Anda di halaman 1dari 38

PENGARUH ASAP KENDARAAN

BERMOTOR TERHADAP
KERUSAKAN ORGAN HATI MENCIT
BERDASARKAN PENGAMATAN
MIKROSKOPIS
Sitti Maysaroh
105090300111037
Outline

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Metodologi

Analisis Dan Pembahasan

Penutup
Latar Belakang

Udara Pencemaran
Udara

Partikel Asap Kendaraan


Ultrafine bermotor

Tubuh Organ hati


Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak yang ditimbulkan oleh


asap kendaraan bermotor terhadap
kerusakan organ hati mencit berdasarkan
pengamatan mikroskopisnya?

2. Berapa konsentrasi partikel ultrafine


yang dihasilkan oleh asap kendaraan
bermotor?
Tujuan Penelitian

1.Menganalisis pengaruh asap kendaraan


bermotor terhadap kerusakan organ
hati mencit berdasarkan pengamatan
mikroskopisnya
2.Mengukur konsentrasi partikel
ultrafine yang pada asap kendaraan
bermotor.
Kendaraan
Kondisi Mencit bermotor

Batasan Masalah

Partikel Ultrafine
Pengamatan
Mikroskopis

Kondisi Kendaraan
Bermotor
TINJAUAN PUSTAKA

Polutan
Udara

Primer Sekunder

Contohnya Contohnya
senyawa karbon ozon (O3),
(C), sulfur (S), peroksilaksil nitrat
(PAN), dan
nitrogen (N) dan
formaldehid
halogen.
Asap Kendaraan
Bermotor
Kandungan polutan yang dihasilkan
bergantung dari jenis bahan bakar
yang digunakan (Sarudji, 2010).
kandungan-kandungan asap yang
terdapat pada asap kendaraan
bermotor

Timbal (Pb) Nitrogen

Karbon
Monoksida
Particulat Matter

Coarse Partikulat matter yang


Particle berukuran kurang 10 µm

Fine Partikulat matter yang


Particle memiliki ukuran 2,5 µm

Partikulat matter yang


Ultrafine memiliki ukuran 0,1 µm
Particle (EPA, 2013).
Pengendapan Partikel
dalam Tubuh

2,5-10 μm

Ukuran

< 2,5 μm
<0,1 μm
Organ Hati
Hati normal memiliki permukaan rata dan halus
serta berwarna merah kecoklatan. Sedangkan
Hati tidak normal memiliki permukaan seperti
berupa jaringan ikat, krista maupun bintik-bintik
dan mengalami perubahan warna (Robins, 1992).
Hati merupakan organ yang paling
sering rusak. Hal ini dikarenakan
metabolism obat atau berbagai
senyawa terutama terjadi dalam hati,
sehingga kemungkinan terjadinya
kerusakan organ ini menjadi sangat
besar (Powel, 1989).
Mencit
Ciri dari hewan mencit : hewan pengerat (rodentia) yang
cepat berbiak, mudah dipelihara dalam jumlah banyak,
variasi genetik cukup besar serta sifat anatomis dan
fisiologisnya terkarakterisasi dengan baik (Malole dan
Pramono 1989).
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mammalia
Ordo : Rodentia
Famili : Muridae
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus
(Arrington ,1972)
Alasan pemilihan mencit
ukurannya yang kecil
masa hidupnya yang relative
pendek,
mudah didapatkan
ketersediaan data dari penelitian
sebelumnya.
METODE PENELITIAN

Tempat : Laboratorium Fisiologi


Hewan dan Optik Universitas
Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang,

Waktu Penelitian : tanggal 5


April 2014 hingga 12
September 2014.
Peralatan
sepeda motor, chamber,
selang, pompa, microkomp
binokuler Olympus CX 31, P-
TRAK ultrafine particle
counter model 8525,
Bahan
hewan coba (mencit), alcohol
beringkat, xylol, clorofoam,
pewarna HE (Hematoxilen dan
Eosin), formalin 10%, paraffin,
NaCl 10 % dan gelatin.
Mulai

Pengadaptasian hewan coba (mencit)

Pengasapan hewan

Pembedahan dan pembuatan preparat

Pengamatan mikroskopis

Pengukuran konsentrasi partikel


ultrafine

Akhir
Proses Pengasapan

Asap dimasukkan
dalam chamber
Perangkaian Alat
dengan waktu
tertentu

Tutup chamber Pengasapan di Pengasapan


dibuka selama ulang samai 3x dilakukan
20 menit dalam sehari selama 10 hari
Rangkaian Alat
METODE PENELITIAN
Pengukuran konsentrasi partikel ultrafine
Asap
Perangkaian Alat dimasukkan
dalam chamber

Data disimpan Penghitungan Selang P-TRAK


pada alat P- konsentrasi dihugkan pada
TRAK dimulai chamber

pengolahan
data න 𝐶 𝑞 𝑑(𝑡)
menggunkan
M.Excel
Rangkaian Alat

Keterangan
1 : Chamber
2 : P-TRAK Ultrafine
Partikel Counter Model
8525
3 : Pompa
4 : Knalpot motor
5 : Selang penghubung
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN

1. Gambaran Mikroskopis organ hati mencit


2. Grafik hubungan antara lama pemberian asap
dengan persentase kerusakan organ hati
3. Grafik hubungan antara lama pemberian asap
dengan partikel ultrafine asap kendaraan bermotor
yang terukur
4. Grafik hubungan antara partikel ultrafine yang
terukur dengan persentase kerusakan organ hati
Gambaran mikroskopis organ
hati mencit

Kontrol Perlakuan
50%

45%
40%
40%
35%
35% 33%
Persentase Kerusakan

30%
30%

25% 22% 23%

20%

15%

10%

5%

0%
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Lama pemberian asap (detik)

y = 1E-19x2 + 0.0012x + 0.2129


R² = 0.9683

Gambar 4. 3. Grafik hubungan antara lama pemberian


asap dengan persentase kerusakan organ hati mencit pada
kendaraan bermotor 1
50%
44%
45%
41%
40%
40%
36%

Persentase Kerusakan
35%

30% 28%

25% 22%

20%

15%

10%

5%

0%
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Lama pemberian asap (detik)

y = -9E-06x2 + 0.0027x + 0.2168


R² = 0.9878

Gambar 4. 4. Grafik hubungan antara lama pemberian


asap dengan persentase kerusakan organ hati mencit
pada kendaraan bermotor 2
9

8 7.6
Konsentrasi dalam chamber
6.8
7
Konsentrasi (x1010)

Konsentrasi yang diberikan


6
Linear (Konsentrasi dalam
5.1 chamber)
5 Linear (Konsentrasi yang
diberikan)
4
3.2
3 2.7
2.3 2.3 2.4

2
1.4

1 0.7

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Lama pemberian asap (detik)

y = 0.0143x + 0.53 y = 0.0447x + 1.06


R² = 0.8299 R² = 0.9702

Gambar 4. 5. Grafik hubungan antara lama pemberian


asap dengan partikel ultrafine pada asap kendaraan
bermotor 1
10.0
9.3

9.0

8.0 7.6

7.0 Konsentrasi dalam chamber


Konsentrasi (x1010)

6.0 Konsentrasi yang diberikan


5.0
4.2 Linear (Konsentrasi dalam
4.0
chamber)
3.2 Linear (Konsentrasi yang
3.0 2.6 diberikan)
2.0
1.7 1.8
2.0 1.6
1.3

1.0

0.0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Lama Pemberian Asap (detik)

y = 0.0053x + 1.2 y = 0.0593x + 0.04


R² = 0.9a552 R² = 0.9273

Gambar 4. 6. Hubungan antara lama pemberian asap


dengan partikel ultrafine pada asap kendaraan bermotor
2
50%

45%
40%
40%
35%
35% 33%
Persentase Kerusakan

30%
30%

25% 22% 23%

20%

15%

10%

5%

0%
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Total Konsentrasi Pertikel Ultrafine (x1010)

y = 2E-05x2 + 0.0008x + 0.2167


R² = 0.9054

Gambar 4. 7. Hubungan antara konsentrasi partikel


ultrafine dengan persentase kerusakan pada kendaraan
bermotor 1
50%

45%

40%

35%
Persentase Kerusakan

30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%
0 10 20 30 40 50 60 70
Total Konsentrasi Partikel Ultrafine (x1010)

y = 9E-05x2 - 0.0016x + 0.2185


R² = 0.969
Gambar 4. 8. Hubungan antara konsentrasi partikel
ultrafine dengan persentase kerusakan pada kendaraan
bermotor 2
50%

45%
40%
40%
35%
33%
Persentase Kerusakan

35%
30%
30%

25% 22% 23%

20%

15%

10%

5%

0%
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Lama pemberian asap (detik)

50%
44%
45% 40% 41%
40% 36%
Persentase Kerusakan

35%
28%
30%
25% 22%
20%
15%
10%
5%
0%
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Lama pemberian asap (detik)
9

8 7.6

6.8 Konsentrasi dalam chamber


7
Konsentrasi (x1010)

6 Konsentrasi yang diberikan


5.1
5 Linear (Konsentrasi dalam
chamber)
4
3.2
2.7
3 2.4
2.3 2.3

2 1.4
0.7
1

0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Lama pemberian asap (detik)

10.0 9.3
9.0
7.6
8.0
Konsentrasi (x1010)

7.0 Konsentrasi dalam chamber


6.0
Konsentrasi yang diberikan
5.0 4.2
4.0 3.2 Linear (Konsentrasi dalam
2.6 chamber)
3.0
1.8 2.0
1.6 1.7
2.0 1.3
1.0
0.0
0 20 40 60 80 100 120 140 160
Lama Pemberian Asap (detik)
50%

45%
40%
40%
35%
33%
Persentase Kerusakan

35%
30%
30%
23%
25% 22%

20%

15%

10%

5%

0%
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Total Konsentrasi Pertikel Ultrafine (x1010)

50%

45%

40%

35%
Persentase Kerusakan

30%

25%

20%

15%

10%

5%

0%
0 10 20 30 40 50 60 70
Total Konsentrasi Partikel Ultrafine (x1010)
Pb dengan sel
NO dengan sel

CO dengan sel
SO dengan sel
KESIMPULAN

 Semakin lama pemberian asap kendaraan


bermotor, maka akan semakin parah kerusakan
organ hati mencit berdasarkan pengamatan
mikroskopisnya.
 Konsentrasi partikel ultrafine yang terukur
akan meningkat seiring bertambahnya waktu
pemberian asap
 Semakin pekat konsentrasi paprtikel ultrafine
yang dipaparkan maka persentase kerusakan
organ hati berdasarkan pengamatan
mikroskopisnya akan mengalami peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai