Disusun Oleh :
Muhammad Rizal
Agus Prayitno
Andi Dedi Arisya Ningrat
Wahyu Rifaldi
Sunaryo
Semi Patiung
Rizky Kurniawan
Angga Saputra
Magnet
Magnet merupakan suatu logam yang
dapat menarik besi, dan selalu memiliiki
dua kutub yaitu kutub selatan dan kutub
utara. Dimana arah medan magnet disetiap
titik bersumber dari kutub utara menuju ke
selatan dan mengarah dari kutub selatan ke
kutub utara didalam magnet.
Jenis-Jenis Magnet
Ada 2 jenis Magnet, yaitu :
a. Magnet Alami
Magnet Alami Merupakan bahan-bahan logam
tertentu yang jika di magnetisasi maka bahan logam
tersebut akan mampu mempertahankan sifat magnetnya
dalam jangka waktu yang lama ( permanen).
b. Elektromagnet
Merupakan magnet yang terbuat dari bahan
ferromagnetik yang jika diberikan arus listrik maka
bahan tersebut akan menjadi magnet, tetapi jika
pemberian arus listrik di hentikan, maka sifat magnet
pada bahan tersebut akan hilang.
Magnetic Perticle Test
b. Magnetisasi Yoke
Magnetisasi dengan menggunakan yoke. Dengan cara ujung kaki yoke ditempelkan pada
material yang akan dimagnetisasi.
c. Magnetisasi sirkular
Magnetik sirkular terdiri dari :
1). Magnetik tak langsung, arus listrik di alirkan ke konduktor sentral. Medan
magnet mengenai bahan dan benda yang dilingkupinya.
2). Magnetisasi langsung, arus listrik di alirkan pada bahan yang akan
dimagnetisasi.
3). Prod, magnetisasi dengan cara material ferromagnetic dililiti dengan logam
tembaga kemudian dialiri arus listrik.
Proses Dalam Magnetic Perticle Test
2. Metode Demagnetisasi
Demagnetisasi adalah penghilangan
magnet sisa pada benda uji setelah dilakukan
pengujian. Tujuan dilakukan demagnetisasi
adalah agar setelah pengujian benda yang di uji
tidak mengganggu atau mempengaruhi proses
berikutnya. Demagnetisasi dapat dilakukan
menggunakan arus AC atau DC.
Klafsifikasi metode MPI
1. Magnetik Particle Inspection Dry Visible
Partikel magnetik yang digunakan berupa bubuk kering. Metoda ini digunakan
pada permukaan benda uji yang kasar. Suhu kerja yang baik yaitu pada suhu kamar 10°C
hingga 55°C, metoda ini juga masih dapat dilakukan pada suhu tinggi asalkan benda uji
masih berwujud padat. Metoda ini tidak cocok dilakukan pada suhu dingin karena serbuk
ferromagnetic akan lengket terkena embun. Warna partiker ferromagnetik yang dipilih
harus kontras terhadap benda uji. Terdapat 2 jenis pertikel, yaitu Pertikel halus dan kasar.
Partikel halus adalah pertikel yang ukurannya sekitar 50 mm (0,002 inci), dan sekitar tiga
kali lebih kecill serta 20 kali lebih ringan dari partikel kasar (150 mm atau 0.006 inci).
2. Magnetic Test Wet Visible
Partikel magnetik yang digunakan dalam bentuk suspensi
basah. Metoda ini menggunakan media berupa Air atau Minyak.
Metoda basah biasa digunakan pada permukaan benda uji yang
halus. Metoda ini cocok digunakan pada suhu dingin dan batas
maksimalnya adalah tidak boleh lebih dari batas akhir temperatur
kamar, yaitu 55°C karena suspensi akan mengalami penguapan
jika suhu terlalu panas.
ANALISA
Dari hasil pengujian menggunakan metode Magnetic Particle
Test, dilakukan pengujian pada spesimen benda uji dengan
spesifikasi s
eperti disebutkan di atas.
Saat melakukan proses uji, banyak ditemukan indikasi pada
benda kerja dengan jenis indikasi linear. Dari sekian banyak
indikasi pada benda kerja, ukuran/pajang masing masing
indikasi linear lebih dari 1,5 mm. Maka dari itu, sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan ASME Section V tentang Magnetic
particle dimana indikasi linear yang panjangnya melebihi 1/16
Inchi (1,5mm), maka benda uji dinyatakan reject
KESIMPULAN
Setelah diidentifikasi, banyak di temukan
indikasi permukaan diantaranya indikasi linear
relevan. Didalam code dijelaskan bahwa tidak
boleh ada indikasi linear relevan pada produk
dengan penyambungan Las. jadi, material yang
di uji dengan Magnetic particle test dinyatakan
reject, hal ini dikarenakan ada linear indication
relevan pada weld metal dan itu tidak di
perbolehkan sesuai dengan peraturan yang di
tentukan.