Anda di halaman 1dari 25

Mata Kuliah : Ft.

Neurouscular 1
Dosen : Hasniah Ahmad

PATOFISIOLOGI DAN PERUBAHAN GERAK


YANG BERKAITAN DENGAN PERUBAHAN
GERAK DAN FUNGSI SARAF TEPI

Oleh:
Kelompok 3
 ALKAUTSAR AULIA HASMAR
 ARDIN .A
 ASLIM
 CHERUNISA
 FIFI
FITRIANI
 IRNA ABUBAKAR
 RUSLINDA.RUSYDI
 UTAMI GASWI
 WINDA PERMATASARI
 Gangguan gerak dan fungsi digolongkan sebagai
sesuatu yang unik, karena alat gerak tubuh itu
sendiri, dimana gerakan itu terjadi, seperti
otot, tendon dan tulang tempat perlekatannya
serta sendi, berada dalam keadaan yang
normal.
 Kelainan pd sistem saraf yaitu pengontrol dan
lintasan impuls gerak.
 Suatu gerakan terjadi dengan proses sbb:
(1) ide
(2) perencanaan motorik
(3) pengambilan keputusan, dan
(4) eksekusi gerakan.
SARAF TEPI
Saraf perifer /tepi dibagi menjadi dua yaitu :
 N. Spinalis
 Nervi cranialis/n. Cerebralis

Apabila saraf perifer rusak kemudian otot disuplai oleh


saraf yang tidak menerima informasi dari otak, maka
organ yang hanya dipersarafi oleh saraf perifer
menjadi lemah atau lumpuh sehingga terjadi perubahan
gerak karena tidak menerima informasi dari tubuh hal ini
biasanya menimbulkan beberapa sensasi pada tubuh
seperti mati rasa,kaku dan ,nyeri
Jaras (Traktus) Asenden dan Desenden

Fungsi : Meneruskan informasi sensomotoris ke dan dari proximal dan distal


(Fisiologis Jaras Motorik & Sensorik)
SARAF CRANIAL
SARAF SPINALIS
SARAF SPINALIS TERDIRI DARI 31 PASANG
Struktur
Saraf
Tepi
JARAS MOTOR DARI PUSAT KE PERIFER
Tr. Corticospinalis
OTAK
Tr. Rubrospinalis
Tr. Olivospinalis
Tr. Vertibulospinalis
Medulla Spinalis
Tr. Reticulospinalis
Tr. Tectospinalis

Alpha Motorneuron Gamma Motorneuron

Extrafusal Fibers Intrafusal Fibers


(Muscle Spindle)
Receptor Yang Dapat Menimbulkan Gerak Reflex Berada Pada
Musclespindel dan Golgi Tendon Organ

Fungsi : Mempertahankan kualitas kontraksi yang berkaitan dengan tonus


otot
KLASIFIKASI CEDERA SARAF
Derajat cedera Myelin Akson Endoneuriu perineuriu epineuriu
saraf m m m

1. Neuropraksia +/- Tidak tidak tidak tidak

1. Axonotmesis Ya Ya tidak tidak Tidak

III Ya Ya ya tidak Tidak

IV Ya Ya ya ya Tidak

V. Neurotmesis Ya Ya ya ya Ya
1. NEUROPRAKSIA /NEURAPRAKSIA
(GRADE I)
 Paling ringan, hanya terjadi bloking konduksi saraf
 Tak ada kerusakan pada akson dan selubung myelin, tak
terjadi degenerasi saraf (degenerasi wallerian)
 Paralisis sementara, menghilang seiring hilangnya tekanan
 Diakibatkan kontusi, seperti pada fraktura, atau kompresi,
seperti pada 'palsi malam Minggu'.
 Respon normal pd stimulasi listrik distal lesi, respon
lambat/tak ada respon pd stimulasi listrik proksimal lesi
 Waktu pemulihan berkisar 1 – 4 bulan
2. AKSONOTMESIS
 Terbagi atas tiga grade, yaitu:
 Grade II : diskontinuitas aksonal
Kerusakan pada akson; selubung saraf utuh
 Grade III : disrupsi aksonal + endoneurial
Kerusakan pada akson; selubung saraf dalam
 Grade IV : ruptur perineurial + fasikel
Kerusakan pada akson sd selubung saraf luar
 Terjadi proses degenerasi wallerian
 Karena penetrasi peluru atau tusukan, traksi atau
kompresi dengan disertai iskemia
 Respon berubah/tak normal pd stimulasi listrik
 Waktu pemulihan 4-9 bulan
3. NEURONOTMESIS/NEUROTMESIS

 Paling berat (diskontinuitas batang saraf atau


batang saraf terputus seluruhnya)
 Kerusakan pada akson dan seluruh selubung
saraf
 Terjadi proses degenerasi wallerian
 Penyebab sajatan, tusukan, traksi ataupun
penyuntikan saraf yang diikuti pembentukan
skar
 Respon berubah/tak normal pd stimulasi listrik
 Waktu pemulihan 4-9 bulan
POLA CEDERA SARAF TRAUMATIKA
 Kerusakan bisa tjd pd: akson, selubung
myelin, selubung saraf, jaringan
penyokong (jar sekitar), sirkulasi darah
 Tingkatan kerusakan: neurapraksia,
aksonotmesis dan neurotmesis
 Proses kerusakan/patologi: degenerasi
wallerian yang bisa diikuti dengan
regenerasi wallerian
PATOLOGI PENYAKIT/GANGGUAN PADA
SUSUNAN SARAF TEPI SEHINGGA TERJADI
PERUBAHAN GERAK

BENTUK KELAINAN :

 Mononeuropati
 Multiplex mononeuropati

 Polineuropati

 Neuritis

 Neuralgia
PENYEBAB KPG SST
 Trauma & entrapment
 Infeksi/penyakit/peradangan
 Keracunan (bahan kimia, overdosis obat,
narkoba, makanan)
 Kelainan vaskuler
 Kegananasan/neoplasma
 Kelainan jaringan ikat (RA, SLE)
 Kelainan metabolisme (diabetik)
 Degeneratif
 Herediter
 Kongenital
 Tak diketahui
DAFTAR PUSTAKA
Ronardy,H.Devy ,1996,Neurologi anatomifisiologi
tanda dan gejala.Jakarta:ECG

Mardjono,MahardanSidharta,Priguna,1988,Neuro
logi Klinis Dasar ,Jakarta:PT.Dian rakyat

Anda mungkin juga menyukai