Anda di halaman 1dari 18

CANINE DISTEMPER

Mita Nasuha Risky


1602101010117
Canine distemper adalah penyakit demam akut yang sangat
menular pada anjing yang telah dikenal sejak 1760

Di Indonesia penyakit ini terutama timbul pada musim


peralihan dari musim panas ke musim hujan atau
sebaliknya dan biasanya terjadi sepanjang tahun

Sedang di negara-negara yang mempunyai empat


musim, kasus distemper meningkat terutama
pada bulan-bulan musim semi.
PENDAHULUAN

Part 1
PENDAHULUAN

CDV adalah penyakit Hewan yang rentan:


demam akut dan seringkali • Famili Canidae (anjing,
fatal dengan tanda-tanda rubah, serigala)
sistem pernapasan & • Famili Mustelidae
sistem saraf pusat yang (musang, berang-berang)
paling umum terlihat pada • Famili Procyonidae
karnivora (raccoon, panda merah)
• Kucing besar dan
CDV disebabkan oleh mamalia laut juga
Paramyxovirus dari genus ditemukan rentan
Morbillivirus terhadap infeksi CDV

Syn : hard pad disease Mort : tinggi


PENDAHULUAN

Virus ini merupakan airborne disease yang menyerang organ respirasi,


urogenital, gastrointestinal, nervus opticus, dan sistem saraf pusat

Anak anjing berumur 3-6 bulan lebih rentan terkena infeksi dan mengalami gangguan
yang lebih serius seperti peradangan pada paru-paru (pneumonia), dan peradangan
akut pada otak (encephalitis) jika dibandingkan dengan anjing dewasa.

Anak anjing yang masih menyusui memiliki kemungkinan yang kecil terkena
infeksi CDV karena masih memiliki kekebalan yang didapatkan dari susu
kolostrum selama 8-24 jam pertama setelah kelahiran.

Anjing dewasa memiliki kemungkinan yang kecil untuk


dapat terinfeksi CDV karena kekebalan sudah
terbangun, namun infeksi dapat tetap terjadi dan
biasanya pada anjing usia 7-8 tahun
PENDAHULUAN

Struktur virus canine distemper Gambaran anatomi organ target CDV


Amplop luar mengandung protein hemaglutinin (H) dan
fusion (F), yang terhubung ke nukleokapsid oleh protein
matriks (M), yang merupakan protein paling melimpah di
virion.
EPIDEMIOLOGI

Part 2
EPIDEMIOLOGI

Faktor Resiko
1 Hewan muda lebih rentan daripada dewasa.
Hewan yang tidak divaksin beresiko terinfeksi CDV

Penularan dan Zoonosis


Penularan umum melalui paparan udara dan leleran. Kontak
2 langsung dengan eksudat (konjunctiva dan hidung), urin, feses,
kulit dan muntahan. CDV bukan penyakit zoonosis.
Terkait Kondisi & Gangguan

3 Gejala klinis CDV dapat muncul mirip dengan myositis


idiopatik diseminata, influenza dan Bordetella
bronchiseptica.
EPIDEMIOLOGI
Virus kemudian memasuki
Perjalanan Penyakit aliran darah dan Derajat viremia
ditransportasikan ke sel-sel dan kemampuan
epitel di seluruh tubuh, penyebaran virus
termasuk epitel pernapasan dipengaruhi oleh
dan pencernaan. tingkat kekebalan
yang terdapat pada
Virus akan masuk dan tubuh anjing.
menginfeksi kelenjar
pertahanan sistem Dalam minggu kedua dan ketiga setelah
pernafasan dan infeksi, anjing mulai membentuk zat
berreplikasi. kebal untuk merespon infeksi dan jika
mampu mengatasi virus distemper
Hewan menghirup udara anjing tersebut akan sembuh tanpa
yang sudah terkontaminasi menunjukkan gejala klinis begitupun
virus distemper / oral. sebaliknya.
Dalam 3-6 hari,suhu badan
akan meninggi dan virus
mulai masuk ke dalam
peredaran darah
GEJ ALA KLINIS

Part 3
GEJ ALA KLINIS

Gejala umum : demam yang bersifat transien, biasanya terjadi pada 3-6 hari setelah infeksi. Kenaikan suhu terjdi pada
hari 1-3, diikuti penurunan selama beberapa hari kemudian naik lagi selama 1 minggu atau lebih. Saat awal kejadian
segera akan diikuti dengan leukopenia dan limfopenia. Selanjutnya terjadi netrofilia selama beberapa minggu.

01 02 03 04
Tipe Tipe Tipe Tipe
Pernapasan Pencernaan Kulit Saraf

ataksia, tremor dan paralisa,


adanya demam biasanya muntah, diare dan terjadi hiperkeratosis kekakuan leher, dikuti salivasi dan
disertai gangguan pada hilangnya nafsu (penebalan kulit) dari gerakan mengunyah oleh rahang
saluran pernafasan berupa makan (anoreksia). telapak kaki ("chewing-gum fits"). kemudian
keluarnya leleran hidung ("Hardpad Disease") anjing dapat terjatuh pada salah
yang bersifat encer dan epitelium dari satu sisinya. Pengeluaran urin dan
maupun kental, leleran cuping hidung. feses yang tak terkendali sering
mata, dan batuk. terjadi.
GEJ ALA KLINIS

• Kejadian penyakit yang bersifat sistemik dapat berlangsung


selama 10 hari, namun onset dari gejala syaraf yang muncul dapat
tertunda selama beberapa minggu atau bulan.

• Distemper merupakan penyakit yang fatal karena walaupun


seekor anjing tidak mati, virus distemper akan menyebabkan
kerusakan menetap pada sistem syaraf anjing.

• Kematian dapat terjadi 12-16 hari setelah terinfeksi.


GEJ ALA KLINIS
DIAGNOSA

Part 4
DIAGNOSA

berdasarkan gejala klinis yang


tampak pada anjing dan hasil
pemeriksaan laboratorium
(cek darah dan test kit
distemper).
PENGOBATAN & PENCEGAHAN

Part 5
PENGOBATAN & PENCEGAHAN

 Tidak ada obat spesifik yang dapat  Vaksinasi dan menghindari


digunakan untuk membunuh virus kontak dengan hewan terinfeksi
distemper yang sudah menginfeksi
seekor anjing.

 Tindakan yang dapat dilakukan ialah


untuk mencegah infeksi sekunder,
mengendalikan muntah, diare dan
gejala syaraf yang muncul, menangani
kondis dehidrasi dengan memberikan
cairan infus.

 Anjing yang terinfeksi distemper


harus dijaga supaya tetap hangat,
mendapatkan nutrisi yang cukup serta
dipisahkan dari anjing-anjing lainnya.
T H A N K
Y O U

Anda mungkin juga menyukai