1. Dyah Anggun S (
2. Muh Said Nurgroho (150023001)
3. Annas Sekar Riyanti (150023020)
4. Irawati (150023035)
5. Ita Aryani (150023046)
6. Wening Kustinah (150023075)
7. Nille Rahman (150023079)
8. Wina Nurkhalisa (150023083)
9. Wida Safitri (150023087)
“Methanol”
KASUS
Hilang kesadaran
Kerusakan syaraf
Metabolisme asidosis
• Kadar anion GAP > 17 mEq/l
• Kadar Osmol GAP > 10 mOsm/l
• Kadar HCO3 serum < 20 mEq/l
• pH arteri < 7.3
Fase-Fase Efek Toksik akibat Paparan
Metanol
Fase 1 : Penekanan sistem saraf pusat
• Dapat terjadi dalam 30 menit- 2 jam, intoksikasi dapat
terjadi dalam durasi yang lebih pendek daripada intoksikasi
oleh etanol
a. Etanol
• Mulai pemberian oral atau infus IV etanol untuk
mensaturasi enzim alkohol dehidrogenase dan
mencegah pembentukan metabolik toksis
methanol. Terapi etanol diindikasikan pada pasien
dengan : adanya riwayat meminum methanol, saat
kadar methanol darah tidak bisa didapatkan
Lanjutan
b. Asam Folat
• Dapat meningkatkan konversi format menjadi
karbon dioksida dan air. Dosis yang dianjurkan 50
mg IV setiap 4 jam
c. Fomepizole (4-metiltyrazole)
• Menginhibisi alkolol dehidrogenase dan mencegah
metabolime etanol
Lanjutan
3. Dekontaminasi
Dilakukan cuci lambung. Arang aktif tidak
menunjukan adsorbsi methanol secara efisien.
Arang dapat memperlambat adsorbsi apabila
intoksisitas secara oral.
5. Meningkatkan Eliminasi
Hemodialisis secara cepat dapat membersihkan
(waktu paruh berkurang menjadi 3-6 jam) dan
format. Indikasi untuk dialisis apabila dicurigai
keracunan etanol dengan asidosis metabolik,
osmolal gap > 10 mOsm/L, pengukuran
konsentrasi methanol darah > 40 mg/dL. Dialisis
harus diteruskan sampai konsentrasi methanol < 29
mg/dL. Infus etanol harus ditingkatkan selama
dialisis.