Anda di halaman 1dari 12

CC2

STATUS EPILEPTIKUS

oleh
Apryana Damayanti AR
(0120840029)

Dokter Pembimbing:
dr. Ignatius I. Letsoin, Sp.S, M.Si, Med.
FINS,FINA
BAB I. PENDAHULUAN
Status epileptikus → bangkitan kejang yang terjadi > 30 menit
atau adanya dua bangkitan atau lebih dimana diantara bangkitan-
bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran

Insiden SE dilaporkan berkisar antara 2,9-57 per 100.000 orang,


tergantung usia dan populasi. Diperkirakan bahwa setidaknya ada
2,5 juta kasus SE setiap tahun diseluruh dunia.

Status epileptikus harus dianggap sebagai kedaruratan


neurologik. Dapat terjadi kerusakan saraf yang bermakna akibat
aktivitas listrik abnormal yang berkelanjutan.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Epilepsy Foundation of America (EFA) mendefinisikan SE sebagai kejang yang terus
menerus selama paling sedikit 30 menit atau adanya dua atau lebih kejang terpisah
tanpa pemulihan kesadaran diantaranya

Etiologi
Pasien epilepsi yang mendadak berhenti minum obat antiepilepsi, meningitis, tumor
otak, ensefalopati hipertensi, abses otak, hipoglikemi, perdarahan otak, dan sindroma
reye (pada anak-anak)

Penyebab status epileptikus yang banyak diketahui adalah infark otak mendadak,
anoksia otak, bermacam-macam gangguan metabolisme, tumor otak, atau berhenti
minum obat anti kejang
PATOFISIOLOGI

Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari


sebuah focus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat
suatu keadaan patologik

Lesi di otak tengah, thalamus, dan korteks serebum kemungkinan besar


bersifat epileptogenik , sedangkan lesi di serebelum dan batang otak
umumnya tidak memicu kejang

Selama kejang, kebutuhan metabolic secara drastis meningkat. Aliran


darah otak meningkat, demikian juga respirasi dan glikolisis jaringan.
Asetilkolin muncul di cairan serebrospinalis selama dan setelah kejang.
Asam glutamate mungkin mengalami deplesi selama aktivitas kejang
DIAGNOSIS
Anamnesa : Riwayat epilepsi, riwayat menderita tumor, riwayat trauma kepala,
infeksi obat, alkohol, penyakit serebrovaskular lain, dan gangguan metabolit.
Perhatikan lama kejang, sifat kejang (fokal, umum, tonik/klonik), tingkat
kesadaran diantara kejang, riwayat kejang sebelumnya, riwayat kejang dalam
keluarga, demam, riwayat persalinan, tumbuh kembang, dan penyakit yang
sedang diderita

Pem. Fisik : Pemeriksaan tanda-tanda vital, Pemeriksaan status interna, Status


mental pasien, dan pemeriksaan neurologis ( tingkat kesadaran penglihatan
dan pendengaran refleks fisiologis dan patologi, lateralisasi, papil edema akibat
peningkatan intrakranial akibat tumor, perdarahan, atau sebab lainnya,
sistem motorik yaitu parestesia, hipestesia, anestesia )

Pem. Penunjang : Pemeriksaan laboratorium , Imaging yaitu CT Scan dan MRI ,


dan EEG.
PENATALAKSANAAN

STADIUM PENATALAKSANAAN

Stadium I (0-10 menit) - Memperbaiki fungsi kardiorespirasi

- Memperbaiki jalan nafas, pemberian oksigen, resusitasi

Stadium II (1-60 menit) - Pemeriksaan status neurologik

- Pengukuran tekanan darah, nadi dan suhu

- EKG

- Memasang infus pada pembuluh darah besar

- Mengambil 50-100 cc darah untuk pemeriksaan lab

- Pemberian OAE emergensi : Diazepam 10-20 mg iv (kecepatan

pemberian ≥ 2-5 mg/menit atau rektal dapat diulang 15 menit

kemudian)

- Memasukan 50 cc glukosa 50% dengan atau tanpa thiamin 250 mg

intravena

- Menangani asidosis
Stadium III (0-60/90 menit) - Menentukan etiologi

- Bila kejang berlangsung terus selama 30 menit setelah

pemberian diazepam pertama, beri fenitoin iv 15-18 mg/kg

dengan kecepatan 50 mg/menit.

- Memulai terapi dengan vasopressor bila diperlukan

- Mengoreksi komplikasi

Stadium IV (30-90 menit) - Bila kejang tetap tidak teratasi selama 30-60 menit, transfer

pasien ke ICU, beri propofol (2 mg/kg/BB bolus iv, diulang bila

perlu) atau thiopentone (100-250 mg bolus iv pemberian dalam

20 menit, dilanjutkan dengan bolus 50 mg setiap 2-3 menit),

dilanjutkan sampai 12-24 jam setelah bangkitan klinis atau

bangkitan EEG terakhir, lalu dilakukan tapering off

- Memantau bangkitan dan EEG, tekanan intracranial, memulai

pemberian dosis OAE dosis rumatan.


Secara ringkas penanganan yang terpenting menghentikan kejang dengan
cara sebagai berikut :

Bila kejang berhenti,


0-10 Menit
0-10 Menit (Di RS) pertimbangkan rumatan
(Di rumah)

Diazepam 0,25- 0,5 mg/kgBB IV Fenitoin 5-10mg/kg dibagi 2


Diazepam 5-10 mg/IV Kec. 2mg/2mnt, max 10mg) dosis
BB<12 kg : 5 mg Atau Midazolam Atau
BB≥ 12kg : 10 mg 0,25mg/kgBB/IM/buccal max Fenobarbital 3-5 mg/kg/hari
10 mg dibagi 2 dosis

Kejang berlanjut Bila kejang berlanjut 5-10”


SE REFRAKTER
- Midazolam bolus 100-200/kgbb 20 menit
(IV) max 10mg
- Dilanjutkan dengan infus
kontinyu 10mg/kg/jam Fenitoin 20 mg/kg/IV
Fenobarbital 20 mg/kg(IV)
- Dapat dinaikkan 50 mg/kg Dienceerkan dalam 50 ml, NaCl dengan kec. 10-20 mg/menit
setiap 15 menit 0,9% selama 20 menit 12
mg/kg/mnt Dosis maximal 1000 mg
- Max 2mg/kg/jam
Dosis max 1000 mg
Propofol bolus 1-3 mg/kg
dilanjutlan dengan infus kontinyu 2-
10 mg/kg/jam
PROGNOSIS
• Beberapa faktor dan etiologi membantu
menentukan prognosis pasien dengan SE.
Selain itu durasi SE juga merupakan
determinan prognosis yang penting.
• Angka kematian yang lebih tinggi telah
dilaporkan pada pasien dengan SE
berkepanjangan (> 1 jam) dibandingkan
dengan pasien SE tidak berkepanjangan.
• Jadi, penatalaksanaan SE secara tepat dan
agresif penting untuk menurunkan resiko
kematian dan perburukan gejala
neurologis
BAB III. PENUTUP

Status epileptikus adalah bangkitan yang terjadi lebih dari 30 menit


atau adanya dua bangkitan atau lebih dimana diantara bangkitan-
bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadarandan, dan SE
merupakan kegawatdaruratan neurologis yang membutuhkan
intervensi agresif guna mencegah kerusakan sel saraf atau kematian

Kejang pada status epileptikus terutama disebabkan oleh karena :


Pasien epilepsi yang mendadak berhenti minum obat antiepilepsi,
meningitis, tumor otak, ensefalopati hipertensi, abses otak,
hipoglikemi, perdarahan otak

Diagnosis ditegakan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan .


pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik mencakup pemeriksaan
neurologi lengkap Pemeriksaan penunjang diperlukan pemeriksaan
Lab, CT Scan, MRI, dan EEG
Penutup….

Edukasi pada status


Penggunaan benzodiazepine epileptikus yaitu : Pencegahan
sebagai obat lini pertama kekambuhan dengan
untuk mengakhiri kejang akut meminum OAE secara teratur
dan fenitoin untuk lini kedua dan tidak menghentikannya
secara tiba-tiba
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai