Anda di halaman 1dari 29

FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERSALINAN
- Alfianti Rajab (C12116005) - Nurul Fadalna (C12116311)
- Amelia Hisage (C12116701) - Nurul Hidayah (C12116004)
- Fatima Angraini (C12116330) - Putri Wulandari (C12116306)
- I Desak Gede (C12116312) - Rifca Ayunila N.R (C12116502)
- Nurazizah (C12116024) - Nurul Islami (C12116305)
- Muhammad Syahrul (C12116515)

KELOMPOK 2
1. Power (Kekuatan)

Kekuatan yang disadari dan tidak disadari


menyatu untuk mengeluarkan janin dan plasenta dari
uterus. Kontraksi uterus yang tidak disadari disebut
kekuatan primer, menandakan permulaan dari
persalinan disebut juga dengan his. Ketika serviks
telah berdilatasi, usaha mengejan oleh ibu disebut
kekuatan sekunder, menambah kekuatan kontraksi
yang tidak disadari.
a) Primer (Involunter)

 His pendahuluan (his palsu) adalah peningkatan kontraksi B


raxton Hicks yang siifatnya :
• Nyeri. Nyeri ini hanya terasa di perut bagian bawah
• Tidak teratur
• Lamanya his pendek
• Tidak bertambah kuat dengan majunya waktu
• Tidak ada pengaruh pada pendataran / pembukaan servik
 His persalinan adalah datangnya berulang – ulang yang
menimbulkan pembukaan pada servik yang sifatnya :
• Teratur
• Menyebabkan nyeri diperut bagian bawah dan lipatan pa
ha
• Nyeri memancar dari pinggang ke perut bagian bawah
• Bertambah sering dan sakit seiring dengan bertambahnya
waktu (semakin lama semakin sering dan semakin sakit)
a) Sekunder (Volunter)

Usaha mengejan ibu untuk membantu


mengeluarkan janin ketika iya mengkontraksikan
diafragma dan otot perutnya serta mendorong. Usaha
mengejan ini menyebabkan peningkatan tekanan dalam
perut yang menekan uterus dari berbagai sisi dan
menambah kekuatan untuk mendorong keluar. Kekuatan
sekunder tidak memiliki efek terhadap pembukaan serviks,
tetapi penting dalam mengeluarkan bayi dari uterus dan
vagina serta serviks mengalami pembukaan lengkap
2. Position

Posisi mempengaruhi adaptasi anatomi


dan fisiologi persalinan. Perubahan posisi
bisa mengurangi kelelahan, meningkatkan
kenyamanan dan sirkulasi. Maka dari itu
ibu harus menemukan posisi paling
nyaman baginya.
Posisi tegak (berjalan, duduk, berlutut, atau jongkok)
memberikan beberapa keuntungan. Posisi tegak
memungkinkan gaya gavitasi membantu penurunan
janin, dapat mengurangi insiden penekanan tali pusat,
mengurangi tekanan pada pembuluh darah ibu dan
mencegah kompresi pembuluh darah. Selain itu, posisi
tegak dapat membuat kerja otot-otot abdomen lebih
sinkron dalam rahim saat ibu mengedan.
Posisi “keempat-empatnya” (tangan dan
lutut) dapat digunakan untuk mengurangi
sakit pinggang jika janin berada pada
posisi oksipitoposterior dan dapat
membantu putaran anterior pada janin
serta pada kasus distosia bahu
Oksipitoposterior
3. Passenger

Cara passenger atau jalan melewati jalan lahir


ditentukan oleh beberapa faktor yang saling
berinteraksi, yaitu :
a. Ukuran kepala janin
b. Presentasi janin
c. Letak janin
d. Sikap janin
e. Posisi janin
a) Ukuran Kepala Janin

Karena ukuran dan rigiditas relatifnya, ukuran kepala janin


memiliki efek yang besar dalam proses kelahiran. Tengkorak
janin terdiri atas 2 tulang parietal, 2 tulang temporal, tulan
frontal, dan tulang oksipital. Tulang-tulang ini dihubungkan
oleh sutura membrane sagital, lambdoidal, koronal, dan
frontal. Ruang berisi membrane disebut fontanel (ubun-
ubun) terletak pada tempat sutura bertemu. Selama
persalinan, setelah pecahnya membrane, palpasi frontanel
dan sutura selama pemeriksaan vagina menunjukkan
presentasi kepala, posisi, dan sikap janin.
b) Presentasi Janin

 Presentasi merujuk pada bagian janin yang memasuki pintu


masuk panggul pertama kali dan melalui kanal lahir selama
persalinan aterm. 3 presentasi utama berupa : presentasi
sefalik (kepala pertama) terjadi pada 96% kelahiran;
presentasi bokong (pantat atau kaki terlebih dahulu) terjadi
pada 3% kelahiran; dan presentasi bahu ditemukan pada 1%
kelahiran.
 Bagian yang di presentasikan adalah bagian tubuh janin
yang dirasakan pertama kali oleh jari pemeriksa selama
pemeriksaan vagina.
c. Letak Janin

 Letak janin merupakan hubungan sumbu Panjang (tulang belakang)


janin terhadap sumbu Panjang (tulang belakang) ibu. 2 letak janin
yang utama adalah longitudinal atau vertical, dimana sumbu
Panjang janin parallel dengan sumbu Panjang ibu; dan transversal,
horizontal, atau oblik dimana sumbu Panjang janin terletak diagonal
pada sudut tertentu dari sumbu Panjang ibu.
 Letak longitudinal dapat dengan presentasi sefalik atau bokong,
bergantung pada bagian janin yang pertama kali memasuki panggul
ibu.
 Kelahiran melalui vagina tidak dapat terjadi ketika janin terletak
pada letak transversal.
 Letak oblik, dimana sumbu Panjang janin terletak pada sudut
tertentu dari sumbu Panjang ibu, jarang terjadi dan biasanya
berubah menjadi letak longitudinal atau transversal selama
persalinan
d. Sikap Janin
 Sikap adalah hubungan antara bagian tubuh janin terhadap bagian
lainnya. Janin membentuk postur yang khas (sikap) dalam uterus
sebagian dikarenakan cara pertumbuhan janin dan sebagian lagi
dikarenakan cara janin berkonformasi terhadap bentuk rongga uterus.
 Normalnya punggung janin berbentuk melengkung sehingga dagu
fleksi pada leher, paha fleksi pada abdomen, dan tungkai fleksi pada
lutut. Lengan dalam posisi menyilang di depan dada dan tali pusat
terletak di antara lengan dan tungkai. Sikap ini disebut dengan fleksi
menyeluruh
 Deviasi dari sikap normal dapat menyebabkan kesulitan dalam
melahirkan. Sebagai contoh, dalam presentasi sefalik kepala janin
dapat dalam posisi ekstensi atau fleksi dimana diameter kepala dapat
melebihi batas panggul ibu, menyebabkan waktu persalinan
memanjang, proses melahirkan dengan bantuan forceps atau vakum,
atau kelahiran cesar.
e. Posisi Janin

 Posisi adalah hubungan dari bagian yang dipresentasikan (oksiput,


sacrum, mentum (dagu), atau sinsiput (vertex yang mengalami
defleksi)) terhadap 4 kuadran panggul ibu. Posisi dituliskan dalam
singkatan 3 huruf. Huruf pertama dari singkatan menandakan lokasi
bagian yang dipresentasikan pada sisi kanan (R) atau kiri (L) dari
panggul ibu. Huruf tengah menunjukkan bagian khusus yang
dipresentasikan janin (O untuk oksiput, S untuk sacrum, M untuk
mentum (dagu), Sc untuk scapula (bahu)). Huruf ketiga
menunjukkan lokasi dari bagian yang dipresentasikan berhubungan
dengan anterior (A), posterior (P), atau transversal (T) dari panggul
ibu.
 Sebagai contoh, ROA berarti oksiput adalah bagian yang
dipresentasikan dan terletak pada kuadran anterior kanan dari
panggul ibu.
4. Jalan Lahir
 Jalan lahir atau kanal lahir tersusun dari tulang panggul ibu
yang keras dan jaringan lunak dari serviks, dasar panggul,
vagina, dan introitus (lubang vagina luar). Walaupun jaringan
lunak, terutama lapisan otot pada dasar panggul, berperan
dalam kelahiran janin melalui vagina, panggul ibu memainkan
peran jauh lebih besar pada proses persalinan karena janin
harus berhasil mengakomodasi dirinya melalui jalan lahir yang
relative kaku ini. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul
harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.
 Kanal panggul bervariasi dalam ukuran dan bentuk dalam
berbagai derajat. Diameter dari pintu masuk panggul, tengah
panggul, dan pintu keluar panggul, beserta sumbu dari kanal
lahir, menentukan apakah kelahiran melalui vagina mungkin
dilakukan dan dalam posisi bagaimana janin akan turun melalui
kanal lahir.
5. Psychologic Respons (Psikologis)

Psikologis adalah kondisi psikis klien dimana terjadinya


dorongan psikis, persiapan persalinan, pengalaman masa lalu,
strategi adaptasi/coping. Psikologis adalah bagian yang krusial
saat persalinan, ditandai dengan cemas atau menurunnya
kemampuan ibu karena ketakutan untuk mengatasi nyeri
persalinan. Respon fisik terhadap kecemasan atau ketakutan
ibu yaitu dikeluarkan hormon katekolamin. Hormon tersebut
menghambat kontraksi uterus dan aliran darah plasenta.
a) Faktor psikologis

 Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan


intelektual;
 Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya;
 Kebiasaan adat; dukungan dari orang terdekat
pada kehidupan ibu.
Psikolgis Persalinan Kala 1
Perubahan psikologis pada ibu bersalin kala 1 (terutama bagi ibu yang pertama
kali melahirkan) yaitu:

Ibu sering Apakah


Perasaan memikirkan penolong Apakah ibu
tidak enak “apakah dapat sabar sanggup
berjalan untuk merawat
normal atau menolong bayinya
Takut dan ragu- tidak” atau tidak
ragu akan
persalinan Menganggap Ibu merasa
Apakah bayi
persalinan cemas
normal atau
sebagai
tidak
cobaan

Pada kala 1 tidak jarang ibu mengalami perubahan psikologi diantaranya, rasa
takut, stres, ketidaknyamanan, cemas, marah-marah dan lain-lain
Kecemasan

Kecemasan atau ansietas : ketegangan, rasa tidak aman, dan


kekhawatiran yang timbul karena dirasakan akan terjadi
sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahui. Kecemasan dengan rasa takut.

Takut merupakan penilaian terhadap stimulasi yang


mengancam dan cemas merupakan respon emosi
terhadap penilaian tersebut.
B. Gejala psikologis:
Tanda & gejala Cemas 1. Gangguan mood: sensitif sekali, cepat
marah, mudah sedih
2. Kesulitan tidur: insomnia, mimpi buruk,
mimpi yang berulang-ulang
3. Kelelahan, mudah capek
A. Gejala Somatik : 4. Kehilangan motivasi & minat
1. Keringat berlebih 5. Perasaan-perasaan yang tidak nyata
2. Ketegangan pada otot skelet: sakit 6. Sangat sensitif pada suara: merasa tak
kepala, kontraksi pada bagian tahan terhadap suara-suara yang
belakang leher /dada, suara begetar, sebelumnya biasa saja
nyeri punggun 7. Berpikiran kosong, tidak mampu
3. Sindrom hiperventilasi: sesak nafas, konsentrasi, mudah lupa, bingung
pusing, parestesi 8. Kikuk, canggung, kordinasi buruk
4. Gangguan fungsi gastrointestinal: 9. Tidak bisa membuat keputusan, tidak
nyeri abdomen, tidak nafsu makan, bisa menentukan pilihan hal-hal kecil
mual, diare, konstipasi 10. Gelisah,resah, tidak bisa diam
5. Iritasbilitas kardiovaskuler: 11. Kehilangan kepercayaan diri
hipertensi dan takikardi 12. Kecendurungan melakukan segala
6. Disfungsi genetaurinaria: sering sesuatu berualng-ulang
buang air kecil, sakit saat berkemih, 13. Keraguan & ketakutan yang
impotensi, sakit pelvis, kehilangan mengganung
nafsu seksual 14. Terus-menerus memeriksa segala
sesuatu yang telah dilakukan
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

A. Faktor Presipitasi
1. Faktor biologi: rasa nyeri persalinan
2. Faktor psikologi; ketakutan akan menjadi orang tua baru, hubungan keluarga
tridak harmonis, adanya trauma akan persalinan yang lalu
3. Faktor sosial : tidak adanya dukungan dalam keluarga

B. Faktor Predisposisi
1. Tingkat pengetahuan & pendidikan : kurangnya informasi tentang persalinan (dari
orang terdekat, keluarga, tenaga kesehatan, maupun dari media seperti majalah
dll)
2. Usia : ibu usia <20 th kesiapan mental masih sangat kurang/belum mantap. Ibu
usia >35 th secara fisik beresiko kom[plikasi lebih besar tetapi secara mental telah
siap
3. Paritas : pada primigravida cemas karena tidak adanya bayangan mengenai apa
yang akan terjadi saat bersalin nanti. Pada multigravida cemas karena bayangan
rasa sakit yang dideritanya pada saat persalinan masa lalu
4. Keadaan fisik ibu: jika seorang ibu hamil disertai dengan suatu penyakit penyerta
maka ibu tersebut akan lebih cemas lagi karena beresiko patologis
5. Pendamping persalinan : dukungan orang terdekat terutama suami sangat
mempengaruhi kecemasan ibu saat persalinan
Tingkat Kecemasan
1. Kecemasan Ringan : orang yang mengalami masalah ringan masih mampu
menghadapi situasi yang bermasalah, dapat mengintegrasikan pengalaman masa
lalu, saat ini dan yang akan datang.
- TTV normal - Ketagangan otot minimal - Pupil normal / kontriksi
2. Kecemasan Sedang : dapat menyebabkan presepsi sempit dan berfokus pada hal yang
penting & mengesampingkan yang lain, namun dapat melakukan sesuatu yang lebih
terarah & kesulitan dalam berkonsentrasi
- TTV normal/sedikit meningkat - Tremor - bergetar
3. Kecemasan Berat: seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terkini
& spesifik sertas tidak dapat berpikir tentang hal lain. Orang yang mengalaminya
memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan disuatu area lain
- TTV meningkat - diaphoresis - ingin kencing - nafsu makan turun - pupil diltasi - otot
tegang - pandangan menurun - sensasi nyeri meningkat
4. Panik, berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror. Karena mengal;ami
kehilangan kendali, orang yang mengalaminyat idak mampu melakukan sesuatu
walaupun dengan pengarahan.
- Peningkatan aktivitas motorik – menurunnya kemampuan berhubungan dengan
orang lain – persepsi yang menyimpang – dan kehilangan pemikiran yang rasional –
pucat – TTv menurun – hipotensi – koordinasi otot lemah – nyeri – sensai pendengaran
minimal
referensi

 Lowdermilk , D. L., Perry, S. E., & Cashion, K. (2013).


Keperawatan Maternitas Buku 1 Edisi 8. Singapura:
Elsevier.
 Reeder, S. J., Martin, L. L., & Griffin, D. K. (2011).
Keperawatan Maternitas : Kesehatan Wanita, Bayi &
Keluarga Edisi 18 Volume 2. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai