Anda di halaman 1dari 28

CARA PEMBERIAN OBAT

Disampaikan pada:
Pelatihan Kapita Selekta Farmasi
Instalasi Farmasi RSUD Dr. Soetomo, 22 – 24 Oktober 2012
Definisi operasional

Cara pemberian obat yang dimaksud dalam


topik ini adalah pengaturan jadwal
pemberian obat oleh farmasis sehingga di
dapatkan efek pengobatan yang optimal
Masalah bila tidak
memperhatikan cara
pemberian obat…..

1. Interaksi
(obat, makanan) 2. Malabsorbsi

Efektifitas Efektifitas
meningkat Toksisitas
menurun
SOLUSI…..

MENGATUR
MEMBUAT
JADWAL
TIME LINE……
PEMBERIAN OBAT
INTERAKSI OBAT Vs OBAT

• Perubahan aktivitas farmakologi suatu obat


dengan adanya pemakaian bersama dengan obat
lain
• Bisa meningkatkan efek, mengurangi efek, atau
meningkatkan toksisitas
Epidemiologi interaksi obat

• The Boston Collaborative Drug Surveillance Program :


4,3 % pasien mengalami ADR,
6,5 %-nya terkait dengan interaksi obat
• Havard Medical Practice Study : 2% pasien mengalami
ADR akibat interaksi obat
• Di Australia: 4,4 % ADR karena interaksi obat
• Di Swedia : 1,9% insidensi interaksi obat
INTERAKSI OBAT Vs OBAT

A. OBAT-OBAT HIPERTENSI & JANTUNG


1. Digoxin
- Efek meningkat dengan Propanolol, Antimalaria

2. Furosemid
- Meningkatkan efek dari Captopril, Allopurinol
- Efek Furosemid meningkat dengan Cortikosteroid, Anti hipertensi
- Efek Furosemid menurun dengan Phenitoin

3. Atenolol
- Meningkatkan efek dari Metformin
- Menurunkan efek dari Theophylin
B. OBAT-OBAT SALURAN CERNA
1. Attapulgite dan Karbon Aktif
- Absorban  interaksi dengan semua obat
- Diberikan 2 jam sebelum / sesudah minum obat lain

2. Antasida
- Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
- Tidak diminum bersama obat-obat lain

3. Cimetidin
- Sama seperti Antasida

4. Ranitidin
- Tidak diberikan bersama Antasida

5. Metoklopramid
- Diminum ½ jam sebelum makan selama 7 hari
- Jika lebih dari 7 hari monitoring gejala extrapyramidal

6. Papaverin
- Meningkatkan efek obat-obat Anti Hipertensi
C. OBAT-OBAT INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS ( ISPA )
1. Theophyline
- Efek meningkat dengan Allopurinol, Cimetidin, Ciprofloxacin
- Efek menurun dengan Phenytoin, Diazepam, Carbamazepin, INH, Phenobarbital

2. Salbutamol
- Diminum 2 jam sesudah makan atau 1 jam sebelum makan
- Efek menurun dengan Propanolol

3. Efedrin
- Efek menurun dengan Spinorolakton
D. OBAT-OBAT TUBERKULOSIS
1. Rifampicin
- Diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan atau sebelum tidur
- Efek meningkat dengan INH, PZA
- Efek menurun dengan Anti Emetik, Anti Diabetik, Anti Hipertensi dan Kortikosteroid

2. INH
- Diminum 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan atau sebelum tidur
- Efek meningkat dengan Rifampicin,
- Meningkatkan efek dari Kortikosteroid, Theophylin
- Menurunkan efek dari Paracetamol

3. Rifastar ( Rifampicin, INH, PZA, Ethambutol )


- Diminum sebelum makan
- Tablet yang diformulasikan akan pecah di lambung ( untuk Rifampicin ) dan pecah di
usus ( untuk INH ) sehingga tidak terjadi interaksi antara Rifampicin dan INH
E. OBAT-OBAT ANTI DIABETIK
1. Metformin
- Efek menurun dengan Kortikosteroid
- Efek meningkat dengan Cimetidin

2. Glibenklamid
- Efek meningkat dengan Propanolol, Cimetidin, Ciprofloxacin
- Efek menurun dengan Kortiko, Cipro, Rifampicin

F. LAIN-LAIN
1. Phenytoin
- Efek meningkat dengan Amlodipin, Chloramphenicol, Cimetidin, INH
- Efek menurun dengan Ciprofloxacin, Rifampicin, Phyridoxin

2. Amitriptylin
- Efek menurun dengan Phenobarbital dan Carbamazepin
- Efek meningkat dengan Ciprofloxacim, Cimetidin
- Meningkatkan efek dari Metformin
DAFTAR PEMAKAIAN OBAT SEBELUM MAKAN (AC), BERSAMA MAKAN (DC)
DAN SESUDAH MAKAN (PC)
NO. NAMA GENERIK OBAT AC DC PC
1. Asetosal - + -
2. Allopurinol - + -
3. Antasida 1 jam AC - 2 jam PC
4. Amoksisilin + - +
5. Amitriptilin + - -
6. Asam Folat - - +
7. Besi (II) (garam sulfat, Fumarat, Glukonat, - - +
dll)
8. Dapsona - + +
9. Deksametason - + +
10. Digoksin + - -
11. Diklofenak - + -
12. Eritromisina 1 jam AC - 2 jam PC
13. Etambutol - + -
14. Fenitoin - + -
15. Feniramin Maleat - + -
16. Fenoksimetilpenisilin V 1 jam AC - 2 jam PC
17. Fenobarbital - + +
18. Furosemida - + +
19. Glibenklamida - + pagi/sore -
20. Griseufulvin - + ( berlemak ) + ( berlemak )
NO. NAMA GENERIK OBAT AC DC PC
21. Haloperidol - + +
22. Hidroklorotiazid ( HCT ) - + pagi -
23. Ibuprofen - + -
24. Isoniazida ( INH ) - - 2 jam PC
25. Isosorbit Dinitrat + - -
26. Kaptopril 1 jam AC - 2 jam PC
27. Klofazimina 1 jam AC + -
28. Kloramfenikol - - 2 jam PC
29. Mebendazol - - +
30. Metoklopropamid ½ jam AC - -
31. Metronidazol - + +
32. Nitrofurantoin - + +
33. Prednison - + +
34. Primakuin - + +
35. Prebenesid - + +
36. Propanolol - + -
37. Pirazinamida - + +
38. Pirimetamin - + -
39. Rifampisin 1 jam AC - -
40. Salbutamol 1 jam AC - 2 jam PC
41. Simetidin 1 ja AC - 2 jam PC
42. Tetrasiklin 1 jam AC - 2 jam PC
43. Triheksifenidil - + -
INTERAKSI OBAT Vs MAKANAN

 Makanan dapat mengubah aktivitas obat yang


mengakibatkan respons terhadap obat berkurang atau
sebaliknya respons terhadap justru meningkat
 Pada obat oral, interaksi obat – makanan yang paling
sering terjadi ialah terganggunya absorpsi obat dari
saluran cerna
 Interaksi obat – makanan dapat mengakibatkan
kecepatan absorpsi obat terganggu, atau mungkin juga
jumlah seluruh obat yang diabsorpsi berkurang, dengan
perkataan lain bioavailabilitas obat berkurang
INTERAKSI OBAT Vs MAKANAN

 Kelompok obat yang absorpsinya terhambat karena


makanan antara lain kebanyakan preparat Penicillin,
Tetracyclin, Digoxin, Acetaminophen, Levodopa, Aspirin.
Dengan demikian waktu yang sebaiknya bagi penderita
untuk meminum obat-obat tersebut ialah satu jam
sebelum atau dua jam sesudah makan
 Obat yang absorpsinya meningkat bila diberikan
bersamaan dengan makanan, misalnya Spironolacton,
Griseofulvin (dengan makan berlemak), Efavirenz
(toksisitas meningkat dengan makanan berlemak)
INTERAKSI OBAT Vs MAKANAN

 MAO- Inhibitor (Monoamine Oxydase Inhibitor)


Unsur monoamine oxydase dapat membiotrasnferasi
Tyramin yang ada dalam makanan sebelum mencapai
sirkulasi sistemik. Pasien dengan obat MAO-I, ada
kemungkinan Tyramin yang didapat dalam makanan
(misal: pada keju, daging olahan, avokad, pisang, red
wine,kafein) tiba-tiba dalam jumlah yang besar
masuk dalam peredaran sistemik dan ini dapat
mengakibatkan pressor yang besar sekali, sehingga
dapat terjadi hipertensi yang akut atau krisis
hipertensi
INTERAKSI OBAT Vs MAKANAN

 Jus jeruk dapat menghambat enzim yang terlibat


dalam metabolisme obat sehingga mengintensifkan
pengaruh obat-obatan tertentu
 Kalsium atau makanan yang mengandung kalsium,
seperti susu dan produk susu lainnya dapat
mengurangi penyerapan obat, misalnya Tetracycline,
Ciprofloxacin, Levofloxacin, Norfloxacin : kadar obat
dalam darah berkurang sampai 50%;
Dulcolax (salut enterik) : obat akan pecah di lambung,
terjadi iritasi lambung
INTERAKSI OBAT Vs MAKANAN

Vitamin K (kubis, brokoli, bayam, alpukat,


selada) harus dibatasi konsumsinya jika
sedang mendapatkan terapi antikoagulan
(misalnya warfarin), untuk mengencerkan
darah. Sayuran itu mengurangi efektivitas
pengobatan dan meningkatkan risiko
trombosis (pembekuan darah)
INTERAKSI OBAT Vs MAKANAN

 jus anggur menghambat enzim yang bekerja dalam


metabolisme obat dan menguatkan efek obat-obatan
tertentu, termasuk diantaranya estrogen (yang ada di
dalam pil penjarang kehamilan), calcium channel
blockers (obat tekanan darah tinggi) dan obat
penenang benzodiazepine tertentu
 Penderita penyakit jantung dengan terapi digoxin,
sebaiknya menghindari mengkonsumsi havernut-
oatmeal. Kandungan serat tinggi di dalam havermut
diketahui dapat menghambat proses absorpsi obat
INTERAKSI OBAT Vs MAKANAN

 Kafein meningkatkan risiko overdosis antibiotik


tertentu (enoxacin, ciprofloxacin, norfloksasin).Untuk
menghindari keluhan palpitasi, tremor, berkeringat
atau halusinasi, yang terbaik adalah menghindari
minum kopi, teh atau soda pada masa pengobatan.
Jadwal Pemberian Obat Oral
Jadwal Penyiapan Obat Injeksi

Waktu Jam Etiket

Pagi 07.00 - 09.00 Merah

Siang 14.00 – 18.00 Hijau

Sore 17.00 – 18.00 Putih

Malam 22.00 – 24.00 Kuning


ETIKET OBAT
KEBIJAKAN PEMBERIAN OBAT
DI RUMAH SAKIT DR. SOETOMO
Kebijakan Pemberian Obat (1)
1. Pemberian obat ke pasien harus sesuai SPO
pemberian obat
2. Pemberian obat kepada pasien dilakukan oleh :
a. Dokter
b. Perawat Yang memiliki
kompetensi
c. Apoteker
d. Asisten Apoteker
Kebijakan Pemberian Obat (2)
• Dokter peserta didik atau perawat peserta
didik dapat memberikan obat di bawah
supervisi dokter / perawat senior kecuali obat
high alert.
• Obat yang akan diberikan kepada pasien
harus di verifikasi oleh perawat / dokter /
Apoteker / Asisten Apoteker mengenai
kesesuaian dengan resep / instruksi
pengobatan meliputi :
Kebijakan Pemberian Obat (3)
meliputi:
a. Nama obat
b. Riwayat alergi atau kontra indikasi dengan obat yang
akan diberikan
c. Waktu dan frekwensi pemberian
d. Dosis
e. Rute pemberian
f. Identitas pasien
g.Pemberian obat untuk pasien rawat inap harus
dicatat dalam DMK
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai