Anda di halaman 1dari 17

Mekanisme

Evolusi
Evolusi terjadi karena adanya variasi genetika dan
seleksi alam. Variasi genetika dipicu oleh mutasi gen
dan adanya rekombinasi gen. Pewarisan sifat dari
induk ke generasi berikutnya terjadi melalui gamet
induk. Setiap individu menghasilkan beribu-ribu
gamet, dan setiap gamet mengandung beribu-ribu
gen, sehingga jumlah generasi yang terjadi adalah
sedemikian banyak selama masih adanya spesies
tersebut. Setelah itu, proses seleksi alam akan
menentukan variasi mana yang mampu lestari.
Terdapat 2 mekanisme yang menyebabkan terjadinya
evolusi, yakni :
1. Seleksi alam
2. Mutasi gen
1. Seleksi Alam
Penyebab Mekanisme Evolusi
Adanya seleksi alam yang menyebabkan makhluk
hidup yang tidak adaptif dengan lingkungannya akan
mati dan punah. Selanjutnya, makhluk hidup yang
adaptif dengan lingkungannya akan terus hidup dan
meneruskan keturunannya.
Seleksi alam dianggap sebagai kekuatan penentu
arah evolusi dengan mendahulukan varian yang lebih
adaptif menghadapi kompetisi alami.
Seleksi dapat dibedakan menjadi 3, sebagai berikut.
1. Seleksi berarah, yaitu perubahan lingkungan yang
menyatakan adaptasi ke arah lingkungan baru.
Contoh : bertambah banyaknya jumlah kupu-kupu
Biston betularia berwarna gelap setelah revolusi
industri.
2. Seleksi pemutus, yaitu perubahan yang terjadi jika
lingkungan yang berbeda menyebabkan suatu
populasi terbagi menjadi 2 subpopulasi. Contoh :
perbedaan habitat membagi suatu populai ayam
yang semula terdiri atas satu spesies menjadi 2
3. Seleksi pemantap, yaitu perubahan yang bekerja
pada varian-varian tertentu dari suatu populasi
yang menghasilkan populasi adaptif dan
menyisihkan varian-varian dengan variasi yang
ekstrim serta tidak adaptif. Contoh : jerapah
berleher panjang lebih mudah menjangkau daun-
daun di pohon yang tinggi sehingga lebih adaptif
dan dapat menyingkirkan jerapah berleher pendek.
2. Mutasi Gen
Penyebab Mekanisme Evolusi
Mutasi gen adalah perubahan kimia gen (DNA)
yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sifat
suatu organisme yang bersifat menurun. Mutasi yang
terjadi pada sel somatik (sel tubuh) tidak akan
diwariskan. Setelah individu yang mengalami mutasi
meninggal maka mutasi yang terjadi juga akan
menghilang bersamanya. Sementara itu, mutasi yang
terjadi pada sel-sel kelamin akan diwariskan pada
keturunannya dikarenakan adanya bahan-bahan
mutagen dalam gonad.
Seperti yang telah dibahas pada materi sebelumnya,
mutasi dapat bersifat menguntungkan dan dapat pula bersifat
merugikan.
Mutasi bersifat menguntungkan jika :
• Menghasilkan spesies yang adaptif
• Menghasilkan spesies yang memiliki vitalitas dan viabilitas
tinggi
Sementara itu mutasi dikatakan merugikan jika :
• Menghasilkan gen letal
• Menghasilkan spesies atau keturunan yang memiliki
vitalitas dan viabilitas rendah
Mutasi merupakan bagian dari mekanisme evolusi yang
penting dan dapat membentuk spesies baru. Untuk
mengetahui hal ini, perlu angka laju mutasi, yaitu angka yang
menunjukkan jumlah gen yang mutasi dari seluruh gamet yang
dihasilkan oleh suatu individu dari suatu spesies. Angka laju
mutasi sangat kecil, tetapi merupakan mekanisme yang
penting, karena :
 Setiap gamet mengandung beribu-ribu gen
 Setiap individu menghasilkan ribuan sampai jutaan gamet
dalam satu generasi
 Jumlah populasi spesies adalah 300.000.000
 Jumlah generasi selama spesies itu ada adalah 6.000
Hukum Hardy-Weinberg
Hukum Hardy-Weinberg
mene-gaskan bahwa
frekuensi alel dan genetik
dalam suatu populasi (gene
pool) selalu konstan dari
generasi ke generasi
dengan kondisi tertentu. Hal
ini dikemukakan oleh
Godfrey Harold Hardy (ahli
matematika dari Inggris)
dan Wilhelm Weinberg
Kondisi yang dimaksud oleh Hukum Hardy-Weinberg
adalah:
1. Ukuran populasi besar
Pada populasi yang kecil, aliran genetik (genetic drift)
merupakan kesempatan fluktuasi dalam gene pool dan
dapat mengubah frekuensi alel. Jadi, ukuran populasi
harus besar agar frekuensi alel dalam gene pool selalu
konstan.
2. Ada isolasi dari populasi lain
Arus gen (gene flow) merupakan transfer alel
antarpopulasi yang berhubungan dengan perpindahan
individu atau gamet yang dapat merubah gene pool.
3. Tidak terjadi mutasi
Perubahan satu alel menjadi alel lainnya dapat
mengakibatkan mutasi sehingga hal ini dapat mengubah
gene pool.
4. Perkawinan acak
Jika individu-individu memilih pasangannya dengan
sifat-sifat tertentu (yang diturunkan), maka
pencampuran secara acak gamet-gamet seperti yang
diharapkan pada keseimbangan Hardy-Weinberg tidak
dapat terjadi.
5. Anggota populasi memiliki viabilitas dan fertilitas
yang sama
Rumus Hardy-Weinberg
(p + q)2 = 1
P2 + 2pq + q2 = 1
AA + 2Aa + aa
Contoh soal 1 :
Dalam suatu populasi yang disubtitusi :
terdiri dari 50.000 orang terdapat
16% orang albino. Berapa jumlah p+q=1
orang yang berkulit normal p=1–q
heterozigot?
p = 1 – 0,4 = 0,6
Jawab :
Σpopulasi = 50.000
Σalbino = 16% = 0,16 Maka,

Albino = aa Heterozigot = 2pq. Σpopulasi

q2 = 0,16 = 2(0,6)(0,4)(50.000)
q = √0,16 = 24.000 orang
q = 0,4
Maka,
Jika diketahui penduduk desa A
Wanita normal = 0, 81 x 100%
terdapat pria normal 90%, maka
berapa % wanita buta warna dan = 81%
wanita normal di desa tersebut?
Wanita buta warna = 0,01 x 100%
Jawab :
= 1%
Pria normal = 90%
Maka, p = 90/100 = 0,9
Ket :
Disubtitusi :
Pria normal (XY) =p
p+q=1
Pria buta warna (XcbY) =q
q = 1 – 0,9
Wanita normal (XX) = p2
q = 0,1
p2 + q2 = (0,9)2 + (0,1)2 Wanita normal karier (XXcb) = 2pq

p2 + q2 = 0,81 + 0,01 Wanita buta warna (XcbXcb) = q2

Anda mungkin juga menyukai