Expert opinion in the management of aqueous Deficient Dry Eye
Disease (DED)
Pembimbing: dr. Retno Wahyuningsih, Sp. M
Disusun Oleh: Aisyah Musa Khumairoh H2A012052
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AMBARAWA 2016 Abstrak
• Penyakit mata kering berdampak pada jutaan orang
di seluruh dunia. Ada berbagai perawatan baru diatas terapi tradisional seperti air mata buatan Latar belakang bebas bahan pengawet. Disini, kami melakukan survei untuk mengindikasikan pengobatan paling umum yang digunakan diantara spesialis dan menilai kepentingannya dalam terapi terbaru.
• Sebuah survei internasional dibagikan pada peneliti
dan praktisi ahli mata kering melalui survei Metode internet. Data survei yang dikumpulkan dianalisis dengan statistik deskriptif. • Seratus lima belas responden menyelesaikan survei ini, 66 % adalah spesialis kornea. Pengobatan topikal yang paling sering diresepkan termasuk siklosporin A ( CSA) 0,05 % (71/104,68 %), fluorometholone (FML) 0,1% (59/99, 60%), loteprednol etabonate 0,5% (50/99, 51%), dan serum tetes mata autologous (ASD; 48/97,49%). Obat non-topikal yang paling sering diresepkan termasuk suplemen asam lemak essensial ( 72 /104,69 %) , doxycycline dosis rendah (oral, 61/100, 61%), dan suplemen flaxseed (32/96, 33%) serta Hasil punctal plugs (76/102, 75%). Responden melaporkan pengobatan dengan kortikosteroid topikal selama 2 sampai 8 minggu (46/86, 53%), diikuti oleh kurang dari 2 minggu (24/86, 28%) dan dengan CSA topikal antara 2 sampai 8 minggu (45/85, 53%) diikuti penggunaan 2 sampai 6 bulan (24/85, 28%). Tiga tanda dan gejala teratas yang dilaporkan untuk menunjukkan respon pengobatan. Pewarnaan kornea dengan fluorescein, penurunan sensasi benda asing, dan penurunan sensasi terbakar. • Survei ini menawarkan wawasan pendapat ahli saat ini dalam pengobatan DED. Hasil survei ini adalah menghasilkan hipotesis dan Kesimpulan akan membantu dalam desain penelitian klinis di masa depan. • Kata kunci: penyakit mata kering, Keratokonjungtivitis sicca, Sjögrens Latar Belakang Hasil DED dari produksi air mata yang berkurang atau penguapan air mata secara berlebihan dan diperkirakan mempengaruhi 1.000 000 sampai 4,9.000 000 orang di Amerika Serikat Gejala terbakar dan robek dapat menyebabkan penurunan yang signifikan dalam kualitas hidup bagi pasien. Dalam kasus yang berat, dapat terjadi komplikasi seperti luka parut pada kornea, keratitis bakteri, dan kehilangan penglihatan DED dibagi menjadi dua kategori berdasarkan etiologi : defisit air (keratokonjungtivitis sicca) dan gangguan penguapan. Pengobatan defisit air pada DED dimulai secara tradisional dengan air mata buatan dan pelumas topikal. Obat anti-inflamasi topikal, termasuk kortikosteroid dan siklosporin A 0,05%, yang umum digunakan untuk kasus sedang sampai berat. Metode Survei dibagikan kepada para peneliti dan praktisi ahli di bidang DED melalui alat survei internet SurveyMonkey (surveymonkey.com, LLC, Palo Alto, California) pada bulan April 2013 Mereka yang sebelumnya memilih untuk tidak ikut menerima email dari SurveyMonkey atau orang-orang dengan alamat email yang tidak valid yang ditentukan sebelumnya tidak memenuhi syarat. Survei itu anonim dan tidak ada identitas peserta dari nama, jenis kelamin atau usia yang terkumpul; semua penerima memiliki pilihan untuk berpartisipasi atau memilih keluar. Studi berpegang pada Deklarasi Helsinki dan semua hukum federal dan negara bagian. Setelah pendistribusian awal pada April 2013, dua pengingat survei dikirim dan survei ditutup pada 1 Juli 2013. Survei terdiri dari 11 pertanyaan,yang dikembangkan setelah identifikasi pencarian literatur obat yang paling umum tersedia untuk DED. Penerima penelitian pertama kali disajikan dengan skenario klinis dari pasien dengan gejala dan temuan pemeriksaan fisik dengan defisit air DED. Responden kemudian diminta untuk menggambarkan penggunaan berbagai terapi untuk pasien ini termasuk punctal plugs, topikal, dan obat-obatan oral menggunakan skala Likert. Peserta diminta untuk menunjukkan yang mana dari terapi ini yang menarik untuk digunakan lebih dan batasan utama pada penggunaannya saat ini. Responden ditanyai tentang algoritma pengobatan rutin mereka dan tonggak perawatan yang mereka gunakan untuk panduan terapi. Hasil Tabel 1. Berbagai obat topikal yang digunakan responden untuk pasien dengan skenario klinis yang konsisten dengan defisit air DED (Air mata buatan diabaikan) Diskusi Tabel 2. Berbagai obat topikal yang digunakan responden untuk pasien dengan skenario klinis yang konsisten dengan defisit air DED Di antara terapi topikal untuk defisit air DED, responden paling sering menggunakan steroid topikal (Fluorometholone 0,1% dan loteprednol etabonate 0,5%), CSA 0,05%, dan serum tetes mata autologous. Peran peradangan pada DED membuat kortikosteroid topikal sebagai kandidat alami untuk terapi, tetapi efek samping yang signifikan pada terapi kortikosteroid berkepanjangan, termasuk glaukoma sekunder, infeksi dan pembentukan katarak, harus terbatas penggunaannya. Responden dari survei ini melaporkan paling umum melihat perbaikan dengan terapi CSA di periode waktu yang lebih singkat (2 minggu sampai 2 bulan). ASD dianggap dapat mengurangi mata kering dengan menyediakan komponen air mata seperti berbagai faktor pertumbuhan dan vitamin yang membantu pemeliharaan permukaan mata Di antara terapi non-topikal untuk pasien DED, responden paling sering menggunakan punctal plugs, suplemen EFA oral, doksisiklin oral dosis rendah dan suplemen flaxseed. Punctal plugs telah dipelajari dalam beberapa uji klinis, dan baru-baru ini review Cochrane menemukan bahwa meskipun literatur tidak secara tegas mendukung khasiatnya untuk pengobatan mata kering, data tidak menunjukkan "Kegunaan" di DED Suplemen EFA secara tradisional digunakan untuk mengobati penguapan DED atau penyakit kelenjar meibom. Doxycycline, antibakteri dengan efek anti-inflamasi, memperoleh daya tarik sebagai terapi untuk DED ketika jalur inflamasi telah ditambahkan pada pemahaman patogenesis mata kering. Hal ini terutama telah diteliti di rosacea okular, tetapi baru-baru ini studi pada sejumlah kecil pasien menunjukkan doxycycline efektif dalam memulihkan stabilitas lapisan air mata di pasien mata kering Keterbatasan penelitian ini termasuk yang faktor intrinsik untuk semua survei, termasuk Bias dan non-respon bias. Tingkat respon dari 8,6% tidak lazim dan lebih baik dari survei mata kering sebelumnya. Kekuatan survei adalah tingginya proporsi responden yang merupakan spesialis kornea, karena ini adalah topik yang paling menarik. Metode kami adalah survei bias terhadap praktisi akademik, Oleh karena itu kemungkinan besar merupakan pendapat ahli daripada praktik saat ini pada umumnya. Kesimpulan Perlu alternatif, agar pengobatan DED lebih efektif jelas. Dengan menentukan pola praktik saat ini, Survei ini menawarkan wawasan pada terapi alternatif yang sudah digunakan di antara praktisi. Selain itu, hasil survei ini mengidentifikasi pentingnya terapi dan hasil klinis penting yang dapat membantu dalam pengembangan studi klinis masa depan. Persetujuan Informed consent diperoleh dari semua peserta studi untuk publikasi laporan ini. Lapisan air mata