• Karangmumus (1)
– Mumus: sebutan sayang untuk anak laki-laki
– Karang: gundukan di tepi atau tengah sungai
– Karangmumus: karangan tempat anak laki-laki bermain-main
• Karangmumus (2)
– Gumus: semacam buah jambu air
– Daerah sedimen DAS Karangmumus banyak ditumbuhi Gumus
• Karangmumus (3)
– Muara sungai (anak sungai Mahakam) banyak ditinggali buaya
– Konon, batu (karang) jatuh pun akan diperebutkan para buaya
– Karangmumus: batu (karang) yang jatuh (mumus)
http://ceritakota.info/2016/05/namaku-karang-mumus.htm
Batas Administrasi Pemerintahan
• Sungai
Mahakam
– Kabupaten
Mahakam Ulu
– Kabupaten Kutai
Barat
– Kabupaten Kutai
Timur
– Kabupaten Kutai
Kartanegara
– Kota Samarinda
Luas (DAS, Sub-DAS dst.)
Bentuk (Memanjang, Membulat, Paralel dll)
Bagian (Hulu, Tengah, Hilir)
Horizon O Horizon O O1
• Horizon organik di atas lapisan tanah
mineral
O1 dan O2 O2
Horizon A Horison A A1
• Horizon campuran bahan organik dan
mineral, mengalami pencucian
A1, A2 dan A3 A2
Horizon B
Horison B A3
• Horizon penimbunan dari bahan yang
tercuci di atasnya B1, B2 dan B3 B1
Horizon C B2
• Horizon lapisan batuan induk yang Horison C B3
sedikit terlapuk
Horizon D atau R C
• Horizon lapisan batuan keras yang Horison D atau R R
belum terlapuk
Tengah
<50% wilayah kelerengan <8%
Konservasi tanah, pengendalian banjir
Transisi curah hujan ke air tanah
Hilir
>70% wilayah kelerengan <8%
Pengendalian banjir dan drainase
Karakteristik Morfometri DAS
Luasan DAS
Membulat (circular/radial/membulat)
Paralel (sejajar)
Faculty of Forestry Mulawarman University (FoF-UNMUL)
Jaringan Sungai
Pola aliran/susunan sungai merupakan karakteristik fisik
setiap DAS yang penting karena mempengaruhi efisiensi
sistem drainase dan karakteristik hidrografis serta kondisi
tanah terkait tenaga erosi;
Metode kuantitatif untuk mengklasifikasikan sungai dalam
DAS adalah pemberian orde sungai dan cabang-cabang
sungai secara sistematis;
Sungai-sungai di bagian hulu mendapat skala terkecil,
pertemuan sungai dengan orde sama, maka terjadi
kenaikan orde, pertemuan sungai dengan orde yang
berbeda tidak terjadi kenaikan orde.
Dd = Ln / A km/km2
Dd = Kerapatan aliran (km/km2)
Ln = Panjang sungai (km)
A = Luas DAS (km2)
LYNSLEY (1975) menyatakan bahwa jika nilai kepadatan aliran lebih kecil dari 1 mile/ mile2
(0,62 Km/ Km2), DAS akan mengalami penggenangan, sedangkan jika nilai kerapatan aliran
lebih besar dari 5 mile/ mile2 ( 3,10 Km/ Km2), DAS sering mengalami kekeringan
• Dimana
– Su: Kemiringan Dasar Sungai (%)
– H85: Ketinggian pada 0.85 thd Panjang Sungai Induk
– H10: Ketinggian pada 0.85 thd Panjang Sungai Induk
– Lb: Panjang Sungai Induk
• Median Elevasi
Morfometri Daerah Aliran Sungai
Aspek Panjang Alur Sungai (Li, Lca, Ls, Lg)
Secara Kualitatif
Erosi permukaan dapat diestimasi berdasarkan kenampakan seperti
adanya bekas-bekas percikan material tanah (splash erosion), aliran
lembaran yang bergerak perlahan di permukaan (sheet erosion), alur-alur
kecil hasil goresan aliran limpasan permukaan (rill erosion), parit-parit kecil
hasil perkembangan dari alur-alur permukaan (gully erosion), pemunculan
batang pohon dan akar-akarnya, gundukan tanah di bawah tanaman
pohon/kayu, dan lainnya
A = RxKxLxSxCxP
A = Erosi permukaan (ton/ha/tahun),
R = Faktor erosivitas hujan,
K = Faktor erodibilitas tanah,
L = Faktor panjang lereng,
S = Faktor kelerengan lahan,
C = Faktor tanaman
P = Faktor manajemen lahan
GE = A + (25% x A)
GE = Erosi total sungai (Gross Erosion) (ton/ha/th) atau (mm/tahun)
A = Erosi permukaan (Metode USLE) (ton/ha/th)