Anda di halaman 1dari 28

Limbah Menurut Wujudnya

PADAT CAIR GAS

CONTOH : CONTOH : CONTOH :


KACA TINJA CARBON
PLASTIK (FESSES) DIOKSIDA
KAYU URINE FREON
KERTAS (AIR SENI) PVC
DLL GREY WATER DLL
(SISA PEMBUANGAN)
Limbah Berdasarkan Asalnya

 ORGANIK  ANORGANIK
BERASAL DARI TUMBUHAN
 BERASAL DARI SDA YANG TIDAK
DAN HEWAN
DAPAT DIPERBAHARUI
MUDAH DIURAIKAN
 TIDAK MUDAH DIURAIKAN

CONTOH : CONTOH :
BAHAN SISA MAKANAN PLASTIK
KERTAS KACA
POTONGAN KAYU KARET
DLL BATREY
DLL
Berdasarkan Sifatnya

LOGAM
NON LOGAM

MUDAH MEMBUSUK

TIDAK MUDAH
MEMBUSUK

MUDAH TERBAKAR

TIDAK MUDAH
TERBAKAR
• Sampah adalah semua limbah yang dihasilkan oleh
aktivitas manusia dan binatang yang biasanya padat
dan dibuang karena tidak berguna atau tidak
diinginkan lagi.
• Sampah atau limbah padat mempunyai tiga kategori
yang umum yaitu;
1. Sampah perkotaan (municipal waste)
2. Sampah Industri (industrial waste)
3. Sampah atau Limbah bahan berbahaya dan beracun
(hazardous waste)
 Sampah Industri
Sampah industri adalah limbah padat yang dihasilkan oleh aktivitas
industri, termasuk sampah, abu, demolition, limbah spesial dan
sampah bahan berbahaya dan beracun (B3).
 Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
Limbah padat yang secara subtansial berbahaya bagai kehidupan
manusia, binatang dan tumbuhan dalam kurun waktu tertentu.

 Karakteristik limbah B3 sbb;


1. Mudah terbakar
2. Korosivitas
3. Reaktivitas
4. Toksisitas

Pada saat yang lalu kelompok limbah B3 adalah sbb,


• Senyawa radioaktif
• Senyawa kimia
• Limbah biologi
• Limbah dapat terbakar
• Mudah meledak
Sifat –sifat Sampah
Komposisi fisika
.
 Identifikasi komponen individu sampah perkotaan
 Analisis ukuran partikel
 Kandungan air sampah (moisture content)
 Densitas sampah
Komposisi Kimia Sampah
 Proximate analysis
 Moisture (Kandungan air) (loss at 105oC untuk 1 jam)
 Volatile matter (addition loss on ignition at 950oC)
 Ash (residue after burning)
 Fixed carbon (remainder)
 Fusing point of ash
 Ultimate analysis, persen C (karbon), H (hidrogen), O
(Oksigen), N (Nitrogen), S (Sulfur), dan Abu.
 Heating value (energy value)
 Nilai energi dapat dirubah menjadi a dry basis
menggunakan persamaan berikut;
 kJ/kg (dry basis) = kJ/kg (as discarded) 100/(100 - %
moisture)
 Persamaan yang berhubungan dengan an ash free basis dry
basis adalah
 KJ/kg (ash-free dry basis) = kJ/kg (as discarded) 100/(100 -
% moisture)
 Chemical content
 Data untuk komponen tertentu ditabelkan pada tabel
dibawah ini.
 kJ/kg = 337C + 1428 (H-O/8) + 9 S
 C = carbon, persen
 H= hidrogen,presen
 O= oksigen , persen
 S = sulfur, persen
MANAJEMEN SAMPAH
Aliran bahan dalam masyarakat
 Reduksi penggunaan bahan baku
 Reduksi penggunaan bahan baku dilakukan dengan
menganut prinsip konservasi massa yang mana input
sama dengan output. Hal ini dilakukan dengan
mengefisienkan dan mengoptimalkan suatu proses
dalam produksi.
 Reduksi kuantitas limbah padat
 Reduksi kuantitas limbah padat dapat dilakukan
dengan beberapa cara:
 Jumlah bahan yang digunakan dalam pabrik dari suatu
produk dapat direduksi.
 Umur penggunaan produk ditingkatkan
 Jumlah bahan yang digunakan untuk packaging dan
marketing dari barang dikurangi
 Penggunaan kembali
 Dengan melakukan daur ulang bahan sampah akan
dapat membantu mengurangi limbah padat.
 Recovery bahan
 Sejumlah sampah yang terdapat di perkotaan dan
industri cocok untuk direcovery dan penggunaan
kembali
 Recovery Energi
 Karena 70 % sampah adalah bahan organik yang
potensial untuk recovery energi. Energi yang
mengandung bahan organik sangat mudah diubah
menjadi bentuk yang dapat digunakan secara mudah
TEKNIK OPERASIONAL SAMPAH
Faktor-faktor yang mempengaruhi
sistem pengelolaan limbah
perkotaan adalah sbb
 Rencana penggunaan lahan
 Kepadatan dan penyebaran penduduk
 Karakteristik lingkungan fisik, biologi dan sosial
ekonomi
 Kebiasaan masyarakat
 Peraturan perundang-undangan nasional dan daerah
setempat
 Karakteristik limbah padat
 Sarana pengumpul, penganngkutan pengolahan dan
pembuangan
 Lokasi pembuangan akhir
 Biaya yang tersedia
 Rencana tata ruang dan pengembangan kota
 Iklim dan musim
TEKNIK PEMEROSESAN SAMPAH
 Teknik pemerosesan sampah bertujuan untuk:
 Meningkatkan sistem disposal limbah padat
 Meperoleh sumber daya (penggunaan kembali bahan),
dan
 Mempersiapkan bahan untuk perolehan konversi dan
energi
 Reduksi volume mekanik
 Reduksi volume mekanik adalah faktor yang paling
utama dalam pengembangan operasi sistem
manajemen limbah padat. Peralatan mobil dengan
mekanisme kompaksi digunakan untuk pengumpulan
sampah perkotaan dan untuk meningkatkan umur
penggunaan dari landfills. Plastik dan kertas dapat
didaur ulang.
Reduksi volume thermal
(insinerasi)
Volume limbah perkotaan dapat diurangi lebih dari 90% dengan insinerasi.
 Keuntungan
-Saniter
-Lahan diperlukan tidak luas
-Dapat dibangun semenarik mungin, sehingga nilai
estetika konstruksinya dapat ditampilkan
-Dapat penghasilan sampingan
-Energi dapat dimanfaatkan
 Kerugiaan
-Biaya operasi tinggi
-Harus memiliki teknologi yang dapat mencegah
terjadinya pencemaran udara.
-Masih ada sisa-sisa pembakaran berupa padatan-
padatan kecil.
-Jika tidak betul perencanaan lokasi pengelolaan,
kemungkinan kendaran pengangkut sampah akan
terpusat di dekat insinerator.
-Bila karena suatu hal sampah tidak tersedia, tempat
pembakaran tidak dapat digunakan untuk tujuan
lainnya.
 Syarat sifat sampah yang dibutuhkan untuk insinerasi
adalah sbb:
-Kadar air 35-55%
-Panas pembakaran 955-2150 Kcal/kg
-Kadar abu 10-30%
 Pemisahan komponen secara manual
 Pemilihan pada sumber limbah adalah cara yang
paling positif untuk mencapai penggunaan bahan
kembali. Sejumlah dan jenis komponen dapat dipilih,
sangat tergantung kepada lokasi dan kesempatan
untuk daur ulang dan penjualan kembali.
PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH
 Landfilling adalah metode pembuangan yang terbanyak digunakan
untuk limbah perkotaan; Metode landfarming dan deep well injection
telah digunakan untuk limbah industri.
 Landfilling dengan limbah padat
Aspek yang penting dalam implementasi dari sanitary landfill adalah:
-Site selection
-Metode landfilling dan operasi
-Kejadian Gas dan pelinding landfill
-Pergerakan dan kontrol gas dan pelindihan landfill
Evaluasi site landfill yang potensial adalah:
-Daerah yang tersedia
-Jarak
-Kondisi tanah dan topografi
-Hidrologi air permukaan
-Kondisi geologi dan geohidrologi
-Kondisi iklim
-Kondisi linkungan sosial
-Penggunaan akhir site
 Pemilihan akhir site biasanya berdasarkan hasil
prelimanary site survey, hasil perencanaan teknik dan
studi biaya dan pengujian dampak linkungan
 Kejadian gas dan pelindihan di landfill
 Kejadian secara biologi, fisika, kimia bila limbah padat
ditempatkan dalam sanitary landfill sbb:
1. Pelapukan biologi dari bahan organik baik secara aerobik
atau anaerobik dengan menghasilkan gas dan cairan.
2. Oksidasi kimia bahan limbah
3. Mengalir gas dari lokasi
4. Pengerakan cairan akibat perbedaan tinggi
5. Larut dan melindihnya bahan organik dan anorganik oleh
air keluar dari lokasi
6. Pergerakan dan pelarutan bahan oleh perbedan
konsetrasi dan osmosis
7. Tidak meratanya penempatan yang disebabkan
konsolidasi bahan
Limbah Menurut Wujudnya

PADAT CAIR GAS

CONTOH : CONTOH : CONTOH :


KACA TINJA CARBON
PLASTIK (FESSES) DIOKSIDA
KAYU URINE FREON
KERTAS (AIR SENI) PVC
DLL GREY WATER DLL
(SISA PEMBUANGAN)
Limbah Berdasarkan Asalnya

 ORGANIK  ANORGANIK
BERASAL DARI TUMBUHAN
 BERASAL DARI SDA YANG TIDAK
DAN HEWAN
DAPAT DIPERBAHARUI
MUDAH DIURAIKAN
 TIDAK MUDAH DIURAIKAN

CONTOH : CONTOH :
BAHAN SISA MAKANAN PLASTIK
KERTAS KACA
POTONGAN KAYU KARET
DLL BATREY
DLL
Berdasarkan Sifatnya

LOGAM
NON LOGAM

MUDAH MEMBUSUK

TIDAK MUDAH
MEMBUSUK

MUDAH TERBAKAR

TIDAK MUDAH
TERBAKAR

Anda mungkin juga menyukai