Perdagangan Orang (Trafiking) “ Tindakan perekrutan,
pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, Penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan hutang atau memberi bayaran atau manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi ” Sekitar 375 ribu orang di Asia menjadi korban trafficking setiap tahunnya. Bahkan ada sekira 50 ribu orang di Afrika, 75 ribu orang di Eropa Timur, 100 ribu orang di Amerika Latin dan Karibia, juga menjadi korban trafficking. Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), hampir sebagian besar daerah di Indonesia terindikasi sebagai daerah asal korban trafficking, baik untuk dalam maupun luar negeri. Nanggroe Aceh Darrussalam, Sumatera, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur. Trafikingterjadi pada perempuan dewasa yang dipekerjakan secara paksa, pada anak-anak. Mereka diperjualbelikan tanpa menyertakan aturan legal yang jelas, seperti adopsi ilegal, buruh pabrik, penambangan, kerja paksa di luar batas wilayahnya, kerja paksa di hutan-hutan sebagai penebang dan pengangkut kayu, objek seks (phaedopilia), penjualan dan pengambilan organ tubuh mereka, seperti pada kasus-kasus korban mutilasi. 1. Bisnis (ilegal) menguntungkan. Trafiking tercatat sebagai bisnis ilegal dengan keuntungan terbesar ketiga, setelah perd senjata dan narkoba. 2. Kemiskinan. 3. Kurangnya kesempatan kerja dan peluang usaha. 4. Dipaksa atau dibujuk orang lain disekitarnya, mengembangkan karier di negeri orang lain yang kemudian dijebak untuk diperjualbelikan. Kesehatan Psikologis HAM penghapusannya memerlukan kebijakan, strategi dan program yang komprehensif, responsif gender, berbasis HAM, terintegrasi, multisektor dan berkelanjutan.