Anda di halaman 1dari 26

ORIENTASI

KEPALANGMERAHAN

SEJARAH
Palang Merah Indonesia
oleh :
drg.H.ERNAWAN CAHYO WINARDI,MM
Ketua Palang Merah Indonesia
Kabupaten Purworejo
Sejarah Pembentukan PMI

• Tahun 1863 dibentuk Komite


International Palang Merah (International
Committee of the Red Cross =
ICRC) di Jenewa,

Di Hindia Belanda dibentuk Palang Merah


Hindia Belanda (Het Nederlands Indische
Rode Kruis)
• Tahun 1929 dirintis pementukan PMI
1. dr. RCL Senduk
2. dr. Bahderdjohan

• 3 September 1945 (17 hari sesudah Proklamasi


Kemerdekaan Republik Indonesia) Bung Karno
mengeluarkan Surat Perintah Presiden R.I.
kepada Menteri Kesehatan (dr. Buntaran
Martoatmodjo)untuk menjajagi pembentukan
Palang Merah Indonesia.
• 5 September 1945 dibentuk Panitia Persiapan
Pembentukan PMI dengan anggota:
1. dr. Mochtar
2. dr. Bahderdjohan
3. dr. Mardjoeki
4. dr. Sitanala
5. dr. Djoehana

•17 September 1945 berdiri Perhimpunan Palang


Merah Indonesia (disingkat PMI), ditandai dengan
pelantikan Pengurus Besar PMI yang diketuai oleh
Drs. Mochammad Hatta (Wakil Presiden RI)
Ketua Palang Merah Indonesia
Dari Masa Ke Masa

• Ketua PMI I : Drs. Moh Hatta


(5 September 1945)
• Ketua PMI II : Drs. Moh Hatta
1945 - 1946
• Ketua PMI III : Soetardjo Kartohadikoesoemo
1946 - 1948
• Ketua PMI IV : BPH Bintoro
1948 - 1952
• Ketua PMI VI : Prof. DR. Bahder Djohan
1952 - 1954
• Ketua PMI VII : PAA. Paku Alam VIII
1954 - 1966
• Ketua PMI VIII: Letjen. Basoeki Rahmat
1966 - 1969
• Ketua PMI IX : Prof. DR.Satrio
1970-1982
• Ketua PMI X : DR. H. Suyoso Soemodimedjo
1982 - 1986
• Ketua PMI XI : Prof. DR. H. Ibnu Sutowo
1986 - 1994
• Ketua PMI XII : Hj. Siti Hardiyanti Rukmana
1994 - 1999
• Ketua PMI XIII : Prof. Dr.H. Marie Muhammad
1999 - sekarang
Sejarah PMI Cabang Purworejo

• 17 September 1981 dibentuk DTD


(Dinas Transfusi Darah) diketuai
dr. Sudarman

Kemudian menjadi PMI Cabang


Purworejo (1981 – 1987)
Ketua Palang Merah Indonesia Cabang Purworejo
Dari Masa Ke Masa

• Ketua PMI I : dr. Sudarman


1981 - 1987
• Ketua PMI II : dr. Soetopo
1987 - 1995
• Ketua PMI III : dr. M. Sururi
1995 - 2000
• Ketua PMI IV : dr. Victor Zebua,M.Kes
2001 - 2006
• Ketua PMI VI : drg.H. Ernawan Cahyo Winardi,MM
2006 - sekarang
Pembentukan PMI
PMI terbentuk pada tanggal 17 September 1945,
sebagai organisasi non Pemerintah, namun
dalam pelaksanaan tugasnya membantu
Pemerintah di bidang Kemanusiaan.

Kedudukan PMI diperkuat dengan KEPPRES No.


25 Tahun 1950, yang menyatakan bahwa PMI
adalah satu – satunya Perhimpunan Palang Merah
di Indonesia, dan KEPPRES No. 246 Tahun 1963,
tentang Tugas Pokok dan Kegiatan PMI.
PALANG MERAH INDONESIA
Pengertian Umum :
Palang Merah Indonesia (PMI), adalah lembaga
sosial kemanusiaan yang netral dan mandiri, yang
didirikan dengan tujuan untuk membantu
meringankan penderitaan sesama manusia akibat
bencana, baik bencana alam maupun bencana
akibat ulah manusia, tanpa membedakan latar
belakang korban yang ditolong.
Tujuannya semata - mata hanya untuk
mengurangi penderitaan sesama manusia sesuai
dengan kebutuhan dan mendahulukan keadaan
yang lebih parah.
TUGAS POKOK & KEGIATAN PMI
(ART Bab II, Pasal 2)

1. Menyebarluaskan dan mengembangkan


aplikasi Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah
dan Hukup Perikemanusiaan Internasional
(HPI) bagi seluruh masyarakat Indonesia.
2. Pelayanan Kepalangmerahan :
a. Perlindungan dan Bantuan
b. Upaya Kesehatan Transfusi Darah
c. Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat
d. Pembinaan Generasi Muda.
3. Konsolidasi Organisasi, pembinaan potensi dan
peningkatan Sumber Daya PMI
SUMBER DAYA MANUSIA PALANG MERAH INDONESIA

PENGURUS PP,PD,PC,PR

KARYAWAN MACAB, UTDC

SDM PMR MULA,MADYA,WIRA PELATIH


PMI

RELAWAN MACAB, PERTI


KSR MASY,INSTANSI
SATGANA

TSR PROFESI

KADER CBFA,CBDP,DDS
ORIENTASI
KEPALANGMERAHAN

VISI & MISI


Palang Merah Indonesia
TUJUAN PMI:
Meringankan penderitaan
sesama manusia
Apapun sebabnya dengan tidak
membedakan:
- agama
- bangsa
- suku bangsa
- warna kulit
- jenis kelamin
- bahasa
VISI

PMI mampu & siap


menyediakan pelayanan
kepalangmerahan
dengan cepat & tepat,
dengan berpegang teguh
pada Prinsip-Prinsip Dasar
Palang Merah &
Bulan Sabit Merah
Internasional
Menyebarluaskan & mendorong aplikasi Prinsip Dasar Palang
Merah & Bulan Sabit Merah International
Dengan melaksanakan penguatan kemampuan organisasi secara
berkelanjutan, melaksanakan tugas sebagai berikut:
M - Kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana & konflik
yang berbasis masyarakat
I - Bantuan dalam bidang kesehatan, termasuk bantuan
kesehatan berbasis pada masyarakat

S
- Pengelolaan Transfusi Darah secara profesional
- Dukungan dalam bidang HIV/AIDS yang mencakup usaha

I
preventif, anti stigma & diskriminasi, serta dukungan &
kepedulian terhadap ODHA & keluarganya
- Mendorong, memotivasi & menggerakkan Generasi Muda
& masyarakat pada umumnya dalam aksi kesukarelaan
Meningkatkan kapasitas organisasi diseluruh jajaran PMI secara
berkesinambungan
Pengembangan & penguatan kapasitas organisasi di seluruh
jajaran PMI guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya
manusia, sumber daya & dana, agar visi, misi & program PMI dapa
diwujudkan secara berkesinambungan
TAFSIR: …organisasi apa?
Organisasi
Publik

Organisasi
‘Swasta’
PROFESIONAL

Organisasi
‘Plat Merah’
PRINSIP DASAR
Gerakan Palang Merah
dan Bulan Sabit Merah
Internasional
PRINSIP DASAR
Kemanusiaan Kesukarelaan

Kesamaan Kesatuan

Kenetralan Kesemestaan

Kemandirian
KEMANUSIAAN
“Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional didirikan
berdasarkan keinginan memberi pertolongan tanpa membedakan korban
yang terluka didalam pertempuran, mencegah dan mengatasi penderitaan
sesama manusia. Palang Merah menumbuhkan saling pengertian,
persahabatan, kerjasama dan perdamaian abdai bagi sesama manusia.”

• mencegah dan meringankan


• Memastikan penghormatan
• Melindungi hidup dan kesehatan
• Mempromosikan perdamaian
abadi di antara semua bangsa
KESAMAAN
Gerakan ini tidak membuat perbedaan atas dasar kebangsaan, kesukuan,
agama atau pandangan politik. Tujuannya semata-mata mengurangi
penderitaan manusia sesuai dengan kebutuhannya dan mendahulukan
keadaan yang paling parah.”

• Ditujukan kepada korban, orang per


orang
• Tidak diskriminasi berkenaan dengan
kebangsaan, ras, kepercayaan,
golongan, atau pandangan politik
• Tindakan harus realistik, cocok-tepat-
pantas, dan proporsional sesuai
dengan kebutuhan
• Prioritas bantuan kepada kasus yang
paling mendesak
KENETRALAN
“Agar senantiasa mendapat kepercayaan dari semua pihak, Gerakan ini
tidak boleh memihak atau melibatkan diri dalam pertentangan politik,
kesukuan, agama, atau ideologi.”

• Tidak melibatkan diri dalam


permusuhan dan
pertentangan-pertentangan
yang bersifat politik, ras,
keagamaan atau masalah-
masalah ideologis
KEMANDIRIAN
“Gerakan ini bersifat mandiri. Perhimpunan Nasional disamping membantu
Pemerintahnya dalam bidang kemanusiaan, juga harus mentaati peraturan
negaranya, harus selalu menjaga otonominya sehingga dapat bertindak
sejalan dengan prinsip-prinsip Gerakan ini.”

• Sekalipun merupakan bagian


dari pelayanan kemanusiaan
dari pemerintah dan tunduk
pada undang-undang, harus
senantiasa mempertahankan
otonominya sehingga dalam
keadaan apapun dapat
bertindak sesuai prinsip-
prinsip Gerakan
KESUKARELAAN

Memberikan
bantuan atas dasar
kesukarelaan, tidak
didorong dengan
cara apapun oleh
keinginan untuk
memperoleh
keuntungan tertentu
KESATUAN

• Hanya boleh ada satu


perhimpunan nasional di
suatu negara
• Tidak ada diskriminasi
dalam perekrutan
anggota
• Melaksanakan tugas
kemanusiaan di seluruh
wilayahnya
KESEMESTAAN

• Semua
perhimpunan
nasional
mempunyai status
yang setara
• Tanggung jawab
dan kewajiban yang
sama dalam
membantu satu
sama lain, meliputi
seluruh dunia

Anda mungkin juga menyukai