Oleh:MOERWISMADHI
OBJEKTIF
Setelah megikuti
perkuliahan ini
diharapkan
mahasiswa
memperoleh
pengetahuan tentang
Mesin-mesin Umum,
seperti Mesin
Penggerak Awal,
Pompa/Kompressor,
Ketel Uap, dan Alat
angkat.
Moerwismadhi, POLMANBandung 2
MESIN PENGGERAK / PRIME MOVER
1. Motor Listrik
Motor Listrik Arus Searah / DC
Motor Listrik Universal
Synchronous AC Motors
Induction AC Motors
Stepping Motors
2. Motor Bakar
2.1. Motor Pembakaran Dalam/Internal Combustion Engine
2.1.1. Motor resiprok / Piston
– Spark Ignition Engine
– Compression Ignition Engine
2.1.2. Rotary Engine
2.1.3. Turbin Gas
2.2. Motor Pembakaran Luar /External Combustion Engine
2.2.1. Steam Piston Engine
2.2.2. Steam Turbine
Moerwismadhi, POLMANBandung 3
MESIN PENGGERAK AWAL (Prime Mover)
1. MOTOR LISTRIK
Motor Listrik atau Electro Motor, merupakan mesin yang
menghasilkan daya dari konversi enersi listrik menjadi
enersi mekanis berupa putaran.
Moerwismadhi, POLMANBandung 4
Moerwismadhi, POLMANBandung 5
MOTOR LISTRIK
Moerwismadhi, POLMANBandung 6
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan penggunaan motor listrik:
Dapat dihidupkan dengan hanya memutarkan switch
Tidak menghasilkan suara dan getaran yang membisingkan
Tidak menghasilkan polusi
Motor listrik dengan arus searah (DC) mempunyai daya besar pada
putaran rendah.
Moerwismadhi, POLMANBandung 7
PRINSIP KERJA MOTOR LISTRIK
Sebuah motor
sederhana terdiri dari
inti besi yang dililiti
kumparan kawat yang
berputar diantara dua
magnet permanen.
Pada saat kumparan pada inti besi dialiri arus listrik akan terjadi efek
elektromagnetis dan kutub-kutubnya akan tertarik oleh kutub magnet
yang diam.
• Kumparan berputar membawa kutub yang berlawanan sedekat
mungkin, namun pada saat akan mencapainya, arus listrik yang
melewatinya berubah arah (Alternated atau Pole changing on DC)
• Dengan demikian kutub elektromagnetis pada intibesi akan berubah
kebalikannya dan berakibat putaran yang berkelanjutan
Moerwismadhi, POLMANBandung 8
Motor Shaded-pole
Moerwismadhi, POLMANBandung 9
Shaded-pole motor
Moerwismadhi, POLMANBandung 10
MOTOR LISTRIK ARUS SEARAH / DC
Pada kebanyakan motor listrik arus
DC, rotor sebagai elktromagnetis yang
berputar diantara magnet permanen.
Untuk membuat elektromagnet rotor
menjadi lebih kuat, rotor kumparan
berisi inti besi yang akan bersifat
magnetis saat arus listrik mengalir
melalui kumparan. Rotor akan
berputar selama arus listrik ini
membalik kutub magnetiknya setiap
saat mencapai kutub lawan dari
magnet stationer.
Commutator pada rotor motor DC
menghubungkan kumparannya ke
sumber tenaga listrik. Komutator
berputar bersama rotor dan membalik
arah aliran arus listrik di dalam
kumparan satu kali setiap setengah
putaran rotor
Saat kutub utara rotor mencapai kutub
selatan di sisi kirinya, arus pada
kumparan juga berubah.
Moerwismadhi, POLMANBandung 11
MOTOR LISTRIK ARUS SEARAH / DC
Pada saat kumparan dialiri Armature berlanjut terus Pada saat armatur pada
arus DC, muncullah medan berputar posisi horisontal, komutator
magnet di sekeliling akan membalikkan arah
armatur. Sebelah kiri arus listrik di kumparan,
armatur terdorong menjauh membalikkan arah medan
dari magnet kiri, dan magnet, Proses berlanjut
tertarik ke sebelah kanan, berulang
hal ini menyebab kan
perputaran.
Moerwismadhi, POLMANBandung 12
MOTOR LISTRIK UNIVERSAL
Moerwismadhi, POLMANBandung 13
MOTOR LISTRIK UNIVERSAL
Kipas pendingin Stator Sikat karbon
Chuck bor
Gearbox
Rotor
Tombol
Isolasi
listrik
Moerwismadhi, POLMANBandung 14
Motor Induksi 3 phasa
Motor induksi 3 phasa adalah jenis motor AC asynchronous
mana tenaga dipasok ke perangkat berputar dengan cara
induksi elektro-magnetik .
Sebuah motor listrik mengubah listrik untuk tenaga mesin di
rotor ( berputar bagian ) . Ada beberapa cara untuk memasok
listrik ke rotor . Dalam motor DC power ini dipasok ke dinamo
langsung dari sumber DC , sedangkan di motor listrik AC ini
disebabkan pada perangkat berputar . Motor induksi kadang-
kadang disebut transformator berputar karena stator ( bagian
stasioner ) pada dasarnya sisi primer transformator dan rotor (
bagian yang berputar ) adalah sisi sekunder . Motor induksi
banyak digunakan , motor induksi khususnya polyphase , yang
sering digunakan sebagai penggerak dalam industri.
Saat ini motor induksi yang lebih disukai untuk motor industri
karena konstruksinya sederhana, tidak ada sikat ( yang
diperlukan dalam kebanyakan motor DC ) dan berkat
elektronika daya modern mempunyai kemampuan untuk
mengendalikan kecepatan motor.
Moerwismadhi, POLMANBandung 15
SYNCHRONOUS AC MOTORS
Iron Core
Synchronous AC Motors
Motor jenis ini identik dengan Generator pembangkit arus
listrik. Generator sebagai pembangkit arus listrik,
sementara motor listrik menggunakan arus tenaga listrik
untuk menghasilkan kerja.
Rotor pada gambar ini merupakan magnet permanent
yang berputar diantara dua elektromagnet stator.
Alternating
Karena elektromagnet stator di”tenagai” oleh arus listrik
N Current AC, maka kutub-kutubnya selalu akan berubah setiap
AC Power Source saat perubahan arus. Rotor berputar saat kutub utaranya
tertarik oleh kutub elektromagnet stator di atasnya
S kemudian akan tertarik oleh elektromagnet di bawahnya.
Setiap saat kutub utara rotor mendekati kutub selatan
dari elektromagnet, arus listrik berubah arah dan kutub
selatan berubah menjadi kutub utara. Rotor berputar
terus tanpa akhir, melengkapi satu putaran untuk setiap
siklus dari arus AC. Karena putaran motor jenis ini
sinkron dengan perubahan siklus arus AC, maka motor
Iron Core jenis ini disebut Motor Listrik AC Sinkron
Moerwismadhi, POLMANBandung 16
INDUCTION AC MOTORS
a)
Beberapa Motor listrik AC memiliki rotor yang
Stator bersifat magnet permanen ataupun
South elektromagnetik konvensional. Jenis ini rotor
Rotor terbuat dari logam non-metalik seperti Aluminium
dan tidak memiliki hubungan elektrik. Tetapi
North ketahanan kelistrikan (electric isolation) bukan
berarti tidak dapat menjadi magnetik. Saat rotor
b) Aluminium diarahkan untuk mengubah medan
magnet, arus akan mengalir melaluinya dan
memberikan induksi arus listrik yang membuat
South North rotor menjadi magnetis.
Motor listrik yang menggunakan induksi listrik
untuk menghasilkan sifat magnetik pada rotor
disebut Motor Listrik Induksi.
c) Kutub-kutub magnetis yang dihasilkan dari stator
motor induksi akan mengelilingi rotor. Medan
North
magnet yang bergerak tersebut memberikan
induksi arus ke arah metal rotor dan menjadi
South
magnetik . Rotor berputar sesuai dengan siklus
perubahan kutub-kutub magnetik.
Moerwismadhi, POLMANBandung 17
STEPPING MOTORS
S
N
Off
O O
N
S ff ff
ff
O
S
Off
Off
Off
Off
N
N
or
N
th
ff
O
ff
S
ff
O O
S Off
N
N
Moerwismadhi, POLMANBandung 18
STEPPING MOTORS
Moerwismadhi, POLMANBandung 19
MOTOR BAKAR (COMBUSTION ENGINE)
Moerwismadhi, POLMANBandung 20
COMBUSTION ENGINE/MOTOR BAKAR
Moerwismadhi, POLMANBandung 21
INTERNAL COMBUSTION ENGINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 22
SPARK IGNITION ENGINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 23
SPARK IGNITION ENGINE / Otto Engine
Operation
Four-stroke cycle (or Otto cycle)
1. Intake
2. compression
3. power
4. exhaust
Basic process
Internal combustion engines have 4 basic steps:
Intake
Combustible mixtures are emplaced in the combustion chamber
Compression
The mixtures are placed under pressure
Combustion/Expansion
The mixture is burnt by spark, almost invariably a deflagration,
although a few systems involve detonation. The hot mixture is
expanded, pressing on and moving parts of the engine and
performing useful work.
Exhaust
The cooled combustion products are exhausted
Moerwismadhi, POLMANBandung 24
MOTOR BAKAR 4 LANGKAH (4 STROKES ENGINE)
Moerwismadhi, POLMANBandung 25
THE CYCLE
Moerwismadhi, POLMANBandung 26
MOTOR BAKAR 2 LANGKAH (2 STROKES ENGINE)
Moerwismadhi, POLMANBandung 27
MOTOR BAKAR 2 LANGKAH (2 STROKES ENGINE)
Moerwismadhi, POLMANBandung 28
COMPRESSION IGNITION ENGINE, Diesel
Mesin diesel menggunakan siklus pembakaran empat langkah
seperti mesin bensin . Empat stroke adalah :
Langkah isap - katup masuk terbuka, piston bergerak ke
bawah membiarkan udara masuk ke ruang bakar.
Langkah kompresi - piston bergerak kembali ke atas dan
udara dikompresikan
Langkah Pembakaran - Piston mencapai bagian atas ,
bahan bakar diinjeksikan pada saat yang tepat dan
terbakar , memaksa piston kembali turun .
Langkah Buang – Katup buang terbuka piston bergerak
kembali ke atas , mendorong keluar sisa pembakaran
melalui knalpot.
Ingat bahwa mesin diesel tidak memiliki busi, setelah udara
dikompresikan, kemudian bahan bakar disuntikkan langsung
ke ruang bakar ( direct injection ). Pembakaran terjadi karena
udara panas yang terkompresi yang menyalakan bahan bakar
dalam mesin diesel.
Moerwismadhi, POLMANBandung 29
MOTOR DIESEL 2 LANGKAH (2 StrokeS DIESEL ENGINE)
Moerwismadhi, POLMANBandung 30
2 Stroke DIESEL ENGINE
STROKE 1A: PISTON AT BDC
In the diagram the piston is at BDC (Bottom Dead Centre -
meaning it is at the lowest point of travel within the cylinder).
A blower is forcing compressed air into the cylinder, the air
flow forces spent gases out through the open exhaust valves
in the top of the cylinder.
Not all two-stroke diesels have a blower, some rely on the
suction of the piston alone to draw in the necessary air. An air
compressor can replace the blower.
The blower could be considered a very early style of super
charger (a device which forces air into the cylinder).
Moerwismadhi, POLMANBandung 31
2 Stroke DIESEL ENGINE
STROKE 2A: PISTON AT TDC
Just prior to the piston reaching the uppermost portion
of it's travel at Top Dead Centre (TDC) atomised fuel is
sprayed into the cylinder by the fuel injector.
The high temperature of the compressed air in the
cylinder ignites the fuel vapour, the resulting explosion
forces the piston back downwards.
Moerwismadhi, POLMANBandung 32
4 Stroke Diesel Engine
Moerwismadhi, POLMANBandung 33
Perbedaan motor gasoline dan motor diesel
Moerwismadhi, POLMANBandung 34
CYLINDER ARRANGEMENT
V – Silinder tersusun
Flat – silinder tersusun membentuk huruf V,
saling berbelakang, membentuk sudut
Inline – Silinder tersusun susunan ini kadang lebih satu dengan lainnya.
lurus dalam satu baris populer disebut susunan
“boxer”
Moerwismadhi, POLMANBandung 35
SYNCHRONIZE / TIMING DAN FIRING SYSTEM
Moerwismadhi, POLMANBandung 36
VALVE MECHANISM
Moerwismadhi, POLMANBandung 37
BUSI / SPARK PLUG
Moerwismadhi, POLMANBandung 38
CARBURATOR
Ada dua metoda pencampuran udara dan behan bakar di dalam motor bakar :
Moerwismadhi, POLMANBandung 39
DOUBLE BARREL CARB
Moerwismadhi, POLMANBandung 40
ELECTRONIC FUEL INJECTION
Moerwismadhi, POLMANBandung 41
TURBOCHARGER
Moerwismadhi, POLMANBandung 42
ROTARY ENGINE / WANKLE
Ide rotary engine ini sudah dikenal
sejak lama (Felix Wankel: 1954),
yang mana perbedaan dengan mesin
recipro piston biasa adalah tidak
perlunya perubahan energi gerak
dari gerak lurus piston ke gerak
putaran roda. Pada rotary engine ini
fungsi piston serta connecting rod
atau batang engkol di rangkap oleh
rotor yang berbentuk seperti segitiga
sama-sisi, dengan bagian tengah
berupa roda gigi untuk berputar
pada sumbu eksentrik.
Karena rotor tersebut memiliki tiga sisi permukaan yang mampu dibuat
cavity, maka ruangan bakar pada rotary engine ini berputar seiring
dengan putaran rotor. Jumlah tiga buah cavity pada rotor ini
memungkinkan proses pembakaran terjadi tiga kali untuk setiap
putaran rotor.
Moerwismadhi, POLMANBandung 43
ROTARY ENGINE / WANKLE
Moerwismadhi, POLMANBandung 44
ROTARY ENGINE / WANKLE
Moerwismadhi, POLMANBandung 45
ROTARY ENGINE / WANKLE
Moerwismadhi, POLMANBandung 46
TURBINE ENGINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 47
Types of Turbines
Bendungan air menggunakan turbin air dengan cara yang sama untuk
menghasilkan tenaga. Turbin yang digunakan dalam pembangkit listrik tenaga air
terlihat sangat berbeda dari turbin uap karena air begitu jauh lebih padat (dan
lambat bergerak) daripada steam, tetapi prinsip yang sama.
Pada turbin gas, gas bertekanan memutar turbin. Dalam semua mesin turbin gas
modern, mesin menghasilkan gas bertekanan tinggi, dengan membakar sesuatu
seperti propana, gas alam, minyak tanah atau bahan bakar jet. Panas yang
berasal dari pembakaran bahan bakar akan meningkatkan tekanan udara, dan
tekanan udara panas ini akan memutarkan turbin.
Moerwismadhi, POLMANBandung 48
Advantages and Disadvantages of Jet Engines
Jadi mengapa M-1 tank menggunakan mesin turbin gas 1.500 tenaga kuda
bukan mesin diesel? Ternyata ada dua keuntungan besar dari turbin gas
dibanding diesel:
Mesin turbin gas memiliki besar rasio power-to-weight dibandingkan dengan
mesin reciprocating. Artinya, jumlah kekuatan yang dihasilkan dari mesin
dibandingkan dengan berat mesin itu sendiri sangat baik.
Moerwismadhi, POLMANBandung 49
GAS TURBINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 50
GAS TURBINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 51
The Gas Turbine Process
Gas turbine engines are, theoretically, extremely simple. They have three
parts:
Compressor - Compresses the incoming air to high pressure
Combustion area - Burns the fuel and produces high-pressure, high-
velocity gas
Turbine - Extracts the energy from the high-pressure, high-velocity
gas flowing from the combustion chamber
Moerwismadhi, POLMANBandung 52
JET ENGINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 53
JET ENGINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 54
EXTERNAL COMBUSTION ENGINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 55
STEAM / UAP AIR
Moerwismadhi, POLMANBandung 56
FIRE TUBE STEAM BOILER
UAP BERTENAGA
CEROBONG ASAP PIPA NYALA
FIRE CHAMBER
GAS ASAP
PANAS
Moerwismadhi, POLMANBandung 57
WATER TUBE STEAM BOILER
WATER TUBE
Moerwismadhi, POLMANBandung 58
PISTON STEAM ENGINE
2
1
1
Moerwismadhi, POLMANBandung 59
STEAM TURBINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 60
STEAM TURBINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 61
STEAM POWER PLANT
Moerwismadhi, POLMANBandung 62
WATER TURBINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 63
TURBIN REAKSI
Moerwismadhi, POLMANBandung 64
TURBINE FRANCIS
Moerwismadhi, POLMANBandung 65
TURBIN KAPLAN, PROPELLER, BULB, TUBE, STRAFLO
Moerwismadhi, POLMANBandung 66
TURBIN TYSON
Moerwismadhi, POLMANBandung 67
IMPULSE TURBINES:
Moerwismadhi, POLMANBandung 68
TURBIN TURGO ,
Moerwismadhi, POLMANBandung 69
TURBIN MICHELL-BANKI / CROSSFLOW TURBINE
Moerwismadhi, POLMANBandung 70
WIND TURBINE / Kincir Angin
Moerwismadhi, POLMANBandung 71
POMPA
Jenis Pompa
Dibagi menjadi dua kelompok utama :
positive displacement pumps
rotodynamic pumps .
Sebutan tersebut menggambarkan metoda bagaimana
mereka memindahkan / menggerakan fluida .
Moerwismadhi, POLMANBandung 72
POMPA Perpindahan Positif
Piston
Valve
Moerwismadhi, POLMANBandung 73
POMPA
Moerwismadhi, POLMANBandung 74
Rotary Piston Pump/Wooble Plat Piston Pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 75
Radial Piston Pumps
Moerwismadhi, POLMANBandung 76
Three Lobe pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 77
Gear pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 78
Diaphragm pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 79
Peristaltic pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 80
Vane Pump
Pompa baling-baling yang paling
sederhana adalah rotor melingkar
berputar dalam rongga melingkar besar.
Pusat-pusat dari dua lingkaran tersebut
offset, menyebabkan eksentrisitas.
Baling-baling yang diizinkan untuk
meluncur masuk dan keluar dari rotor
dan segel pada semua sisi, menciptakan
ruang baling-baling yang melakukan
pekerjaan pemompaan. Di sisi intake
pompa, bilik baling-baling meningkat
volume. Ini meningkatkan ruang
Volume baling-baling yang diisi dengan
cairan dipaksa oleh tekanan inlet.
Seringkali tekanan inlet ini tidak lebih
dari tekanan dari atmosfer. Di sisi debit
pompa, bilik baling-baling menurun
dalam volume, memaksa cairan keluar
dari pompa. Tindakan baling-baling
mengusir volume yang sama cairan
dengan masing-masing rotasi
Moerwismadhi, POLMANBandung 81
Rotodynamic Pump/Kinetic pumps
Moerwismadhi, POLMANBandung 82
Centrifugal Pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 83
Centrifugal Pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 84
Multistage Centrifugal Pumps
Moerwismadhi, POLMANBandung 85
Submersible Centrifugal Pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 86
Submersible Centrifugal Pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 87
Axial Flow Pump
Moerwismadhi, POLMANBandung 88
Jet Pump.
Moerwismadhi, POLMANBandung 89
KOMPRESOR
Moerwismadhi, POLMANBandung 90
KOMPRESOR
Moerwismadhi, POLMANBandung 91
KOMPRESOR
Moerwismadhi, POLMANBandung 92
Reciprocating compressor
Moerwismadhi, POLMANBandung 93
Reciprocating compressor
Moerwismadhi, POLMANBandung 94
Reciprocating compressor
Moerwismadhi, POLMANBandung 95
Rotary screw compressors
Moerwismadhi, POLMANBandung 96
Rotary Compressors
Moerwismadhi, POLMANBandung 97
Rotary vane compressors
Diaphragm compressor
Moerwismadhi, POLMANBandung 98
Scroll Compressors
Moerwismadhi, POLMANBandung 99
Centrifugal compressor,