Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN PENYAKIT ASMA

KELOMPOK 1
DOSEN PENGAMPUH
Ns EVA MARVIA M.M ASRI WATI SARIFUDIN
I WAYAN GEDE SANJAYA
WAHYUNI
ASMA B.Yunani Asthma

- Sulit bernapas
- Penyakit inflamasi pada saluran
pernapasan

Gejala:
o Wheezing/mengi ASMA dibagi menjadi 2 bagian
o Batuk • ASMA EKSTRINSIK ( disebabkan oleh
o Sesak napas alergen seperti serbuk bunga, tanaman,
pohon, debu luar/dalam rumah, jamur,
Bervariasi lama dan intensitasnya lebih hingga zat/bahan makanan)
parah pada saat malam atau pagi hari • ASMA INTRINSIK (disebabkan oleh stres,
infeksi, dan kondisi lingkungan seperti
• Ritme Srikardian cuaca, kelembaban dan suhu udara, polusi
• Posisi berbaring udara, dan juga oleh aktivitas olahraga
• Perubahan suhu
yang berlebihan)
Penyebab Asma
Menurut The Lung Association of Canada, ada
dua faktor yang menjadi pencetus asma,yaitu:

Trigger & Inducer

Trigger/pemicu
Inducer/penyebab
 Debu, serbuk
 Sari, bulu  Ingestan(makanan dan obat-
 Binatang obatan
 perubahan cuaca  inhalan (tepung sari (serbuk)
 suhu udara bunga, tungau, serpih dan
 polusi udara
kotoran binatang, serta jamur)
 asap rokok
 infeksi saluran pernafasan
 gangguan emosi
 olahraga yang berlebihan
Pathway Asma

Alergen

Debu, bulu,binatang Sesak napas

Infeksi saluran napas atas Pemasukan o2 menurun


Batuk lendir
Respon berlebihan pada bronkus hiperventilasi
Mengi
dispnea
Penyempitan saluran Reaksi inflamasi didinding bronkus
napas Pola napas tidak teratur
Sekresi mukus(lendir)
Sekret keluar dari Dx: pola napas tidak efektif
trakea Edema

Dx: bersihan jalan napas Bronkospasme menurun


tidak efektif
Asma bronkial
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN PENYAKIT ASMA
NO Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil (NOC) Intervensi (NIC)

1 pola napas tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen pola napas
ansietas,nyeri,keletihan,keletiha
selama 3 x 24jam diharapkan dengan kriteria Observasi
n otot pernapasan ,obesitas d.d
pola napas abnormal , hasil:
 Monitor pola napas(frekuensi, kedalaman,usaha napas)
penurunan kapasitas  Monitor bunyi napas
vital,dispnea,takipnea,penggun NOC :
tambahan(mis,gurgling,mengi,wheezing,ronkhi kering)
aan otot bantu pernapasan  Monitor sputum (jumlah, warna,aroma)
Pola napas
Terapeautik
 Ventilasi semenit meningkat
 Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
 Kapasitas vital meningkat
chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
 Tekanan ekspirasi meningkat  Posisikan semi fowler-fowler
 Tekanan inspirasi meningkat  Berikan minuman hangat
 Dispnea menurun  Lakukan fisioterapi dada , jika perlu
 Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
 Frekuensi napas pasien membaik
 Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
 Kedalaman napas membaik  Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep MaGill
 Berikan oksigen ,jika perlu

Edukasi

 Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi


 Ajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika


perlu
Forcep Magiil
Bersihan jalan napas tidak efektif
b.d Latihan batuk efektif Observasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x
mukus berlebihan,sekresi yang 24jam diharapkan dengan kriteria hasil:  Identifikasi kemampuan batuk
tertahan, perokok pasif,perokok  Monitor adanya retensi sputum
Bersihan jalan napas  Monitor tanda dan gejala infeksi saluran napas
,benda asing dalam jalan napas d.d  Monitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan
tidak ada batuk, perubahan pola napas, karakteristik)
NOC :
perubahan frekuensi napas,dispnea. Terapeutik
 Batuk efektif meningkat
 Produksi sputum menurun  Atur posisi semi-fowler atau fowler
 Mengi menurun  Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
 Buang sekret pada tempat sputum
 Wheezing menurun
Edukasi
 Dispnea menurun  Jelaskan tujuan dan prosedure batuk efektif
 Gelisah menurun  Anjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4
 Frekuensi pola napas membaik detik,ditahan selama 2 detik ,kemudia keluarkan dari mulut
dengan bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
 Anjurkan mengulang tarik napas dalam hingga 3 kali
 Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas
dalam yang ke-3
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran,jika perlu
IMPLEMENTASI
No Diagnosa keperawatan Implementasi keperawatan Evaluasi
1 Pola napas tidak efektif Manajemen pola napas S: pasien mengatakan dispnea nya mulai menurun , frekuensi napasnya
mulai membaik, klien mengatakan tarikan napas dalam mulai membaik
Observasi
O: Pasien terlihat membaik pada saat beraktivitas, pasien tidak lagi
 Memonitor pola napas(frekuensi, kedalaman,usaha napas)
mengalami dispea
 Memonitor bunyi napas tambahan(mis,gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
kering) A: dari pernyataan diaatas dapat disimpulkan bahwa masalah teratasi
 Meonitor sputum (jumlah, warna,aroma)
P: untuk hasil yang lebih baik,sebaiknya kita melanjutkan intervensinya agar
Terapeautik pasien merasa jauh lebih baik dalam beraktifitas

 Memposisikan semi fowler-fowler


 Memberikan minuman hangat
 Melakukan fisioterapi dada , jika perlu
 Melakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
 Memberikan oksigen ,jika perlu

Edukasi

 Menganjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi


 Mengajarkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

 Berkolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika


perlu
2 Bersihan jalan napas tidak efektif Latihan batuk efektif Observasi S: Pasien mengatakan frekuensi napasnya mulai membaik, pasien
juga mengatakan sudah bisa melakukan batuk efektif, dan keluarga
 Mengdentifikasi kemampuan batuk
pasien juga mengatakan suara tambahan sudah mulai berkurang
 Memonitor adanya retensi sputum
 Memonitor tanda dan gejala infeksi saluran napas O: pasien tidak lagi terlihat kesulitan untuk mengeluarkan dahak ,
 Memonitor input dan output cairan (mis. Jumlah dan karakteristik) sputum yang dikeluarkan pasien mulai menurun. Disaat yang
bersamaan suara tambahan seperti wheezing, mengi tidak lagi
terdengar
Terapeutik
A: berdasrkan hasil objektif dan subjektif maslah yang dialami
 Mengatur posisi semi-fowler atau fowler
pasien teratasi sebagian
 Memasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien
 Membuang sekret pada tempat sputum P: Berdasarkan data diatas intervensi tetap dilakukan agara
Edukasi kondisi pasien jauh lebih membaik
 Menjelaskan tujuan dan prosedure batuk efektif
 Menganjurkan tarik napas dalam melalui hidung selama 4
detik,ditahan selama 2 detik , kemudia keluarkan dari mulut dengan
bibir mencucu (dibulatkan) selama 8 detik
 Menganjurkan mengulang tarik napas dalam hingga 3 kali
 Menganjurkan batuk dengan kuat langsung setelah tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi
 Berkolaborasi pemberian mukolitik atau ekspektoran,jika perlu
Thanks for your attention

Anda mungkin juga menyukai