Anda di halaman 1dari 11

Pemeriksaan Fisik

Inspeksi
- Pasien terlihat gelisah
- Sesak (napas cuping hidung, napas cepat, retraksi sela iga, retraksi
epigastrium, retraksi suprasternal)
- Sianosis
Palpasi
- Biasanya tidak ditemukan kelainan
- Pada serangan berat dapat terjadi pulsus paradoksus
Perkusi
Biasanya tidak ditemukan kelainan

Auskultasi
- Ekspirasi memanjang
- Mengi
- Suara lendir
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Sputum
Untuk melihat adanya:
• Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari Kristal
eosinopil.
• Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari
cabang bronkus.
• Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus
• Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat
mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus
plug.
Pemeriksaan Darah
• Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula
terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
• Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
• Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3
dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
• Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E
pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan.
Pemeriksaan Radiologi
• Pada waktu serangan menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru-
paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun.
Uji Provokasi Bronkus
• Uji provokasi bronkus mempunyai sensitifitas yang tinggi tetapi
spesifisitasnya rendah, artinya hasil negatif dapat menyingkirkan
diagnosis asma persisten, tetapi hasil positif tidak selalu berarti
bahwa pasien tersebut asma (bisa rhinitis alergik, PPOK,
bronkiestasis, fibrosis kistik
Pengukuran Status Alergi
• Mempunyai nilai kecil untuk mendiagnosis asma, tetapi membantu
mengidentifikasi factor resiko. Dilakukan untuk mencari faktor alergi
dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan reaksi yang positif
pada asma.
• Umumnya dilakukan dengan prick test (tusuk kulit)
• Pengukuran IgE spesifik dilakukan pada keadaan uji kulit tidak dapat
dilakukan.
Spirometri
Manfaat:
• Obstruksi jalan napas diketahui dari nilai rasio VEP1/KVP < 75% atau
VEP1 < 80% nilai prediksi
• Reversibiliti, yaitu perbaikan VEP1 ≥ 15% secara spontan, atau setelah
inhalasi bronkodilator (uji bronkodilator), atau setelah pemberian
bronkodilator oral 10-14 hari, atau setelah pemberian kortikosteroid
(inhalasi/oral) selama 2 minggu.
• Menilai derajat berat asma
Daftar Pustaka
• http://www.pdpersi.co.id/peraturan/kepmenkes/kmk10232008.pdf

Anda mungkin juga menyukai