sesuatu yg berlebihan
dan irasional

Ekslusi: Ketakutan atau avoidance dari situasi pada


kriteria A bukan akibat waham, halusinasi, atau
gangguan lain spt GMO (F00-F09), skizofrenia
Social Phobias ( F 40.1 )
A. Dua dari hal berikut harus didapatkan:
• Ketakutan yang jelas menjadi pusat perhatian,
atau ketakutan akan berperilaku yg memalukan
• Avoidance/ penghindaran yg jelas dari situasi
menjadi pusat perhatian, atau pada situasi
dimana terjadi ketakutan akan berperilaku yg
memalukan
• Ketakutan ini bermanisfetasi pada situasi sosial
seperti makan/ berbicara di depan umum,
berjumpa dgn individu lain yg dikenal di tempat
umum, atau bergabung dgn situasi kelompok yg
kecil (pesta, meeting, ruang kelas)
B. Sekurangnya 2 gejala kecemasan pada situasi
yang ditakuti seperti yang didefinisikan di
F40.0 (agorafobia).
Kriteria B, harus bermanifestasi pada satu
waktu sejak onset gangguan, bersamaan dgn
sekurangnya salah satu dari gejala dibawah
ini:
• Blushing atau gemetar
• Takut muntah
• Dorongan/ ketakutan akan miksi/ defekasi
Social Phobias ( F 40.1 )
C. Penderitaan emosional yg bermakna yg
disebabkan oleh gejala atau oleh avoidance
/penghindaran, dan individu menyadari bahwa ini
merupakan hal yg berlebihan atau tidak masuk di
akal

Ekslusi: Ketakutan atau avoidance dr situasi pd


kriteria A bukan akibat waham, halusinasi, atau
gangguan lain spt GMO (F00-F09), skizofrenia
(F20-F29), gangguan mood (F30-F39), atau OCD
(F42-), dan bukan sekunder terhadap
kepercayaan kultural
Fobia spesifik ( F 40.2 )
A. Dua dari hal berikut harus didapatkan:
1. Ketakutan yg jelas terhadap objek spesifik
atau situasi yg tidak termasuk agorafobia atau
fobia sosial
2. Avoidance yang jelas dari objek spesifik atau
situasi yang tidak termasuk agorafobia atau
fobia sosial
Beberapa objek & situasi tersering: binatang,
burung, serangga, ketinggian, petir, tempat
sempit & tertutup, darah, suntikan, dokter gigi,
rumah sakit
B. Sekurangnya 2 gejala kecemasan pada situasi
yang ditakuti seperti yg didefinisikan di F40.0
(agorafobia), kriteria B, harus bermanifestasi
pada satu waktu sejak onset gangguan
C. Penderitaan emosional yg bermakna yg
disebabkan oleh gejala atau oleh avoidance ,
dan individu menyadari bahwa ini merupakan
hal yg berlebihan atau tidak masuk di akal
Panic disorders ( F 41.0 )
A. Individual mengalami serangan panik berulang
yang tidak secara konsisten berhubungan dgn
situasi atau objek spesifik & terjadi secara spontan
(episode tidak dapat diprediksi). Tidak
berhubungan dengan paparan pada situasi yg
berbahaya atau mengancam jiwa
B. Serangan panik dikarakterisasi oleh:
1. Episode yang jelas tentang ketakutan/
ketidaknyamanan hebat
2. Mulai mendadak
3. Mencapai puncak dalam waktu beberapa menit &
bertahan beberapa menit
4. Sekurangnya 4 dari gejala berikut harus ada, salah
satunya harus merupakan item a-d
Gejala otonomik:
• Palpitasi atau peningkatan detak jantung
• Berkeringat
• Gemetar
• Mulut kering (bukan krn pengobatan atau
dehidrasi)
Gejala pd dada dan perut:
• Kesulitan bernapas
• Perasaan tercekik
• Nyeri dada/ rasa tidak nyaman pada dada
• Mual/ rasa tidak nyaman pd perut
Gejala yg melibatkan keadaan mental:
• Perasaan pusing, tidak seimbang, kepala ringan, akan
pingsan
• Perasaan bahwa benda2 tidak nyata (derealisasi) atau
dirinya sendiri terasa jauh atau “tidak ada disana”
(depersonalisasi)
• Ketakutan akan kehilangan kendali, menjadi gila, atau
pingsan
• Ketakutan akan mati
Panic disorders ( F 41.0 )
Gejala umum:
• Hot flushes/ cold chills
• Mati rasa atau sensasi geli

C. Ekslusi: Serangan panik tidak terjadi krn gangguan


fisik, GMO (F00-F09) atau gangguan mental lainnya
spt skizofrenia, gangguan mood, gangguan
somatoform

• Rentang variasi individual dalam isi & beratnya


serangan → sedang (sekurangnya 4 serangan panik
dlm kurun waktu 4 mgg) & berat (sekurangnya 4
serangan panik per minggu selama kurun waktu 4
mgg)
Generalized Anxiety disorders ( F 41.1 )
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
A. Harus ada periode sekurangnya 6 bulan dgn ketegangan,
kekhawatiran, dan ketakutan yg menonjol tentang kejadian &
masalah sehari2
B. Sekurangnya 4dari gejala-gejala berikut harus ada, sekurangnya 1
hrs merupakan item 1-4:
Gejala otonomik:
• Palpitasi atau peningkatan detak jantung
• Berkeringat
• Gemetar
• Mulut kering (bkn krn pengobatan atau dehidrasi)
Gejala pd dada dan perut:
• Kesulitan bernapas
• Perasaan tercekik
• Nyeri dada/ rasa tidak nyaman pada dada
• Mual/ rasa tidak nyaman pd perut
GANGGUAN CEMAS MENYELURUH
Gejala yg melibatkan keadaan mental:
• Perasaan pusing, tidak seimbang, kepala ringan, akan pingsan
• Perasaan bahwa benda2 tidak nyata (derealisasi) atau dirinya
sendiri terasa jauh atau “tidak ada disana” (depersonalisasi)
• Ketakutan akan kehilangan kendali, menjadi gila, atau pingsan
• Ketakutan akan mati

Gejala umum:
• Hot flushes/ cold chills
• Mati rasa atau sensasi geli
Gejala ketegangan
• Ketegangan/ nyeri otot
• Gelisah & ketidakmampuan u/ relaks
• Bersemangat atau tegang scr mental
• Sensasi gumpalan pd tenggorokan/ kesulitan menelan
Gejala non-spesifik lainnya
• Respons berlebihan terhdp kejutan kecil
• Kesulitan konsentrasi
• Iritabilitas menetap
• Kesulitan tidur krn cemas

C. Gangguan tidak memenuhi kriteria untuk


gangguan panik, gangguan anxietas fobik,
OCD, gangguan hipokondriakal
Obsessive – compulsive disorder ( F42)
 Obsesif atau kompulsif ( atau keduanya ) terjadi hampir setiap hari
selama sedikitnya dua minggu dan menyebabkan hendaya.
 Gejala-gejala obsesif harus memiliki ciri-ciri dibawah ini :
1. Harus dikenal/ disadari sebagai pikiran atau impuls dari diri
individu itu sendiri.
2. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang masih tidak
berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan
oleh penderita.
3. Pikiran untuk melakukan tindakkan tersebut di atas bukan
merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (
sekedar perasaan lega dari ketegangan atau ansietas tidak
dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud di atas ).
4. Pikiran , bayangan atau impuls tersebut merupakan pengulangan
yang tidak menyenangkan.
Termasuk : neurosis anankastik
neurosis obsesional
neurosis obsesif kompulsif
Reaksi stress akut (F43.0)
A. Pasien harus terpapar pada stressor mental atau fisik
yg berat
B. Paparan thdp stressor diikuti oleh onset segera dr
gejala (dlm 1 jam)
C. 2 kelompok gejala, dibedakan atas:
• Ringan (hanya 1 kriteria yg terpenuhi)
• Sedang (kriteria 1 terpenuhi, dan ada 2 gejala lainnya
dr kriteria 2)
• Berat (kriteria 1 terpenuhi + 4 gejala lain dr kriteria 2,
atau stupor disosiatif)
Kriteria B,C,D terpenuhi
• (a) Penarikan diri dr interaksi sosial
• (b) Atensi yg menyempit
• (c) Disorientasi
Acute Stress Reaction (F43.0)
• (d) Kemarahan atau agresi verbal
• (e) Putus asa atau tidak berdaya
• (f) Akivitas berlebihan yg tidak sesuai/ tidak bertujuan
• (g) Kesedihan yg tidak terkontrol atau berlebihan

C. Bila stressor sementara atau dapat disingkirkan, gejala


harus menghilang dalam waktu tidak lebih dr 8 jam. Bila
paparan terhadap stressor berlanjut, gejala harus mulai
menghilang dalam waktu krg dr 48 jam

D. Ekslusi:Reaksi harus terjadi saat gangguan mental &


perilaku lain (kec gangguan cemas menyeluruh & gangguan
kepribadian) & tidak terjadi dlm kurun waktu 3 bulan
setelah berakhirnya sebuah episode gangguan mental atau
perilaku
Post Traumatic Stress Disorder ( F 43.1)
A. Pasien harus terpapar pada kejadian atau situasi yg
stressful (jangka pendek/ jangka panjang) yg luar biasa
mengancam atau katastrofik yg menyebabkan
penderitaan pervasif pd semua org yg mengalaminya

B. Mengingat atau mengalami ulang (reliving) dr stressor yg


menetap, atau adanya kilas balik yg intrusif, memori yg
vivid, mimpi yg berulang, atau mengalami penderitaan
ketika terpapar pd keadaan yg mewakili atau
berhubungan dgn stressor

C. Pasien harus menunjukkan avoidance thdp keadaan yg


mewakili atau berhubungan dgn stressor yg sebelumnya
tidak ada sebelum pasien terpapar pd stressor
Post Traumatic Stress Disorder ( F 43.1)
D. 2 hal berikut harus terpenuhi:
• Mengingat kembali, sebagian atau seluruhnya, beberapa
aspek penting selama periode terpapar pada stressor
• Gejala menetap dari peningkatan sensitivitas psikologis dan
kewaspadaan (tidak ada sblm paparan thdp stressor),
ditunjukkan oleh 2 dari:
– Kesulitan untuk tidur atau tetap tidur
– Iritabilitas atau ledakan kemarahan
– Kesulitan konsentrasi
– Hipervigilans
– Respons thdp rasa kaget yg berlebihan

E. Kriteria B, C, dan D terpenuhi dalam waktu 6 bulan setelah


kejadian stressful atau pada akhir dari periode stress
Gangguan Penyesuaian ( F 43.2 )
A. Onset gejala terjadi dlm 1 bulan setelah terpapar pd
stressor psikososial yg dapat diidentifikasi, bukan tipe
stressor yg katastrofik

B. Individu memanifestasikan gejala2 atau gangguan


perilaku yg mirip dengan yg ditemukan pd gangguan
afektif (F30-39) kec waham & obsesi, gangguan lain di
F40-48 (neurotik, terkait stress, somatoform) dan
conduct disorder (F91-) tapi kriteria untuk gangguan
tunggal tidak terpenuhi. Dapat bervariasi dlm bentuk
dan keparahan
Gangguan Penyesuaian ( F 43.2 )
Subtipe:
• Reaksi depresif singkat (keadaan depresi ringan dgn durasi < 1 bln)
• Reaksi depresif berkepanjangan (keadaan depresi ringan sbg
respons thdp paparan berkepanjangan dgn durasi < 2 thn)
• Reaksi campuran anxietas dan depresi (kedua gejala menonjol tp
tdk lebih menojol drpd kriteria spesifikasi F41.2 & F41.3)
• Predominan gangguan emosi lain
• Predominan gangguan conduct
• Campuran gangguan conduct dan emosi
• Gejala predominan terspesifikasi lainnya

C. Kecuali reaksi depresif berkepanjangan, gejala tidak boleh menetap


smp lebih dr 6 bulan sejak menghilangnya stressor atau
konsekuensinya
Gangguan disosiasi/ konversi (F44 )
PPGDJ III
Ciri2 klinis yg ditentukan utk masing2 gangguan yg
tercantum pada F44.

Tdk ada bukti adanya ggn fisik yg dapat menjelaskan


gejala-gejala tersebut.

Bukti adanya penyebab psikologis, dlm bentuk


hubungan waktu yg jelas dengan problem &
peristiwa yg “stressful” atau hubungan interpersonal
yg terganggu (meskipun hal tsb disangkal pasien).
Ciri-ciri klinis
• Hilangnya (sebagian atau seluruh) integrasi
normal: ingatan masa lalu identitas/
penghayatan diri, kendali thd gerakan tubuh
• Berkaitan dengan adanya kejadian traumatik,
problem yg tdk dapat diselesaikan atau
gangguan dalam pergaulan
• Onset dan berakhirnya mendadak
PPGDJ III
F44.0 Amnesia Disosiatif
F44.1 Fugue Disosiatif
F44.2 Stupor Disosistif
F44. 3 Trans & Kesurupan
F44.4 Ggn Motorik Disosiatif
F44.5 Konvulsi Disosiatif
F44.6 Anestesia & Kehilangan Sensorik Disosiatif
F44.7 Ggn Disosiatif (Konversi) Campuran
F44.8 Ggn Disosiatif (Konversi) lainnya
F44.80 Sindrom Ganser
F44.81 Ggn Kepribadian Multipel
F44.82 Ggn Disosiatif (konversi) sementara
tjd pd masa kanak & remaja.
F44.88 Ggn Disosiatif (Konversi) lainnya YDT
F44. 9 Ggn Disosiatif (Konversi) YTT
Somatoform disorders ( F 45 )
• Ciri utama gangguan ini adanya keluhan gejala
fisik yg berulang disertai dgn permintaan
pemeriksaan medik, meskipun sdh berkali2
terbukti hasilnya negatif dan sdh dijelaskan oleh
dokter bhw tdk ditemukan kelainan yg mjd dasar
keluhan.
• Penderita juga menyangkal dan menolak utk
membahas kemungkinan kaitan antara keluhan
fisiknya dgn problem / konflik dlm kehidupan yg
dialaminya, bahkan meskipun didapatkan gejala
anxietas dan depresi.
Gangguan Somatosasi ( F 45.0 )

• Adanya byk keluhan2 fisik yg bermacam2 yg tdk


dpt dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yg
sdh berlanjut sedikitnya 2 tahun.
• Tdk mau menerima nasehat / penjelasan dari
bbrp dokter bhw tdk ada kelainan fisik yg dpt
menjelaskan keluhannya.
• Terdapat disabilitas dlm fungsinya di masyarakat
dan keluarga, yg berkaitan dgn sifat keluhan2nya
dan dampak dari perilakunya.
Somatoform disorders ( F 45 )
Keluhan gastrointestinal
 Perasaan sakit, kembung, bertahak/bersendawa, muntah
dan mual

Keluhan pada kulit


 Perasaan Gatal , rasa terbakar, kesemutan, baal, pedih dll,
serta bercak-bercak pada kulit

Riwayat nyeri
 berhubungan dgn paling kurang empat fungsi atau tempat
yg berbeda.

Keluhan genital
 Keluhan seks dan haid
Gangguan Hipokondrik
a) Keyakinan yg menetap adanya sekurang2nya 1 penyakit fisik
yg serius mendasari keluhan2nya, meskipun pemeriksaan yg
berulang2 tdk menunjang, ataupun adanya preokupasi yg
menetap kemungkinan deformitas atau perubahan bentuk
penampakan fisiknya (tdk sampai waham).

(b) Tdk mau menerima nasehat / dukungan penjelasan dari


bbrp dokter bhw tdk ditemukan penyakit / abnormalitas
fisik yg melandasi keluhan2nya.

9/20/2019 RinaAmtarina 36
FARMAKOTERAPI gangguan cemas
Anxiolytic (hati-hati pemberian jangka panjang).
Obat :
1. Benzodiazepin
2. SSRIs
3. Buspirone
4. Venlafaxine
Obat lain :
• Obat trisiklik (imipramine)
• Antihistamin
• Beta adrenergik antagonis (propanolol)
FARMAKOTERAPI Gangguan
Disosiasi
• Bukan terapi utama
• Stabilisasi dan komorbiiditas
• Biasanya didapatkan fluktuasi mood
• Anti cemas : beta blocker dan
benzodiazepin
• Anti depresan : SSRI, tricyclic,
monoamine oxidase inhibitor (MAOI)
• Antipsikotik
Farmakoterapi OCD
• Obat2an , yg bbrp digunakan untuk mengobati
ggn depresif atau ggn mental lainnya dpt
diberikan dlm dosis yg biasa dipakai
• Efek inisial umumnya terlht slth 4-6 mgg
pengobatan, walau 8-16 mgg biasanya
dibutuhkan untuk mencapai manfaat terapeutik
yg maksimal
• Pendekatan standar adalah memulai pengobatan
dgn SSRI atau Clomipramine kmd beralih ke
strategi farmakologis lain jika obat serotonin
spesifik tdk efektif
Psikoterapi
• Psikoterapi supportif
• Psikoterapi interpersonal
• CBT (Cognitif Behaviour Therapy)
• Psikoterapi dinamik
• Hipnoterapi
Depresi Pasca Persalinan
• Selama kehamilan, kadar hormon estrogen dan
progesteron dalam tubuh wanita meningkat drastis.
• Tetapi dalam waktu 24 jam setelah melahirkan kadar
hormon ini menurun tajam ke kadar normal seperti
sebelum masa kehamilan.
• perubahan level hormon yang cepat ini diduga
menyebabkan terjadinya depresi, seperti halnya
perubahan hormon yang terjadi sebelum masa
menstruasi yang sering menyebabkan mood seorang
wanita tidak stabil.
• Penelitian menyebutkan bahwa sekitar 10%-
20% wanita yang melahirkan terkena DPP
• Gejala depresi sama dengan gejala depresi
pada F3
• Kegembiraan yang disusul dengan kelelahan
pada minggu pertama setelah persalinan dan
kekhawatiran yang muncul, semuanya
merupakan bagian dari proses adaptasi dari
perubahan peran yang terbesar yang dialami
seorang wanita dalam hidupnya.
• Perbedaan Antara Baby Blues dengan Depresi Pasca
Persalinan, Baby blues dapat terjadi segera setelah
kelahiran namun segera akan menghilang dalam
beberapa hari sampai satu minggu.
• Ibu yang baru melahirkan dapat merasakan
perubahan mood yang cepat dan berganti-ganti
(mood swing), kesedihan, suka menangis, hilang
nafsu makan, gangguan tidur, mudah tersinggung,
cepat lelah, cemas dan merasa kesepian.
• Gejalanya biasanya tidak terlalu berat dan
pengobatan pada fase ini tidak diperlukan.
• Depresi pasca melahirkan dapat terjadi kapan
saja dalam waktu setahun setelah melahirkan
namun biasanya dalam beberapa kepustakaan
dikatakan sebulan setelah melahirkan.
• Yang membedakan dengan Baby Blues adalah
pasien dengan depresi akan mengalami
gangguannya lebih lama dan memerlukan
pengobatan segera.
• Tanda dan gejalanya pun lebih berat
• Gangguan yang paling berat pasca melahirkan,
terjadi psikosis pasca melahirkan
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai