Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN MINI PROJECT

KELOMPOK 3

• dr. Hartika Dewi • dr. Bernhard Errysa S.P


• dr. Fatkha Rizqiana • dr. Anindya Rachma I.
• dr. Chinthia Liliany
BAB I
PENDAHULUAN

2
3
Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara endemik
tuberkulosis. Secara global tahun 2013 diperkirakan 9
juta jiwa menderita TB dan 1,5 juta jiwa meninggal
dunia. Indonesia masih termasuk dalam 5 besar
negara dengan permasalahan Tuberkulosis (TB)
yaitu diperingkat kelima didunia setelah India, China,
Afrika Selatan, Nigeria, dan Pakistan
4

Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan terdapat


di provinsi dengan jumlah penduduk yang besar
yaitu Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Kasus tuberkulosis di tiga provinsi tersebut
sebesar 38% dari jumlah seluruh kasus baru di
Indonesia
5

Kasus Tuberkulosis di Jawa Tengah selama tahun


2018 sebanyak 645 kasus (383 laki-laki dan 262
perempuan) turun dibandingkan tahun 2015
sebanyak 683 kasus ( 399 laki-laki dan 284
perempuan)
6

Puskesmas Colomadu I periode Januari –


Desember 2018 ditemukan 13 kasus baru dari
target 29 kasus baru.
7
Tuberculosis

– Indonesia merupakan salah satu negara endemik


tuberkulosis.
– Tuberkulosis adalah infeksi menular yang disebab
oleh Mycobacterium tuberculosis (M. Tbc).
– Penularan TB umumnya terjadi melalui droplet yang
mengandung basil Mycobacterium TBC
8
Gejala dan Tanda

Batuk produktif yang lebih dari 2 minggu, nyeri


dada, dan kadang diikuti hemoptisis. Gejala
sistemik penderita TB seperti demam, menggigil,
keringat malam tanpa beraktifitas, kelemahan,
penurunan nafsu makan, dan penurunan berat
badan.
9
Rumusan Masalah

Dikarenakan masih ditemukannya kasus TB di


daerah Jawa Tengah, khususnya di daerah
Puskesmas Colomadu I dan kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang penyakit TB, maka dibentuklah
kader peduli TB, dengan dibentuknya kader peduli
TB diharapkan meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit TB dimulai dari tanda
dan gejala penyakit TB.
10 Analisis Masalah
Man Methods Material Machine

• Keterbatasannya • Kurangnya • Kurangnya sumber • Kurangnya sarana


petugas P2P di pemberdayaan dana untuk prasarana yang
Puskesmas masyarakat program menunjang
Colomadu I penanggulangan penanggulangan
• Kurangnya kader penyakit TB penyakit TB
masyarakat untuk • Lingkungan padat
membantu penduduk
kegiatan
penanganan TB
• Kurangnya
pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit TB
• Kurangnya
partisipasi dari
masyarakat,
stakeholder untuk
penangan penyakit
TB
11
Alternatif Pemecahan

Meningkatkan
Meningkatkan
pengetahuan
partisipasi
masyarakat tentang
masyarakat terkait TB
TB

Melakukan
Pengalokasian dana
komunikasi
terkait kegiatan
koordinasi wilayah
pencegahan TB
untuk pencegahan TB
12
Rencana Terpilih

Dibentuk adanya kader peduli TB/ HIV di


Puskesmas Colomadu I
13
Tujuan Umum
– Meningkatkan pengetahuan kader dan
masyarakat terhadap penyakit TB
– Meningkatkan penemuan kasus TB
– Mencegah penularan penyakit TB
– Memonitoring pengobatan TB sampai sembuh
14
Tujuan Khusus
– Kader berhasil mengirim sputum suspek TB
ke puskesmas.
– Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
tanda dan gejala bagi kader dan masyarakat
tentang penyakit TB.
– Masyarakat mengetahui cara penggunaan
APD dengan baik dan benar.
– Kader mengerti cara pengisian checklist
monitoring pasien TB.
15
Manfaat
• Memberikan informasi dan masukan kepada kader
dan masyarakat mengenai bahaya Tuberkulosis.
Bagi Kader TB
• Dapat berperan aktif dalam mencegah penularan
kasus TB di masyarakat.

• Dapat meningkatkan angka capaian penemuan kasus


baru TB Puskesmas yang masih rendah.
Bagi Puskesmas
• Sebagai upaya untuk meningkatkan mutu dan
kinerja program TB.

• Menambah pengetahuan dan skill dalam proses


Pelaksana
pengendalian penyakit TB di masyarakat.

• Masyarakat dapat mengetahui pentingnya penyakit


TB mulai dari gejala, tanda, cara penularan dan
Masyarakat pengobatan.
• Masyarakat dapat mengetahui cara penggunaan
APD yang baik dan benar.
BAB II
VISI MISI, SASARAN,
TARGET, BENTUK
KEGIATAN

16
17
VISI
– Terwujudnya Wilayah Colomadu I bebas TB-HIV

MISI
• Menanggulangi masalah TB-HIV di Indonesia dengan
berperan aktif.
• Menggerakkan terwujudnya colomadu bebas TB-HIV.
• Menggerakkan masyarakat untuk peduli menanggulangi
penyakit TB-HIV dikeluarga dan komunitasnya.
18
SASARAN
Kader TB & HIV di lingkungan kerja UPT Puskesmas
Colomadu 1

TARGET
• Meningkatkan pengetahuan mengenai Tuberculosis
dan HIV AIDS
• Meningkatkan penemuan kasus TB dengan
peningkatan pengiriman sputum oleh kader ke
Puskesmas
• Meningkatkan monitoring pengobatan TB kepada
pengawas minum obat (PMO) sehingga pengobatan
TB bisa diobati sampai tuntas.
19
BENTUK KEGIATAN
– Pembentukan kader Keped TB HIV AIDS dengan
ditetapkannya SK dari pemerintah desa
– Pembinaan kader TB dengan sosialisasi mengenai
tuberkulosis dan HIV AIDS
– Intervensi kader TB dengan memberikan tehnik dalam
penemuan IK TB dilanjutkan dengan tanya jawab. Selesai
penyampaian materi dilanjutkan dengan penggunaan APD
yang benar saat kontak dengan pasien TB. Membuat
kesepakatan untuk kader selalu aktif dalam penemuan
kasus TB di desa dan selalu konsultasi jika ada kesulitan
dalam pelaksanaan.
– Monitoring dan evaluasi kegiatan yang sudah direncanakan
BAB III
PELAKSANAAN
KEGIATAN

20
21
22
23
Gawanan

Ngasem

Bolon

Malangjiwan

Paulan
Pelaksanaan Kegiatan

1. Identifikasi Permasalahan

tim dokter kurangnya


Internship, dokter
pembina dan tim kesadaran mengenai
P2P Puskesmas penyakit TB-HIV

Kader Peduli TB-


HIV
Pengurus Kader Peduli TB-HIV
Desa Gawanan
2. Pembinaan KEPED TB-HIV

Senin, 11 Februari 2019

Penjelasan : Visi & Penyuluhan


Misi, Materi TBC (penyebab, Berlatih dengan
Penatalaksanaan tanda gejala, penulara, sistem Role Play
kerja KEPED TB-HV pengobatan)

Gbr. Pembinaan Kader Peduli TB-HIV di PKD Desa Gawanan


Penggunaan APD
(alat pelindun diri) Etika Batuk/Bersin
Masker dengan benar
Saat kegiatan KEPED TB, kader sudah dibekali SK dari desa, ilmu, stampel KEPED
TB, dan surat rujukan TB

Gbr. Stempel KEPED TB

Gbr. SK KEPED TB-HIV dari Gbr. Surat rujukan TB


Desa Gawanan
Setelah melakukan pembinaan kegiatan, kader langsung
menerapkan ilmu yang didapat di masyarakat, menggunakan
stampel TB, dan mulai banyak rujukan warga desa yang diduga
menderita TB. Mulai banyak sampel dahak yang dikirim ke
Puskesmas Colomadu.
Tabel Hasil Sputum Positif

N
Asal Desa Jumlah sputum positif
o

1 Gawanan 2

2 Paulan 0

3 Malangjiwan 1

4 Gajahan 2

5 Bolon 0

6 Ngasem 1
Monitoring TB dilakukan dengan melihat indikator penemuan TB
semua kasus. Dilakukan pencatatan dan pelaporan setiap kegiatan
kader di desa. Data yang didapat kemudian dibandingkan dengan
target yang ingin dicapai. Selain itu, dibandingkan juga apakah ada
peningkatan dari tahun 2018 (sebelum ada kegiatan KEPED TB).
Hasil pengiriman sputum yang dikirimkan dicatat dalam agenda
laboratorium puskesmas sebagai data banding dengan jumlah
pengiriman sputum di desa. Setiap hasil penjaringan sputum di
laboratorium puskesmas diberikan feedback kepada kader.
32 Desa Bolon
– Kegiatan diadakan pada hari Sabtu, tanggal 16 Maret
2019 pukul 09.00
– Lokasi kegiatan di Balai Desa Bolon
– Jumlah peserta 11 orang
– Rincian Kegiatan
– Pengenalan dari tim Puskesmas (dokter Internsip, Pembina
Internship, tim P2P, bidan Desa Bolon)
– Perkenalan kader kader KEPED TB
– Pemberian materi tentang TBC dan HIV AIDS
– Penyebab, cara penularan, tata laksana
– Penjelasan peran serta kader TB untuk menjaring suspek di desa
33
Desa Bolon
– Pemberian informasi mengenai Motto, Visi, Misi, dan
Uraian Tugas KEPED TB
– Pertanyaan dan diskusi terkait materi
– Praktek penggunaan masker yang baik dan benar
– Role Play
– Pembuatan RTLsetelah pelatihan
– Kader harus bisa mengirim dahak dimulai dari diri
sendiri dan keluarga, dilanjutkan ke lingkungan
sekitarnya
34 Desa Bolon
35 Desa Ngasem
Kegiatan diawali dengan perkenalan antara dokter
Pembina Internship, tim P2P Puskesmas, bidan desa
Ngasem serta seluruh kader KEPED TB-HIV desa Ngasem.
Selanjutnya dilakukan identifikasi permasalahan dan
didapatkan rmasih sangat kurangnya kesadaran mengenai
penyakit TB.
Pembinaan kader peduli TB-HIV dilakukan pada hari
senin tanggal 13 Maret 2019 dan berjalan dengan lancar.
Ada 18 kader KEPED TB-HIV desa Ngasem, meliputi 1 orang
ketua, sekretaris, bendahara dan 14 orang sebagi anggota
kader. Penyuluhan yang dilakukan oleh dokter internship
mengenai pemakaian masker dengan baik dan benar, adab
yang benar ketika batuk membuang dahak dengan benar,
dan pemberian materi terkait TB-HIV.
36 Desa Ngasem
Saat kegiatan KEPED TB-HIV, kader dibekali SK dari
desa, pengetahuan, stempel serta surat rujukan TB-
HIV. Setelah pembinaan kader menerapkan ilmu yang
didapat dan mulai banyak sampel dahak yang
dikirimkan ke Puskesmas.

Monitoring dilakukan dengan melihat indicator


penemuan TB semua kasus. Pencatatan dan pelaporan
setiap kegiatan kader di desa. Kemudian data
dibandingkan apakah ada peningkatan dari tahun
2018. Setiap penjaringan sputum diberikan feedback
kepada kader KEPED TB-HIV.
37
38 Desa Paulan
Tanggal Pelaksanaan : 13 Maret 2019 pukul 09.00

Tempat Pelaksanaan : PKD Paulan

Kegiatan dibuka oleh Bidan Desa dengan diawali


perkenalan dokter Pembina Internship, tim P2P
Puskesmas, serta seluruh kader KEPED TB-HIV dan
dilanjutkan pembahasan rangkaian acara secara singkat.
Dilanjutkan dengan pemberian materi TB (definisi, cara
penularan, pengobatan, dan cara pencegahan), cara
menggunakan, melepas, dan membuang masker yang
benar. Selain itu diajarkan pula etika batuk dan cara
membuang dahak yang benar. Dilanjutkan dengan Role
Play dan sesi tanya jawab
39
Guna mendukung kegiatan KEPED TB-HIV, masing-masing
desa dibekali SK, stempel serta surat rujukan TB-HIV.
Selain menemukan suspek TB, kader mencatat dan
melaporkan setiap kegiatan, jumlah sampel dahak yang
dikirim, dan hasil pemeriksaan dahak. Data yang didapat
kemudian di analisa. Kemudian petugas puskesmas akan
memberikan feedback kepada kader.
NO NAMA ALAMAT KEDUDUKAN

1 Dewi Kassandra Paulan Barat Ketua

2 Nita Lestari Tegalrejo Sekretaris

3 Tati Wijayanti Sanggir Selatan Bendahara

4 Sumiyem Paulan Barat Anggota

5 Nurlies Paulan Barat Anggota

6 Maryani Paulan Timur Anggota

7 Sarinah Paulan Timur Anggota

8 Narti Uliyah Tegalrejo Anggota

9 Sri Lestari Sanggir Utara Anggota

10 Duwi Handayani Sanggir Utara Anggota


41
Malangjiwan

Kegiatan diadakan pada hari Sabtu, tanggal 25 Maret 2019 pukul 08.00

Lokasi kegiatan di Balai Desa Malangjiwan

Jumlah peserta 9 orang


42 Rencana Kegiatan
Pengenalan dari tim Puskesmas (dokter Internsip,
Pembina Internship, tim P2P, bidan Desa
Malangjiwan)

Perkenalan kader kader KEPED TB

Pemberian materi edukasi tentang TBC dan HIV


AIDS

• Penyebab, cara penularan, tata laksana


• Penjelasan peran serta kader TB di desa
• Pertanyaan dan diskusi terkait materi
• Praktek penggunaan masker yang baik dan benar
• Role Play
• Rencana Tindak Lanjut setelah pelatihan
• Kader harus bisa mengirim dahak
43
44

– Pemberian informasi mengenai Motto, Visi, Misi, dan Uraian


Tugas KEPED TB
– Pertanyaan dan diskusi terkait materi
– Praktek penggunaan masker yang baik dan benar
– Role Play
– Pembuatan RTLsetelah pelatihan
– Kader harus bisa mengirim dahak dimulai dari diri sendiri dan
keluarga, dilanjutkan ke lingkungan sekitarnya
45
Hasil Pemerikssan Sputum Jumlah
Gawanan 2
Bolon -
Paulan -
Ngasem 1
Malangjiwan 1
BAB IV
MONITORING &
EVALUASI

46
47
MONITORING
– Petugas melakukan monitoring terkait KEPED TB
– Petugas menyiapkan lembar checklist kegiatan
monitoring yang berisi:
– Apakah kader sudah melakukan sosialisasi terkait TB
pada masyakarat?
– Apakah kader sudah melakukan upaya untuk
menemukan kasus TB dengan pengiriman sputum?
– Apakah kader sudah melakukan monitoring sebagai
PMO pada penderita positif?
48
EVALUASI
– Internship melakukan pencatatan pelaporan hasil
monitoring
– Melaporkan hasil monitoring
– Mengambil rencana perbaikan untuk program KEPED
TB ke depannya
BAB V
KESIMPULAN & SARAN

49
50 KESIMPULAN
– Masyarakat masih memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang mengenai penyakit Tuberkulosa
– Para Kader masih memiliki tingkat pengetahuan yang
kurang mengenai penyakit Tuberkulosa
– Para kader antusias untuk mengikuti kegiatan role play
membujuk satu keluarga dengan penderita
tuberkulosa, lingkungan sekitar dengan penderita
tuberkulosa, dan penderita suspek batuk lebih dari 2
minggu.
– Sudah ada kesadaran para kader untuk memberikan
edukasi dan motivasi kepada para penderita
tuberkulosa dan masyarakat sekitar.
– Masyarakat dan kader ikut berpartisipasi dalam
menjalankan lingkungan bebas tuberkulosa
51 SARAN
Bagi Puskesmas
– Perlu ditingkatkannya sosialisasi tuberculosis oleh petugas
keshatan.
– Perlu ditingkatkannya anggaran untuk program penemuan
kasus tuberkulosa.
Bagi Kader
– Perlunya meningkatkan pengetahuan ke masyarakat
mengenai penyakit TB.
– Perlunya meningkatkan update pengetahuan mengenai TB
– Kader harus cepat dalam menanggapi kasus TB di
masyarakat.
– Diadakan pertemuan rutin yang membahas mengenai TB
di masyarakat
52 SARAN
Bagi Masyarakat
– Menerapkan dan menjalankan apa yang diajarkan oleh
kader.
– Jaga pola hidup sehat.
– Segera melapor ke kader apabila di lingkungan sekitar
ditemukan pasien curiga
53 LAMPIRAN
54 LAMPIRAN
55 LAMPIRAN
56

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai