Anda di halaman 1dari 6

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK LIDAH BUAYA ( Aloe vera L.

)
TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA SAYAT PADA
MENCIT JANTAN ( Mus muscullus ) GALUR Swiis
Rini Puspitasari, Sunyoto, Muchson Arrosyid
INTISARI
Lidah buaya ( Aloe vera L.) merupakan tumbuhan yang tidak asing bagi
masyarakat Indonesia. Lidah buaya sering kali digunakan sebagai langkah
pertolongan pertama pada bagian luka terbuka ( luka sayat maupun luka bakar).
Lidah buaya banyak mengandung zat zat aktif yang sangat bermanfaat dalam
mempercepat penyembuhan luka. Karena mengandung antara lain saponin,
flavonoid, tanin dan polifenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa
konsentrasi ekstrak etanol lidah buaya (Aloe vera L.) yang paling efektif dalam
penyembuhan luka sayat pada mencit jantan galur swiss.
Jenis penelitian eksperimental. Variabel yang digunakan adalah variabel
bebas dan variabel terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi
ekstrak lidah buaya. Variabel terikat adalah efektifektifitas penyembuhan luka
sayat pada mencit jantan galur Swiss. Data yang diperoleh dari rata rata
pengukuran panjang luka sayat dari masing masing konsentrasi dianalisis
dengan ANOVA satu jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari konsentrasi 12,5%, 25% dan 50%,
ternyata konsentrasi 50% lebih efektif dalam penyembuhan luka sayat pada
mencit.
Kata Kunci : Efektifitas Ektrak Etanol Lidah Buaya, Luka Sayat, Mencit Jantan

Rini Puspitasari, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten

CERATA Journal Of Pharmacy Science


Rini Pupitasari, dkk., Uji Efektifitas Ekstrak Lidah Buaya

PENDAHULUAN
Luka merupakan rusaknya sebagian dari jaringan tubuh. Luka sering kali
terjadi dalam aktivitas sehari hari. Berdasarkan penyebabnya, luka dapat dibagi
atas luka karena zat kimia, luka termis, dan luka mekanis. Pada luka mekanis,
biasanya luka yang terjadi bervariasi bentuk dan dalamnya sesuai dengan benda
yang mengenai.
Luka sayat adalah luka yang disebabkan oleh objek yang tajam, biasanya
mencakup seluruh luka akibat benda benda seperti pisau, pedang, silet, kaca, dan
kampak tajam. Masyarakat Indonesia sudah sejak zaman dahulu mengenal dan
memanfaatkan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya dalam
penanggulangan masalah kesehatan yang dihadapi, jauh sebelum pelayanan
kesehatan formal dengan obat-obatan modern. Pemeliharaan dan pengembangan
pengobatan tradisional sebagai warisan budaya bangsa terus ditingkatkan dan
didorong pengembangannya melalui penggalian,pengujian dan penemuan obatobat baru, termasuk budidaya tanaman yang secara medis dapat
dipertanggungjawabkan.
Lidah buaya ( Aloe vera L.) merupakan tumbuhan yang tidak asing bagi
masyarakat Indonesia. Dibeberapa negara, lidah buaya sering kali digunakan
sebagai langkah pertolongan pertama pada bagian luka terbuka ( luka sayat
maupun luka bakar ). Lidah buaya banyak mengandung zat zat aktif yang sangat
bermanfaat dalam mempercepat penyembuhan luka. Karena mengandung antara
lain saponin, flavonoid, tanin dan polifenol.
Saponin ini mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif
untuk menyembuhkan luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai
pencegahan terhadap infeksi luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat
luka bakar. Flavonoid dan polifenol mempunyai aktivitas sebagai antiseptik
(Harboene, 1987 ). Lidah buaya menstimulasi faktor pertumbuhan epidermis,
meningkatkan fungsi fibroblas dan pembentukan pembuluh baru sehingga dapat
mempercepat penyembuhan dan penutupan luka. Menurut Rohmawati (2008)
ekstrak lidah buaya dapat menyembuhkan luka pada hewan coba.
Berdasarkan uraian diatas, pada penelitian ini membuktikan khasiat Aloe
vera L. dalam bentuk ekstrak digunakan sebagai penyembuh luka sayat.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Penelitian
eksperimental adalah penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan yang
bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul akibat dari adanya
perlakuan tertentu.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel bebas :
Konsentrasi ekstrak lidah buaya, Variabel terikat : Efektifitas ekstrak lidah buaya
terhadap penyembuhan luka sayat. Populasi dalam penilitian ini adalah mencit
jantan yang telah diadaptasi selama 2 hari sebelum perlakuan. Sampel dalam
penelitian ini adalah mencit jantan galur swiss yang berumur 3 bulan sebanyak 9
ekor di ambil di Gedangan, Grogol, Sukoharjo dengan berat 20 30 gram.

CERATA Journal Of Pharmacy Science


Rini Puspitasari, dkk., Uji Efektifitas Ekstrak Lidah Buaya

Pembuatan ekstrak lidah buaya metode Maserasi dilakukan dengan


memasukkan 1000 gram lidah buaya ( Aloe vera L.) segar yang telah diblender,
tambahkan 7000 ml etanol 70% dibiarkan selama 3-5 hari sambil diaduk berulang
ulang, ekstrak disaring dengan kertas saring, kemudian diuapkan menggunakan
cawan porselin diatas penangas air sampai terbentuk ekstrak kental.
Uji Efektifitas Penyembuhan luka sayat ( Endah, 2011 ) :
a. Sebelum dilakukan perlakuan, mencit diadaptasi selama 2 hari
b. Bulu disekitar punggung dicukur dan kulit diolesi dengan alkohol.
c. Perlakuan dilakukan pada punggung mencit dengan membuat sayatan
dengan panjang 1 cm menggunakan silet tajam.
d. Ambil ekstrak lidah buaya secukupnya dengan kadar konsentrasi yang
berbeda yaitu 12,5%, 25%, 50% yang diambil dari penilitian sebelumnya.
e. Kemudian ekstrak dioleskan pada bagian tubuh yang mengalami luka.
f. Pemberian ekstrak dilakukan dengan cara mengoleskannya dibagian luka
pada mencit setiap harinya setelah perlakuan.
g. Hasil yang diperoleh diamati dengan cara melihat panjang luka sayat yang
telah diberi berbagai konsentrasi ekstrak lidah buaya.
HASIL PENELITIAN
1. Determinasi tanaman lidah buaya ( Aloe vera L)
Tanaman lidah buaya ( Aloe vera L.) yang diperoleh dari pekarangan rumah
Pak Yanto di Gondang, Trasan, Juwiring, Klaten. Kemudian dilakukan
deterninasi tanaman lidah buaya ( Aloe vera L.) di Laboratorium Biologi
Universitas Setia Budi. Berdasarkan dari hasil determinasi sampel yang
dilakukan di Universitas Setia Budi, bahwa sampel tersebut adalah Aloe vera
L. Dengan hasil sebagai berikut :
- 1b 2b 3b 4b 12b 13b 14b - 17b - 18b - 19b - 20b - 21b 22b
- 23b - 24b - 25b 26b 27a
- 28b 29b 30b - 31a - 32a - 33a - 34a - 35b - 37b - 38b - 39b - 41b
42b - 44b - 25b - 46e - 50b
- 54b - 56b - 57a - 58b - 59d - 72b - 74a - 75b - 76a - 77a - 78a - 79b
- 80a - 81b - 86a - 87a
- 88b - 89b - 91a - 92b - 93b - 94a.210. Liliaceae. 1a 2b 3b 6a 7a
- 10. Aloe. 1a 2b. Aloe barbadensis Mill.
2. Panjang luka sayat
Tabel 4.1. Panjang penyembuhan luka sayat pada mencit
Panjang penyembuhan luka sayat
Konsentrasi Mencit
Hari ke ( dalam cm )
ke
0
1 2
3
4
5
6
7
1

2
3

0
0

0,3

0,3

0,5

0,6

0,7

0 0,1 0,1
0,1 0,1 0,3

0,3
0,4

0,5
0,5

0,6
0,5

0,7
0,7
0,7

12,5%
x

CERATA Journal Of Pharmacy Science


Rini Pupitasari, dkk., Uji Efektifitas Ekstrak Lidah Buaya

0,1 0,1 0,3

0,3

0,6

0,7

0,9

2
3

0
0

0 0,2 0,2
0,1 0,1 0,2

0,4
0,2

0,6
0,4

0,6
0,6

0 0,1 0,4

0,6

0,6

0,8

0,8
0,8
0,83
1

2
3

0
0

0,1 0,1 0,4


0,1 0,1 0,3

0,6
0,5

0,8
0,5

1
0,8

25 %
x

50%
x

1
1
1

Dari hasil pengukuran panjang luka sayat pada setiap mencit yang
dilakukan setiap hari pada waktu yang sama didapatkan bahwa kelompok
yang diberi konsentrasi 50 % memberikan hasil penyembuhan yang baik
karena luka sayat sepanjang 1 cm dapat menutup sempurna.
Data dari hasil penelitian pada tabel di atas kemudian dianalisis dengan
uji One Way ANOVA dengan program Statistical Product and Service
Solution (SPSS). Uji di awali dengan uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov Smirnov dari data rata- rata panjang luka sayat pada masing
masing mencit dan data tersebut terdistribusi normal dengan nilai signifikansi
lebih besar dari 0,05 ( 0,638 >0,05 ). Kemudian dilanjutkan uji homogenitas
menggunakan uji Levene. Setelah uji Levene, kemudian dilanjutkan dengan
uji ANOVA untuk mengetahui perbedaan dari masing masing konsentrasi
dan dilanjutkan dengan uji Tukey. Hasil dari uji Tukey menunjukkan adanya
perbedaan dari ketiga konsentrasi tersebut.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui berapa persen konsentrasi
ekstrak lidah buaya yang paling efektif terhadap penyembuhan luka sayat. Lidah
buaya mengandung antara lain saponin, flavonoid, tanin dan polifenol (Hutapea,
2000). Kandungan Saponin ini mempunyai kemampuan sebagai pembersih
sehingga efektif untuk menyembuhakan luka terbuka, sedangkan flavonoid
mempunyai aktivitas sebagai antiseptik ( Harborne, 1987 ). Selain itu, tanin dan
polifenol juga mempunyai daya antiseptik. Penelitian dilakukan dengan
mengambil tanaman lidah buaya di pekarangan rumah Pak Yanto kemudian
dideterminasi di Laboratorium Universitas Setia Budi untuk membuktikan bahwa
tanaman tersebut benar benar tanaman lidah buaya.
Pembuatan ekstrak lidah buaya dilakukan di laboratorium Stikes
Muhammadiyah Klaten menggunakan metode maserasi, karena pengerjaan dan
peralatan yang digunakan sederhana dan mudah diusahakan. Lidah buaya
dipotong potong kemudian diblender agar mudah larut dalam larutan penyari.
Kemudian dimasukkan dalam botol cokelat, ditambahkan etanol 70% dan di
diamkan selama 3 hari. Pemililan larutan etanol 70% karena etanol 70% karena
lebih selektif, kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak
beracun, netral, absorbsi baik, etanol dapat bercampur dengan air pada segala
perbandingan, panas untuk pemekatan sedikit (Anonim, 1986). Etanol (70%

CERATA Journal Of Pharmacy Science


Rini Puspitasari, dkk., Uji Efektifitas Ekstrak Lidah Buaya

volume) sangat efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal
(Voigt, 1995). Saring dan uapkan diatas waterbat dengan cawan porselin sampai
terbentuk ekstrak kental. Setelah terbentuk ekstrak kental. Hasil yang didapat
adalah ekstrak lidah buaya berwarna kecoklatan, berbentuk ekstrak kental dan
berasa pahit. Kemudian dilakukan uji efektifitas ekstrak lidah buaya pada mencit.
Sebelum dilakukan perlakuan, mencit diadaptasi selama 2 hari agar dapat
beradaptasi di lingkungan yang baru. Kemudian bulu disekitar punggung dicukur
dan kulit diolesi dengan alkohol. Perlakuan dilakukan pada punggung mencit
dengan membuat sayatan dengan panjang 1 cm menggunakan silet tajam.
Oleskan ekstrak lidah buaya dengan konsentrasi yang berbeda. Hasil yang
diperoleh diamati dengan cara melihat panjang luka sayat yang telah diberi
berbagai konsentrasi ekstrak lidah buaya dari hari ke 1 sampai hari ke 7. Dilihat
dari rata - rata dan percepatan penyembuhan luka sayat hasil yang diperoleh
bahwa pada konsentrasi 50 % lebih cepat dalam penyembuhan luka sayat
dibandingkan dengan konsentrasi 12,5% dan 25%. Hal ini mungkin dikarenakan
kebersihan lingkungan, tidak terjadi infeksi dan tidak adanya benda asing yang
masuk ketika proses penyembuhan berlangsung. Penyembuhan luka dapat
terganggu oleh pengaruh setempat seperti infeksi, hematom, benda asing, serta
jaringan mati seperti sekuester dan nekrosis sangat menghambat penyembuhan
luka (Syamsuhidayat dan Jong, 1997).
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
1. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa rata rata panjang
penyembuhan luka sayat pada konsentrasi 12,5 % adalah 0,7 cm,
konsentrasi 25 % adalah 0,83 cm dan konsentrasi 50 % adalah 1 cm.
2. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi 50 % lebih cepat dalam
penyembuhan luka sayat.
b. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode dan bentuk
sediaan yang lain agar kandungan kimia yang terdapat dalam lidah buaya
(Aloe vera L.) dapat digunakan sebagai obat penyembuh luka sayat.

CERATA Journal Of Pharmacy Science


Rini Pupitasari, dkk., Uji Efektifitas Ekstrak Lidah Buaya

DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 1995, Ilmu Meracik Obat, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Anonim, 1986. Sediaan Galenik, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Anonim, 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V, Direktorat Jendral Pengawas
Makanan ( Dirjen POM). Departemen Kesehatan Republuk Indonesia, Jakarta.
Anonim, 2000. Parameter Standart Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan
Pertama, Departemen Kesehatan Republik Indonesia , Jakarta.
Endah, 2011. Penyembuhan Luka Terhadap Ekstrak Tanaman Obat,
( http:/www.penyembuhan-luka-terhadap-ekstrak ). 18 Agustus 2011.
Jam 06.58 WIB.
Harbone, J. B., 1987. Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisis
Tumbuhan, diterjemahkan oleh Padmawinata k, dan Sudiro i., Terbitan kedua,
ITB, Bandung.
Hariana, A., 2007. Tumbuhan Obat dan Khasiatnya, Penerbit Swadaya, Jakarta.
Hermani dan Raharjo., 2006. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Penerbit Swadaya,
Jakarta.
Hutapea, J. R., 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia. Edisi I, Bhakti Husada,
Jakarta.
Nur Atik, Januarsih Iwan A.R., 2009. Perbedaan Efek Pemberian Topikal Gel Lidah
Buaya Dengan Solusio Pavidone Iodine Terhadap Penyembuhan Luka Sayat
Pada Kulit Mencit ( Mus musculus), Fakultas Kedokteran, Unifersitas Padjajaran
Bandung, Bandung.
Robinson, Trevor., 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, ITB, Bandung.
Rohmawati, N., 2008. Efek Penyembuhan Luka Bakar Dalam Sediaan Gel Ekstrak
Etanol 70% Daun Lidah Buaya ( Aloe vera L.) Pada Kulit Punggung Kelinci New
Zeland, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Robbers, Tyler V.E., L.R., 1996. Pharmacognosy, Nint Edition, Lea & Febiger,
Phinaldelpia.
Sudarsono, Pidjorianto, A., Gunawan, D., Wahyuono, S., Donatus, L A., Drajat, M.,
Wibowo, S., dan Ngatiman., 1996. Tumbuhan Obat, Pusat Penelitian Obat
Tradisional Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Sjamsuhidayat R, Wim de Jong., 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. EGC, Jakarta.
Voigh, R., 1995. Buku Pelajaran Tegnologi Farmasi, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai