PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Pelayanan gizi yang ada di puskesmas terdiri dari kegiatan di dalam
maupun luar gedung. Dalam pelaksanaannya, pelayanan gizi di puskesmas
diperlukan pelayanan yang bermutu sehingga dapat menghasilkan status gizi
yang optimal dan mempercepat proses penyembuhan pasien. Pelayanan ini
dapat diwujudkan dengan tesedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan
gizi yang bermutu sesuai dengan 4 pilar dalam pedoman gizi seimbang
(PGS).
2
C. Manfaat Magang
3
4
BAB II
A. Keadaan Geografi
Secara geografis Kecamatan Gayamsari berada di wilayah Administrasi
Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Disebelah utara Laut Jawa, di sebelah
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Tembalang, di sebelah Timur
berbatasan dengan Kecamatan Pedurungan, dan di sebelah barat dengan
Kecamatan Semarang Timur dan Semarang Utara.
Kecamatan Gayamsari permukaan daratnya dapat dikatakan 100 persen
datar. Kecamatan Gayamsari dengan ketinggian sekitar 3,5 meter diatas
permukaan laut dengan jarak ke ibu Kota Semarang sekitar 5 km dan jarak ke
ibu Kota Provinsi Jawa Tengah sekitar 5 km. Kecamatan Gayamsari di bagi
menjadi 7 Kelurahan, 62 Rukun Warga (RW), dan 144 Rukun Tetangga (RT).
Dari 7 Kelurahan yang paling banyak Rukun Tetangga (RT) yaitu Kelurahan
Pandean Lamper dengan jumlah RT 105 dari 12 RW
Gambar 1.
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Gayamsari
B. Demografi
Jumlah
penduduk
Kecamatan
Gayamsari
berdasarkan data
statistik pada tahun
2017
berjumlah
72.839 jiwa, dengan jumlah Rumah Tangga 24.139 KK. Angka kepadatan
penduduk rata-rata di wilayah Kecamatan Gayamsari adalah 11.939 jiwa/
2
km .
5
Wilayah Kecamatan Gayamsari dibagi menjadi 7 Kelurahan. Jumlah
penduduk tahun 2016 sebanyak 54.376 jiwa (Laki-laki 39.392 jiwa atau 47,4
% dan perempuan 39.326 jiwa atau 46,4 %)
Tabel 1. Kondisi penduduk Kecamatan Gayamsari berdasarkan Umur
Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 2.645 2.448 5.730
5-9 3.212 2.860 6.072
10-14 2.920 2.810 5.730
15-19 2.941 2.784 5.725
20-24 2.903 2.720 5.623
25-29 2.796 2.915 5.711
30-34 3.127 3.021 6.148
35-39 3.254 3.274 6.528
40-44 2.887 2.916 5.803
45-49 2.511 2.778 5.289
50-54 2.181 2.484 4.665
55-59 1.882 2.053 3.935
60-64 1.364 1.436 2.800
65-69 764 782 1.566
70-74 459 544 1.003
75+ 460 688 1.148
Jumlah 36.326 36.513 72.839
6
Non Formal 78
PAUD 10
TK 30
Keagamaan 19
Pesantren 2
Sekolah Minggu 17
2. Kesehatan
Kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar manusia. Oleh
karena itu ketersediaan sarana dan prasarana penunjang kesehatan
sangatlah penting. Fasilitas kesehatan yang terdapat di kecamatan
Gayamsari sebanyak 12, yang terdiri dari 2 RS Bersalin/BKIA, 7
Poliklinik, dan 3 Puskesmas Kesehatan masyarakat biasanya tercermin
dari kegiatan masyarakat tersebut, salah satu peran serta masyarakat di
bidang kesehatan dapat dilihat dengan mudah dari keaktifan Posyandu
yang ada.
Selama tahun 2017 Posyandu yang ada telah mencapai 64 buah dan
jumlah pos/klinik KB sebanyak 55 buah. Adapun jumlah PUS yang telah
ikut program KB sudah sebanyak 106,185 (74,84%) 80 persen dari total
PUS yang ada.
3. Agama
Perkembangan pembangunan di bidang spiritual dapat dilihat dari
besarnya sarana peribadatan masing-masing agama. Menurut data statistic
tahun 2017 penduduk Kecamatan Gayamsari, sebagian besar menganut
Agama Islam.
Tabel 3. Jumlah Tempat – Tempat Ibadah di Kecamatan Gayamsari Tahun 2017
Tempat Ibadah
Kelurahan Surau/Langga Gerej Kuil/Pura/Vihar
Masjid
r a a
Pandean Lamper 11 10 0 0
Gayamsari 10 11 1 0
Siwalan 4 7 1 0
Sambirejo 9 5 3 0
Sawah Besar 4 13 1 0
Kaligawe 10 9 1 0
Tambakrejo 6 9 2 0
Jumlah 54 67 9 0
7
D. Ketenagaan
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Gayamsari Tahun 2017
sebanyak 43 orang. Jumlah sumber daya manusia menurut
kualifikasinya adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Kebutuhan Jabatan Fungsional Umum Sesuai Analisis Beban
Kerja Puskesmas Gayamsari
No Jenis Tenaga Jumlah PNS BLUD APBD
1 Kepala Puskesmas 1 - -
2 Ka. Sub. Bag Tata Usaha 1 1 -
3 Dokter Umum/Fungsional 2 2 1
4 Dokter gigi 1 1 -
5 Bidan 6 4 2
6 Perawat 6 4 2
7 Perawat Gigi 2 1 1
8 Sanitarian 1 1 -
9 Ass Apoteker 2 2 -
10 Apoteker 1 - 1
11 Analis Kesehatan/ laborat 2 1 1
12 Nutrisionis 1 1 -
13 Epidemiolog 1 1 -
14 Promkes 1 - -
15 Pengolah simpus/data 1 1 -
16 Bendahara/Pengurus barang 1 1 Rangkap Jabatan
17 Bendahara APBD 1 1 Rangkap Jabatan
18 Bendahara BOK 1 1 Rangkap Jabatan
19 Pengadministrasi 4 1 2 1
20 Petugas Loket 4 1 3
21 Penjaga Kantor 2 1 - 1
22 Pengemudi 1 - - 1
23 Petugas kebersihan 3 - - 3
TOTAL 43 23 14 6
8
BAB III
A. Program
9
10
4. Pemberian Biskuit sebagai PMT pada Ibu Hamil
a. Deskripsi :Memberikan biskuit PMT untuk ibu hamil
KEK
Dan Anemia (LiLa <23,5 cm dan HB <11)
b. Sasaran : Ibu hamil dengan LiLa <23,5 cm
c. Tempat Pelaksanaan : Ruang Gizi Puskesmas Gayamsari
d. Tanggal Pelaksanaan : Selama Magang
e. Sarana Prasarana : Biskuit PMT Ibu Hamil
11
b. Sasaran : Siswa SD kelas 1 dan 2
c. Tempat Pelaksanaan : SD Al-Fatah
d. Tanggal Pelaksanaan : Maret 2019
e. Sarana Prasarana : Leaflet, timbangan digital, senter, metlin
9. KIA
Selain menjalankan program gizi kami juga membantu program selain gizi
yang ada di Puskesmas Gayamsari. Kegiatan di bagian Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA) kami membantu pengukuran antropometri pada bayi, balita dan ibu hamil
serta pendataan pasien yang berkunjung.
1. Konseling Gizi
Konseling gizi biasa dilakukan setelah mendapatkan rujukan dari dokter dan
bidan untuk konseling dengan ahli gizi terkait permasalahan gizi yang dihadapi
balita dan atau ibu balita. Permasalahan yang biasa dihadapi antara lain berat
badan bayi/ balita yang tidak sesuai usia, ASI non eksklusif, bayi/balita yang
susah makan. Setelah diberi konseling biasanya ibu bayi/balita akan diberi
pertanyaan untuk mengetahui output dari konseling yang telah dilakukan.
12
Pemberian biskuit ini diberikan sebagai penanganan untuk meningkatkan berat
badan balita yang kurang.
4. Pemberian Biskuit sebagai PMT pada Ibu Hamil KEK dan ANEMIA
Setiap ibu hamil yang datang untuk periksa kehamilan selalu ditimbang berat
badan, tinggi badan, kadar HB dan LiLA. Apabila LiLa didapatkan nilai <23,5cm
dan HB <11 biasanya dirujuk ke ruang gizi untuk mendapat konseling gizi dan
mendapat biskuit sebagai Pemberian Makanan Tambahan pada ibu hamil.
Pemberian biskuit ini diberikan sebagai penanganan agar ukuran LiLa bisa
meningkat menjadi ≥23,5 cm dan HB ≥11
7. Posyandu
Posyandu dilakukan di setiap RW wilayah kerja Puskesmas Gayamsari yang
berlangsung sebulan sekali per wilayahnya. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini
adalah data tumbuh kembang balita yang dapat dilihat dari buku KMS/KIA bayi
dan balita yang meliputi pengukuran tinggi badan dan berat badan. Program ini
juga merupakan bagian dari skrinning apabila ada bayi balita gizi kurang supaya
bisa dirujuk ke Puskesmas.
8. Penyuluhan di SD
Penyuluhan dilakukan dengan sasaran siswa SD mulai dari siswa kelas 1
sampai dengan kelas 6 dengan materi yang berbeda. Penyuluhan di SD dilakukan
13
secara bergantian bagi masing-masing kelas di setiap SD. Kegiatan penyuluhan di
SD yang kami ikuti selama magang adalah penyuluhan tentang gizi seimbang
pada anak usia sekolah, kesehtan gigi mulut, dan tumbuh kembang anak dalam hal
ini sasaranya adalah siswa kelas 1 dan 2 SD. Dalam hal ini langsung dijelaskan
oleh ahli gizi tentang gizi seimbang dan langsung di;akukan pemerikasaan dan
pengukuran pada anak sekolah. Respon siswa dalam hal ini sangat baik.
Diharapkan dengan diadakanya penyuluhan ini siswa dapat mengetahui informasi
mengenai pola hidup sehat.
1. Faktor Pendukung
Program-program gizi berjalan dengan baik dikarenakan beberapa faktor
pendukung, diantaranya:
a. Ahli gizi dibantu beberapa rekan dalam beberapa program kerja seperti
Pertemuan kader, posyandu, kentang manis, penyuluhan, dsb.
b. Sasaran kegiatan yang antusias dengan program, seperti kader-kader
posyandu dalam Pertemuan kader, dan pihak sekolah, serta ibu balita dan ibu
hamil yang berkenan menerima dan mengkonsumsi biskuit PMT untuk
meningkatkan status gizi.
c. Setiap program yang akan dilaksanakan selalu dimulai dengan briefing
sehingga tidak terjadi kesalahan komunikasi.
2. Faktor Penghambat
Dalam berjalannya program-program gizi yang kami ikuti selama magang ada
sedikit hambatan, salah satunya yaitu kurangnya tenaga ahli gizi dalam melakukan
seluruh tugas. Dalam hal ini, ahli gizi masih kerepotan dalam mendata anak yang
kurang gizi, ibu hamil KEK, ibu hamil anemia, serta lansia yang mengalami
penyakit yang berhubungn dengan gizi. Selama magang, ahli gizi merasa terbantu
dalam melakukan tugas, terutama tugas survei ke wilayah bagian dari Puskesmas
Gayamsari.
14
BAB IV
A. Kesimpulan
15
Memperbarui alat-alat antropometri yang telah tersedia
16