Anda di halaman 1dari 100

DIREKTORAT PERENCANAAN PEMBANGUNAN & PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI

DIREKTORAT JENDERAL PENYIAPAN KAWASAN & PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI


KEMENTERIAN DESA PDT & TRANSMIGRASI RI

DRAFT LAPORAN AKHIR


PENYUSUNAN RTSP DAN RTJ

Lokasi
Desa Sungai Baru, SKP. B Kecamatan Jelai
Kabupaten Sukamara Provinsi Kalimantan Tengah
Tahun 1919
PENDAHULUAN
Latar Belakang

 UU RI No 29 Tahun 2009, bahwa Pembangunan kawasan transmigrasi dirancang secara holistik dan komprehensif sesuai
dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW).
 Hasil Studi RWPT Kawasan Jelai (Pulau Nibung) Tahun 2011 dan studi RSKP SKP-B Tahun 2012.
 RTRW Kabupaten Sukamara Tahun 2011 - 2031 menyebutkan bahwa Kota Kuala Jelai Ibukota Kecamatan Jelai memiliki fungsi
sebagai Pusat kegiatan keuangan, fungsi simpul transportasi laut regional, pusat pengolahan/pengumpulan barang dan jasa
publik lainnya, sebagai Kawasan Permukiman Perdesaan, Kawasan pertanian, Kawasan Perikanan, Kawasan Pariwisata,
Kawasan Agropolitan dan Kota Terpadu Mandiri - Kawasan Transmigrasi
 Kegiatan Identifikasi Status terhadap Kawasan Transmigrasi Jelai (Pulau Nibung) Tahun 2017, bahwa Kawasan Transmigrasi
Jelai (Pulau Nibung) masih memiliki potensi untuk dikembangkan
 Kawasan Transmigrasi Jelai (Pulau Nibung) Kabupaten Sukamara, masuk ke dalam 144 Kawasan Transmigrasi prioritas
yang ditetapkan melalui Kepmen No 71 Tahun 2018 tanggal 28 Agustus 2018
 Antusias masyarakat Desa Sungai Baru yang sangat berharap dan menginginkan adanya pembangunan transmigrasi di
wilayahnya
 Dukungan dari Bupati Kabupaten Sukamara melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukamara dalam
rangka peningkatan kesejahteran masyarakat di wilayah Desa Sungai Baru dan sekitarnya
Hal- 2
MAKSUD TUJUAN DAN SASARAN

Maksud :
Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya alam oleh sumberdaya manusia yang berkualitas, mengacu kepada
keterbatasan lingkungan yang sekaligus mendukung terciptanya lingkungan permukiman Transmigrasi yang
terintegrasi dengan penduduk lokal secara aman, produktif dan berkelanjutan.

Tujuan
 Memberikan informasi mengenai calon lokasi permukiman transmigrasi yang meliputi letak lokasi dan
pencapaiannya, prospek pengembangan serta ketersediaan sumber material di lokasi tersebut.
 Menyusun Tata Ruang Satuan Permukiman dan jalan yang terintegrasi dengan desa setempat yang memenuhi
kriteria 3L (Layak Huni, Layak Usaha, dan Layak berkembang) dan menyusun Rencana Teknis Jalan (RTJ) di
kawasan permukiman transmigrasi;
 Menyusun rencana tata ruang pemukiman transmigrasi yang terintegrasi dengan desa setempat;
 Menyusun arahan pembangunan permukiman dan penempatan transmigrasi;
 Menyusun arahan pengembangan usaha transmigran;
 Menyusun rencana teknis jalan.
 Menyusun data geospasial lokasi satuan pemukiman transmigrasi (RTSP & RTJ) berbasis; foto udara (Drone).

Hal-3
Sasaran :
 Tersedianya rencana tata ruang satuan permukiman dan jalan yang terintegrasi dengan desa setempat yang
memenuhi kriteria 3L;
 Tersedianya arahan pembangunan permukiman dan penempatan transmigrasi;
 Tersedianya arahan pengembangan usaha transmigran.
 Tersedianya informasi geospasial lokasi satuan pemukiman transmigrasi
 Tersedianya informasi visual dari udara kondisi calon lokasi transmigrasi
 Terbangunnya jalan penghubung (kolektor primer)/poros (lokal primer) sesuai dokumen perencanaan teknis
jalan yang disyaratkan secara efektif dan efisien.

Fungsi /Manfaat dari penyusunan RTSP& RTJ ;


 Mengetahui daya tampung atau jumlah transmigran yang dapat ditempatkan di calon pemukiman
transmigrasi
 Mengetahui jumlah rumah untuk transmigran yang perlu dibangun, rumah penduduk lokal yang harus
dipugar dan dibangun untuk pecahan KK.
 Mengetahui perkiraan kebutuhan dana untuk pembangunan permukiman dan penempatan transmiran
 Diketahuinya rencana pengembangan permukiman
 Dimilikinya informasi geospasial satuan pemukiman transmigrasi yang bermanfaat dalam mendukung
penyusunan rencana lokasi pemukiman transmigrasi berkelanjutan ;
Hal-4
DASAR HUKUM DAN MANFAAT
Dasar Hukum:
 Undang-Undang RI No. 15 Tahun 1997, tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 29 Tahun 2009, tentang
Perubahan Undang-Undang No. 15 Tahun 1997.
 Undang-Undang RI No. 38 Tahun 2004, tentang Jalan
 Undang-Undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang
 PP Nomor 34 Tahun 2009, tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan
 PP Nomor 15 Tahun 2010, tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
 PP Nomor 3 Tahun 2014, tentang Pelaksanaan UU Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian
 Permen 25 Tahun 2016 Tentang Pembangunan dan Pengembangangan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum
 Permen ATR/BPN No. 16 Tahun 2018, tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail tata ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 Permen 10 Tahun 2018, Tentang Pemberian Bantuan Transmigrasi oleh Pemerintah
 Permen 18 Tahun 2019 Tentang Pola Usaha Pokok Transmigrasi
 Kepmen Nomor KEP.820/MEN/XII/2006, Tentang Pedoman Siap Terima Penempatan (STP) Transmigran
 RTRW Kabupaten Sukamara, Tahun 2011 - 2031

Manfaat:
 Mengetahui jumlah transmigran yang dapat ditempatkan di calon pemukiman transmigrasi
 Mengetahui jumlah rumah untuk transmigran yang perlu dibangun, rumah penduduk lokal yang harus dipugar dan dibangun untuk
pecahan KK.
 Sebagai arahan pembukaan lahan dan pembangunan rumah untuk calon permukiman transmigrasi
 Mengetahui jenis dan volume saprotan yang diperlukan untuk pengembangan usaha pertanian sesuai dengan kondisi lahan calon
permukiman transmigrasi
 Mengetahui perkiraan kualifikasi SDM yang dibutuhkan untuk pembangunan dan pengembangan permukiman transmigrasi
Hal-5
GAMBARAN UMUM LOKASI PERENCANAAN

Letak Administratif : Desa Sungai Baru Kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara


Provinsi Kalimantan Tengah dengan luas areal survai 924,38 Ha.

Letak Geografis : 110°49‘ 52" - 110°52‘’5" Bujur Timur (BT) dan


2°57‘ 17,38" - 2° 59‘ 33" Lintang Selatan (L S)

Secara fisik lokasi : Sebelah Selatan = Permukiman Desa Sungai Baru


Sebelah Timur = Kawasan Hutan (HP dan HPK)
Sebelah Barat = Wilayah Desa Sungai Baru
Sebelah Utara = Desa Pulau Nibung

Aksesibilitas dan Pencapaian


Jarak Waktu Sarana Biaya /Ongkos
Dari Ke Keterangan
(Km) Tempuh (Jam) Transportasi (Rp.)

Jakarta Pangkalan Bun 455 1 Pesawat Udara - Udara

Pangkalan Bun Sukamara 87 2,5 Mobil 200 rb/orang Darat


100
Sukamara Desa Sungai Baru 78 2 Mobil Reguler/Travel
ribu/orang
Sumber : Hasil Survey Lapangan Tim RTSP dan RTJ, 2019

Hal-6
Peta Orientasi

Kota
Palangkaraya

Pangkalanbun
Sukamara
ASPEK FISIK LOKASI

Topografi
 Data sekunder dan peta dasar yang digunakan sebagai acuan penentuan titik
ikat adalah Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Digital BIG, Skala 1 : 25.000,
lembar Pulaumbung (1413-32), Bakosurtanal edisi Agustus tahun 2017.

 Disamping itu sebagai kontrol dan interpolasi digunakan juga data sekunder
peta kontur berbasis DEM Nasional Res 0,27 Arcsecond

 Titik ikat (BM 0) ditentukan dari Pertemuan Antara Jalan Kabupaten dan jalan
Imanuddin (jalan poros desa eksisting) dimana posisi titik tersebut dapat
diidentifikasi di peta maupun di lapangan. Dengan posisi koordinat

Koordinat UTM Koordinat Geografis

X Y Bujur Timur Lintang Selatan

483.951 9.669.787 110º 51’ 20,21” 2º 59’ 15,00 ”

Sumber : Hasil Survey Lapangan Tim RTSP dan RTJ, 2019

Hal-8
KOORDINAT PATOK BL DAN BM HASIL PENGUKURAN
TITIK KOORDINAT PATOK
Koordinat Geografis Koordinat UTM (49 S)
Elevasi
Patok BT LS X Y
(m)
(d° m' s.ss") (d° m' s.ss") (mT) (mU)
BM 0 110°51'19.929" 2°59'14.838" 483,951 9,669,787 5
BM 1 110°49'53.14" 2°58'18.246" 481,265 9,671,521 4
BM 2 110°51'46.387" 2°59'25.82" 484,769 9,669,451 6
BL 1 110°50'6.578" 2°58'27.396" 481,679 9,671,249 8
BL 2 110°50'19.456" 2°58'36.969" 482,083 9,670,953 8
BL 3 110°50'32.894" 2°58'46.26" 482,492 9,670,669 10
BL 4 110°50'46.053" 2°58'55.411" 482,907 9,670,389 11
BL 5 110°51'0.051" 2°59'3.998" 483,327 9,670,119 5
BL 6 110°51'14.05" 2°59'11.741" 483,765 9,669,877 5
BL 7 110°51'28.609" 2°59'19.203" 484,218 9,669,665 10
BL 8 110°51'43.868" 2°59'25.116" 484,684 9,669,483 9
Sumber : Hasil Survey Lapangan Tim RTSP dan RTJ, 2019

Hal-9
KEMIRINGAN LAHAN
Berdasarkan hasil pengukuran lapang dengan ditunjang informasi data
sekunder Peta RBI (BIG) , Peta kontur DEMNAS (Digital Elevation Model
Nasional) serta visulaisasi dengan drone diperoleh data bahwa lokasi studi
Desa Sungai Baru SKP.B secara keseluruhan mempunyai tingkat kemiringan
lahan datar ( 0 – 3 % ) .

Gambaran kondisi dan klasifikasi kemiringan lahan dilokasi studi disajikan


pada Tabel berikut
KELAS LUAS
SIMBOL BENTUK LAHAN
KEMIRINGAN LAHAN HA %
A 0–3% Datar 924,38 100,00
TOTAL 924,38 100,00
Sumber : Hasil Survey Lapangan Tim RTSP dan RTJ, 2019

Hal-10
Peta Kemiringan Lahan
IKLIM DAN HIDROLOGI

 Data iklim diperoleh dari BKMG Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat, ( 165 km ) dari
lokasi studi Serta stasiun Penakar Curah Hujan Dinas Pertanian Kabupaten Sukamara ( 78 km ), jangka waktu
pengamatan selama 5 tahun terakhir.
 Berdasarkan Zona Agroklimat Oldeman (1975), lokasi survai termasuk dalam Zone B 1 dengan ciri-ciri : bulan basah
berturut-turut antara 7 - 9 bulan dan bulan keringnya berlangsung selama < 2 bulan.
 Berdasarkan klasifikasi ini menunjukkan bahwa wilayah studi sesuai untuk budidaya tanaman padi sawah terus
menerus dengan perencanaan awal musim tanam yang baik, dan produksi tinggi bila panen pada musim kemarau.
 Terdapat Indikasi Potensi banjir pada bulan-bulan basah tertinggi (November - Desember). Oleh karenanya,
diperlukan tatakelola air yang baik melalui pembangunan saluran drainase (parit)
Bulan
No Unsur Iklim
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agts Sept Okt Nov Des Rata-2

1 Curah Hujan (mm) 211,5 266,5 332,3 298,9 216,3 284,3 219,9 179,3 152,7 181,1 342,7 331,2 251,4
2 Hari Hujan 20,0 18,6 22,4 20,8 15,8 18,8 15,6 13,4 11,8 18,2 21,2 24,2 16,7
3 Suhu (0 C) 26,2 26,3 26,7 26,7 26,9 26,7 26,4 26,3 27,1 27,0 26,5 26,6 26,6

4 Kelembaban Udara (%) 92 89 89 91 91 91 90 85 83 86 88 87 88,5

5 Kecepatan Angin (Km/Jam) 8,3 9,5 8,1 7,3 8,2 7,2 9,3 10,0 9,2 7,6 8,2 8,3 8,4

6 Penyinaran Matahari (%) 45,8 41,0 39,3 48,3 44,1 59,1 57,3 44,4 58,0 51,1 47,9 54,3 49,2

Sumber; BKMG-Stasiun Meteorologi Pangkalan Bun, Kotawaingin Barat ,2014 - 2018


Dinas Pertanian Kabupaten Sukamara thn 2014 - 2018

Hal-12
HIDROLOGI DAN SUMBER DAYA AIR

Sungai
Di areal survai tidak ditemukan adanya sungai alam, namun terdapat saluran saluran baik itu saluran primer maupun saluran
sekunder.

Saluran Primer
Kedalaman air pada saat kemarau adalah 0,2-0,5 meter dan pada saat musim hujan 0,5-1.5 meter. Lebar 6 – 10 m Secara fisik
warna air saat pasang coklat terang. Fungsi dari saluran primer ini selain sebagai pintu masuk dan keluarnya dari saluran
sekunder, oleh penduduk setempat digunakan sebagai sarana mencuci dan mandi saat di ladang.

Saluran Sekunder
Kedalaman air pada saat kemarau adalah 0.2-0,5 meter dan pada saat musim hujan 0,5-1.5 meter. Lebar 1 – 4 m Secara fisik
warna air coklat terang. Fungsi utama saluran sekunder ini adalah sebagai drainase guna menurunkan air permukaan dan
digunakan untuk mencuci dan mandi saat di ladang.

No Nama Saluran Jenis Saluran* Panjang (M) Lebar (M)


1 Tatas Kacang Primer 15.000 6 – 10
2 Saluran 1 Sekunder 915 3–4
3 Saluran 2 Sekunder 1.110 2–4
4 Saluran 3 Sekunder 1.710 1–3
5 Saluran 4 Sekunder 910 1–3
6 Saluran 5 Sekunder 885 1–3
7 Saluran 6 Sekunder 550 1–4
8 Saluran 7 Sekunder 717 1–4
Sumber : Hasil Pengamatan Lapang Tim RTSP dan RTJ 2019
Keterangan; *Penamaan Saluran oleh Masyarakat Setempat Hal-13
SUMBER AIR TANAH DANGKAL

 Di lokasi studi tidak ditemukan sumur di permukiman warga. Untuk memenuhi kebutuhan
air bersih warga di Desa Sungai Baru memanfaatkan air hujan dan sebagian kecil
masyarakat menggunakan sumur bor dengan kedalaman 15 – 30 m.

 Dari Hasil pembuatan sumur uji di calon LP dan FU diperoleh hasil kedalaman sumur
berkisar 1 m , dengan kondisi air yang keruh, berbau dan berasa khelat

Hal-14
SUMBER AIR POTENSIAL
 Air hujan merupakan sumber air bersih yang dapat dimanfaatkan di lokasi studi, terutama pada saat musim
penghujan tiba, yaitu dengan menampung air hujan dari tampungan air atap dengan menggunakan gentong
plastik kapasitas 300 liter sebanyak 3 buah per KK (Kepmen No. KEP.820/MEN/XII/2006)

 Pemerintah Daerah Kabupaten Sukamara berencana membangun jaringan perpipaan air minum (PDAM) untuk
wilayah Kecamatan Jelai pada Tahun 2020, dimana jalur perpipaan yang akan dibangun melintasi wilayah yang
dekat dengan calon lokasi permukiman transmigrasi

No Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Curah Hujan
1 211,5 266,5 332,3 298,9 216,3 284,3 219,9 179,3 152,7 181,1 342,7 331,2
(mm)
Kehilangan air
2 42,3 53,3 66,46 59,78 43,26 56,86 43,98 35,86 30,54 36,22 68,54 66,24
20% (mm)
Hujan Pototensial
3 169,2 213,2 265,84 239,12 173,04 227,44 175,9 143,44 122,16 144,88 274,16 264,6
(mm)
4 Luas atap (m2) 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49 49
Volume Air
5 Tersedia 8290,8 10446,8 13026 11716,9 8478,9 11144,6 8620 7028,6 5985,8 7099,1 13433,8 12983
(ltr/hari)
Kebutuhan Air
6 9300 8400 9300 9000 9300 9000 9300 9300 9000 9300 9000 9300
(ltr/KK/hari)
-
7 Surplus (ltr/hari) - 2046,8 3726,2 2716,9 2144,6 - - - - 4433,8 3683

8 Defisit (ltr/hari) 1009,2 - - - 821,04 - 679,92 2271,44 3014,16 2200,8 - -


Sumber : Hasil Analisa Data sekunder 2019

Hal-15
Hasil Analisa Kualitas Air
Kadar Maksimum yang diperbolehkan
Sumur Uji I Sumur Uji II Saluran
No Parameter Satuan Air Minum Air Bersih
Fisika
Bau - Tidak berbau Tidak berbau Berbau Tdk berbau Tdk berbau
Rasa - Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa
Warna Unit Pt-Co <0,1 <0,1 1,83 9,98 4,80
Kekeruhan Skala NTU 5 25 165 120 191
Zat padat terlarut Mg/L 1.000 1.000

II Kimia
Besi Mg/L 0,3 1,0 0,04 1,82 0,07
Kesadahan (CaCO3) Mg/L 500 500 302 32,0 2,08

Klorida Mg/L 250 600 691 26,7 0,82


Mangan Mg/L - -
Nitrat+sbg N Mg/L 10 10 < 0,02 9,37 3,10
Nitrit+sbg N Mg/L 1,0 1,0
pH 6,5 - 8,5 6,5 - 9,0 6,21 6,28 6,21
Sulfat Mg/L 250 400 1.775 < 0,591 2.887
Raksa Mg/L 10 10
Tidak layak sbg air Tidak layak sbg air Tidak layak sbg air
Penilaian Hasil Analisa terhadap sampel yang di uji minum dan air bersih minum dan air bersih minum dan air bersih

Sumber : Hasil Analisa Laboratrium Balai Besar Industri Bogor Kementerian Perindustrian – Bogor 2019

Hasil analisis kualitas air contoh sumur uji dan sampel saluran apabila dibandingkan dengan standar mutu air bersih dan air minum, maka
semua sampel tidak memenuhi syarat kualitas sebagai air minum maupun air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
907/Menkes/VII/2002 tentang kualitas air dan pengendalian pencemaran air, serta Persyaratan air bersih N0. 416/Menkes/Per/IX/1990.
Hal-16
PETA SUMBER DAYA AIR
PETA RENCANA JARINGAN PDAM
SURVAI TANAH DAN SUMBERDAYA LAHAN

 Klasifikasi tanah di lokasi survai mengacu kepada Sistim Penamaan Pusat Penelitian Tanah (PPT, 1983)
dengan padanannya sistim FAO/UNESCO (1987) serta Soil Taxonomy (USDA, 2014). Sistim klasifikasi dalam
survai ini dilakukan sampai pada tingkat Sub Group (macam) dari ketiga sistem yang digunakan.

 Hasil penelitian di Lokasi survai terdapat satu jenis tanah utama yaitu tanah Gleisol. Gambaran umum
klasifikasi macam tanah di lokasi survai disajikan pada tabel berikut :

No PPT, 1983 FAO, 1987 Soil Taxonomy, 2014


1 Gleisol Hidrik Hidric Gleysol Hydric Endoaquepts
2 Gleisol Distrik Distric Glesol Typic Endoaquepts
3 Gleisol Histik Humic Gleysol Histic Humaquepts
Sumber : Hasil Analisis Tim RTSP dan RTJ 2019

Hal-19
Peta Satuan Lahan
PERMASALAHAN LAHAN DAN FAKTOR PEMBATAS KELAS
KESESUAIAN LAHAN

Faktor Pembatas Kelas Kesesuaian Lahan di Lokasi Desa


Sungai Baru antara lain :

 Ketersediaan Hara ( kesuburan tanah ) ( n )


 Kondisi Drainase Tanah ( d )

Upaya Perbaikan lahan :

 Pemupukan berimbang ( Urea , SP -36 dan KCl )


 Pembuatan Saluran drainase tanah dan perbaikan tata air
Tabel Kelas Kesesuaiaan Lahan Potensial Untuk Berbagai Komoditi Tanaman

Luas
Tingkat
No. Macam Tanah /Lereng Padi Sawah TPLB Sayuran Tnm Tahunan Tnm Perkebunan
Kesesuaian Lahan Ha %

A N1- d,n, N1- d,n N1- d,n N1- d,n N1- d,n
Gleisol Hidrik /
SPL 1 I Hi/D,M Hi/D,M Hi/D,M Hi/D,M Hi/D,M 374,55 40,52
0-3%
P S3 S3 S3 S3 S3
A S3- n, N1- d,n N1- d,n N1- d,n N1- d,n
Gleisol Eutrik /
SPL 2 I Mi/M, Hi/D,M, Hi/D,M, Hi/D,M, Hi/D,M, 348,97 37,75
0-3%
P S2 S3 S3 S3 S3
N1- d,n N1- d,n N1- d,n N1- d,n
A N1- d,n,f
Gleisol Histik /
SPL 3 Hi/D,M, Hi/D,M, Hi/D,M, Hi/D,M, 186,85 20,21
0-3%% I Hi/D,M,L
P S3 S3 S3 S3 S3
Tubuh Air 14,02 1,52
Jumlah 924,38 100,00
Sumber : Hasil Analisis Tim RTSP dan RTJ 2019
Keterangan :
Kelas Kesesuaian Lahan : Faktor Pembatas : Input Teknologi :
- S2 = Cukup sesuai (n) = Kesuburan tanah M = Pemupukan
- S3 = Sesuai marginal (d) = Drainase D = Drainase
- N1 = Tdk sesuai saat ini
-
Tingkat Kesesuaian lahan Tingkat Input :
A = Aktual Mi = input menengah
I = Input Hi = input tinggi
P = Potensial
Peta Kesesuaian Lahan
LEGALITAS LAHAN DAN KAWASAN HUTAN

 Lokasi survei Sungai Baru merupakan areal potensial yang dapat dikembangkan menjadi calon lokasi
pemukiman transmigrasi berdasarkan Surat Persetujuan Masyarakat Desa Sungai Baru Kecamatan Jelai
Terhadap Rencana Pembangunan Pemukiman Transmigrasi Baru di Wilayah Desa Sungai Baru.

 Berdasarkan Peta Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Kalimantan Tengah No 529 / MenHut-II / 2012 skala
1 : 250.000 lokasi survai secara keseluruhan berada di dalam Areal Penggunaan Lain (APL)

 Penerbitan SK Pencadangan lokasi oleh Bupati Sukamara, serta proses pengajuan Hak Pengelolaan Lahan
(HPL), masih dalam Proses

Luas area
No Jenis Kawasan hutan Simbol
Ha %
1. Areal Penggunaan Lain APL 924,38 100,00

Total 924,38 100,00

Sumber; Peta Kawasan Hutan dn perairan Prov.Kalteng No. 529/Menhut-II/2012

Hal-24
Peta Kawasan Hutan

Sumber; Peta Kaw. Hutan Prov.Kalteng No. 529/Menhut-II/2012


POTENSI TEGAKAN DAN KELAS HUTAN

 Berdasarkan hasil pengamatan lapangan dapat disimpulkan bahwa potensi


tegakan yang masih ada di lokasi studi memiliki diameter diatas 30 cm
adalah 1,89 m3/Ha.

 Jumlah pohon ekuivalen per hektar dari hasil perhitungan adalah sebesar
JPE = 469,98 dimana berdasarkan standar penentuan kelas hutan Dit. Bina
Program Departemen Kehutanan RI, tahun 1976, nilai JPE tersebut setara
dengan klasifikasi kelas Hutan Tersier.

Kelas Diameter Jumlah Pohon Volume


No JPE
(cm ) ( Ha ) ( m3/Ha )

1. 7 - 30 300,00 300,00 -
2. 31 - 60 6,00 169,98 1,89

Jumlah 306,00 469,98 1,89

Sumber : Hasil Survey Lapangan Tim RTSP dan RTJ, 2019

Hal-26
PENGGUNAAN LAHAN

Tabel Penggunaan Lahan di Lokasi Survey

Luas
Simbol Penggunaan Lahan
Ha %

SWH Sawah 13,70 1,48

JLN Badan Jalan 8,00 0,87

HT Hutan Tersier 117,57 12,72

SBB Semak Belukar Basah 727,01 78,65

PMK Permukiman Masyarakat 2,65 0,29

KC Kebun Campuran (Jeruk) 41,44 4,48

TA Tubuh Air 14,02 1,52

Jumlah 924,38 100,00


Sumber : Hasil Survey Lapangan Tim RTSP dan RTJ, 2019

Hal-27
Peta Penggunaan Lahan && Sumber Daya Hutan
RENCANA TEKNIS SATUAN PERMUKIMAN
Rencana Pengembangan Kawasan
Kabupaten Sukamara

Sistem Pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Sukamara sebagai berikut :


 PKWp (Pusat Kegiatan Wilayah yang dipromosikan) Kota Sukamara sebagai Pusat Ibukota Kabupaten dengan fungsi
Pusat Pemerintahan, Kawasan permukiman perkotaan, simpul transportasi, pusat keuangan, pusat
pengolahan/pengumpulan barang dan jasa publik lainnya untuk skala regional.

 PKLp ( Pusat Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan) Kota Kuala Jelai Ibukota Kecamatan Jelai dengan fungsi Pusat
kegiatan keuangan, fungsi simpul transportasi laut regional, pusat pengolahan/pengumpulan barang dan jasa publik
lainnya untuk beberapa Kecamatan, sebagai Kawasan Permukiman Perdesaan, Kawasan pertanian, Kawasan Perikanan,
Kawasan Pariwisata, Kawasan Agropolitan dan Kota Terpadu Mandiri kawasan Transmigrasi.

 PKLp ( Pusat Pusat Kegiatan Lokal yang dipromosikan) Kota Balai Riam (Ibukota Kecamatan Balai Riam) dengan fungsi
kegiatan pusat keuangan, fungsi simpul transportasi, pusat pengolahan/pengumpulan barang dan jasa publik lainnya untuk
beberapa Kecamatan, sebagai Kawasan Permukiman Perdesaan, Kawasan Pertanian, Kawasan Perkebunan, Kawasan
Pertambangan dan Kawasan Agropolis (pusat Agrowisata) dan Agroindustri.

 PPK ( Pusat Pelayanan Kawasan ) Kota Ajang (Ibukota Kecamatan Permata Kecubung) dengan fungsi kecamatan sebagai
Kawasan permukiman perdesaan, Kawasan perkebunan,dan Kawasan pertambangan.

 PPL ( Pusat Pelayanan Lingkungan ) Kota Sungai Cabang Barat (Ibukota Kecamatan Pantai Lunci) dengan fungsi
kecamatan sebagai Kawasan Lindung, Kawasan permukiman perdesaan, Kawasan pertanian, Kawasan Wisata, Kegiatan
Pertambangan, Kegiatan Perikanan dan Kawasan Perternakan.
Hal-30
Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Sukamara

Hal-31
Peta Rencana Kawasan Transmigrasi ( RKT)

Lokasi
studi

Hal-32
Peta RSKP – SKP B

Sumber; Studi RSKP, Tahun 2012

Hal-33
PENILAIAN KESESUAIAN PERMUKIMAN
Kesesuaian Permukiman dinilai dari beberapa segi antara lain:

 Tingkat kemudahan pencapaian lokasi secara potensial mempunyai prospek yang cukup besar karena dilalui jalur jalan ruas
Sukamara – Sungai Baru – Jelai .
 Ketersediaan lahan potensial yang dihasilkan dari pengamatan lapangan menunjukkan lahan yang dinilai potensial untuk
pembangunan pemukiman transmigrasi baru
 Status Kawasan Hutan, menunjukkan lokasi studi tidak mempunyai masalah, karena merupakan areal yang berstatus APL.

• Hasil hasil penilaian kesesuaian pemukiman berdasarkan pertimbangan beberapa parameter diatas, Luas areal
berdasarkan hasil pengukuran (areal survei) adalah 924,38 Ha, sedangkan lahan potensial untuk permukiman
transmigrasi adalah 508,85 Ha,
• Daya tampung lokasi diperkirakan sebanyak 200 KK dengan alokasi penggunaan lahan setiap transmigran (Permen No
19 Tahun 2018 Pasal 10 ayat 3), seluas 2,00 Ha/KK, terdiri dari :

 0,25 Ha Lahan Pekarangan


 0,75 Ha Lahan Usaha I
 1,0 Ha Lahan Usaha II

• Daya tampung di lokasi studi (200 KK), sejatinya tidak memenuhi ketentuan dalam Permen No 10 Tahun 2018 yang
menyebutkan bahwa daya tampung minimal untuk 1 SP adalah 300 KK. Hal ini dikarenakan adanya okupasi lahan di lokasi
yang telah direkomendasikan dalam studi RSKP, sehingga luas lahan semakin berkurang.

Hal-34
PENYARINGAN LAHAN DAN DAYA TAMPUNG
CALON
Diagram SP DESA
3.1. Penyaringan SUNGAI
Lahan dan Daya BARU
Tampung

LUAS AREAL RENCANA


(Areal Survey)
924,38 Ha

PERTIMBANGAN RENCANA PENGGUNAAN


LAHAN :
o BATAS -BATAS ALAM
o PRINSIP DASAR DAN KRITERIA RTSP
o PENGGUNAAN LAHAN UNTUK ENCLAVE LAHAN MILIK
TRANSMIGRAN MASYARAKAT
o DAN LAIN -LAIN (Tambak, Kebun Masyarakat )
415,53 Ha

LUAS LAHAN EFEKTIF


508,85 Ha

- KR ITERIA LAHAN PERMUKIMAN


TRANSMIGRASI
- KRITERIA KELAYAKAN PERMUKIMAN
- ALOKASI LAHAN PER -KK

DAYA TAMPUNG
200 KK
Hal-35
TABEL TIPOLOGI LAHAN

TIPOLOGI LUAS
URAIAN %
LAHAN HA

Tipologi Lahan ini memiliki kemiringan lahan 0 – 3 %. berdasarkan kesesuaian lahan, lahan
ini dapat di kembangkan untuk Tanaman pangan, palawija dan tanaman perkebunan. Lahan
ini direkomendasikan untuk
I 1. Pusat Desa, Lahan Pekarangan, Jalan Poros dan Jalan Desa dengan masing-masing 508,85 55,05
luasan 0,25 Ha/ KK.
2. Lahan Usaha 1, dan Jalan Usaha 1 dengan masing-masing luasan0,75 Ha/ KK.
3. Lahan Usaha 2, dan Jalan Usaha II dengan masing-masing luasan1 Ha/ KK.

Enclave Lahan milik Masyarakat berupa, Kebun Campuran, Sawah dan Tanah Kosong. Lahan
II 415,53 44,95
ini merupakan lahan yg dihitung ± 1Km ke Utara dari Jalan Kabupaten.

JUMLAH 924,38 100,00


Sumber : Hasil Analisis Tim RTSP dan RTJ 2019

Hal-36
Peta Analisis Tata Ruang

Tipologi lahan I

Tipologi lahan II
Rencana Peruntukan Lahan di Lokasi SP Desa Sungai Baru
Jumlah Panjang Luas
No Penggunaan Lahan di Buka
KK (M) Ha %
1 Pusat Desa 8 0,87
2 Lahan Pekarangan 200 50 5,41
3 Lahan Usaha 1 200 150 16,23
4 Test Farm 2 0,22
5 Seed Farm 2 0,22
6 Tanah Kas Desa 10 1,08
7 Kuburan 2 0,22
8 Jalan Kolektor Primer (lebar 15 m) 1.606 2,409 0,26
9 Jalan Lingkungan (lebar 10 m) 8.110 8,11 0,88
10 Jalan Lahan Usaha 1 (lebar 5 m) 23.160 11,58 1,25
11 Parit Sekunder (lebar 4 m) 1,15 0,12
12 Parit Tersier (lebar 2 m) 3,25 0,35
13 Parit Kuarter (lebar 1 m) 2,32 0,25
Jumlah 252,82 27,35
Penggunaan Lahan Tidak Dibuka
1 Lahan Usaha 2 200 200 21,64
2 Jalan Lahan Usaha 2 (lebar 5 m) 26.520 13,26 1,43
3 Parit Kuarter (lebar 1 m) 2,65 0,29
4 Lahan Cadangan 30.99 3,35
5 Enclave Lahan Milik Masyarakat 424,66 45,94
Jumlah 671,56 72,65
Total 924,38 100,00
Sumber : Hasil Perencanaan Tahun 2019
Hal-38
Peta Rencana Tata Ruang SP Desa Sungai Baru
Peta Detail Tata Ruang SP Desa Sungai Baru
PEMBUKAAN LAHAN
Alokasi Pembukaan Lahan SP Desa Sungai Baru
Peruntukkan Metode Luas
No Jenis Tanah Penggunaan Lahan
Lahan Pembukaan Ha % Patok Batas Pembukaan Lahan SP Desa Sungai Baru
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
Semi
1. Pusat Desa Distrik, Gleisol Alang alang Sawah 8 0,87
Mekanis Koordinat Geografis Koordinat UTM
Humik, Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran Elevasi
Lahan Semi Patok BT LS X Y
2. Distrik, Gleisol Alang alang, 50 5,41 (m)
Pekarangan Mekanis (d° m' s.ss") (d° m' s.ss") (mT) (mU)
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
Semi PD 110°51'45.003" 2°58'29.465" 484,721 9,671,185 4
3. Lahan Usaha I Distrik, Gleisol Alang alang, 150 16,23
Mekanis
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran BPL 1 110°50'36.729" 2°58'10.377" 482,613 9,671,771 5
Semi
4. Seed Farm Distrik, Gleisol Alang alang, 2 0,22
Mekanis
Humik, Sawah Tadah Hujan BPL 2 110°50'57.227" 2°57'50.642" 483,246 9,672,377 10
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
Semi
5. Test Farm Distrik, Gleisol Alang alang,
Mekanis
2 0,22 BPL 3 110°52'3.978" 2°58'24.491" 485,306 9,671,338 6
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran BPL 4 110°52'0.247" 2°59'2.854" 485,191 9,670,160 5
Tanah Kas Semi
6. Distrik, Gleisol Alang alang, 10 1,08
Desa Mekanis
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
Semi Sumber : Hasil Survai Tim RTSP dan RTJ Tahun 2019
7. Kuburan Distrik, Gleisol Alang alang, 2 0,22
Mekanis
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
Jalan Kolektor
8. Distrik, Gleisol Alang alang, Mekanis 2,409 0,26
Primer
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
Jalan Kolektor
9. Distrik, Gleisol Alang alang, Mekanis 8,11 0,88
Sekunder
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
Jalan Lahan
10. Distrik, Gleisol Alang alang, Mekanis 11,58 1,25
Usaha I
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
11 Parit Primer Distrik, Gleisol Alang alang, Mekanis 1,15 0,12
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
12 Parit Sekunder Distrik, Gleisol Alang alang, Mekanis 3,25 0,35
Humik, Sawah Tadah Hujan
Gleisol Hidrik, Gleisol Kebun Campuran
13 Parit Tertier Distrik, Gleisol Alang alang, Mekanis 2,32 0,25
Humik, Sawah Tadah Hujan
Total 252,82 27,35

Sumber : Hasil Perencanaan Tahun 2019


Hal-41
Peta Batas Pembukaan Lahan SP Desa Sungai Baru
Peta Detail Pusat Desa SP Desa Sungai Baru
PENYIAPAN BANGUNAN

 Daya tampung yang didapatkan dari perencanaan tata ruang RTSP dan RTJ Sungai Baru adalah sebanyak
200 KK, maka jumlah kapling rumah adalah 200 unit.

 Ukuran bangunan rumah transmigran 6 x 6 m2 (36 m2) atau tipe 36 semi permanen dibuat dengan tipe
panggung.

 Untuk bahan bangunan rangka bangunan dan dinding papan untuk bangunan fasilitas umum serta rumah
transmigran direncanakan menggunakan kayu serta papan kelas II dan Kelas III.

No Jenis Fasilitas Umum Jumlah Tipe Bangunan Keterangan

1 Rumah Transmigran 200 Panggung Tipe 36

2 Gentong Plastik 600 300 liter/bh 3 buah per KK + fasum

Sumber : Permen No 25 tahun 2016 dan Kepmen No. KEP.820/MEN/XII/2006

Hal-44
SUMBER MATERIAL
 Semua kebutuhan bahan bangunan tersebut harus didatangkan dari luar lokasi proyek termasuk kebutuhan
akan kayu, kecuali untuk kayu kaso sebagai bantalan atap banyak terdapat di sekitar areal proyek .

 Sedangkan bahan bangunan serta logistik harus dibeli di Kota Sukamara yang berjarak ± 78 Km ( 2 jam
perjalanan).

 Sumber material (batu gunung dan petron) untuk pembangunan jalan poros maupun jalan desa dapat
memanfaatkan material di sekitar lokasi, yaitu dari Desa-desa sekitar Jelai.

NO JENIS MATERIAL SUMBER JARAK


1. Batu Gunung + Petron Jelai 17 km
2. Batu Kali Jelai 17 km
3. Sirtu Jelai 17 km
4. Pasir Jelai 17 km
5. Kayu Jelai / Sukamara 17 km / 78 Km
6. Semen Jelai / Sukamara 17 km / 78 Km
7. Besi Jelai / Sukamara 17 km / 78 Km
8. Seng Jelai / Sukamara 17 km / 78 Km
9. Paku Jelai / Sukamara 17 km / 78 Km
10. Kaca dll Jelai / Sukamara 17 km / 78 Km
11. Sembako Jelai / Sukamara 17 km / 78 Km
12. Bahan Bakar Jelai / Sukamara 17 km / 78 Km

Sumber; Hasil Survey lapangan, Tahun 2019

Hal-45
KEGIATAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN DAN
BUDAYA
GAMBARAN UMUM PENDUDUK
 Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sukamara, Tahun 2018, penduduk Desa Sungai Baru adalah 61 KK,
dengan jumlah jiwa 255 orang.
 Sedangkan berdasarkan data dari Monografi Desa Sungai Baru Tahun 2019 (Bulan Maret), jumlah penduduknya adalah sebanyak
78 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 303 orang
Jumlah Penduduk (Jiwa) Jumlah Rumah
No Sumber Data
Laki-Laki Perempuan Total Tangga (KK)
1 Kec. Jelai Dalam Angka 126 129 255 61
2 Monografi Desa 156 147 303 78
Sumber : Kec.Jelai Dalam Angka, Tahun 2018 , Monografi Desa Sungai Baru, Maret 2019

 Mata Pencaharian. Sebagian besar penduduk adalah Petani. Komoditas utama yang dibudidayakan di lokasi survey adalah
tanaman pangan (Padi Sawah) dan hortikultura (Jeruk). Mata pencaharian dari sektor lain seperti sektor jasa, hanya digeluti
oleh sebagian kecil warga.
 Kondisi Kesehatan. Menurut penuturan warga, umumnya masyarakat yang terserang penyakit mendapatkan pertolongan di
Pustu. Jenis penyakit yang sering diderita oleh masyarakat setempat adalah ISPA, Diare serta Penyakit Kulit
No Mata Pencaharian Jumlah
1 ASN 9 9
2 Petani 68 68
3 Nelayan 15
4 TNI/Polri 2
5 Swasta 6
6 Pertukangan 6
7 Dagang 10
8 Jasa 20
Jumlah 136 Hal-47
SUKU, AGAMA DAN BUDAYA
 Dalam aspek agama dan kepercayaan, semua penduduk di lokasi survey merupakan pemeluk agama Islam.
 Masyarakat Desa Sungai Baru, merupakan masyarakat campuran yang secara budaya, banyak dipengaruhi oleh Budaya
Banjar dan Melayu.
 Kehidupan sosial budaya dibangun diatas pilar agama serta budaya dan adat istiadat warisan leluhur.
 Prinsip dan nilai-nilai adat masih berlaku dalam kehidupan masyarakat, meskipun relatif lebih longgar
 Gotong royong dan kekerabatan warga desa masih cukup kuat, akan tetapi cukup terbuka dan egaliter, sehingga bisa
menerima perbedaan serta toleran terhadap budaya luar

KONDISI PERTANIAN
 Kegiatan pertanian didominasi oleh sektor tanaman pangan (Padi) dan hortikultura (perkebunan Jeruk). Selain bertani,
sebagian masyarakat juga menjadi nelayan (menangkap ikan dan udang) dan memelihara Burung Walet
 Kegiatan usaha tani di lokasi studi masih dilakukan secara tradisional, bahkan sebagian besar masih jarang menggunakan
input pertanian (Pupuk dan Pestisida) secara berimbang.
 Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman perkebunan yang dominan dibudidayakan adalah tanaman Jeruk. Pada saat studi
dilakukan, Tanaman Jeruk merupakan komoditas andalan warga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Areal tanaman Jeruk
cukup luas sekitar 56,5 Ha dengan harga jual produk Rp 5000 - 7000 per Kg
 Kegiatan usaha tani masih bersifat tradisional. Penanaman Padi hanya dilakukan setahun sekali, tanpa proses pengolahan
lahan yang memadai dan penggunaan pupuk secara berimbang. Hal-48
KONDISI PERTANIAN
 Tanaman Padi, sayuran, Jagung, dan Ubi Kayu pada umumnya ditanam di ladang yang jaraknya bervariasi antara 0,5 – 1 Km
dari permukiman .
 Komoditas Peternakan, didominasi oleh ternak ayam kampung (Ayam Buras). Selain Ayam Buras, ditemukan juga ternak Sapi
Potong dalam jumlah yang sedikit, Ternak dipelihara secara tradisional tanpa perlakuan khusus.
 Di sektor perikanan, awalnya cukup banyak masyarakat yang memelihara Ikan Bandeng di areal Tambak yang mereka miliki,
akan tetapi, pada saat studi dilakukan di Desa Sungai Baru tidak ada lagi warga yang melakukan budidaya Ikan Bandeng
 Kegiatan perikanan yang dilakukan warga saat ini adalah menangkap ikan dan udang menggunakan jaring atau pancing

PERKIRAAN PRODUKSI DAN KEBUTUHAN PANGAN


Pada saat studi dilakukan, di Desa Sungai Baru terdapat sekitar 20 Ha lahan Padi (luas panen terakhir sekitar 15 Ha) dengan
produksi rata-rata 4 Ton/Ha/Tahun. Dengan demikian, perkiraan produksi dan tingkat konsumsi penduduk di lokasi survey
terhadap beras adalah sebagai berikut.
No. Uraian Produk Total
1 Padi (15 Ha x 4 ton/Ha) 60
2 Setara beras (50 %) 30
3 Jumlah penduduk (jiwa) 303
4 Konsumsi per kapita per tahun (kg) * 114,6
5 Jumlah konsumsi Beras per tahun (ton) 34,72
6 Kekurangan Beras (ton) 4,72
7 Kekurangan setara gabah (ton) 9,45
Sumber; Hasil Analisis Tim, tahun 2019
Ket; * Rata-rata konsumsi beras per kapita per tahun , BPS 2017 Hal-49
PENCURAHAN TENAGA KERJA

 Jumlah ketersediaan tenaga kerja transmigran antara lain ditentukan oleh ukuran keluarga, struktur
umur dan jenis kelamin anggota keluarganya.
 Tenaga Kerja laki-laki dewasa (berusia 20 tahun atau lebih) berkapasitas 1 HOK, wanita dewasa
berkapasitas kerja 0,8 HOK, sedangkan kapasitas kerja anak-anak setelah berumur 10 tahun besarnya 0,1
HOK. Kapasitas kerja anak terus meningkat sejalan dengan bertambahnya umur

Tahun Suami Istri Anak Laki-Laki Anak Perempuan Total


ke Umur HOK Umur HOK Umur HOK Umur HOK HOK/hr HOK/Th
1 35 1 26 0,8 8 0 6 0 1,8 540
2 36 1 27 0,8 9 0 7 0 1,8 540
3 37 1 28 0,8 10 0,1 8 0 1,9 570
4 38 1 29 0,8 11 0,1 9 0 1,9 570
5 39 1 30 0,8 12 0,1 10 0,1 2 600
6 40 1 31 0,8 13 0,1 11 0,1 2 600
7 41 1 32 0,8 14 0,1 12 0,1 2 600
8 42 1 33 0,8 15 0,2 13 0,1 2,1 630
9 43 1 34 0,8 16 0,2 14 0,1 2,1 630
10 44 1 35 0,8 17 0,2 15 0,2 2,2 660

Sumber; diolah dari Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil, Soekartawi, A., Soeharjo, J. L., Dillon dan J. B. Hardaker. 1986.
Hal-50
PENCURAHAN TENAGA KERJA

 Pencurahan tenaga kerja keluarga per tahun sebagian besar dialokasikan pada sektor pertanian
hortikultura, yaitu sekitar 135 HOK per tahun, sedangkan untuk aktifitas non pertanian, mendapatkan porsi
pencurahan tenaga kerja yang paling kecil, yaitu sekitar 50 HOK/KK/tahun.

 Ketersediaan tenaga kerja per kepala keluarga per tahun, diasumsikan sekitar 660 HOK (satu kepala
keluarga terdiri dari suami, istri dan 3 anak) dengan hari kerja efektif per tahun 300 hari.
Jumlah
No Jenis Kegiatan
(HOK/KK/Thn)
1 Hortikultura (Jeruk) 135
2 Pertanian Tanaman Pangan (Padi dan sayuran) 120
3 Non Pertanian (tukang bangunan, dagang, dll) 50
4 Peternakan, penangkaran Burung Walet dan Perikanan 65
Total 370
Tenaga kerja yang tersedia 660*
Tenaga kerja yang belum dimanfaatkan 290
Sumber; Hasil Analisis Tim, tahun 2019
Soekartawi, A., Soeharjo, J. L., Dillon dan J. B. Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Pengembangan Petani Kecil

Hal-51
PENDAPATAN PENDUDUK

Jumlah
No Sumber Pendapatan Proporsi
(Rp)
1 Tanaman Hortikultura (Jeruk) 12.505.000 32,05%

2 Padi dan Palawija 6.975.000 17,88%

3 Peternakan, penangkaran Walet, Perikanan 11.750.000 30,12%

4 Non Pertanian 7.785.000 19,95%


Jumlah 39.015.000 100,00%
Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019

 Sumber pendapatan utama penduduk diperoleh dari hasil sektor pertanian hortikultura, Perikanan,
penangkaran Burung Walet dan sub sektor tanaman pangan.

 Sumber pendapatan lainnya seperti jasa, industri dan sektor non pertanian lainnya, merupakan sumber
pendapatan tambahan yang jumlahnya relatif kecil
Hal-52
Pengeluaran Penduduk
No Komponen Pengeluaran Jumlah (Rp) Proporsi
1 Beras 1.920.000 4,93%
2 Gula 630.000 1,62%
3 Kopi/Teh/minuman lain 1.950.000 5,01%
4 Garam 360.000 0,93%
5 Minyak Goreng 900.000 2,31%
6 Penerangan 0 0,00%
7 Ikan/Lauk Pauk 15.000.000 38,55%
8 Bumbu/sayur 1.200.000 3,08%
9 Rokok/Tembakau 925.000 2,38%
10 Pakaian, Pendidikan, alat Rumah Tangga, Transportasi 5.500.000 14,14%
11 Keagamaan, Kegiatan sosial, Arisan 5.000.000 12,85%
12 Kesehatan 1.650.000 4,24%
13 Sabun, pasta gigi, pewangi 3.000.000 7,71%
14 Lain-lain 875000 2,25%
Jumlah 38.910.000 100,00%
Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019

Hal-53
Fasilitas Sosial dan Ekonomi
Fasilitas Pendidikan
Jenis Sarana Pendidikan
No Nama Desa
TK/PAUD SD SMP SMA
1 Sungai Baru 1 1 - -

Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan
No Nama Desa
Puskesmas Pustu Poskesdes
1 Sungai Baru - 1 -

Sarana Peribadatan
Sarana Peribadatan
No Nama Desa
Masjid Musholla Gereja
1 Sungai Baru 1 - -

Sarana Kegiatan Ekonomi


.
Prasarana Perekonomian dan Perdagangan
No. Desa Pasar Pasar Rumah Warung
Kios/Warung
Harian Kalangan Makan Kopi
1 Sungai Baru - - - - 4
Sumber; BPS Kab. Sukamara, Tahun 2018 dan hasil survey Tahun 2019
Hal-54
TANGGAPAN DAN HARAPAN MASYARAKAT
TERHADAP PROGRAM TRANSMIGRASI
 Masyarakat sudah menyampaikan persetujuannya untuk membangun permukiman transmigrasi serta menaruh harapan
besar terhadap rencana pembangunan permukiman transmigrasi di wilayah mereka.
 Berdasarkan hasil Musyawarah Warga tanggal 24 april 2019, masyarakat Desa Sungai Baru menyatakan dukungan
terhadap program Transmigrasi sebagai berikut :
 Mendukung rencana Program Transmigrasi di wilayah Desa Sungai Baru,
 Bersedia menyerahkan lahan untuk dijadikan areal permukiman transmigrasi sesuai dengan luas yang dibutuhkan
 Bersedia bekerjasama dan memberikan bantuan yang dibutuhkan dalam rangka mensukseskan program
transmigrasi di Desa Sungai baru

Pola Komposisi TPS dan TPA

 Berdasarkan hasil studi, bahwa pola transmigrasi yang bisa dikembangkan di lokasi survey adalah pola TPLB (Tanaman
Pangan Lahan Basah)
 Pembangunan permukiman transmigrasi yang direkomendasikan untuk dibangun adalah Satuan Permukiman (SP) Baru
 Berdasarkan rembug warga, proporsi TPA dan TPS yang disepakati oleh warga Desa Sungai Baru adalah 50 : 50
 Secara umum, warga tidak mempermasalahkan daerah asal TPA yang nanti akan ditempatkan di lokasi SP Sungai Baru,
akan tetapi ada beberapa catatan yang penting untuk diperhatikan, yaitu;
 Transmigran yang didatangkan harus berlatar belakang Petani
Hal-55
 Bisa menyesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat
SURAT PERNYATAAN DUKUNGAN WARGA

Hal-56
POLA USAHA TANI DAN USULAN KOMODITAS
 Pengembangan usaha tani yang direkomendasikan di calon lokasi permukiman transmigrasi Desa Sungai Baru
adalah pola TPLB (Tanaman Pangan Lahan Basah).
 Pengembangan usaha tani dilakukan di Lahan Pekarangan (LP) seluas 0,25 Ha, Lahan Usaha 1 (LU-1) seluas 0,75 Ha
dan Lahan Usaha 2 (LU-2) seluas 1 Ha.
 Komoditas utama yang akan dikembangkan di Lahan Usaha II, disarankan dengan dua alternatif;
– Alternatif Pertama adalah tanaman pangan berupa Padi Sawah (Jenis Padi Rawa)
– Alternatif Kedua adalah tanaman tahunan berupa Jeruk Siam

Padi Rawa
 Padi Rawa atau padi pasang surut, adalah jenis tanaman padi yang tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa
 Pengembangan Padi Rawa, dapat menjadi solusi bagi kendala utama pengelolaan lahan Rawa Lebak yaitu pola genangan air
yang sangat dinamis dan tak menentu.
 Benih unggul Padi Rawa yang secara resmi dikeluarkan Pemerintah melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB
Padi) adalah INPARA.
 INPARA merupakan singkatan dari Inbrida Padi Rawa. Varietas padi yang tahan terhadap genangan air, seperti daerah
rawa, daerah yang sering tergenangi air atau sering terendam banjir.
 Varietas Padi Rawa INPARA yang sudah dilepas ke masyarakat cukup banyak dan memiliki karakteristik berbeda. Hal-58
Deskripsi Beberapa Varietas Padi INPARA

Sumber; Balai Besar Penelitian Tanaman Padi , Sukamandi (bbpadi.litbang.pertanian.go.id)


Hal-59
Jeruk Siam
 Jeruk adalah salah satu buah yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, mulai dari anak-anak sampai
dewasa. Buah ini dapat dikonsumsi baik dalam bentuk segar maupun olahan. Kandungan di dalam jeruk terdapat
vitamin C, karbohidrat, potasium, folat, kalsium, vitamin B1 – B6, dan senyawa fitokimia
 Tanaman jeruk beradaptasi sangat luas di Indonesia, dapat ditanam pada agroekosistem dataran rendah sampai
tinggi dan beriklim kering sampai basah. Produktivitas usahatani jeruk cukup tinggi, yaitu berkisar 17-25 ton/ha
dari potensi 25-40 ton/ha. Dari jumlah tersebut, sekitar 70-80% jenis jeruk yang dikembangkan petani
merupakan Jeruk Siam atau Jeruk Keprok
 Indonesia memiliki beberapa jenis Jeruk, tetapi biasanya hanya dua jenis yang dianjurkan untuk ditanam, yaitu
jeruk Siam Palembang asal Palembang dan jeruk Siam Pontianak atau Jeruk Tebas asal Pontianak.
 Jeruk dapat tumbuh di sembarang tempat. Namun, tanaman ini akan memberikan hasil optimum bila ditanam di
lokasi yang sesuai. Ketinggian tempat yang sesuai untuk tanaman ini yaitu dataran rendah sampai 700 mdpl.
 Melalui pemeliharaan yang baik, umur produktif tanaman Jeruk di dataran rendah bisa mencapai 20 tahun

Hal-60
RENCANA PEMANFAATAN LAHAN
(Alternatif I dan II )
No Peruntukan Lahan ( alternatif I ) Luas (m2) Keterangan
Lahan Pekarangan
1. Fasilitas rumah tangga 250 Rumah, halaman, kandang unggas
2. Tanaman buah2an 200 Mangga, Pisang
3. Tanaman sayur2an 700 Kacang-kacangan, cabe rawit, dll
4. Tanaman Obat2n 50
5. Tanaman pangan 1.300 Jagung dan Ubi Kayu
Lahan Usaha I
1. Tananaman pangan (MT 1) 7.500 Padi Sawah
2. Horti Sayuran (MT 2) 7.500 Kacang Panjang, Kacang tanah
Lahan Usaha II
1. Tananaman pangan 10.000 Padi Sawah (MT 1)
2. Tananaman pangan 10.000 Padi Sawah (MT 2)
No Peruntukan Lahan ( alternatif II) Luas (m2) Keterangan
Lahan Pekarangan
1. Fasilitas rumah tangga 250 Rumah, halaman, kandang unggas
2. Tanaman buah2an 200 Mangga, Pisang
3. Tanaman sayur2an 700 Kacang-kacangan, cabe rawit, dll
4. Tanaman Obat2n 50
5. Tanaman pangan 1.300 Jagung dan Ubi Kayu
Lahan Usaha I
1. Tananaman pangan (MT 1) 7.500 Padi Sawah
2. Horti Sayuran (MT 2) 7.500 Kacang Panjang, Kacang tanah
Lahan Usaha II
1. Tananaman Tahunan 10.000 Jeruk
2. Tanaman sela 2.500 Jagung, Kacang Tanah (sampe thn ke 4)
Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019 Hal-61
PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA (alternatif I)

Luas KEBUTUHAN HOK/TAHUN PADA TAHUN KE


No Uraian HOK/Ha
(Ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A LAHAN PEKARANGAN
1. Jagung (MT1) 0,13 158 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
2. Ubi Kayu (MT2) 0,13 130 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
3. Petak Sayuran & Obat2an (MT1) 0,07 200 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
4. Petak Sayuran & Obat2an (MT2) 0,07 200 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
5. Buah-buahan 0,02 195 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6. Budidaya ternak 43 40 42 44 46 49 51 48 46 44
Total Kebutuhan HOK DI LP 113 109 111 113 115 118 120 117 115 113
B LAHAN USAHA I
1. Padi Sawah 0,75 223 167 167 167 167 167 167 167 167 167
2. Kacang Tanah MT2 0,375 208 78 78 78 78 78 78 78 78 78
3. Kacang Panjang MT2 0,375 200 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Total Kebutuhan HOK DI LU I 0 320 320 320 320 320 320 320 320 320
C LAHAN USAHA II
1. Padi MT 1 1 223 223 223 223 223 223 223 223 223
Padi MT 2 1 223 0 0 223 223 223 223 223 223 223 223
Total Kebutuhan HOK DI LU II 0 0 446 446 446 446 446 446 446 446
I TOTAL HOK (LP + LUI + LU II) 113 429 877 879 882 884 886 884 881 879
II HOK TERSEDIA 480 480 510 510 540 540 540 570 570 600
SISA HOK* 367 51 -367 -369 -342 -344 -346 -314 -311 -279

Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019

Hal-62
PERKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA (alternatif Ii)

Luas KEBUTUHAN HOK/TAHUN PADA TAHUN KE


No Uraian HOK/Ha
(Ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A LAHAN PEKARANGAN
1. Jagung (MT1) 0,13 158 21 21 21 21 21 21 21 21 21 21
2. Ubi Kayu (MT2) 0,13 130 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17
3. Petak Sayuran & Obat2an (MT1) 0,07 200 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
4. Petak Sayuran & Obat2an (MT2) 0,07 200 14 14 14 14 14 14 14 14 14 14
5. Buah-buahan 0,02 195 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
6. Budidaya ternak 43 40 42 44 46 49 51 48 46 44
Total Kebutuhan HOK DI LP 113 109 111 113 115 118 120 117 115 113
B LAHAN USAHA I
1. Padi Sawah 0,75 223 167 167 167 167 167 167 167 167 167
2. Kacang Tanah MT2 0,375 208 78 78 78 78 78 78 78 78 78
3. Kacang Panjang MT2 0,375 200 75 75 75 75 75 75 75 75 75
Total Kebutuhan HOK DI LU I 0 320 320 320 320 320 320 320 320 320
C LAHAN USAHA II
1. Jeruk 1,00 195 195 195 200 200 205 205 205
2 Jagung 0,25 158 40 40 40 40
3 Kacang Tanah 0,25 208 52 52 52 52
Total Kebutuhan HOK DI LU II 0 0 287 287 287 292 200 205 205 205
I TOTAL HOK (LP + LUI + LU II) 113 429 718 720 722 729 640 643 640 638
II HOK TERSEDIA 480 480 510 510 540 540 540 570 570 600
SISA HOK* 367 51 -208 -210 -182 -189 -100 -73 -70 -38
Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019

Hal-63
PASCA PANEN DAN PEMASARAN
Alat Bantu Pengolahan Hasil Pertanian:
No Nama Peralatan Spesiikasi Keterangan
1 Mesin Pemotong/pencacah Alat Pencacah Kayu/Ranting Digunakan untuk pembuatan kompos dan pupuk

2 Alat Perontok Padi Mesin perontok Padi (Power threser) Dapat digunakan secara mobile oleh kelompok tani untuk
perontokan gabah.
3 Lantai Jemur Lantai Semen dengan luasan sekitar Digunakan untuk penjemuran padi, Jagung, Kacang tanah
2500 m2 dan kegunaan lainnya yang produktif

4 Penggilingan Padi Mesin Huller kapasitas 8 t0n per jam Digunakan untuk penggilingan padi masyarakat ketika
panen.
5 Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung (mobile) Membantu petani ketika panen jagung, digunakan secara
bergantian (mobile)
6 Lemari pendingin Lemari Pendingin kapasitas besar dan Digunakan sebagai penyimpanan/pengawetan olahan dari
Freezer buah Jeruk (Juice, Sirup, Sari Jeruk, dll)

7 Seperangkat alat pengolahan Alat pengolahan makanan dan Digunakan untuk pengolahan buah Jeruk menjadi makanan
buah Jeruk dan peralatan minuman skala rumah tangga atau dan minuman jadi.
pengemasan sederhana Industri Kecil

Hal-64
PASCA PANEN DAN PEMASARAN
Gambaran Umum Pemasaran Produk Pertanian

SISTEM PEMASARAN MASIH BERSIFAT PEMASARAN HASIL PANEN TERGANTUNG PADA


PASAR LOKAL, ATAU PEDAGANG PENGUMPUL
TRADISONAL, PASIF DAN BERORIENTASI
YANG MERUPAKAN PERPANJANGAN TANGAN
PASAR LOKAL SERTA MINIM PENGOLAHAN
DARI PEDAGANG-PEDAGANG BESAR DARI LUAR
PASCA PANEN WILAYAH.

PENGUATAN SUMBERDAYA MANUSIA DAN


LEMBAGA-LEMBAGA EKONOMI MASYARAKAT HARGA UMUMNYA DITENTUKAN SECARA
SEPIHAK OLEH PEDAGANG, POSISI TAWAR
LOKAL DAPAT MENCEGAH TERJADINYA PETANI RENDAH. PETANI/PRODUSEN UMUMNYA
KEBOCORAN WILAYAH (REGIONAL LEAKAGE) TIDAK MEMILIKI AKSES DAN INFORMASI YANG
BERUPA TERJADINYA ALIRAN CAPITAL (CAPITAL MEMADAI TERHADAP PASAR
OUTFLOW) KE LUAR WILAYAH

PENINGKATAN AKSES PETANI/PRODUSEN PERLU DITUNJANG INFRASTRUKTUR DAN


LOKAL TERHADAP INFORMASI, TEKNOLOGI, FASILITAS EKONOMI UNTUK MENUMBUHKAN
PENGETAHUAN DAN MODAL DAPAT PUSAT-PUSAT PENGUMPULAN, JARINGAN
MEMPERKUAT KAPASITAS MASYARAKAT DISTRIBUSI, SUB-TERMINAL AGRIBISNIS DI
LOKAL KARENA DAPAT MENINGKATKAN LOKASI-LOKASI PRODUKSI UTAMA SERTA
BARGAINING POSITION SERTA KAPASITAS SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI UNTUK
MASYARAKAT LOKAL DALAM MENGELOLA MENINGKATKAN KEUNTUNGAN DAN NILAI
SUMBERDAYA. TAMBAH (ADDED VALUE)

Hal-65
PASCA PANEN DAN PEMASARAN
Beberapa Saran :

 Mengembangkan industri pengolahan berbasis rumah tangga atau koperasi (BUMDes), sehingga nilai tambah
produk bisa dinikmati oleh produsen (petani) secara optimal.

 Membangun pasar fisik yang representatif sebagai tempat pertemuan antara produsen dan konsumen.

 Membuka akses pasar yang lebih luas (antar kabupaten, antar pulau, regional, eksport)

 Membangun kelembagaan pemasaran bagi masyarakat/pelaku UMKM, dianjurkan untuk mendirikan koperasi bagi
masyarakat produsen maupun konsumen.

 Membangun infrastruktur pemasaran, seperti prasarana dan sarana transportasi (jalan, jembatan, pelabuhan,
terminal, dll) yang representatif.

 Mendorong masuknya lembaga keuangan mikro yang mudah dijangkau oleh produsen, pedagang lokal maupun
konsumen

Hal-66
KELAYAKAN
USAHA TANI TRANSMIGRAN
Perkiraan produksi (Alternatif i)
Perkiraan Satuan dan Produksi Tahun Ke-
Luas Lahan
No Uraian Produksi Bentuk
(Ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(kg/Ha) Hasil
I LAHAN PEKARANGAN
A Tanaman Pangan
1 Jagung (MT1) 0,13 4.500 kg BK 585 585 585 585 585 585 585 585 585 585
2 Ubi Kayu (MT2) 0,13 8.000 kg SS 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040
B Sayuran
1 Cabe (MT1) 0,035 2.500 kg CS 88 88 88 88 88 88 88 88 88 88
2 Kacang panjang (MT1) 0,035 3.500 kg KPS 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123
3 Cabe (MT2) 0,035 2.500 kg CS 88 88 88 88 88 88 88 88 88 88
4 Kacang panjang (MT2) 0,035 3.500 kg KPS 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123
C Buah-buahan
1 Pisang 0,02 5000 kg BS 25 25 29 31 33 35 37 39 42
2 Mangga 0,02 1000 kg BS 5 5 5 5 5 6
D Peternakan
Ternak Ayam Buras
1 Telor Butir 486 486 486 486 486 486 486 486
2 Ayam Umur 5 bln Ekor 141 141 141 141 141 141 141 141
JUMLAH LP
II LAHAN USAHA I
1 Padi Sawah (MT 1) 0,75 4.600 kg GKP 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450
2 Kacang Tanah MT2 0,375 3.000 kg BK 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125
3 Kacang Panjang MT2 0,375 3.500 kg KPS 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313
JUMLAH LU
III LAHAN USAHA II
1 Padi MT 1 1 4.600 kg GKP 4.600 4.600 4.600 4.600 4.600 4.600 4.600 4.600
2 Padi MT 2 1 4.600 kg GKP 4.600 4.600 4.600 4.600 4.600 4.600 4.600

Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019


Hal-68
Perkiraan produksi (Alternatif ii)
Perkiraan Satuan dan Produksi Tahun Ke-
Luas Lahan
No Uraian Produksi Bentuk
(Ha) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
(kg/Ha) Hasil
I LAHAN PEKARANGAN
A Tanaman Pangan
1 Jagung (MT1) 0,13 4.500 kg BK 585 585 585 585 585 585 585 585 585 585
2 Ubi Kayu (MT2) 0,13 8.000 kg SS 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040 1.040
B Sayuran
1 Cabe (MT1) 0,035 2.500 kg CS 88 88 88 88 88 88 88 88 88 88
2 Kacang panjang (MT1) 0,035 3.500 kg KPS 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123
3 Cabe (MT2) 0,035 2.500 kg CS 88 88 88 88 88 88 88 88 88 88
4 Kacang panjang (MT2) 0,035 3.500 kg KPS 123 123 123 123 123 123 123 123 123 123
C Buah-buahan
1 Pisang 0,02 5000 kg BS 25 25 29 31 33 35 37 39 42
2 Mangga 0,02 1000 kg BS 5 5 5 5 5 6
D Peternakan
Ternak Ayam Buras
1 Telor Butir 486 486 486 486 486 486 486 486
2 Ayam Umur 5 bln Ekor 141 141 141 141 141 141 141 141
JUMLAH LP
II LAHAN USAHA I
1 Padi Sawah (MT 1) 0,75 4.600 kg GKP 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450 3.450
2 Kacang Tanah MT2 0,375 3.000 kg BK 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125 1.125
3 Kacang Panjang MT2 0,375 3.500 kg KPS 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313 1.313
JUMLAH LU
III LAHAN USAHA II
1 Jeruk 1 kg GKP - - - - 990 5.074 8.303 9.686
2 Jagung 0,25 4.500 kg BK 1.125 1.125 1.125 1.125
3 Kacang Tanah 0,25 3.000 kg BK 750 750 750 750

Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019


Hal-69
Perkiraan Pendapatan kotor transmigran (i)

Harga Nilai Produksi Tahun Ke- (1 X Rp. 1000)


No Uraian
(Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I LAHAN PEKARANGAN
A Tanaman Pangan
1 Jagung (MT1) 5.000 2.925 2.925 2.928 2.931 2.934 2.937 2.940 2.943 2.946 2.948
2 Ubi Kayu (MT2) 3.000 3.120 3.120 3.123 3.126 3.129 3.132 3.136 3.139 3.142 3.145
B Sayuran
1 Cabe (MT1) 17.000 1.488 1.488 1.489 1.490 1.492 1.493 1.495 1.496 1.498 1.499
2 Kacang panjang (MT1) 15.600 1.911 1.911 1.913 1.915 1.917 1.919 1.921 1.922 1.924 1.926
3 Cabe (MT2) 17.000 1.488 1.488 1.489 1.490 1.492 1.493 1.495 1.496 1.498 1.499
4 Kacang panjang (MT2) 15.600 1.911 1.911 1.913 1.915 1.917 1.919 1.921 1.922 1.924 1.926
C Buah-buahan
1 Pisang 5.000 125 125 145 155 165 175 185 195 210
2 Mangga 15.000 - - - 75 75 75 75 75 90
D Peternakan
1 Ternak Ayam Buras
Telor 2.000 972 972 972 972 973 974 975 976
Ayam Umur 5 bln 80.000 11.280 11.280 11.280 11.280 11.291 11.303 11.314 11.325
JUMLAH LP 12.842 12.967 25.232 25.265 25.363 25.385 25.421 25.456 25.491 25.546
II LAHAN USAHA I
1 Padi Sawah (MT 1) 6.000 20.700 20.700 20.721 20.741 20.762 20.783 20.804 20.825 20.845
3 Kacang Tanah MT2 26.000 29.250 29.250 29.279 29.309 29.338 29.367 29.397 29.426 29.455
3 Kacang Panjang MT2 15.600 20.475 20.475 20.495 20.516 20.536 20.557 20.578 20.598 20.619
JUMLAH LU I 70.425 70.425 70.495 70.566 70.636 70.707 70.778 70.849 70.919
III LAHAN USAHA II
1 Padi MT 1 6.000 27.600 27.600 27.628 27.655 27.683 27.711 27.738 27.766
Padi MT 2 6.000 - 27.600 27.628 27.655 27.683 27.711 27.738 27.766
JUMLAH LU II 27.600 55.200 55.255 55.310 55.366 55.421 55.477 55.532
Total 12.842 83.392 123.257 150.960 151.184 151.332 151.493 151.655 151.816 151.998

Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019


Hal-70
Perkiraan Pendapatan Kotor Transmigran (ii)

Harga Nilai Produksi Tahun Ke- (1 X Rp. 1000)


No Uraian
(Rp) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
I LAHAN PEKARANGAN
A Tanaman Pangan
1 Jagung (MT1) 5.000 2.925 2.925 2.928 2.931 2.934 2.937 2.940 2.943 2.946 2.948
2 Ubi Kayu (MT2) 3.000 3.120 3.120 3.123 3.126 3.129 3.132 3.136 3.139 3.142 3.145
B Sayuran
1 Cabe (MT1) 17.000 1.488 1.488 1.489 1.490 1.492 1.493 1.495 1.496 1.498 1.499
2 Kacang panjang (MT1) 15.600 1.911 1.911 1.913 1.915 1.917 1.919 1.921 1.922 1.924 1.926
3 Cabe (MT2) 17.000 1.488 1.488 1.489 1.490 1.492 1.493 1.495 1.496 1.498 1.499
4 Kacang panjang (MT2) 15.600 1.911 1.911 1.913 1.915 1.917 1.919 1.921 1.922 1.924 1.926
C Buah-buahan
1 Pisang 5.000 125 125 145 155 165 175 185 195 210
2 Mangga 15.000 - - - 75 75 75 75 75 90
D Peternakan
1 Ternak Ayam Buras
Telor 2.000 972 972 972 972 973 974 975 976
Ayam Umur 5 bln 80.000 11.280 11.280 11.280 11.280 11.291 11.303 11.314 11.325
JUMLAH LP 12.842 12.967 25.232 25.265 25.363 25.385 25.421 25.456 25.491 25.546
II LAHAN USAHA I
1 Padi Sawah (MT 1) 6.000 20.700 20.700 20.721 20.741 20.762 20.783 20.804 20.825 20.845
3 Kacang Tanah MT2 26.000 29.250 29.250 29.279 29.309 29.338 29.367 29.397 29.426 29.455
3 Kacang Panjang MT2 15.600 20.475 20.475 20.495 20.516 20.536 20.557 20.578 20.598 20.619
JUMLAH LU I 70.425 70.425 70.495 70.566 70.636 70.707 70.778 70.849 70.919
III LAHAN USAHA II
1 Jeruk 6.000 - - - - 5.940 30.444 49.818 58.116
2 Jagung 5.000 5.625 5.625 5.625 5.625
3 Kacang Tanah 26.000 19.500 19.500 19.500 19.500
JUMLAH LU II 25.125 25.125 25.125 25.125 5.940 30.444 49.818 58.116
Sumber;
JUMLAH Hasil
TotalAnalisis Tim, Tahun 2019
12.842 83.392 120.782 120.885 121.053 121.147 102.068 126.678 146.158 154.582
Hal-71
Perkiraan Pendapatan Bersih Transmigran (i)

Pendapatan Total Pengeluaran Total Pendapatan


Tahun (Rp x 1000) (Rp x 1000)
Pendapatan Pengeluaran Bersih
ke
(Rp x 1000) (Rp x 1000) (Rp x 1000)
LP LU I LU II LP LU I LU II

1 12.842 - - 12.842 5.494 - - 5.494 7.348


2 12.967 70.425 - 83.392 3.508 15.513 - 19.020 64.372
3 25.232 70.425 27.600 123.257 20.260 11.875 22.908 55.043 68.214
4 25.265 70.495 55.200 150.960 18.492 14.763 54.783 88.038 62.922
5 25.363 70.566 55.255 151.184 20.264 11.887 58.805 90.956 60.228
6 25.385 70.636 55.310 151.332 18.529 14.758 52.232 85.518 65.814
7 25.421 70.707 55.366 151.493 20.283 11.911 56.254 88.448 63.045
8 25.456 70.778 55.421 151.655 18.566 14.753 52.742 86.061 65.594
9 25.491 70.849 55.477 151.816 20.303 11.935 53.240 85.477 66.339
10 25.546 70.919 55.532 151.998 18.603 14.748 49.281 82.632 69.366

Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019


PENDAPATAN BERSIH (i)

 Tahun ke-1, Total pendapatan usaha tani transmigran pada akhir tahun ke-1 penempatan baru mencapai Rp.
12.842,- dengan pendapatan bersih sebesar Rp 7.348.000,-. Produktifitas usaha tani belum optimal,
pengolahan lahan belum dilaksanakan secara penuh, dimana transmigran baru bisa mengelola Lahan
Pekarangan

 Tahun ke-2, pendapatan kotor transmigran mengalami kenaikan menjadi Rp. 83.392.000,- dengan
pendapatan bersih sebesar Rp 64.372.000,-. Pendapatan ini meningkat karena adanya tambahan
penghasilan dari usaha tani di LU-I

 Tahun ke-3, setelah LU II mulai digarap, petani banyak mengeluarkan dana untuk mulai mengelola Lahan
Usaha II, akan tetapi pendapatan di Lahan Pekarangan mulai naik signifikan terutama dari budidaya ternak
Ayam, sehingga pendapatan kotor naik menjadi Rp. 123.257.000,-, dengan pendapatan bersih sebesar Rp
68.214.000,-

Hal-73
Perkiraan Pendapatan Bersih Transmigran (ii)

Pendapatan Total Pengeluaran Total Pendapatan


Tahun (Rp x 1000) (Rp x 1000)
Pendapatan Pengeluaran Bersih
ke
LP LU I LU II (Rp x 1000) LP LU I LU II (Rp x 1000) (Rp x 1000)

1 12.842 12.842 5.494 5.494 7.348


2 12.967 70.425 - 83.392 3.508 15.513 - 19.020 64.372
3 25.232 70.425 25.125 120.782 20.260 11.875 28.828 60.963 59.819
4 25.265 70.495 25.125 120.885 18.492 14.763 34.753 68.008 52.877
5 25.363 70.566 25.125 121.053 20.264 11.887 38.775 70.926 50.128
6 25.385 70.636 25.125 121.147 18.529 14.758 30.545 63.832 57.315
7 25.421 70.707 5.940 102.068 20.283 11.911 34.117 66.311 35.757
8 25.456 70.778 30.444 126.678 18.566 14.753 21.448 54.767 71.910
9 25.491 70.849 49.818 146.158 20.303 11.935 22.439 54.677 91.481
10 25.546 70.919 58.116 154.582 18.603 14.748 18.474 51.824 102.757

Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019

Hal-74
PENDAPATAN BERSIH (ii)

 Tahun ke-1, Total pendapatan usaha tani transmigran pada akhir tahun ke-1 penempatan baru mencapai
Rp. 12.842,- dengan pendapatan bersih sebesar Rp 7.348.000,-. Produktifitas usaha tani belum optimal,
pengolahan lahan belum dilaksanakan secara penuh, dimana transmigran baru bisa mengelola Lahan
Pekarangan

 Tahun ke-2, pendapatan kotor transmigran mengalami kenaikan menjadi Rp. 83.392.000,- dengan
pendapatan bersih sebesar Rp 64.372.000,-. Pendapatan ini meningkat karena adanya tambahan
penghasilan dari usaha tani di LU-I

 Tahun ke-3, setelah LU II mulai digarap, petani banyak mengeluarkan dana untuk mulai mengelola Lahan
Usaha II. Pendapatan di Lahan Pekarangan mulai naik signifikan terutama dari budidaya ternak Ayam,
sehingga pendapatan kotor naik menjadi Rp. 120.782.000,-, akan tetapi, pendapatan bersih turun menjadi
Rp 59.819.000,-

 Pendapatan bersih terus menurun sampai tahun ke-7. Hal ini dikarenakan tanaman Jeruk di LU-II baru
mulai berproduksi di awal tahun ke-8 atau tahun ke-4 setelah penanaman. Pendapatan akan naik secara
signifikan mulai tahun ke-8

Hal-75
KELAYAKAN USAHA TANI

 Penilaian kelayakan usaha Transmigran, dilakukan dengan membandingkan proyeksi tingkat pendapatan
dengan standar tingkat perkembangan dan kesejahteraan ekonomi transmigran menurut parameter
pendapatan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 25/Men/IX/2009
Tahun 2009.

 Tingkat kesejahteraan ekonomi trasnmigran berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi No. 25/Men/IX/2009 Tahun 2009, adalah;

1. Tingkat PENYESUAIAN Pendapatan KK/tahun Setara 1600 kg beras

2. Tingkat PEMANTAPAN
Pendapatan KK/tahun Setara 2400 kg beras

3. Tingkat PENGEMBANGAN Pendapatan KK/tahun Setara 3000 kg beras

Hal-76
KELAYAKAN USAHA TANI (I)

Pendapatan Tingkat
Pendapatan
Tahun Konsumsi Tabungan Setara Pendapatan Menurut Status
Bersih
ke (Rpx1000) (Rpx1000) Beras Permen No.25/Men /2009 Kelayakan
(Rpx1000)
(kg/KK/Thn) (kg/KK/Thn)
1 7.348 7.348 612 1600 s/d 2400 kg
Layak
2 64.372 38.910 25.462 5.364 Setara Beras

3 68.214 39.299 28.915 5.684 2400 s/d 3000 kg


Layak
4 62.922 39.692 23.230 5.244 Setara Beras

5 60.228 40.089 20.139 5.019


6 65.814 40.490 25.324 5.485
7 63.045 40.895 22.150 5.254 di atas 3000 kg
Layak
8 65.594 41.304 24.290 5.466 Setara Beras

9 66.339 41.717 24.622 5.528


10 69.366 42.134 27.232 5.780
Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019

Hal-77
KELAYAKAN USAHA TANI (I)

• Tahun pertama (T+1), pendapatan transmigran masih sangat minim, yaitu Rp 7.348.000,-, dan belum
dapat memenuhi target minimal. Selanjutnya, di tahun kedua ada kenaikan yang signifikan menjadi setara
dengan 5.364 Kg beras. Kondisi ini berada di atas standar kelayakan minimal pada Tahap Penyesuaian
(1.600 Kg setara beras per tahun)

• Tahap pemantapan (T+3 s/d T+4). Pada tahun ketiga, jumlah pendapatan transmigran menjadi Rp
68.214.000,- kemudian naik lagi di tahun ke empat menjadi Rp 68.922.000,- atau setara dengan 5.244 Kg
beras. Pada tahap ini, tingkat pendapatan transmigran sudah berada di atas standar kelayakan minimal
(2.400 Kg – 3.000 Kg setara beras per tahun)

• Tahap Pengembangan (T+5 s/d T+7) dan seterusnya, transmigran memperoleh pendapatan di atas
3.000 Kg setara beras.

Hal-78
KELAYAKAN USAHA TANI (II)

Pendapatan Tingkat
Pendapatan
Tahun Konsumsi Tabungan Setara Pendapatan Menurut Status
Bersih
ke (Rpx1000) (Rpx1000) Beras Permen No.25/Men /2009 Kelayakan
(Rpx1000)
(kg/KK/Thn) (kg/KK/Thn)

1 7.348 7.348 612 1600 s/d 2400 kg


Layak
2 64.372 38.910 25.462 5.364 Setara Beras
3 59.819 39.299 20.520 4.985 2400 s/d 3000 kg
Layak
4 52.877 39.692 13.185 4.406 Setara Beras
5 50.128 40.089 10.039 4.177
6 57.315 40.490 16.825 4.776
7 35.757 40.895 -5.138 2.980 di atas 3000 kg
Layak
8 71.910 41.304 30.607 5.993 Setara Beras
9 91.481 41.717 49.764 7.623
10 102.757 42.134 60.623 8.563

Sumber; Hasil Analisis Tim, Tahun 2019

Hal-79
KELAYAKAN USAHA TANI (II)

 Tahun pertama (T+1), pendapatan transmigran masih sangat minim, yaitu Rp 7.348.000,-, dan belum dapat
memenuhi target minimal. Selanjutnya, di tahun kedua ada kenaikan yang signifikan menjadi setara dengan
5.364 Kg beras. Kondisi ini berada di atas standar kelayakan minimal pada Tahap Penyesuaian (1.600 Kg
setara beras per tahun)

 Tahap pemantapan (T+3 s/d T+4). Pada tahun ketiga, jumlah pendapatan transmigran menjadi Rp
59.819.000,- jumlah ini lebih kecil jika dibandingkan dengan jumlah pendapatan di tahun sebelumnya, yaitu
sebesar Rp 64.372.000,- Penurunan jumlah pendapatan transmigran terus terjadi setiap tahun sampai
dengan tahun ke-7 yang disebabkan oleh belum produktifnya usaha tani di LU-II. Akan tetapi, secara umum,
jumlah pendapatan petani masih berada di atas tingkat kelayakan minimal di tahap Pemantapan (setara
dengan 2.400 s.d. 3.000 Kg Beras per tahun).

 Tahap Pengembangan (T+5 s/d T+7) kondisi pendapatan transmigran masih belum meningkat, bahkan pada
tahun ke-7 pendapatan bersih transmigran berada sedikit di bawah standar minimal kesejahteraan di Tahap
Pengembangan, yaitu setara 2.980 Kg Beras (standar minimalnya adalah setara dengan 3.000 Kg Beras)

 Pendapatan transmigran naik secara signifikan di Tahun ke-8 dan seterusnya.

Hal-80
KELAYAKAN USAHA TANI

 Berdasarkan uraian tentang perkembangan usaha tani transmigran diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa tingkat pendapatan transmigran, pada kedua alternatif pengembangan usaha
tani, sudah memenuhi kriteria Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 25/Men-
IX/2009 Tahun 2009.

 Secara umum, pengembangan permukiman transmigrasi di Desa Sungai Baru, Kecamatan Jelai,
Kabupaten Sukamara dengan luas Lahan Pekarangan = 0,25 Ha, Lahan Usaha 1 = 0,75 Ha, serta
Lahan Usaha II = 1 Ha, baik menggunakan pola TPLB dengan komoditas Padi Sawah, maupun
kombinasi antara Padi Sawah dengan Jeruk, ditinjau dari aspek usaha ekonomi, adalah Layak

Hal-81
Rencana Teknis Jalan
I. Gambaran Wilayah Lokasi
1. Titik Awal Perencanaan
 Alinyemen jalan Lokal Primer yang direncanakan untuk permukiman transmigrasi Di Desa Sungai Baru
Kecamatan Jerai Kabupaten Sukamara ini, memanfaatkan jalan bekas kebun dan jalan setapak sampai
ke Pusat Desa, sepanjang 1,606 Km.

 Titik Awal jalan STA 0+00 Terletak pada simpang jalan arah Kabupaten Sukamara dan ke arah
Kecamatan Jelai yang ditandai dengan pemasangan patok BMJ.0 hingga menuju Pusat Desa, yang
ditandai dengan pemasangan patok BMJ.1 dengan Titik Koordinat Jalan adalah :
No Nama Patok STA X Y Z
1 Awal jalan 0+000 483 919 , 040 9 669 786 , 326 8,000
2 BMJ.0 483 925 , 000 9 669 798 , 000 7,531
3 Akhir jalan 1+606 484 714 , 096 9 671 184 , 000 5,624
4 BMJ.1 484 720 , 000 9 671 184 , 000 5,824
Sumber : Analisis Hasil Survai Tim RTSP & RTJ Sukamara 2019
6. Volume Pembangunan Jalan

No Jenis jalan Volume Keterangan

Jalan Lokal Primer

1 BMJ.0 – BMJ.1 1,606 KM Existing lahan basah


Ukuran 4,2 x2,0 M , P = 3,5 M Konstruksi Beton bertulang
Gorong-Gorong 3buah
Type Box Double
Jembatan STA 0+025 Ukuran Bentang 15 Meter, Lebar 5,5 Meter Semi Permanen

Jalan Lingkungan dan Jalan Lahan Usaha I

Panjang jalan Lingkungan 8,110 KM Konstruksi rencana perkerasan sirtu lebar 3,00 meter
1 Ukuran 2,4 x1,7 M , P = 3,5 M Konstruksi Beton bertulang
Gorong-gorong 31 buah
Type Box
2 Jalan lahan I 23,16 Km Tanah Perkeras
Sumber; Hasil Analisis Tim RTJ , Tahun 2019
PETA ALINEMEN JALAN
PETA JARINGAN JALAN
PETA LAYOUT JALAN LOKAL PRIMER
II. Perencanaan Perbaikan Tanah Dasar
 Lokasi pembangunan jalan lokal primer di Desa Sungai Baru Kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara merupakan
tanah genangan pada kedalaman 1,0-1,25 m (pada musim hujan), yang diklasifikasikan sebagai tanah lunak
dangkal.

 Perbaikan dilakukan dengan menstabilisasi lapisan permukaan pada tanah lunak dengan cerucuk dan Timbunan
Tanah. Perbandingan karakteristik dari macam-macam teknik stabilisasi tanah dangkal : (berdasarkan
Pedoman konstruksi Stabilisasi dangkal tanah lunak, untuk konstruksi timbunan jalan Kementerian
PUPR - Pd T-11-2005-B)

Kinerja stabilisasi dangkal


Tipe Stabilisasi Potensi Potensi Deformasi Potensi Potensi Biaya
Dangkal Penurunan Lateral Stabilitas Kecepatan
Total Fondasi Penimbunan
Tanpa stabilisasi dangkal Besar Besar Sangat tidak stabil Lambat Rendah

Dengan Stabilisasi dangkal Sedang Cukup Stabil Cukup Stabil Sedang Sedang

Stabilisasi dangkal + cerucuk yang renggang (jarak Agak kecil Stabil Stabil Agak cepat Tinggi
antar cerucuk > 3,5 x diameter cerucuk)

Stabilisasi dangkal + cerucuk yang renggang (jarak Kecil Lebih Stabil Lebih Stabel Cepat Sangat Tinggi
antar cerucuk ≤ 3,5 x diameter cerucuk)
berdasarkan Pedoman konstruksi Stabilisasi dangkal tanah lunak, untuk konstruksi timbunan jalan Kementerian PUPR - Pd T-11-2005-B)
Meknisme Teknik Stabilitasi Tanah Lunak dengan Cerucuk dan Timbunan
III. Perencanaan Jalan

1. Desain Alinemen Horizontal


Alinemen jalan yang direncanakan berdasarkan ketentuan dan standar Bina Marga. Analisis
Perhitungan digunakan metoda, tabel-tabel dan rumus-rumus praktis. Untuk lengkung horisontal
digunakan bentuk tikungan “Full Circle“.
Pada Perencanaan Jalan Lokal Primer Direncanakan 1 (satu) titik Alinemen Horizontal

2. Desain Alinemen Vertical

Trase jalan Lokal Primer rencana merupakan daerah datar, maka dalam perencanaan alinemen vertikal tidak
mengalami masalah meskipun persyaratan-persyaratan perencanaan dapat dipenuhi.
Titik Alinemen vertical yang direncanakan ada 3 (tiga) titik

Hasil Analisa dan Desain (m)


No Komponen Perencanaan
Cembung Cekung
1 Type Alinemen Vertical 1Buah 2 Buah
2 Lv (m) 40 m 40 m
3 EV (m) ≤10 m ≤10 m
5. Rencana Anggaran Biaya

Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Jalan

Perhitungan biaya dilakukan dengan menggunakan Analisa perhitungan pembangunan jalan di


lingkup Kementerian Pekerjaan Umum dan Analisa SNI – Tahun 2014. Harga satuan digunakan harga
upah/bahan di Kabupaten Sukamara, Kecamatan Jelai, Standart harga satuan Barang dan Jasa.

Berdasarkan Permen Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor 25 tahun 2016 tentang pembangunan dan pengembangan prasarana, sarana, dan utilitas
umum kawasan transmigrasi , meliputi :
1. Rencana Anggaran Pembangunan Jalan Kolektor Primer
Tahap I ( T+1) : Konstruksi Lapis Pondasi Bawah Material Sirtu
Tahap II(T+5) : Konstruksi Lapis Permukaan Lapen

2. Rencana Anggaran Biaya Pembangunan Jalan Lingkungan


Konstuksi Lapis Pondasi Bawah Material Sirtu

3. Rencana Anggaran Biaya Jalan Lahan LU I Konstruksi Tanah diperkeras


REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA
RENCANA TEKNIS JALAN KOLEKTOR PRIMER, JALAN LINGKUNGAN, JALAN USAHA I DAN JALAN USAHA II
Desa Sungai Baru, Jelai/ B / , Kecamatan Jelai , Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah

Tahun Pembangunan
Uraian Volume Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Tahap T.0 -T.1 Tahap T.2 Tahap T.5 Keterangan
Volume Satuan (Rp) TAHAP I TAHAP II TAHAP III
Biaya Pembangunan
1 Biaya Pekerjaan Jalan Lokal Primer
a Biaya Pembangunan Jalan Lokal Primer Tahp I (Perkerasan Sirtu)
- Pembangunan Jalan Lokal Primer (Perkerasan Sirtu 1,606 Km) 1,606 Km 1.520.108.792 2.441.294.720 -
- Gorong² Box Beton bertulang Uk 4,2 x 2,0 meter Panjang 3,5 M (4 Unit) Double 2,000 Unit 53.598.620 107.197.240 -
- Gorong2 Box Beton Bertulang Uk 1,2 x 1,0 meter Panjang 7,5 M (6 Unit) Single 6,000 Unit 28.776.680 172.660.080
- Pembangunan Jembatan Semi Permanen bentang 15 M (1 unit) 1,000 Unit 353.285.000 353.285.000 -
b Biaya Pembangunan Jalan Kolektor Primer Tahp II (Perkerasan Lapen)
- Pembangunan Jalan Kolektor Primer (Perkerasan Lapen Makadam 1,606 Km) 1,606 Km 1.425.108.344 - 2.288.724.000
c Biaya Pembangunan Jalan Lingkungan 8,11 Km (Perkerasan Sirtu)
- Pembangunan Jalan Lingkungan 8,11Km Perkerasan sirtu 8,110 Km 261.403.453 2.119.982.000 - -
- Gorong² Box Beton Bertulang Uk 2,4 x 1,7 M Panjang Jalan 3,5 M (31 unit) 31,0 Unit 26.755.726 829.428.000 -
d Biaya Pembangunan Jalan LU I 23,160 Km
Pembagunan Jalan lahan Usaha I (23,160 Km) 23,160 Km 15.304.836 354.460.000 -
Jumlah Harga Pekerjaan ( Termasuk Biaya Umum dan Keuntungan) 6.378.307.040 - 2.288.724.000
PPn 10% - - -
Jumlah
6.378.308.000 - 2.288.724.000
Jumlah Total Biaya Pembangunan Jalan 8.667.032.000
Rencana Biaya Pembangunan Satuan Permukiman
Rencana Pembangunan Permukiman Transmigrasi berpedoman pada

 Udang-undang negara republik indonesia nomor 15 tahun 1997 tentang ketransmigrasian Pasal 13
Bantuan Pemerintah untuk Transmigrasi Umum
 PP 3-2014 - Pelaksanaan UU 15-1997 ttg Ketransmigrasian-Penempatan, pengerahan
 Peraturan menteri desa, pembangunan daerah tertinggal, dan transmigrasi republik indonesia
nomor 25 tahun 2016 tentang pembangunan dan pengembangan prasarana, sarana, dan utilitas
umum kawasan transmigrasi

Sarana Prasarana Permukiman Yang Dibangun


Volume Kondisi
No Jenis Sarana Prasarana Lokasi /Penempatan Keterangan
Volume Satuan Existing
I Pembukaan lahan Tidak Ada Areal RTSP
II Pembangunan Rumah Trans 200 KK Tidak Ada Areal Rencana Tata Ruang Type 36 Jenis panggung
Gentong Plastik 600 Uni Setiap KK 3 Buah
III Bangunan Fasilitas Umum
1 Balai Desa 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
2 Pustu 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
3 Gudang 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
4 Kantor KUPT 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
5 Sekolah Dasar 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
6 Rumah Ibadah Masjid 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
7 Rumah Kepala KUPT 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
8 Rumah Petugas 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
9 Lantai Jemur 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
10 Lapangan Olah Raga 1 Unit Tidak Ada Pusat Desa Dibangun Baru
REKPITULASI ANGGARAN BIAYA PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA PERMUKIMAN
PENYUSUNAN RENCANA TEKNIS SATUAN PERMUKIMAN DAN RENCANA TEKNIS JALAN
TAHUN ANGGARAN 2019
Lokasi Desa Sungai Baru, RKT/SKP/SP : Jelai/ B / , Kecamatan Jelai , Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah

Uraian Volume Harga Satuan Tahun Pembangunan


No Uraian Pekerjaan Tahap T.0 -T.1 Tahap T.2 Tahap T.5 Keterangan
Volume Satuan (Rp) TAHAP I TAHAP II TAHAP III
Biaya Pembangunan
1 Biaya Land Clering dan Pengelolaan Lahan
a Land Clering Pembukaan Lahan untuk semak Belukar (PKB) 169.00 Ha 2,598,750 439,188,750
b Land Clering Pembukaan Lahan untuk Hutan Tersier (TTP) 55.00 Ha 6,030,000 331,650,000
c Pembajakan, Pengarukan Lahan Usaha I dan LP 200.00 Ha 3,630,000 726,000,000
d Pemupukan Dasar Lahan Usaha I dan LP 200.00 Ha 2,117,000 423,400,000
e Tanaman penutup (Cover Corp) 8.00 Ha 3,092,500 24,740,000
2 Bangunan Rumah Transmigrasi Type 36 Permanent
a Rumah Transmigran (TPS Baru) panggung 200 Unit 83,314,000 16,662,800,000
b Jembatan Titian Rumah 5 Meter ' 200 Unit 1,153,009 230,601,711
c SAB - Rekomendasi (Sistem perpipaan PDAM) 200 Unit - -
d Gentong Plastik (300 liter) Rumah Transmigran 600 Unit 900,000 540,000,000
3 Bangunan Fasilitas Umum
a Balai Desa 1 Unit 337,113,000 337,113,000
b Puskesmas Pembantu/Pustu 1 Unit 300,648,000 300,648,000
c Gudang 1 Unit 162,025,000 162,025,000
d Kantor KUPT 1 Unit 205,778,000 205,778,000
e Sekolah Dasar 1 Unit 463,252,000 463,252,000
f Rumah Ibadah 1 Unit 296,984,000 296,984,000
g Rumah Kepala KUPT 1 Unit 311,165,000 311,165,000
h Rumah Petugas 1 Unit 311,165,000 311,165,000 -
i Lantai Jemur 1 Unit 24,739,000 24,739,000
j SAB - Rekomendasi (Sistem perpipaan PDAM) 8 Unit - -
k Pengadaan Gontong Plastik di FU 24 Unit 900,000 21,600,000
l Jembatan Titian bangunan Sarana Prasarana 5 Meter' 8 Unit 1,153,009 9,224,068
m Lapangan Olah Raga 1 Unit 25,000,000 25,000,000
4 Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat Pembukaan Lahan & Bangunan Rumah 1 Ls 34,600,000 34,600,000
Jumlah Harga Pekerjaan ( Termasuk Biaya Umum dan Keuntungan) 21,856,935,000 24,739,000 -
PPn 10% - - -
Jumlah 21,856,935,000 24,739,000 -
Jumlah Total 21,881,674,000
Rencana Anggaran Biaya Bantuan
UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997
TENTANG KETRANSMIGRASIAN, Pasal 13 menyebutkan: Transmigran pada Transmigrasi Umum berhak
untuk memperoleh bantuan dari Pemerintah berupa:

- Biaya Pengerahan
- Biaya Pengembangan Pertanian
- Biaya Jaminan Hidup 1 Tahun pertama
- Biaya Layanan Sosial dan Kemasyarakatan

Total Biaya Pembangunan Permukiman


Total Biaya Pembangunan Permukiman Transmigrasi meliputi :
- Biaya Pembukaan lahan
- Biaya Pembangunan Permukiman
- Biaya Pembangunan Sarana Prasarana Permukiman
- Biaya Bantuan Pemerintah
REKPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PENGEMBANGAN
RENCANA TEKNIS SATUAN PERMUKIMAN DAN RENCANA TEKNIS JALAN
TAHUN ANGGARAN 2019
Lokasi Desa Sungai Baru, RKT/SKP/SP : Jelai/ B / , Kecamatan Jelai , Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah

Uraian Volume Harga Satuan Tahun Pembangunan


No Uraian Pekerjaan Tahap T.0 -T.1 Tahap T.2 Tahap T.5
Volume Satuan (Rp) TAHAP I TAHAP II TAHAP III
Biaya Pembangunan
1 Biaya Land Clering dan Pengelolaan Lahan
a Land Clering Pembukaan Lahan untuk semak Belukar (PKB) 169,00 Ha 2.598.750 439.188.750
b Land Clering Pembukaan Lahan untuk Hutan Tersier (TTP) 55,00 Ha 6.030.000 331.650.000
c Pembajakan, Pengarukan Lahan Usaha I dan LP 200,00 Ha 3.630.000 726.000.000
d Pemupukan Dasar Lahan Usaha I dan LP 200,00 Ha 2.117.000 423.400.000
e Tanaman penutup (Cover Corp) 8,00 Ha 3.092.500 24.740.000
2 Bangunan Rumah Transmigrasi Type Standart
a Rumah Transmigran (TPS Baru) panggung 200 Unit 83.313.036 16.662.607.190
b Jembatan Titian Rumah 5 Meter ' 200 Unit 1.430.456 286.091.130
c SAB - Rekomendasi (Sistem perpipaan PDAM) 200 Unit - -
d Gentong Plastik (300 liter) Rumah Transmigran per KK 3 Unit 600 Unit 900.000 540.000.000
3 Bangunan Fasilitas Umum
a Balai Desa 1 Unit 337.113.000 337.113.000
b Puskesmas Pembantu/Pustu 1 Unit 300.648.000 300.648.000
c Gudang 1 Unit 162.025.000 162.025.000
d Kantor KUPT 1 Unit 205.778.000 205.778.000
e Sekolah Dasar 1 Unit 463.252.000 463.252.000
f Rumah Ibadah 1 Unit 296.984.000 296.984.000
g Rumah Kepala KUPT 1 Unit 311.165.000 311.165.000
h Rumah Petugas 1 Unit 311.165.000 311.165.000
i Lantai Jemur 1 Unit 24.739.000 24.739.000
j SAB - Rekomendasi (Sistem perpipaan PDAM) 8 Unit - -
k Pengadaan Gontong Plastik di FU Per 3 Unit 24 Unit 900.000 21.600.000
l Jembatan Titian Ke Kantor /Rumah Sarana Prasarana 8 Unit 1.430.456 11.443.645
m Lapangan Olah Raga 1 Unit 25.000.000 25.000.000
4 Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat Pembukaan Lahan & Bangunan Rumah 1 Ls 34.600.000 34.600.000
5 Biaya Pekerjaan Jalan Lokal Primer
a Pembangunan Jalan Lokal Primer (Perkerasan Sirtu 1,60 Km) 1,606 Meter 1.619.307.699 2.600.608.165
REKPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PENGEMBANGAN
RENCANA TEKNIS SATUAN PERMUKIMAN DAN RENCANA TEKNIS JALAN
TAHUN ANGGARAN 2019
Lokasi Desa Sungai Baru, RKT/SKP/SP : Jelai/ B / , Kecamatan Jelai , Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah
Tahun Pembangunan
Uraian Volume Harga Satuan
No Uraian Pekerjaan Tahap T.0 -T.1 Tahap T.2 Tahap T.5
Volume Satuan (Rp) TAHAP I TAHAP II TAHAP III
Biaya Pembangunan
1 Biaya Land Clering dan Pengelolaan Lahan
a Land Clering Pembukaan Lahan untuk semak Belukar (PKB) 169,00 Ha 2.598.750 439.188.750
b Land Clering Pembukaan Lahan untuk Hutan Tersier (TTP) 55,00 Ha 6.030.000 331.650.000
c Pembajakan, Pengarukan Lahan Usaha I dan LP 200,00 Ha 3.630.000 726.000.000
d Pemupukan Dasar Lahan Usaha I dan LP 200,00 Ha 2.117.000 423.400.000
e Tanaman penutup (Cover Corp) 8,00 Ha 3.092.500 24.740.000
2 Bangunan Rumah Transmigrasi Type Standart
a Rumah Transmigran (TPS Baru) panggung 200 Unit 83.314.000 16.662.800.000
b Jembatan Titian Rumah 5 Meter ' 200 Unit 1.153.009 230.601.711
c SAB - Rekomendasi (Sistem perpipaan PDAM) 200 Unit - -
d Gentong Plastik (300 liter) Rumah Transmigran per KK 3 Unit 600 Unit 900.000 540.000.000
3 Bangunan Fasilitas Umum
a Balai Desa 1 Unit 337.113.000 337.113.000
b Puskesmas Pembantu/Pustu 1 Unit 300.648.000 300.648.000
c Gudang 1 Unit 162.025.000 162.025.000
d Kantor KUPT 1 Unit 205.778.000 205.778.000
e Sekolah Dasar 1 Unit 463.252.000 463.252.000
f Rumah Ibadah 1 Unit 296.984.000 296.984.000
g Rumah Kepala KUPT 1 Unit 311.165.000 311.165.000
h Rumah Petugas 1 Unit 311.165.000 311.165.000
i Lantai Jemur 1 Unit 24.739.000 24.739.000
j SAB - Rekomendasi (Sistem perpipaan PDAM) 8 Unit - -
k Pengadaan Gontong Plastik di FU Per 3 Unit 24 Unit 900.000 21.600.000
l Jembatan Titian Ke Kantor /Rumah Sarana Prasarana 8 Unit 1.153.009 9.224.068
m Lapangan Olah Raga 1 Unit 25.000.000 25.000.000
4 Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat
Biaya Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Berat Pembukaan Lahan & Bangunan Rumah 1 Ls 34.600.000 34.600.000
5 Biaya Pekerjaan Jalan Lokal Primer
a Pembangunan Jalan Lokal Primer (Perkerasan Sirtu 1,606 Km) 1,606 Meter 1.619.307.699 2.600.608.165
- Gorong² Box Beton bertulang Uk 4,2 x 2,0 meter Panjang 3,5 M (4 Unit) Double 2,000 Unit 53.598.620 107.197.240
- Gorong² Box Beton bertulang Uk 1,2 x 1,0 meter Panjang 7,5 M (6 Unit) Double 6,000 Unit 28.776.680 172.660.080
- Pembangunan Jembatan Semi Permanen bentang 15 M (1 unit) 1,000 Meter 353.285.000 353.285.000
b Biaya Pembangunan Jalan Lokal Primer Tahp II (Lapen)
REKOMENDASI

Berdasarkan hasil studi dari berbagai aspek, maka Tim perencana RTSP dan RTJ merekomendasikan agar calon
lokasi SP di Desa Sungai Baru Kecamatan Jelai Kabupaten Sukamara, dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya dan
diimplementasikan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

 Perlu segera dibentuk tim koordinasi yang melibatkan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Sukamara dengan warga Desa Sungai Baru terkait dengan pengamanan lahan yang telah disepakati
untuk dijadikan permukiman transmigrasi, sehingga tidak ada okupasi dan penyerobotan lahan di
lokasi tersebut.
 Perlu segera melakukan proses penerbitan SK HPL
 Melakukan pembuatan saluran drainase pada saat pembukaan lahan
 Melakukan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukamara terkait rencana pembangunan
jaringan perpipaan air bersih PDAM di Kecamatan Jelai, yang dapat dijadikan sebagai sumber air bersih
bagi calon warga transmigran.
 Melakukan pengembangan usaha pertanian dengan komoditas dan pola tanam yang sesuai dengan kondisi
Agroklimat di lokasi studi, serta mengembangkan industri pengolahan berbasis rumah tangga dan
pemasaran

Anda mungkin juga menyukai