Anda di halaman 1dari 14

PEREKONOMIAN INDONESIA

DRS. AGUS LUTHFI, MSi


Kekayaan Alam Indonesia
Dari segi kekayaan jenis tumbuhan dan mikroba, didunia ini
ada beberapa tempat pusat kehidupan yg salah satunya
Indonesia :
28.000 jenis tumbuhan
350.000 jenis binatang
10.000 mikroba
17.536 buah Pulau tersebar di Nusantara
1,32% Daratan dunia merupakan daratan Indonesia
10% jenis tumbuhan dari yg ada didunia
12% binatang menyusui dari yg ada didunia
16% reptilia dan ampibia dari yg ada didunia
17% burung dari yg ada didunia
15% serangga dari yg ada didunia
25% ikan dari yg ada didunia
Kekayaan Alam Indonesia
Di dunia hewan, Indonesia juga mempunyai Kedudukan
yang istimewa didunia;
515 jenis mamalia besar 36% endemik;
33 jenis primata,18% endemik;
78 jenis bengkok, 40% endemik;
121 jenis kupu-kupu, 44% endemik;
6.000 jenis tumbuhan;
1.600 jenis hewan;
100 jenis jasad.
Oleh karena itu, indonesia dikenal sebagai salah negara
yang mempunyai “Mega diversitty” jenis hayati dan
“mega center” keanekaragaman hayati
KEKAYAAN ALAM INDONESIA
• Pada daerah hutan hujan tropis (tropical rainforest) Indonesia setidaknya ditemukan
10% spesies bunga dunia, 2% spesies mamalia, 16% spesies reptil dan amphibi,
17% spesies burung, dan 25% spesies ikan dari total spesies dunia. Iklim tropis, luas
dan wilayah, dan geografi arkipelagik Indonesia, mendukung keragaman hayati dari
Indonesia menempati level kedua tertinggi setelah Brazil (Lester, 1997; Lambertini,
2000). Indonesia memiliki sekurang-kurangnya 17.508 pulau besar dan kecil (ASEM,
2010).
• Flora dan fauna Indonesia merupakan campuran antara spesies Asia dan
Australasia. Indonesia merupakan zona nomor dua setelah Australia untuk total
endemic species dengan total 36% dari 1.531 spesies burung dan 39% dari 515
spesies mamalia merupakan endemic species (Lambertini, 2000). Sekitar 80 ribu km
dari zona Indonesia merupakan wilayah pantai yang dikitari oleh laut tropis yang juga
mendukung tingginya level keragaman hayati di Indonesia (Tomascik et al., 1996).
• Indonesia juga memiliki rentang laut dan ekosistem pantai, termasuk pantai-pantai,
mangrove, terumbu karang, gumuk pasir, muara, sea grass beds, coastal mudflats,
tidal flats, algae beds, dan ekosistem pulau-pulau kecil (Tomascik et al., 1996).
Indonesia termasuk satu dari negara Coral Triangle dengan keragaman hayati ikan
terumbu karang (coral reel fish) terbesar di dunia yang berjumlah lebih dari 1.650
spesies hanya di kawasan timur Negara Indonesia (Tamindael, 2011).
Kekayaan Alam Indonesia
Pada sektor pertambangan menurut data
yang dirilis oleh Worldbank (2011) Indonesia
menempati :
• produksi timah ke-2 di dunia,
• tembaga terbesar ke-4,
• nikel terbesar ke-5, dan
• emas terbesar ke-7.
Kekayaan Alam Indonesia

OKSIGEN = O2 = 50%
DARI OKSIGEN DUNIA
PARADIGMA PEMBANGUNAN
• Dewasa ini, paradigma dan pola pembangunan ekonomi yang
bertumpu pada pertumbuhan semakin menular dan dikejar oleh
banyak negara.
• Mereka yakin(siapa mereka), pertumbuhan ekonomi dapat
mengantarkan masyarakat menuju kemajuan dan kesejahteraan,
karena itulah berbagai daya dan upaya ditempuh oleh negara-
negara di dunia untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang
tinggi.
• United Nations Development Programe (UNDP) pada Maret 2013
lalu mencatat kompetisi pertumbuhan ekonomi negara-negara
berkembang semakin sengit.
• Badan Pembangunan PBB ini memperkirakan bahwa output
ekonomi gabungan dari Brazil, China, dan India, akan melampaui
AS, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, dan Italia pada tahun 2020.
EMISI GAS
• Saat ini Indonesia merupakan negara penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar ke-
3 di dunia yang berasal dari penebangan hutan yang berakibat terjadinya deforestasi,
setelah Cina dan AS (FAO, 2005).
• Pada periode tahun 2000-2009, luas hutan Indonesia yang mengalami deforestasi
adalah sebesar 15,16 juta ha. Pulau Kalimantan menjadi daerah penyumbang
deforestasi terbesar yaitu sekitar 36,32% atau setara dengan 5,50 juta ha. Deforestasi
terluas terjadi di dalam areal penggunaan lain yaitu sebesar 28,63% dari total deforestasi
Indonesia atau setara dengan 4,34 juta ha.
• Deforestasi juga terjadi di Hutan Lindung dan Kawasan Konservasi, kawasan yang
seharusnya dilindungi dari kegiatan penebangan hutan. Luas Hutan Lindung yang yang
mengalami deforestasi adalah 2,01 juta ha, sementara Kawasan Konservasi mengalami
deforestasi seluas 1,27 juta ha.
• Apabila laju deforestasi tidak ditekan, diperkirakan pada tahun 2020 tutupan hutan di
Jawa akan habis, dan pada tahun 2030 tutupan hutan di Bali-Nusa Tenggara juga akan
habis, diikuti oleh Kalimantan dan pulau-pulau lainnya.
• Pesatnya kegiatan pertambangan juga ikut memberi tekanan yang besar terhadap
kawasan hutan. Hingga tahun 2011 lebih dari 6.000 Izin Usaha Pertambangan (IUP)
diterbitkan sebagai hasil proses clean and clear di dalam kawasan hutan, dan hanya
sekitar 200 izin yang telah memiliki Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (Forest Watch
Indonesia, 2011).
PENCEMARAN TAMBANG
• Berbagai bentuk kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia akibat
aktivitas pertambangan, antara lain seperti yang dialami oleh masyarakat
Kalimantan. Di daerah Barito Utara, Kalimantan Tengah misalnya,
pencemaran lingkungan akibat dari pencucian batubara dan pasir zircon
termasuk penambangan emas tidak berizin (PETI) telah mencemari Sungai
Barito, yang selama ini diandalkan sebagai salah satu sumber air bagi
masyarakat Kalimantan Tengah.
• Buruknya pengelolaan SDA yang ada, menyebabkan Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup (IKLH) Kalimantan Tengah berada pada peringkat 26
dengan nilai 50,38 (dari 100) dari penilaian yang dilakukan terhadap 29
provinsi yang ada di Indonesia tahun 2010 (IKLH Indonesia 2010, 2011).
Selain itu, banyaknya batubara terbakar yang tersebar dipermukaan tanah
seperti di berbagai kawasan hutan di Kalimantan Timur telah menyebabkan
kawasan ini sangat rawan kebakaran hutan.
• Dampak sangat serius terhadap kelestarian hutan, kematian flora dan
fauna, termasuk jasad renik, dan terjadinya erosi tanah, tanah longsor,
banjir, maupun gangguan terhadap kegiatan sosial ekonomi masyarakat
(Alikodra, 2000).
Sustainable Development
• konsep pembangunan berkelanjutan menjadi permasalahan krusial yang
sering diperdebatkan.
• Konsep pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development (SD)
banyak dikenal setelah Brundtland Report (1987) dalam Our Common
Future mendefinisikan SD yaitu “Development that meets the needs of the
present without compromising the ability of future generations to meet their
own needs” (p. 8). Definisi ini telah diterima secara universal, meskipun ada
juga definisi dan penafsiran berbeda tentang SD (Kates et al., 2005;
Barrow, 2006; Zeijl et al., 2008),
• namun secara umum konsep ini mengakui bahwa kemajuan ekonomi harus
diinkorporasi dengan pilar-pilar sosial dan lingkungan. Ketiga pilar SD ini
lazim disebut triple bottom line.
• Menurut konsep SD ini, tata-kelola eksplorasi, ekstraksi, dan pengolahan
SDA perlu mendukung SD dengan mengentaskan kemiskinan,
meningkatkan standar kesehatan, pendidikan dan kualitas hidup
masyarakat sekitar pertambangan, memajukan kesejahteraan rakyat, dan
melestarikan lingkungan (United Nations Environment Programme/UNEP,
2000).
Peta Penyebaran Potensi Pertambangan di Indonesia
(Sumber: ESDM, 2012)
Sepuluh Produsen Terbesar Batubara (Mt)

2005 2008 2009 2010 2011 Prosentase 2011

1 Cina 2,226 2,761 2,971 3,162 3,576 46%


2 AS 1,028 1,076 985 997 1,004 13%
3 India 430 521 561 571 586 8%
4 Australia 372 397 399 420 414 5%
5 Indonesia 318 284 301 336 376 5%
6 Rusia 222 323 297 324 334 4%
7 Afrika Selatan 315 236 247 255 253 3%
8 Jerman Nd Nd Nd Nd 189 2%
9 Polandia 160 144 135 134 139 2%
10 Kazakhstan 79 108 101 111 117 2%
11 Kolombia 65 79 73 74 1% Nd
Total 5,878 6,796 6,903 7,229 7,783 100%
10 besar 89% 87% 88% 88% nd 90%
(Sumber: IEA Key World Energy Statistics, 2012)
(Catatan: termasuk hard coal dan brown-coal)
NEGARA KESEJAHTERAAN
Sehubungan dengan konsep negara kesejahteraan tersebut, Friedman (1971) dalam Priyono (2002)
menjabarkan bahwa negara yang mengatur kesejahteraan dapat mengemban 4 (empat) fungsi yaitu:
• The State as Provider (Negara sebagai penyedia/fasilitator)
Fungsi ini berkaitan dengan konsep negara kesejahteraan (welfare state). Pada kapasitas ini, negara
bertanggung jawab untuk menyediakan dan memberikan pelayanan-pelayanan sosial untuk atau kebebasan
kekuatan-kekuatan ekonomi.
• The State as Regulator (Negara sebagai pengatur)
Negara menggunakan berbagai pengaruh kontrol khususnya kekuasaan untuk mengatur investasi dalam
pembangunan industri, volume, dan jenis ekspor serta impor, melalui cara-cara seperti kontrol kurs, dan
pengendalian lisensi impor serta industri.
• The State as Enterpreneur (Negara sebagai wirausaha)
Fungsi ini merupakan fungsi yang terpenting dalam ekonomi campuran. Keterlibatan negara dalam kegiatan
ekonomi dapat dilakukan melalui departemen pemerintah semi otonomi maupun melalui korporasi-korporasi
yang dimiliki negara. Keterlibatan negara dalam fungsi sebagai wirausaha dapat berbentuk publik dan privat
dan
• The State as Umpire (Negara sebagai wasit)
Negara dapat menjalankan fungsi sebagai wasit karena negara memiliki kekuasaan legislatif, administratif,
dan yudisial. Pada hal ini, negara harus mengembangkan standar keadilan seperti sektor ekonomi umum
yang dilakukan oleh perusahaan negara. Oleh karena itu, negara harus membedakan antara fungsinya
sebagai wasit dengan fungsinya sebagai wasit dengan fungsinya sebagai wirausaha.

Anda mungkin juga menyukai