Anda di halaman 1dari 18

PERENCANAAN TRANSPORTASI

Perencanaan Transportasi adalah


suatu proses yang tujuannya
mengembangkan sistem transportasi
yang memungkinkan manusia dan
barang bergerak atau berpindah
tempat dengan aman dan murah
(Pignataro, 1973).
Selain itu juga harus ada unsur cepat
dan nyaman.
Maksud Perencanaan
Transportasi
adalah untuk mengatasi masalah transportasi yang
terjadi sekarang dan yang mungkin terjadi pada masa
yang akan datang.
Tujuan Perencanaan
Transportasi
1. Mengatasi masalah yang ada
2. Melayani kebutuhan secara OPTIMUM
3. Mencegah persoalan yang mungkin akan timbul
4. Mempersiapkan tindakan untuk tanggap pada
keadaan dimasa depan
5. Mengoptimalkan daya dan dana yang dapat
digunakan sehingga tercapai daya guna dan
hasil guna yang tinggi
Level Perencanaan Transportasi

1. Perencanaan
operasional
Perencanaan ini termasuk membuat
denah untuk persimpangan-
persimpangan, penyeberangan
untuk pejalan kaki, dan daerah
perpakiran, penempatan
pemberhentian bus, dan lain-lain.
2. Perencanaan taktis

Tingkat perencanaan ini berhubungan


dengan pola-pola manejemen lalu lintas,
pembuatan jalan-jalan lokal,
pengendalian parkir, koordinasi dalam
memberlakukan tarif, dsb.
3. Perencanaan stategis
Hal ini berkaitan erat dengan struktur
dan kapasitas jaringan jalan dan
keterkaitan antara transportasi dan tata
guna lahan, keseimbangan antara
permintaan dan penawaran, dsb.
JENIS PERENCANAAN TRANSPORTASI

• PERENCANAAN JANGKA PENDEK (PERENC.


OPERASIONAL, MANAJEMEN TRANSPORTASI):
KURUN WAKTUNYA MAKSIMUM 5 TAHUN)
• PERENCANAAN JANGKA MENENGAH (PERENC.
TAKTIS), KURUN WAKTU: 10 – 20 TAHUN, MASIH
BERKAITAN DENGAN POLA MANAJEMEN LALU-
LINTAS
• PERENCANAAN JANGKA PANJANG (PERENC.
STRATEGIS), KURUN WAKTU: > 25 TAHUN, SANGAT
DIPENGARUHI OLEH PERENCANAAN TATA GUNA
LAHAN, BIASANYA UNTUK PERENC. KOTA BARU,
Pihak-pihak yang Terlibat dalam Perencanaan Transportasi

1. Pihak penyelenggara studi yaitu orang atau


lembaga yang bertanggung jawab dalam
pengambilan keputusan dari hasil studi, misalnya
pengembang Industial estate, atau investor
prasarana transporasi.
2. Pihak profesional/pakar yaitu pihak yang
bertanggung jawab terhadap pelaksanaan studi.
Biasanya merupakan lembaga profesional
(Konsultan atau pusat studi).
3. Pihak masyarakat terdiri dari anggota
masyarakat yang dipilih untuk mewakili
masyarakat umum dalam proses studi.
Karakteristik Dasar
Perencanaan Transportasi
1. Multi Moda
Suatu studi perencanaan transportasi
akan selalu melibatkan moda transport
lebih dari satu sebagai bahan kajiannya,
karena objek dasar dari kajian studi
perencanaan transportasi adalah
pergerakan manusian dan barang, yang
mau tidak mau akan melibatkan banyak
moda transportasi.
2. Multi Disiplin

Suatu studi perencanaan transportasi


merupakan studi yang melibatkan
banyak disiplin keilmuan, karena
aspek kajiannya sangat beragam
mulai dari karakteristik pergerakan,
karakteristik pengguna jasa sampai
dengan karekteristik prasarana
ataupun sarana transportasi itu
sendiri.
3. Multi Sektoral
Yang dimaksud dengan Multi Sektoral
disini adalah banyaknya lembaga, atau pihak
terkait yang berkepentingan dengan kajian
perencanaan transportasi.

4. Multi Problem
Karena studi perencanaan transportasi
merupakan studi yang multi moda, multi
disiplin, dan multi sektoral, tentu saja akan
mengakibatkan kondisi yang multi problem,
Pendekatan sistem untuk
Perencanaan Transportasi
PENDEKATAN SISTEM adalah pendekatan
umum untuk suatu perencanaan atau teknik
dengan menganalisis semua faktor yang
berhubungan dengan permasalahan yang ada.
Contohnya, kemacetan lokal yag disebabkan
oleh penyempitan lebar jalan dapat
dipecahkan dengan melakukan perbaikan
secara lokal. Akan tetapi hal ini mungkin
menyebabkan permasalahan berikutnya yang
timbul di tempat lain. Pendekatan sistem akan
dapat mengaitkan permasalahan yang ada.
PROSES PERENCANAAN TRANSPORTASI MERUPAKAN
PROSES BERDAUR (PROSES YANG TIDAK PERNAH BERHENTI)

Gambar 3.1. Proses Perencanaan


Sistem
Transportasi Makro
Untuk lebih memahami dan
mendapat alternatif pemecahan
masalah yang terbaik, perlu
dilakukan pendekatan secara
sistem – sistem transportasi dalam
bentuk sistem transportasi
makro yang terdiri dari
beberapa sistem transportasi
Gambar 3.2. Sistem Transportasi Makro

Sistem Sistem
Kegiatan Jaringan

Sistem
Pergerakan

Sistem Kelembagaan
• Sistem Kegiatan (tata guna lahan, pola
kegiatan sosial, ekonomi, pendidikan,
kebudayaan , dll)
• Sistem Jaringan (prasarana
transportasi, jaringan jalan raya, jalan
rel, terminal bus dan kereta, bandar udara
dan pelabuhan laut
• Sistem Pergerakan adalah hasil
interaksi sistem kegiatan dengan sistem
jaringan dapat berwujud lalu-lintas
orang, kendaraan, barang)
• Sistem Kelembagaan (meliputi
individu, kelompok, lembaga, dan
instansi pemerintah serta swasta.)
Sistem kegiatan, sistem jaringan, sistem
pergerakan akan saling mempangaruhi
Perubahan sistem kegiatan akan mempengaruhi sistem
jaringan dalam bentuk perubahan tingkat pelayanan pada
sistem pergerakan.
Perubahan sistem jaringan akan mempengaruhi sistem
kegiatan dalam bentuk perubahan mobilitas dan aksesibilitas
pergerakan.
Selain itu sistem pergerakan memegang peranan penting
dalam menampung pergerakan agar tercipta pergerakan yang
lancar, yang akhirnya juga pasti mempengaruhi kembali sistem
kegiatan dan sistem jaringan yang ada dalam bentuk sistem
transportasi makro.
Dalam usaha untuk menjamin terwujudnya sistem
pergerakan yang aman, cepat, nyaman, murah, dan sesuai
dengan lingkungannya maka dalam sistem transportasi makro
terdapat sistem transportasi tambahan lainnya yaitu sistem
kelembagaan
Sistem kelembagaan yang terkait
dengan masalah transportasi:

1. Sistem kegiatan
- Bappenas, Bappeda tingkat I dan II,
Bangda, Pemda
2. Sistem jaringan
- Departemen Perhubungan ( Darat, laut,
dan Udara), Bina Marga
3. Sistem pergerakan
- DLLAJ, Polantas, masyarakat, organda.
Sistem Tata Guna Lahan Dan Transportasi
Sistem transportasi perkotaan terdiri dari berbagai
aktivitas yang berlangsung diatas sebidang tanah
yang disebut dengan Tata Guna Lahan.

Pergerakan arus manusia, kendaran dan barang


mengakibatkan berbagai macam interaksi.

Sasaran umum perencanaan transportasi adalah


membuat interaksi tersebut menjadi semudah dan
seefisien mungkin. Cara perencanaan transportasi
untuk mencapai sasaran umum adalah dengan
menetapkan kebijakan tentang :
1. Sistem Kegiatan

Rencana tata guna lahan yang baik (lokasi toko,


sekolah perumahan dll) dapat mengurangi kebutuhan
akan perjalanan yang panjang sehingga membuat
interaksi menjadi lebih mudah.
2. Sistem Jaringan
Hal yang dapat dilakukan misalnya meningkatkan
kapasitas pelayanan prasarana yang ada: melebarkan
jalan, menambah jaringan jalan baru, dll.
3. Sistem Pergerakan
Hal yang dapat dilakukan antara lain mengatur teknik
dan manejemen lalu lintas (jangka pendek), fasilitas
angkutan umum yang lebih baik (jangka pendek dan
menengah) atau pembangunan jalan (jangka
panjang).

Anda mungkin juga menyukai