Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 8 :

1. Dyah Anggun S (
2. Muh Said Nurgroho (150023001)
3. Annas Sekar Riyanti (150023020)
4. Irawati (150023035)
5. Ita Aryani (150023046)
6. Wening Kustinah (150023075)
7. Nille Rahman (150023079)
8. Wina Nurkhalisa (150023083)
9. Wida Safitri (150023087)

“Methanol”
KASUS

Seorang laki-laki berumur 27 tahun bekerja


sebagai pembersih tangki penyimpanan bahan
kimia. Dia ditemukan tidak sadarkan diri.
Sebelumnya pasien bercerita kepada rekan kerja
nya bahwa dia meminum beberapa bahan kimia
yang ditemukan di tempat kerja. Larutan
tersebut mencantumkan nama “metil alkohol”
sebagai zat utamanya.
Mekanisme Toksisitas
Tanda objektif dan Pemeriksaan
Laboratorium
TD
105/56 Serum Chemistries:
mmHg • Na = 140 mEq/L
• K = 3.0 mEq/L
• Cl = 94 mEq/L
Laju Yang Denyut • HCO3 = 8 mEq/L
pernapasan dialami Nadi • BUN = 12 mg/dl
28/menit 74/menit • Glucose = 100 mg/dl
pasien • Arterial blood gas (ABG):
pH = 7.20; pCO2 = 20 mm
Hg; pO2 = 98 mm Hg
Suhu Asidosis dengan peningkatan
badan anion GAP (AG = 38) dan
37°C peningkatan osmol gap (40
mOsm)
Positif Keracunan Methanol
Sakit perut, mual, muntah

Sakit kepala, pusing

Hilang kesadaran

Kerusakan syaraf

Metabolisme asidosis
• Kadar anion GAP > 17 mEq/l
• Kadar Osmol GAP > 10 mOsm/l
• Kadar HCO3 serum < 20 mEq/l
• pH arteri < 7.3
Fase-Fase Efek Toksik akibat Paparan
Metanol
Fase 1 : Penekanan sistem saraf pusat
• Dapat terjadi dalam 30 menit- 2 jam, intoksikasi dapat
terjadi dalam durasi yang lebih pendek daripada intoksikasi
oleh etanol

Fase 2 : Fase laten tanpa gejala, mengikuti


depresi sistem saraf pusat
• Dalam 48 jam setelah diminum, pasien mungkin belum
menunjukkan tanda-tanda keracunan, walaupun gejalanya
mungkin berbeda secara individual
Lanjutan

Fase 3 : Terjadi asidosis metabolik berat


• Pada fase ini metanol telah dimetabolisme menjadi
asam format dan menyebabkan metabolik asidosis
(meningkatnya keasaman darah), yang dapat
menyebabkan mual, muntah, pusing, dan mungkin
sudah mulai ada tanda-tanda gangguan
penglihatan.
Lanjutan

Fase 4 : Toksisitas pada mata, diikuti


dengan kebutaan, koma, dan
mungkin kematian
• Gangguan visual/penglihatan umumnya terjadi pada
12-48 jam setelah minum, dan range-nya bervariasi,
dari mulai tidak tahan cahaya (fotofobia), kabur atau
berkabut, sampai kebutaan.
Penatalaksanaan Toksisitas
1. Penatalaksanaan emergensi dan suportif :

Jaga jalan nafas dan bantuan ventilasi


apabila diperlukan

Penatalaksanaan koma dan kejang apabila


ditemukan

Atasi asidosis metabolik dengan


bikarbonat intra vena. Koreksi asidosis
berdasarkan katalisa tes darah
Lanjutan

2. Obat spesifik dan antidotum

a. Etanol
• Mulai pemberian oral atau infus IV etanol untuk
mensaturasi enzim alkohol dehidrogenase dan
mencegah pembentukan metabolik toksis
methanol. Terapi etanol diindikasikan pada pasien
dengan : adanya riwayat meminum methanol, saat
kadar methanol darah tidak bisa didapatkan
Lanjutan

b. Asam Folat
• Dapat meningkatkan konversi format menjadi
karbon dioksida dan air. Dosis yang dianjurkan 50
mg IV setiap 4 jam

c. Fomepizole (4-metiltyrazole)
• Menginhibisi alkolol dehidrogenase dan mencegah
metabolime etanol
Lanjutan

3. Dekontaminasi
Dilakukan cuci lambung. Arang aktif tidak
menunjukan adsorbsi methanol secara efisien.
Arang dapat memperlambat adsorbsi apabila
intoksisitas secara oral.

4. Jangan dilakukan induksi muntah


Lanjutan

5. Meningkatkan Eliminasi
Hemodialisis secara cepat dapat membersihkan
(waktu paruh berkurang menjadi 3-6 jam) dan
format. Indikasi untuk dialisis apabila dicurigai
keracunan etanol dengan asidosis metabolik,
osmolal gap > 10 mOsm/L, pengukuran
konsentrasi methanol darah > 40 mg/dL. Dialisis
harus diteruskan sampai konsentrasi methanol < 29
mg/dL. Infus etanol harus ditingkatkan selama
dialisis.

Anda mungkin juga menyukai