Anda di halaman 1dari 37

ASKEP LEUKEMIA

Definisi….
 Leukemia adalah keganasan yang
berasal dari sel-sel induk system
hematopoietik yang mengakibatkan
poliferasi sel-sel darah putih tidak
terkontrol dan pada sel-sel darah merah
namun sangat jarang (Rencana Asuhan
Keperawatan Onkologi Danielle Gale, Rn,
MS hal 183)
ETIOLOGI…
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi
terdapat faktor predisposisi yang menyebabkan
terjadinya leukemia, yaitu:
 Faktor genetik
Terlihat pada kembar identik yang akan
beresiko tinggi bila kembaran yang lain mengalami
leukemia saudara sekandung dari individu yang
leukemia dan individu dengan sindrom down juga
beresiko terhadap terjadinya leukemia.
• Penyakit yang didapat
dengan resiko terkena leukemia mencakup
mielofibrosis, polisetemia vera, dan anemia
refraktori sideroblastik. Mieloma multipel dan
penyakit Hodgkin juga menunjukan peningkatan
resiko terhadap terjadinya penyakit ini. Resiko ini
dapat di hubungkan dengan penyakit dasar atau
pengobatan dengan adens kemoterapi/radiasi.
• Agens kimia dan fisik
merupakan resiko signifikan terhadap leukimia
mencakup radiasi dan pemajanan jangka lama
terhadap benzen. Agens kemoterapi kloramfenikol
dan agens pengkelat (alkylating) juga beresiko.
Manifestasi klinis…
 Pilek tidak sembuh-sembuh
 Pucat, lesu, mudah terstimulasi
 Demam dan anorexia
 Berat badan menurun
 Ptechiae, memar tanpa sebab
 Nyeri pada tulang dan persendian
 Nyeri abdomen
 Limphedenopathy
 Hepatosplenomegaly
 Abnormal WBC
(Suriadi & Rita Yuliani, 2001: hal. 177)
PATOFISIOLOGI…

Kemoterapi pada leukemia akut jelas meningkatkan


“survival rate”. Leukemia limfoblastik akut yang tidak di
obati umumnya fatal dalam 3 bulan. Studi menunjukkan
lebih dari 50% anak yang di beri kemoterapi masih hidup
setelah 5 tahun. Leukemia meoblastik akut lebih buruk
prognosisnya, dengan pengobatan sekalipun “survival rate”
rata hanya 1-2 tahun. Leukemia menahun pada umumnya
lebih mudah dikendalikan dengan radias atau agens
pengkelat.
KLASIFIKASI LEUKIMIA…

LEUKIMIA AKUT
a. Leukemia Granulositik atau Mielositik Akut (LAG)

Leukemia mielositik atau granulositi akut (LGA) bertanggung jawab


atas 80%leukemia akut pada orang dewasa. Permulaan nya mungkin
mendadak atau progresif dalam masa 1 sampai 6 bulan
Manifestasi klinis

 Skeletal
1. poliferasi limfosit imatur dalam
sumsum tulang dan jaringan perifer
serta perkembangan sel-sel normal
yang banyak
2. hematopoiesis normal terhambat
dan leukopenia, anemia dan terjadi
trombositopenia.
 Sistem sirkulasi
1.jumlah eritrosit dan trombosit rendah
2.jumlah leukosit rendah atau tinggi tetapi selalu
termasuk sel-sel imatur
 Malignansi
Manifestasi infiltrasi sel leukemia ke dalam
organ lain lebih sering dengan LLA ketimbang
leukemia bentuk lain
berkaitan dengan netropenia dan
trobositopenia. Ini adalah infeksi berat yang
rekuren yaitu timbulnya :
 Tukak pada membran mukosa
 abses perirektal
 pneumenia
 septikemia di sertai menggil
 demam
 takikardi
 takipnea
Diagnosis LGA
 Ditegakkan melalui hitung darah tepi
dan pemeriksaan sumsum tulang
serta pemeriksaan kromosom.
Hitung sel darah putih dapat
meninggi, normal atau menurun
disertai mieloblas dalam sirkulasi.
Penatalaksanaan LGA
Bentuk pengobatan utama adalah kemoterapi
 kombinasi vinkristin, prednison,
daunorubisin, dan asparaginase digunakan
untuk terapi awal
 kombinasi merkaptopurin, metoktreksat,
vinkristin dan prednosinuntuk numatan
 iradiasi region serebrospinal dan suntikan
intratekal dengan obat-obat kemoterapiotik
membantu mencegah kekambuhan sistem
saraf pusat.
LEUKEMIA LIMFOSITIK AKUT (LLA)

Walaupun leukemia limfositik akut (LLA) terdapat


pada 20% orang dewasa yang menderita leukemia.
Paling sering menyerang anak-anak di bawah umur
15 tahun, dengan puncak insidens antara umur 3
dan 4 tahun
Manifestasi klinis
 Berupa poliferasi limfoblas abnormal
dalam sum-sum tulang dan tempat-
tempat ekstramedular (di luar
sumsum tulang, yaitu kelenjer lmfe
dan limfa)
Tanda dan gejala
Dikaitkan dengan penekanan unsur-
unsur sumsum tulang normal. Karena itu,
infeksi, perdarahan dan anemia merupakan
manifestasi utama.
Penderita penyakit ini memiliki kelenjer
limfe yang membesar (limfadenopati) dan
hepatos pleno megali; nyeri tulang sering
terjadi –sistem saraf pusat (misalnya, sakit
kepala, muntah, kejang, gangguan
penglihatan) juga dapat terlibat.
Diagnosis LLA
 Di tegakkan melalui hitung sek darah
lengkap, diferensiasi, hitung
trombosit dan pemeriksaan sumsum
tulang.
Leukemia kronik

 A. Leukemia Granulositik Kronik.


LGK awitannya lambat. Jumlah granulosit
umumnya lebih dari 30000/mm3. pada
85% kasus, terdapat kelainan kromosom
yang di sebut kromosom philadelphia.
Kromosom philadelpia ini merupakan suatu
translokasi dari bagian kromosom 22 yang
panjang ke kromosom 9.
 awitan berbahaya tersembunyi
 selalu terdapat leukosit, kadang dalam kadar di luar
batas spenome
Penatalaksanaan
 terapi, pilihannya adalah busulfan (myleran) dan
hidroksiurea, klorambusil (leukeran) saja atau dengan
steroid
 transplantasi sum-sum tulang meningkatkan angka
bertahan hidup secara signifikan
 obat pilihan lain : alfa-interferon dan fludarabine
(fudara)
prognosis
 secara keseluruhan, pasien dapat hidup 3-4 tahun.
Kematian biasanya merupakan akibat infeksi atau
hemoragi.
Tanda dan gejala
 Berkaitan dengan keadaan
hipermetabolik- kelelahan,
kekurangan berat badan, diaforesis
meningkat dan tidak tahan panas.
Limpa membesar pada 90% kasus
yang mengakibatkan perasaan penuh
pada abdomen dan mudah merasa
kenyang.
pengobatan
 Pengobatan dengan kemoterapi intermiten
di tujukan pada penekanan hematopoiesis
yang berlebihan dan mengurangi ukuran
limpa. Berbagai penderita berkembang
progressif, fase resisten disertai
pembentukan mieloblas yang berlebihan
(transformasi blas). Transplantasi sumsum
tulang dari individu alin (allogenik) yang di
lakukan pada fase kronik LGK memberikan
suatu harapan kesembuhan.
B. Leukemia Limfositik Kronik
 Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang di
temukan pada kelompok umur tua(60th).
Perbandingan (2:1) untuk pria.
 Tanda dan Gejala
Pembesaran organ secara masif menyebabkan
tekanan mekanik pada lambung sehingga
menimbulkan gejala cepat kenyang, rasa tidak enak
pada abnomen dan buang air besar tidak teratur.
Mungkin terjadi infeksi kulit dan pneumonia; keadaan
ini terjadi sekunder akibat adanya perubahan
imunologik da netropenia
Pengobatan
 Ditujukan untuk mengurangi massa
limfositik, sehingga memperbaiki
pansitopenia dan melegakan rasa
tidak enak yang di sebabkan oleh
pembesaran organ. Di gunakan
kemoterapi dengan agen-agen alkil
dan kortikosteroid.
Manifestasi klinis LLK
 1. banyak di antaranya asam
ptomotik
 2. manifestasi yang mungkin adalah
anemia, infeksi atau pembesaran
nodus limfe dan organ abdomen
 3. jumlah eritosit atau trombosit
mungkin normal atau menurun
 4. limfositosis selalu terdapat
Penatalaksanaan dan Prognosis
 jika ringan, LLK dapat tidak membutuhkan
pengobatan. Jika gejalanya menghebat, kemoterapi
dengan steroid dan klorambusil (leukeran) sering di
gunakan.
 pasien yang tidak memberikan respons terhadap
terapi yang lazim mungkin mencapai remisi dengan,
mis., fludarabin monofosfat atau pentostanin
 imunoglobulin intravena (IGIV) merupakan
pengobatan profilatik yang efektif untuk pasien
tertentu
 rata-rata angka dapat bertahan hidup adalah 7
tahun.
KOMPLIKASI
 perdarahan dan infeksi merupakan
penyebab utama kematian
 pembentukan batu ginjal, anemia dan
masalah gastrointestinal
 perdarahan berhubungan dengan tingkat
trombostopenia: terjadi dengan petekie,
ekimosis dan hemoragi mayor jika jumlah
trombosit di bawah 20000mm3.demam
atau infeksi meningkatnya perdarahan.
PENGKAJIAN
Pengkajian pada leukemia meliputi:
a.Riwayat penyakit
b.Kaji adanya tanda-tanda anemia:
1).Pucat
2).Kelemahan
3).Sesak
4).Nafas cepat
c.Kaji adanya tanda-tanda leukopenia:
1).Demam
2).Infeksi
d.Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia:
1).Ptechiae
2).Purpura
3).Perdarahan membran mukosa
Lanjutan…
 e.Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra
medulola:
1).Limfadenopati
2).Hepatomegali
3).Splenomegali
 f.Kaji adanya pembesaran testis
 g.Kaji adanya:
1).Hematuria
2).Hipertensi
3).Gagal ginjal
4).Inflamasi disekitar rektal
5).Nyeri (Suriadi,R dan Rita Yuliani, 2001:
178)
3.Diagnosa Keperawatan
 1.Resiko infeksi berhubungan dengan
menurunnya sistem pertahanan tubuh

 2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


kelemahan akibat anemia

 3.Resiko terhadap cedera : perdarahan


yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
Diagnosa Keperawatan
 1.Resiko infeksi berhubungan dengan
menurunnya sistem pertahanan tubuh

 2.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan


kelemahan akibat anemia

 3.Resiko terhadap cedera : perdarahan


yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
a. Resiko infeksi berhubungan dengan
menurunnya sistem pertahanan tubuh
 1) Tujuan: Anak tidak mengalami gejala-gejala infeksi
 2) Intervensi:
- Pantau suhu dengan teliti
Rasional: untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
- Tempatkan anak dalam ruangan khusus
Rasional: untuk meminimalkan terpaparnya anak dari sumber
infeksi
- Anjurkan semua pengunjung dan staff rumah sakit untuk
menggunakan teknik mencuci tangan dengan baik
Rasional : untuk meminimalkan pajanan pada organisme infektif
- Gunakan teknik aseptik yang cermat untuk semua prosedur
invasif
Rasional: untuk mencegah kontaminasi silang/menurunkan resiko
infeksi
- Evaluasi keadaan anak terhadap tempat-tempat munculnya
infeksi seperti tempat
penusukan jarum, ulserasi mukosa, dan masalah gigi
Rasional: untuk intervensi dini penanganan infeksi
Lanjutan…
- Inspeksi membran mukosa mulut. Bersihkan mulut
dengan baik
Rasional: rongga mulut adalah medium yang baik
untuk pertumbuhan organisme
- Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Rasional: menambah energi untuk penyembuhan dan
regenerasi seluler
- Berikan diet lengkap nutrisi sesuai usia
Rasional: untuk mendukung pertahanan alami tubuh
- Berikan antibiotik sesuai ketentuan
Rasional: diberikan sebagai profilaktik atau mengobati
infeksi khusus
b. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan akibat anemia

 1) Tujuan: terjadi peningkatan toleransi


aktifitas
 2) Intervensi:
- Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi
dalam aktifitas sehari-hari
Rasional: menentukan derajat dan efek
ketidakmampuan
Lanjutan….
- Berikan lingkungan tenang dan perlu istirahat tanpa
gangguan
Rasional: menghemat energi untuk aktifitas dan
regenerasi seluler atau penyambunganjaringan
- Kaji kemampuan untuk berpartisipasi pada aktifitas
yang diinginkan atau dibutuhkan
Rasional: mengidentifikasi kebutuhan individual dan
membantu pemilihan intervensi
- Berikan bantuan dalam aktifitas sehari-hari dan
ambulasi
Rasional : memaksimalkan sediaan energi untuk
tugas perawatan diri
c. Resiko terhadap cedera/perdarahan
yang berhubungan dengan penurunan
jumlah trombosit
 1) Tujuan: klien tidak menunjukkan bukti-bukti
perdarahan
2) Intervensi:
- Gunakan semua tindakan untuk mencegah
perdarahan khususnya pada daerah ekimosis
Rasional: karena perdarahan memperberat kondisi
anak dengan adanya anemia
- Cegah ulserasi oral dan rektal
Rasiona: karena kulit yang luka cenderung untuk
berdarah
- Gunakan jarum yang kecil pada saat melakukan injeksi
Rasional: untuk mencegah perdarahan
Lanjutan…
- Menggunakan sikat gigi yang lunak dan lembut
Rasional: untuk mencegah perdarahan
- Laporkan setiap tanda-tanda perdarahan (tekanan
darah menurun, denyut nadi cepat, dan pucat)
Rasional: untuk memberikan intervensi dini dalam
mengatasi perdarahan
- Hindari obat-obat yang mengandung aspirin
Rasional: karena aspirin mempengaruhi fungsi
trombosit
- Ajarkan orang tua dan anak yang lebih besar ntuk
mengontrol perdarahan hidung
Rasional: untuk mencegah perdarahan
implementasi
 Implementasi keperawatan adalah
pelaksanaan dari perencanaan keperawatan
yang telah dibuat untuk mencapai hasil
yang efektif. Dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan, penguasaan
keterampilan dan pengetahuan harus
dimiliki oleh setiap perawat sehingga
pelayanan yang diberikan baik mutunya.
Dengan demikian tujuan dari rencana yang
telah ditentukan dapat tercapai (Wong.
D.L. 2004: hal. 331).
evaluasi
 Evaluasi adalah suatu penilaian terhadap
keberhasilan rencana keperawatan untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan klien.
Menurut Wong. D.L, (2004 hal 596-610)
hasil yang diharapkan pada klien dengan
leukemia adalah:
a.Anak tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi
b.Berpartisipasi dalam aktifitas sehari-sehari
sesuai tingkat kemampuan, adanya laporan
peningkatan toleransi aktifitas.
c.Anak tidak menunjukkan bukti-bukti
perdarahan.

Anda mungkin juga menyukai