Anda di halaman 1dari 58

PMTCT

&
HIV POSITIP PADA
KEHAMILAN

HIV AIDS
HANIK ROHMAH IRAWATI
Epidemiologi HIV dan AIDS Nasional
• Menurut laporan triwulan II 2008 Subdit AIDS dan
PMS, jumlah kasus AIDS secara kumulatif adalah
12,686 kasus, dan kasus HIV adalah 6,277 kasus.
• Lebih 6,5 Juta perempuan di Indonesia menjadi
populasi rawan tertular dan menularkan HIV.
• Lebih dari 24.000 perempuan usia subur di
Indonesia telah terinfeksi HIV
• Lebih dari 9.000 perempuan HIV positif hamil
dalam setiap tahunnya di Indonesia .
• Lebih dari 30% diantaranya melahirkan bayi yang
tertular bila tak ada program PMTCT.
• Sampai Desember 2014 secara kumulatif telah
5
teridentifikasi 160.138 orang yang terinfeksi HIV.
9/26/2019
Lanjutan…
• Penundaan diagnosis hrs dihindari jika wanita hamil.
• Kehamilan tdk dianjurkan bila status HIV positif,
dibutuhkan konseling prakonsepsi.
• Pemaparan pd virus memiliki dampak yg signifikan pd
kehamilan, pemberian makan BBL dan status kesehatan
BBL.
• HIV dari wanita terinfeksi ditransmisi ke janin dan BBL
melalui 3 cara:
1. Ke janin pd awal trimester pertama melalui sirkulasi
maternal
2. Ke bayi selama persalinan dan kelahiran melalui
inokulasi atau darah ibu dan cairan terinfeksi lain yg
ditelan janin.
6
3. Ke
9/26/2019
bayi melalui air susu ibu
PMTCT (prevention mother to
child transmission)
Upaya untuk mencegah infeksi HIV pd perempuan,
serta mencegah penularan HIV dari ibu hamil ke
bayi

19
9/26/2019
PMTCT

4 konsep dasar PMTCT :


(1)Mengurangi jumlah ibu hamil dengan HIV
positif,
(2)Menurunkan viral load serendah-
rendahnya,
(3)Meminimalkan paparan janin/bayi terhadap
darah dan cairan tubuh ibu HIV positif
(4)Mengoptimalkan kesehatan dari ibu
dengan HIV positif.
21
9/26/2019
Ad. 1.
• Pertimbangan untuk mengijinkan Odha hamil
antara lain: apabila daya tahan tubuh cukup baik
(CD4 di atas 500), kadar virus (viral load) minimal/
tidak terdeteksi (kurang dari 1.000 kopi/ml), dan
menggunakan ARV secara teratur.
Ad. 2.
• Obat antiretroviral (ARV) yang ada sampai saat ini
baru berfungsi untuk menghambat multiplikasi
virus, belum menghilangkan secara total
keberadaan virus dalam tubuh Odha.
• Walaupun demikian, ARV merupakan pilihan
utama dalam upaya pengendalian penyakit guna
menurunkan kadar virus.
Inti intervensi PMTCT
1. Pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
komprehensif
2. Layanan konseling dan tes HIV secara
sukarela (VCT) Voluntary Counseling and
Testing atau (KTS= Konseling dan Tes HIV
Sukarela)
3. Pemberian obat antiretrovirus (ARV)
4. Konseling tentang HIV dan makanan bayi,
serta pemberian makanan bayi
5. Persalinan yang aman. 23
9/26/2019
• Persalinan dengan seksio sesarea
berencana sebelum saat persalinan tiba
merupakan pilihan pada Odha.
• Pada saat persalinan pervaginam, bayi
terpapar darah dan lendir ibu di jalan lahir.
• Bayi mungkin juga terinfeksi karena
menelan darah atau lendir jalan lahir
tersebut (secara tidak sengaja pada saat
resusitasi).
Pada daerah ttt dimana pemberian susu formula tidak
memenuhi persyaratan AFASS maka ibu HIV positif
dianjurkan untuk memberikan ASI eksklusif hingga
maksimal 3 bulan, atau lebih pendek jika susu formula
memenuhi persyaratan AFASS sebelum 3 bulan tersebut.
Setelah usai pemberian ASI eksklusif, bayi hanya diberikan
susu formula dan menghentikan pemberian ASI.
Sangat tdk dianjurkan pemberian makanan campuran (mixed
feeding)  ASI bersamaan dgn susu formula/ PASI
lainnya.
Mukosa usus bayi pasca pemberian susu formula/ PASI
akan mengalami proses inflamasi. Bila pd mukosa yg
inflamasi tsb diberikan ASI yg mengandung HIV maka
akan tjd transmisi melalui mukosa usus.
Risiko penularan HIV melalui pemberian ASI akan
bertambah jika terdapat permasalahan pada payudara
(mastitis, abses, lecet/luka putting susu).
3 prinsip umum VCT
3 C: Counseling
Confidential
Consent
Periode Pranatal

• Insiden HIV pd wanita hamil diperkirakan


meningkat.
• Individu dgn kategori HIV:
1. Wanita & pasangan dari daerah geografi
tempat HIV umum tjd.
2. Wanita & pasangan yg menggunakan
obat2an intravena.
3. Wanita dgn PMS`persisten dan rekuren
4. Setiap wanita yg yakin bahwa ia mungkin
terpapar
9/26/2019
HIV 45
Lanjutan…
• Informasi ttg HIV dan ketersediaan
pemeriksaan HIV hrs ditawarkan kpd wanita
berisiko tinggi pd saat pertama kali datang
ke perawatan prenatal.
• Hasil negatif pd pemeriksaan HIV prenatal
pertama bukan suatu garansi bahwa titer
selanjutnya akan negatif.
• Pemeriksaan prenatal juga dpt
menunjukkan adanya gonorea, C.
trachomatis, hepatitis B, micobacterium
tuberculosis, kandidiasis, sitomegalovirus
dan
9/26/2019
toksoplasmosis. 46
Lanjutan…
• Ibu direncanakan untuk mendapat globulin imun
Rh0 (D).
• Bbrp ketidaknyamanan prenatal (spt keletihan,
anoreksia dan penurunan BB) menyerupai tanda
dan gejala infeksi HIV.
• Tanda2 utama perburukan infeksi HIV : penurunan
BB > 10% BB sebelum hamil, diare kronis > 1
bulan, demam > 1 bulan
• Untuk menyokong sistem imun wanita hamil,
konseling diberikan (nutrisi optimum, tidur,
istirahat, latihan fisik dan reduksi stres)
47
9/26/2019
Lanjutan…
• Apabila infeksi HIV didiagnosis, wanita diberi penjelasan
ttg konsekuensi yg tjd pd bayinya.
• Apabila ia memilih melanjutkan kehamilannya, berikan
konseling ttg tehnik berhubungan seksual yg lebih aman.
• Hubungan seksual yg aman:
1. Hub seksual kemungkinan aman hanya jika tdk ada
pertukaran cairan tubuh scr oral atau genital.
2. Penggunaan kondom yg benar (tdk scr eksklusif memberi
proteksi)
3. Penggunaan spremisida yg mengandung non oksinol dpt
memberi proteksi tambahan.
4. Pilih pasangan seksual dgn sangat hati2.
5. Tanya pasangan anda riwayat PMS nya.
48
9/26/2019
• Penggunaan kondom dan spermisida 9 non-oksinol
dianjurkan untuk meminimalkan pemaparan HIV lebih jauh
jika pasangan mrp sumber infeksi.
• Hubungan seksual orogenital tdk dianjurkan.
• Penyalahgunaan alkohol & obat2an mengganggu sistem
imun tubuh dan meningkatkan resiko AIDS dan kondisi
terkait:
1. Sistem imun tubuh hrs rusak dulu sblm HIV dpt
menimbulkan penyakit.
2. Mengganggu terapi medis dan terapi alternatif untuk
AIDS.
3. Mempengaruhi pertimbangan pengguna yg mjd lebih
cenderung terlibat aktivitas yg membuatnya berisiko
mengidap AIDS dan pemaparannya thd HIV.
4. Menyebabkan stres, masalah tidur, membahayakan
49
fungsi
9/26/2019
tubuh
Terapi

• Obat primer yg disetujui 3 azido-3-deoksitimidin


(zidovudin, AZT/Retrovir).
• Penggunaan dlm kehamilan dibatasi krn adanya
potensi efek mutagenik/ toksik potensial pd janin.
• Azidotimidin terkendali pd wanita hamil, yg
memiliki hitung sel T-helper < 400 sel/mm3 dan
scr signifikan mengurangi resiko transmisi HIV dari
wanita terinfeksi ke janinnya.
• Infeksi oportunistik lain, yg menyertai infeksi HIV
scr persisten, diatasi menggunakan obat2an yg
spesifik untuk infeksi tsb.
50
9/26/2019
PENATALAKSANAAN ANTEPARTUM

 Riwayat lengkap, meliputi: riwayat menstruasi,


medis, obstetrik dan sosial serta kebiasaan 
menentukan faktor risiko infeksi oportunistik,
komplikasi potensial, masalah kesehatan yg dpt
mengancam ibu & janin, adnya IMS dan
penanganan HIV saat ini.
 Pengkajian fisik lengkap
 Pengkajian lab : darah lengkap, muatan virus RNA
HIV, hitung sel CD4, urinalisis, skrining antibodi,
titer rubela, antigen permukaan hepatitis B, kultur
serviks dan skin test toksoplasmosis dan TBC 
mengetahui adanya infeksi yg sdh ada sblmnya.
Periode Intrapartum
• Perawatan wanita bersalin tdk scr substansial
berubah krn infeksi asimptomatik HIV.
• Fokus utama: mencegah penyebaran nosokomial
HIV dan melindungi tenaga perawatan kesehatan.
• Resiko transmisi HIV dianggap rendah selama
proses kelahiran pervaginam terlepas dari
kenyataan bahwa bayi terpapar pd darah, cairan
amniotik dan sekresi vagina ibunya.
• Ada kemungkinan inokulasi virus ke neonatus jika
pengambilan sampel darah dilakukan pd kulit
kepala janin atau elektroda dipasang pd kulit
kepala janin. 52
9/26/2019
PENATALAKSANAAN INTRAPARTUM

• Penurunan pemajanan darah dan sekresi ibu yg


terinfeksi ke neonatus
• Jika memungkinkan, pertahankan ketuban tetap
utuh tjd ↓ penularan HIV-1 pd neonatus jika ibu
melahirkan dlm 4 jam setelah pecah ketuban.
• Hindari penggunaan forceps dan vakum jika
memungkinkan mengurangi resiko penularan
HIV-1 melalui inokulasi virus ke janin.
• Bersihkan bayi dari darah dan sekresi segera
setelah kelahiran dan mandikan secepatnya
mengurangi resiko penularan HIV-1 ke bayi.
• SC dpt dianjurkan bila viral load > 1000 kopi/ml.
Periode Pasca partum
• Walaupun periode pascapartum awal tdk
signifikan, follow up yg lebih lama menunjukkan
frekuensi penyakit klinis yg tinggi pd ibu yg
anaknya menderita penyakit.
• Bayi baru lahir boleh bersama ibunya tp tdk boleh
disusui untuk mencegah penularan HIV ke bayi
melalui ASI.
• Tindakan kewaspadaan universal hrs diterapkan,
baik untuk ibu maupun bayinya.
• Pantau adanya infeksi ibu dgn HIV berisiko
tinggi terkena infeksi (ISK, penyembuhan luka yg
lambat, endometritis postpartum, dan vaginitis). 54
9/26/2019
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Ansietas (penyakit) dan ansietas thd kematian b.d
hasil yg tdk diketahui dan tdk dpt diperkirakan
untuk janin, diri sendiri, dan keluarga akibat HIV
AIDS dan komplikasinya.
• Ketidakefektifan pola seksualitas b.d takut
penularan HIV, gangguan hubungan dgn individu
terdekat, kurang pengetahuan / ketrampilan
mengenai praktek seks yg aman.
• Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan
tubuh b.d ketidakmampuan untuk menelan atau
mencerna makanan atau zat gizi yg disebabkan
oleh faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
Lanjutan…
• Intoleransi aktivitas b.d kelatihan
• Risiko kerusakan integritas kulit b.d wasting
syndrome, penurunan BB berlebihan, infeksi
oportunistik, diare.
• Duka cita adaptif b.d rasa takut thd kehilangan
(hidup, keluarga, kesejahteraan fisik dan mental).
• Gangguan citra tubuh b.d perubahan fisik
(penurunan BB, lesi, kaheksia).
• Harga diri rendah b.d penyakit kronis, isolasi,
stigma sosial.
• Risiko kekurangan volume cairan b.d diare kronis,
mual.
PENYULUHAN KLIEN/ KELUARGA

Penularan HIV kejanin tdk dpt dicegah, namun ada


cara untuk menurunkan resiko tsb.
Kemoprofilaksis dgn ZVD (AZT) terbukti mengurangi
penularan HIV melalui plasenta sebanyak 25%.
Ibu yg melahirkan bayi dlm 6 jam setelah pecah
ketuban dpt menurunkan angka penularan.
Tdk menyusui juga mengurangi resiko penularan krn
HIV-1 ditemukan pd ASI.
HIV tdk menular melalui sentuhan biasa, sehingga
dianjurkan tetap menggendong bayinya.

Anda mungkin juga menyukai