Anda di halaman 1dari 23

Gio Alpri Naldi

Al – Qardh
M. Hafidz Al Farizi
(Hutang Piutang)
*gambar hanya pemanis

Pengertian

Qardh secara etimologi merupakan bentuk masdar dari qaradha asy-syai’-


yaqridhuhu, yang berarti dia memutuskanya. Pendapat lain secara etimologi
al-qardh berarti al qoth (terputus). Harta yang di hutangkan kepada pihak
lain dinamakan qardh karena ia terputus dari pemiliknya.

Adapun qardh secara terminologis adalah memberikan harta kepada orang


yang akan memanfaatkannya dan mengembalikan gantinya dikemudian hari.
Pengertian Menurut 4 Mazhab
• Menurut Ulama Hanafiyah
Qaradh adalah suatu perjanjian
yang khusus untuk menyerahkan
harta (mal mitsil) kepada orang
lain untuk kemudian dikembalikan
persis seperti yang diterimanya.
• Menurut Ulama Syafi’iyah
Qardh dalam istilah syara’
diartikan dengan sesuatu yang
diberikan kepada orang lain (yang
pada suatu saat harus
dikembalikan).
• Menurut Ulama Hanbaliyah
Qardh adalah memberikan harta
kepada orang yang
memanfaatkannya dan kemudian
mengembalikan penggantiannya.
• Menurut Ulama Malikiyyah
Qardh adalah pembayaran dari
sesuatu yang berharga untuk
pembayaran kembali tidak
berbeda atau setimpal.
Dalil

• Q.S Al – Baqarah : 245


Yang artinya : “Siapakah yang mau memberi pinjaman
kepada allah pinjaman yang baik (menafkahkan harta
di jalan allah), maka allah akan melipatgandakan
pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak.”
• Q.S Al – Hadid : 11
Yang artinya : “Siapakah yang mau meminjamkan
kepada Allah pinjaman yang baik, Allah akan
melipatgandakan (balasan) pinjaman itu untuknya dan
dia akan memperoleh pahala yang banyak.”
• Al – Hadist
Dari Ibn Mas’ud bahwa Rasulullah SAW, bersabda,
“tidak ada seorang muslim yang menukarkan kepada
seorang muslim qarad dua kali, maka seperti sedekah
sekali.” (HR. Ibn Majah dan Ibn Hibban).
Rukun Qardh
Peminjam
(Muqtaridh)

Pemberi
Ijab Qabul
Pinjaman
(Sighat)
(Muqridh)

Barang yg
dipinjam
(Muqtaradh)
Karakteristik Qardh
• Qardh dimiliki dengan serah
terima, ketika
ia telah diterima oleh muqtaridh
maka telah menjadi miliknya dan
berada dalam tanggung jawabnya.
• Al Qardh biasanya dalam batas
waktu tertentu, namun jika tempo
pembayarannya diberikan maka
akan lebih baik, karena lebih
memudahkan kedua belah pihak.
lanjutan
• Jika barang asli yang dipinjamkan masih ada seperti
semula maka harus dikembalikan dan jika telah
berubah maka dikembalikan semisalnya
atau seharganya.
• Segala persyaratan
yang mengambil keuntungan apapun bagi muqridh
dalam qardh, termasuk dari macam riba.
Syarat Qardh

• Syarat bagi pemberi hutang


Fuqaha’ sepakat bahwa syarat bagi pemberi hutang
adalah termasuk ahli tabarru’ (orang yang boleh
memberikan derma), yakni merdeka, baligh, berakal
shat, dan pandai (rasyid, dapat membedakan yang baik
dan yang buruk).
• Syarat bagi penghutang
Kalangan Ahnaf mensyaratkan penghutangkan
mempunyai ahliyah at-tasharrufat (kelayakan
memberikan harta) secara lisan, yakni merdeka, baligh,
dan berakal sehat.
• Syarat harta yang dihutangkan
a. Harta yang dihutangkan berupa harta yang ada padanannya.
b. Pendapat kalangan Mazhab Hanafiyyah dan Hanbaliyah, harta
yang dihutangkan disyaratkan berupa benda, tidak sah
menghutangkan manfaat (jasa). Berbeda dengan kalangan
Syafi’iyyah dan Malikiyyah, mereka membolehkan
menghutangkan manfaat (jasa) yang dapat dijelaskan dengan sifat
(Salam).
c. Harta yang dihutangkan diketahui kadarnya dan sifatnya (jelas).
Waktu dan Tempat Pengembalian
• Tempat
Para ulama empat mazhab telah
sepakat bahwa pengembalian barang
pinjaman hendaknya di tempat
dimana akad qardh itu dilaksanakan.
Dan boleh juga di tempat mana saja,
apabila tidak membutuhkan biaya
kendaraan, bekal dan terdapat
jaminan keamanan.
• Waktu
Menurut ulama selain Malikiyah, waktu
pengembalian harta pengganti adalah
kapan saja terserah kehendak si pemberi
pinjaman, setelah peminjam menerima
pinjamannya.

Menurut ulama Malikiyah, waktu


pengembalian itu adalah ketika sampai
pada batas waktu pembayaran yang sudah
ditentukan diawal.
Al – Qardh dalam Perbankan Syariah
Syarat atau Rukunnya
• Bank (pihak yang menyediakan
uang)
• Nasabah (pihak yang meminjam
uang)
• Proyeksi usaha (tujuan dalam
mengadakan perikatan qardh)
Ketentuan Qardh dalam Bank Syariah (Fatwa DSN no.
19/DSN-MUI/IV/2001)
• AlQardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah(muqtar
idh) yang memerlukan.
• Nasabah Al-Qardh wajib mengembalikan jumlah pokok yang
diterima pada waktu yang telah disepakati bersama.
• Biaya administrasi dibebankan kepada nasabah.
• Lembaga Keuangan Syariah dapat meminta jaminan kepada
nasabah bilamana dipandang perlu.
• Nasabah Al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan)
senang sukarela kepada Lembaga Keuangan Syariah selama tidak
diperjanjikan diawal.
• Jika nasabah tidak dapat mengembalikan sebagian atau seluruhke
wajibanya pada saat yang telah disepakati dan Lembaga
Keuangan Syariah telah memastika ketidak mampunya Lembaga
Keuangan Syariah
dapat: Memperpanjang jangka waktu pengembalian atau
menghapus sebagian atau seluruh kewajibannya.
Hikmah dari Al – Qardh
• Memudahkan kehidupan manusia.
• Belas kasih dan kasih sayang
terhadap sesama.
• Perbuatan yang membuka lebar-
lebar (menguraikan) kesulitan
yang seseorang hadapi.
• Mendatangkan kemaslahatan bagi
mereka yang berhutang.
thanks for ur
attention

Anda mungkin juga menyukai