Anda di halaman 1dari 35

FISIKA TERAPAN

Setyo Erna Widiyanti, S.ST. M.Eng


PENGUKURAN
Fisika lahir dan berkembang dari hasil percobaan dan pengamatan. Percobaan (eksperimen)
dan pengamatan (observasi) memerlukan pengukuran (measurement) dengan bantuan alat-alat
ukur, sehingga diperoleh data/hasil pengamatan yang bersifat kuantitatif.

Mengukur adalah membandingkan suatu besaran fisis dengan besaran fisis sejenis sebagai
standar (satuan) yang telah disepakati lebih dahulu. Didalam mengukur, kita membutuhkan
suatu alat ukur.

Alat ukur adalah alat bantu dalam proses pengukuran. Berikut ini akan dijelaskan proses
pengukuran dengan menggunakan beberapa alat ukur, antara lain alat ukur panjang seperti
mistar, alat ukur massa, dan alat ukur waktu.
ALAT UKUR
1. Alat Ukur Besaran panjang
Alat-alat ukur panjang yang dipakai untuk mengukur panjang suatu benda antara lain
mistar, rollmeter, jangka sorong, dan mikrometer sekrup.
Mistar

Mistar/penggaris berskala terkecil 1 mm


mempunyai ketelitian 0,5 mm. Ketelitian pengukuran
menggunakan mistar/penggaris adalah setengah nilai
skala terkecilnya.
Dalam setiap pengukuran dengan menggunakan
mistar, usahakan kedudukan pengamat (mata) tegak
lurus dengan skala yang akan diukur. Hal ini untuk
menghindari kesalahan penglihatan (paralaks).
Paralaks yaitu kesalahan yang terjadi saat membaca
skala suatu alat ukur karena kedudukan mata
pengamat tidak tepat.
Jangka Sorong

Jangka sorong adalah alat yang


digunakan untuk mengukur panjang, tebal,
dan diameter luar maupun diameter dalam
suatu benda dengan batas ketelitian 0,1 mm.
Jangka sorong mempunyai dua
rahang, yaitu rahang tetap dan rahang sorong.
Pada rahang tetap dilengkapi dengan skala
utama, sedangkan pada rahang sorong
Hasil pengukuran menggunakan jangka
terdapat skala nonius atau skala vernier. Skala
nonius mempunyai panjang 9 mm yang sorong berdasarkan angka pada skala utama
terbagi menjadi 10 skala dengan tingkat ditambah angka pada skala nonius yang
ketelitian 0,1 mm. dihitung dari 0 sampai dengan garis skala
nonius yang berimpit dengan garis skala utama.
Cara mengukur menggunakan jangka
sorong

Panjang paku di samping adalah:


1,1 cm + (6,5 x 0,01) cm = 1,165
cm
Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur ketebalan benda yang relatif
tipis, misalnya kertas, seng, dan karbon. Pada mikrometer sekrup
terdapat dua macam skala, yaitu skala tetap dan skala putar (nonius).
1) Skala tetap (skala utama)
Skala tetap terbagi dalam satuan milimeter (mm). Skala ini terdapat
pada laras dan terbagi menjadi dua skala, yaitu skala atas dan skala
bawah.
2) Skala putar (skala nonius)
Skala putar terdapat pada besi penutup laras yang dapat berputar
dan dapat bergeser ke depan atau ke belakang. Skala ini terbagi
menjadi 50 skala atau bagian ruas yang sama. Satu putaran pada
skala ini menyebabkan skala utama bergeser 0,5 mm. Jadi, satu skala pada skala putar
mempunyai ukuran:
1
𝑥 0,5 mm = 0,01 mm. Ukuran
50
ini merupakan batas ketelitian
mikrometer sekrup.
Cara mengukur menggunakan micrometer
sekrup
Berapa tebal pelat logam?
4,5 cm + (9x4x0,01) cm = 4,86
cm
2. Alat Ukur Besaran Massa
Besaran massa diukur menggunakan neraca. Neraca dibedakan menjadi beberapa jenis,
seperti neraca dua lengan, neraca Ohauss, neraca lengan gantung, dan neraca digital.
Neraca dua lengan
Neraca ini berguna untuk mengukur massa
benda, misalnya emas, batu, kristal benda,
dan lain-lain. Batas ketelitian neraca dua
lengan yaitu 0,1 gram.
Neraca Ohauss

Neraca ini berguna untuk mengukur massa


benda atau logam dalam praktek laboratorium.
Kapasitas beban yang ditimbang dengan
menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Batas
ketelitian neraca Ohauss yaitu 0,1 gram.
Neraca lengan gantung

Neraca ini berguna untuk menentukan massa benda,


yang cara kerjanya dengan menggeser beban pemberat
di sepanjang batang.
Neraca Digital

Neraca digital (neraca elektronik) di dalam


penggunaanya sangat praktis, karena besar massa benda
yang diukur langsung ditunjuk dan terbaca pada
layarnya. Ketelitian neraca digital ini sampai dengan
0,001 gram.
Alat Ukur Waktu
Waktu merupakan besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa berlangsung.
Berikut ini beberapa alat untuk mengukur besaran waktu.
a. Stopwatch, dengan ketelitian 0,1 detik karena setiap skala pada stopwatch dibagi menjadi 10 bagian. Alat
ini biasanya digunakan untuk pengukuran waktu dalam kegiatan olahraga atau dalam praktik penelitian.
b. Arloji, umumnya dengan ketelitian 1 detik.
c. Penunjuk waktu elektronik, mencapai ketelitian 1/1000 detik.
d. Jam atom Cesium, dibuat dengan ketelitian 1 detik tiap 3.000 tahun, artinya kesalahan pengukuran jam ini
kira-kira satu detik dalam kurun waktu 3.000 tahun.
Alat Ukur Kuat Arus Listrik
Alat untuk mengukur kuat arus listrik disebut
amperemeter. Amperemeter mempunyai
hambatan dalam yang sangat kecil,
pemakaiannya harus dihubungkan secara seri
pada rangkaian yang diukur, sehingga jarum
menunjuk angka yang merupakan besarnya
arus listrik yang mengalir.
Alat Ukur Suhu
Untuk mengukur suhu suatu sistem Berdasarkan skala temperaturnya,
umumnya menggunakan termometer. termometer dibagi dalam empat macam,
Termometer dibuat berdasarkan prinsip yaitu termometer skala Fahrenheit, skala
pemuaian. Termometer biasanya terbuat Celsius, skala Kelvin, dan skala Reamur.
dari sebuah tabung pipa kapiler tertutup Termometer skala Fahrenheit memiliki titik
yang berisi air raksa yang diberi skala. beku pada suhu 32 ºF dan titik didih pada
Ketika suhu bertambah, air raksa dan 212 ºF. Termometer skala Celsius memiliki
tabung memuai. Pemuaian yang terjadi titik beku pada suhu 0 ºC, dan titik didih pada
pada air raksa lebih besar dibandingkan 100 ºC. Termometer skala Kelvin memiliki
pemuaian pada tabung kapiler. Naiknya titik beku pada suhu 273 K dan titik didih
ketinggian permukaan raksa dalam pada 373 K. Suhu 0 K disebut suhu nol
tabung kapiler dibaca sebagai kenaikan mutlak, yaitu suhu semua molekul berhenti
suhu. bergerak. Dan termometer skala Reamur
memiliki titik beku pada suhu 0 ºR dan titik
didih pada 80 ºR.
Pengukuran dan Ketidakpastian
• Pengukuran yang dapat dipercaya merupakan bagian penting dari fisika. Tetapi tak ada satu pengukuran
pun yang memiliki presisi yang mutlak. Terdapat suatu ketidakpastian (uncertainty) di dalam setiap
pengukuran.
• Di antara sumber-sumber utama ketidakpastian itu, selain kecerobohan tentunya, adalah akurasi yang
terbatas pada setiap instrument pengukuran dan ketidakmampuan manusia untuk membaca nilai
pecahan yang lebih kecil daripada satuan terkecil yang disediakan oleh sebuah instrument pengukur.
• Ketika menyajikan hasil dari suatu pengukuran, kita perlu menyatakan pula estimasi ketidakpastian
(estimated uncertainty) bersama hasil tersebut. Contoh 8,8 ± 0,1 cm
• Persen ketidakpastian (percent uncertainty) adalah rasio ketidakpastian terhadap nilai yang terukur,
0,1
dikalikan 100. Contoh: 𝑥 100% = 1,1%
8,8
• Ketidakpastian dalam nilai numerik diasumsikan sebesar satu atau beberapa satuan dalam digit terakhir
yang dinyatakan.
• Contoh: jika Panjang terukur adalah 8,8 cm, maka ketidakpastian diasumsikan 0,1 cm. jangan menuliskan
hasil pengukuran 8,80 cm, penulisan ini menunjukkan bahwa kemungkinan panjangnya 8,79 dan 8,81
cm. pada hal yang anda maksudkan adalah panjangnya antara 8,7 dan 8,9 cm.
Angka Penting
Hasil pengukuran yang telah Anda lakukan dengan menggunakan alat ukur adalah nilai data

hasil pengukuran. Nilai ini berupa angka-angka dan termasuk angka penting. Jadi, definisi dari angka

penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, termasuk angka terakhir yang

ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting ini terdiri atas angka-angka pasti dan satu angka

taksiran yang sesuai dengan tingkat ketelitian alat ukur yang digunakan.

Semua angka-angka hasil pengukuran adalah bagian dari angka penting. Namun, tidak semua

angka hasil pengukuran merupakan angka penting.


Aturan Penulisan Angka Penting

a. Semua angka bukan nol adalah angka penting

Contoh:

47,5 cm memiliki 3 angka penting.

41,27 gram memiliki 4 angka penting.

b. Angka nol yang diapit angka bukan nol termasuk angka penting

Contoh:

1,023 gram memiliki 4 angka penting.

205 km memiliki 3 angka penting.


c. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka
penting

Contoh:

0,022 gram memiliki 2 angka penting.

0,105 gram memiliki 3 angka penting.


d. Angka nol di sebelah kanan angka bukan nol bukan angka penting, kecuali angka nol
di sebelah kanan angka yang diberi tanda khusus (biasanya garis bawah)
termasuk angka penting

Contoh:

1000 kg memiliki 1 angka penting.

1000 km memiliki 2 angka penting.


Aturan pembulatan
Jika angka pertama setelah angka yang akan dipertahankan kurang dari 5, maka angka yang dipertahankan tetap,
sedangkan angka yang di sebelah kanannya dihilangkan.
Contoh:
4 2, 6 1 3 dibulatkan menjadi tiga angka penting, hasil pembulatannya 42,6
1 2 , 4 1 2 dibulatkan menjadi dua angka penting, hasil pembulatannya 12
Jika angka pertama setelah angka yang akan dipertahankan lebih dari atau sama dengan 5, maka angka yang akan
dipertahankan bertambah 1, sedangkan angka di sebelah kanannya dihilangkan.
Contoh:
1 7 , 3 6 2 dibulatkan menjadi tiga angka penting, hasil pembulatannya 17,4

Jika angka sama dengan 5, maka yang harus digunakan adalah aturan genap terdekat. jika angka sama dengan 5,
maka dibulatkan menjadi 0 jika angka yang mendahului angka 5 adalah angka genap. Dibulatkan menjadi 1 jika angka yang
mendahului angka 5 adalah angka ganjil

Contoh:

• 12,513 dibulatkan menjadi 12 dan

• 11,509 dibulatkan menjadi 12.


Aturan Penjumlahan dan Pengurangan
Apabila anda melakukan operasi penjumlahan atau pengurangan,
maka hasilnya hanya boleh mengandung satu angka taksiran
(catatan: angka tafsiran adalah angka terakhir dari suatu angka
penting).
• Contoh :
Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g (jumlahkan seperti biasa,
selanjutnya bulatkan hasilnya hingga hanya terdapat satu angka
taksiran)
Angka 4 dan 9 ditiadakan. Hasilnya = 297,1
Aturan Perkalian dan Pembagian
Pada operasi perkalian atau pembagian, hasil yang diperoleh hanya boleh
memiliki jumlah angka penting sebanyak bilangan yang angka
pentingnya paling sedikit.
• Contoh :
Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 x 2,2 cm
(petunjuk : lakukanlah prosedur perkalian atau pembagian dengan cara
biasa. Kemudian bulatkan hasilnya hinga memiliki angka penting
sebanyak salah satu bilangan yang memiliki angka penting paling
sedikit)

Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (dua angka penting)


2.Hasil perkalian atau pembagian antara bilangan penting dengan
bilangan eksak/pasti hanya boleh memiliki angka penting sebanyak
jumlah angka penting pada bilangan penting.

• Contoh : hitunglah operasi perkalian berikut ini : 25 x 8,95

Hasilnya dibulatkan menjadi 224 cm (tiga angka penting) agar


sama dengan banyak angka penting pada bilangan penting 8,95
BESARAN DAN SATUAN
Besaran fisis (Besaran fisika) adalah sifat benda atau gejala alam yang dapat diukur.

Menurut cara menentukan satuannya, terdapat dua jenis besaran, yakni besaran pokok dan besaran
turunan.

Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu.

Besaran Turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran pokok.
Tabel 1. Besaran pokok sesuai Sistem Internasional

Tabel 2. Besaran turunan


Satuan Internasional
Untuk menyeragamkan penggunaan satuan di seluruh dunia, pada Konferensi Umum Berat dan
Pengukuran ke-14 tahun 1971 ditetapkan satuan internasional untuk tujuh besaran pokok. Satuan SI
untuk tujuh besaran pokok dapat dilihat pada Tabel 1.

Setelah para ahli menetapkan satuan SI untuk besaran-besaran pokok, yang harus dilakukan
selanjutnya adalah menentukan nilai untuk tiap satuan tersebut. Berapa nilai satu kilogram tersebut?
Berapa panjang satu meter? Berapa lama satu sekon? Penetapan inipun ditentukan dalam Konferensi
Umum Berat dan Ukuran para ahli seluruh dunia.
Tabel 3. Standar besaran-besaran pokok
Satuan British

Adalah satuan yang berlaku lokal hanya untuk beberapa negara


seperti Inggris dan Amerika Serikat.

Contoh: panjang : feet (kaki)

massa: slug
KONVERSI SATUAN
Dalam pengukuran seringkali diperlukan adanya konversi dari satu sistem satuan ke sistem
satuan yang lain. Hal ini memudahkan pengukuran ataupun perhitungan karena satuan dapat
dipilih sedemikian rupa sehingga sesuai dengan kebutuhan. Perlu diperhatikan, bahwa dalam
melakukan konversi sebaiknya dibiasakan menulis secara lengkap satuan yang digunakan
hingga akhir perhitungan. Hal ini untuk memudahkan pelacakan jika terjadi kesalahan
perhitungan.
KONVERSI SATUAN

Satuan Internasional Satuan British

Konversi Satuan SI Ke SI Konversi British Ke British

Konversi Satuan SI Ke British


Contoh
Sebuah mobil bergerak dengan kecepatan 72 km/jam. Berapa jarak
tempuh mobil selama 40 sekon?
Jawab:
72 𝑘𝑚 1 𝑗𝑎𝑚
72 km/jam = 𝑥 = 0,02 km/s
1 𝑗𝑎𝑚 3600 𝑠𝑒𝑘𝑜𝑛
Jarak yang ditempuh mobil selama 40 s adalah: 0,02 km/s x 40 s =
0,8 km
Dimensi dan Analisis Dimensional
Bila kita berbicara tentang dimensi dari sebuah besaran, kita menunjuk pada tipe satuan
dasar atau besaran dasar yang membentuk dimensi tersebut. Sebagai contoh panjang [L],
waktu [T]

Besaran satuan Singkatan satuan Dimensi


Panjang meter m [L]
Waktu Sekon S [T]
Massa Kilogram kg [M]
Arus Listrik Ampere A [I]
Suhu Kelvin K [ ]
Jumlah Zat Mol m [N]
Intensitas Cahaya Kandela cd [J]
Dimensi dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam mengerjakan hubungan-hubungan (persamaan),
suatu prosedur yang disebut analisis dimensional. salah satu Teknik yang bermanfaat adalah penggunaan
dimensi untuk memeriksa apakah sebuah hubungan itu keliru.

1
𝑣 = 𝑣𝑜 + 𝑎 𝑡 2
2

𝐿 𝐿 𝐿
= + 𝑇2
𝑇 𝑇 𝑇2

𝐿 𝐿
? + [L]
𝑇 𝑇

Dimensi persamaan di atas adalah keliru. Maka, kita dapat menyimpulkan bahwa telah dilakukan suatu
kesalahan di dalam persamaan asal.

Anda mungkin juga menyukai