Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM AC

Disusun oleh:

Angga Saputra NIM. 156410

Andi Dedi Aris Y NIM. 15641025

Fadhilah Arkam NIM. 0021509

Sunaryo NIM. 156410

Semy Patiung NIM. 156410

Rizky Kurniawan NIM. 156410

Wahyu Rifaldi NIM. 15641026

Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Politeknik Negeri Samarinda

2017
Kata pengantar .....................
Daftar isi ......................................................................................................ii
Bab I pendahuluan .......................................................................................1
A. Latar belakang ........................................................................................
A. Pengertian Sistem Pendingin dan Air Conditioner

Sistem pendingin adalah suatu rangkaian proses dimana out put yang dihasilkan dapat
membuat kondisi udara berubah menjadi dingin. Sistem pendingin ini banyak diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari misalnya penggunaan AC, pembuatan es, pengkondisisan
udara dalam mobil, dll. Pada sistem pendingin terdapat serangkaian proses kerja yang
saling berhubungan dan saling berkaitan, disini akan dibahas mengenai sistem pendingin
pada AC. Air Conditioner Merupakan sebuah alat yang mampu mengkondisikan udara.
Dengan kata lain, AC Berfungsi Sebagai Penyejuk Udara yang diinginkan ( sejuk atau
dingin ) dan nyaman bagi tubuh. Ac Lebih Banyak digunakan di wilayah yang beriklim
tropis dengan kondisi temperatur udara yang relatif tinggi (panas). AC banyak dijumpai
di Kantor, kendaraan, Kulkas dan Lain-lain.

B. Fungsi Air Conditioner

AIR Conditioner pada masa ini sudah merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat
ditinggalkan, peralatan AIR Conditioner banyak dipergunakan di mobil, kantor, rumah
dan amsih banyak lagi. Secara umum peralatan AIR Conditioner ini mempunyai fungsi
sebagai berikut:

1. Mengatur suhu udara.


2. Mengatur sirkulasi udara.
3. Mengatur kelembaban ( HUMIDITY ) udara.
4. Mengatur kebersihan udara
C. Komponen Air Conditioner

Komponen AC dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu komponen utama, komponen


pendukung, kelistrikan, dan bahan pendingin (refrigeran).

1. Komponen Utama AC diantaranya :


a. Kompresor

Kompresor Adalah Sebuah alat yang berfungsi untuk menyalurkan gas refrigeran ke
seluruh sistem. Jika dianalogikan, cara kerja kompresor AC layaknya seperti jantung di
Tubuh Manusia. Kompresor Memiliki 2 Pipa,, Yaitu Pipa Hisap Dan Pipa tekan. Dan
Memiliki 2 daerah tekanan, yaitu tekanan rendah dan tekanan tinggi. Ada tiga jenis
kompresor, Yaitu : Kompresor Torak ( Reciproacting ) Kompresor Sentrifugal, dan
kompresor rotary.

b. Kondensor

Kondensor Berfungsi sebagai alat penukar kalor, menurunkan temperatur refrigeran,


dan mengubah wujud refrigeran dari bentuk gas menjadi cair. Kondensor Pada AC
biasanya di simpan pada luar ruangan (outdoor). Kondensor biasanya didinginkan Oleh
Kipas (FAN), Fan ini berfungsi menghembuskan panas yang di hasilkan kondensor pada
saat pelepasan Kalor yang di serap Oleh gak refrigeran. Agar Proses Pelepasan kalor bisa
lebih cepat, pipa kondensor didesain berliku dan dilengkapi dengan sirip.
c. Pipa Kapiler

Pipa kapiler merupakan komponen utama yang berfungsi menurunkan tekanan


refrigeran dan mengatur aliran refrigeran menuju evaporator. Fungsi utama pipa kapiler
ini sangat vital karena menghubungkan dua bagian tekanan berbeda, yaitu tekanan tinggi
dan tekanan rendah. refrigeran bertekanan tinggi sebelum melewati pipa kapiler akan di
ubah atau diturunkan tekananya. Akibat dari penurunan tekanan refrigeran menyebabkan
penurunan suhu. Pada bagian inilah (pipa kapiler) refrigeran mencapai suhu terendah
(terdingin). Pipa kapiler terletak antara saringan (filter) dan Evaporator.

d. Evaporator

Evaporator berfungsi menyerap dan mengalirkan panas dari udara ke refrigeran.


Akibatnya, Wujud cair refrigeran setelah melewati pipa kepiler akan berubah wujud
menjadi gak. Secara sederhana, evaporator bisa di katakan sebagai alat penukar panas.
Udara panas di sekitar reuangan ber-AC diserap oleh evaporator dan masuk melewati
sirip-sirip pipa sehingga suhu udara yang keluar dari sirip-sirip menjadi lebih rendah dari
kondisi semua atau dingi. Sirkulasi udara ruangan ber-AC diatur Oleh Blower indoor.
Biasanya Evaporator ditempatkan pada dalam ruangan.
2. Komponen Pendukung AC Diantaranya :

a.Strainer Atau Saringan

Strainer atau saringan berfungsi menyaring kotoran yang terbawa oleh refrigeran di
dalam sistem AC, Kotoran yang lolos dari saringan karena strainer rusak dapat
menyebabkan penyumbatan pipa kapiler. Akibatnya, sirkulasi refrigeran menjadi
terganggung. biasanya, kotoran yang menjadi penyumbat sistem pendingn, seperti karat
dan serpihan logam.

b. Accumulator

Accumulator berfungsi sebagai penampung sementara refrigeran cair bertemperatur


rendah dan campuran minyak pelumas evaporator. Selain itu, accumulator berfungsi
mengatur sirkulasi aliran bahan refrigeran agar bisa keluar-masuk melalui saluran isap
kompresor. Untuk mencegah agar refrigeran cair tidak mengalir ke kompresor,
accumulator mengkondisikan wujud refrigeran tetap dalam wujud gas. Sebab, ketika
wujud refrigeran berbentuk gas akan lebih mudah masuk ke dalam kompresor dan tidak
merusak bagian dalam kompresor.
c. Minyak Pelumas Kompresor

Minyak pelumas atau oli kompresor pada sistem AC berguna untuk melumasi bagian-
bagian kompresor agar tidak cepat aus karena gesekan. Selain itu, minyak pelumas
berfungsi meredam panas di bagian-bagian kompresor. Sebagian kecil dari oli kompresor
bercampur dengan refrigeran, kemudian ikut bersirkulasi di dalam sistem pendingin
melewati kondensor dan evaporator. Oleh sebab itu, oli kompresor harus memiliki
persyaratan khusus, yaitu bersifat melumasi, tahan terhadap temperatur kompresor yang
tinggi, memiliki titik beku yang renndah, dan tidak menimbulkan efek negatif pada sifat
refrigeran serta komponen AC yang dilewatinya.

e. Kipas ( Fan atau Blower )

Pada komponen AC, Blower terletak di bagian indoor yang berfungsi


menghembuskan udara dingin yang di hasilkan evaporator. Fan atau kipas terletak pada
bagian outdoor yang berfungsi mendinginkan refrigeran pada kondensor serta untuk
membantu pelepasan panas pada kondensor
3. Komponen Kelistrikan Pada AC :

a. Thermistor

Thermistor adalah alat pengatur temperatur. Dengan begitu, thermistor mampu


mengatur kerja kompresor secara otomatis berdasarkan perubahan temperatur. Biasanya,
termistor dipasang di bagian evaporator. Thermistor dibuat dari bahan semikonduktro
yang dibuat dalam beberapa bentuk, seperti piringan, batangan, atau butiran, tergantung
dari pabrikan AC. Pada thermistor berbentuk butiran, memiliki diameter (kira-kira 3-5
mm). Kemudian, beberapa butir thermistor tersebut dibungkus dengan kapsul yang
terbuat dari bahan gelas (kapsul kaca). Selanjutnya, kapsul kaca dipasangi dua buah kaki
terminal (pin). Karena ukurannya sangat kecil, thermistor berbentuk butiran mampu
memberikan reaksi yang sangat cepat terhadap perubahan temperatur. Thermistor
dirancang agar memiliki tahanan yang nilainya semaking mengecil ketika temperatur
bertambah. Pada Unit AC, ada dua jenis thermistor, yaitu thermistor temperatur ruangan
dan thermistor pipa evaporator. Thermistor temperatur ruangan berfungsi menerima
respon perubahan temperatur dan hembusan evaporator. Thermistor pipa berfungsi
menerima perubahan temperatur pada pipa evaporator.

b. PCB Kontrol

PCB Kontrol merupakan alat mengatur kerja keseluruhan Unit AC. Jika di analogika,
fungsi PCB kontrol menyerupai fungsi otak manusia. Di dalam komponen PCB Kontrol
terdiri dari bermacam-macam alat elektronik, sperti thermistor, sensor, kapasitor, IC,
trafo, fuse, saklar, relay , dan alat elektronik lainnya. Fungsinya pun beragam, mulai dari
mengontrol kecepatan blower indoor, pergerakan swing, mengatur temperatur, lama
pengoperasian(timer), sampai menyalakan atau menonaktifkan AC.

c. Kapasitor

Kapasitor merupakan alat elektronik yang berfungsi sebagai penyimpanan muatan


listrik sementara. Dikatakan sementara, kapasitor akan melepaskan semua muatan listrik
yang terkandung secara tiba-tiba dalam waktu yang sangat singkat. Besarnya muatan
yang bisa ditampung tergantung dari kapasitas kapasitor. Satuan dari kapasitas kapasitor
adalah Farad (F). Biasanya, Kapasitor difungsikan sebagai penggerak kompresor pertama
kali atau starting kapasitor. Dengan bantuan starting kapasitor, hanya dibutuhkan waktu
sepersekian detik atau sangat singkat untuk membuat motor kompresor berputar pada
kecepatan penuh. Lama atau singkatnya waktu yang dibutuhkan tergantung dari jumlah
muatan listrik yang tersimpan pada kapasitor. Setelah motor kompresor mencapai putaran
penuh, secara otomatis hubungan listrik pada kapasitor akan dilepas, dan digantikan
dengan hubungan langsung dari PLN. Kapasitor akan mengisi kembali muatan dan akan
digunakan kembali sewaktu-waktu pada saat menyalakn kompresor lagi. Pada unit AC,
biasanya terdapat dua starting kapasitor, yaitu sebagai penggerak kompresor dan motor
kipas (fan). pada kompresor AC bertenaga 0.5 – 2 PK memiliki start kapasitor berukuran
15-50 nF. Pada motor kipas (fan indoor atau outdoor) memiliki start kapasitor berukuran
1-4nF.
d. Overload Motor Protector (OMP)

Overload Motor Protector(OMP) merupakan alat pengaman motor listrik kompresor


(biasanya terdapat pada jenis kompresor hermetik). Kerja OMP dikendalikan oleh sensor
panas yang terbuat dari campuran bahan logam dan bukan logam (bimetal). Batang
bimetal inilah yang membuka dan menutup arus listrik secara otomatis ke motor listrik.
Ketika bimetal dilewati arus listrik tinggi secara terus menerus atau kondisi kompresor
yang terlalu panas, bimetal akan membuka sehingga arus listrik menuju kompresor akan
putus. Begitu juga sebaliknya. Ketika suhu kompresor turun, bimetal akan menutup, arus
listik akan mengalir menuju kompresor sehingga kompresor akan kembali bekerja.
Penempatan OMP pada kompresor hermetik ada dua macam, yaitu external OMP
(diletakan di luar body kompresor) dan internal OMP(diletakan di dalam kompresor).
Biasanya,External OMP digunakan untuk mesin compresor AC yang tidak terlalu
besar(0,5-1 PK), sedangkan internal OMP banyak terdapat pada mesin kompresor AC
yang besar(1,5-2 PK).

f. Motor Listrik

Motor Listrik berfungsi untuk menggerakan kipas (outdoor) dan Blower (indoor).
Bentuk dan ukuran motor listrik indoor dan outdoor berbeda. Untuk membantu
memaksimalkan putaran, baik pada motor listrik indoor maupun outdoor, dibutuhkan start
kapasitor yang berfungsi menggerakan motor listrik pertama kali sampai mencapai
putaran penuh. Selanjutnya, fungsi start capasitor akan digantikan oleh arus listrik PLN
untuk memutar kedua motor listrik tersebut.

g. Motor Kompresor.

Motor Kompresor berfungsi menggerakan mesin kompressor. Ketika Motor bekerja,


kompresor akan berfungsi sebagai sirkulator bahan pendingin menuju ke seluruh bagian
sistem pendingin. Umumnya, motor kompresor dikemas menjadi satu unti dengan
kompresornya. Serupa dengan motor kipas, untuk start awal motor kompresor juga
menggunakan bantuan start kapasitor.
D. Cara Kerja Air Conditioner

Siklus AC Mobil

1. Kompresor AC berputar dan menghisap Freon pada tekanan yang rendah lalu
memompa gas tadi menju kompresor AC dalam keadaan bertekanan dan memiliki
temperature yang tinggi. Selanjutnya Freon yang berupa gas tadi di ubah menjadi cair
oleh kondensor.
2. Freon cair kemudian melewati receiver dryer untuk di saring jika terdapat kotoran di
dalam Freon.
3. Setelah melalui receiver dryer, kemudian Freon menuju expansi valve melalui saluran
sempit yang terletak pada exspansi valve dan dikabutkan oleh evaporator.
4. Dari evaporator, Freon kembali dihisap oleh kompresor AC dan siklus tadi kembali
berulang dari awal.
E. Praktikum
Ada 2 tahap dalam proses praktikum, yaitu pembongkaran komponen AC dan
pengisian Refrigent pada unit.

1. Pembongkaran Traning Unit Air Conditioner


Untuk menambah pegetahuan siswa tentang fungsi serta bentuk setiap
komponen pada mesin Air Conditioner, maka perlu dilakukannya overhoul pada
mesin tersebut.
 Alat yang digunakan, yaitu:
1) Kunci 8mm dan 10mm
2) Tang
3) Obeng
 Bahan yang digunakan, yaitu:
1) Satu Traning unit AC

Langka-langka dalam proses Overhoul adalah sebagai berikut:


a. Siapkan tool yang akan digunakan.
b. Data setiap tool yang akan digunakan dengan tujuan agar saat
pemgembalian tool tidak ada sebagian tool yg hilang.
c. Siapkan traning unit Air Conditioner.Lakukan proses pembongkaran awal
dengan melakukan pelonggaran pada nut yang terdapat pada hose yang
terhubung di kompressor, radiator maupun komponen lainnya.

d. Setelah semua hose sudah terlepas, maka langkah selanjutnya melakukan


pelepasan komponen kompressor, evaporator, dan blower.
e. Hati-hati saat melakukan pelepasan komponen pada hausing, karena dapat
membahayakan mahasiswa maupun komponen itu sendiri bila terjatuh.
f. Lakukan pembongkaran pada tiap komponen kompressor. Lakukan
pemeriksaan, analisa dan pengambilan data berupa foto untuk keperluan
laporan. Setelah itu lakukan pemasangan kembali tiap komponen. Hati-hati
pada saat proses pembongkaran maupun pemasangan tiap komponen
karena terdapat snap ring pada komponen tertentu. Bila tidak berhati hati
saat pelepasan komponen ini, bukan tidak mungkin snap ring akan
terpental dan akan mengenai mata.
g. Lakukan pembongkaran pada tiap komponen Blower. Lepaskan blower
dari dinamo dan lakukan pembongkaran pada komponen dinamo. Lakukan
pemeriksaan, analisa dan pengambilan data berupa foto untuk keperluan
laporan. Setelah itu lakukan pemasangan kembali tiap komponen. Hati-hati
dalam melakukan pelepasan blower dari mesin dinamo, karena meterial
blower yang terbuat dari plastik sehinga mudah patah.

Pelepasan blower dari dinamo


Pemeriksaan Evaporator

h. Setelah proses pembongkaran maupun pemasangan tiap komponen selesai


dilakukan dan proses analisan maupun pengambilan data juga selesai
dilakukan. Maka langkah selajutnya yaitu pemasangan kembali tiap
komponen.
i. Dalam proses pemasangan tiap komponen, mahasiswa dituntut harus teleti
serta tepat dalam penempatan tiap komponen. Karena banyak kasus
dilapangan, ketika dilakukannya proses pemasangan ada komponen yang
tidak sesuai dengan tempatnya sehingga hal tersebut akan membuang
banyak waktu karena harus membongkar ulang lalu memasangnya
kembali.
j. Setelah semua proses telah terlaksana dan komponen AC telah terpasang
ditempatnya. Maka kembalikan unit ke tempatnya dan juga kembalikan
tool yang digunakan tadi ke tool store.

2. Pengisian Refigrant pada Unit.


Untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai tata cara yang
benar dalam pengisian refigrant agar kelak dapat digunakan dalam dunia kerja,
maka perlu dilakukannya praktek pengisian refigrant.
Alat yang digunakan, yaitu:

1) Pompa
2) Vakum.
3) Manometer.
4) Gauge.
5) Selang warna kuning.
6) Selang tekanan rendah dan tekanan tinggi.
7) Termometer

Bahan yang digunakan, yaitu:

1) Satu traning unit AC.


2) Baterai (AKI).
3) Refigrant (freon)

Terdapat 2 tahap dalam pengisian Refigrant, yaitu:

a. Pengosongan sisa Refigrant pada unit.


1) Tutup kedua katup manifold gauge.
2) Pasang manifold gauge ke kompresor dengan selang merah ke nipel
tekanan tinggi dan selang biru ke nipel tekanan rendah serta selang
hijau ke pompa vakum.
3) Bukalah salah satu katup manifold dan hidupkan pompa vakum.
4) Bacalah ukuran pada vakum gauge, hingga menunjukkan angka +/-
600 mmHg ( 23,62 inHg; 80 kPa )
5) Bukalah sisi katup manifold yang lain agar vakum bekerja dari dua
sisi untuk lebih mengefisienkan kerja pompa vakum.
6) Baca kembali ukuran pada vakum gauge dan pastikan sistem telah
bersih dari udara maupun uap air dengan angka penunjuk berada
pada angka 750 mmHg ( 29,53 in Hg; 99,98 kPa ).
7) Biarkan pompa vakum tetap hidup kurang lebih selama 30 menit.
8) Tutup kedua katup manifold sebelum mematikan pompa vakum.
9) Tunggu kurang lebih 15 menit dan amati angka penunjuk meteran.
Bila terjadi penurunan maka berarti dalam sistem rangkaian masih
terjadi kebocoran.
10) Cari kebocoran dengan alat deteksi kebocoran sampai ditemukan
dan perbaiki

b. Langkah pengisian
 Pemasangan selang pada tabung refrigerant :
1) Sebelum memasang selang, putarlah handle berlawanan arah
jarum jam sampai jarum katupnya tertarik penuh.
2) Putarlah disc berlawanan arah jarum jam, sampai posisi
habis.
3) Hubungan selang warna hijau ke tabung refrigerant.
4) Putarlah disch searah jarum jam dengan tangan.
5) Putarlah handle searah jarum jam untuk membuat lubang, dan
putarlah kembali berlawanan arah jarum jam agar gas dapat
mengalir ke selang.
6) Tekanlah niple no 4 pada manifold gauge dengan jari tangan
sampai udara keluar dari selang tengah.
7) Bila udara sudah keluar ( ditandai dengan keluarnya
refrigerant ) tutuplah niple no 4 dengan tutup niple

 Pemeriksaan kebocoran.
1) Bukalah keran katup tekanan tinggi pada manifold gauge agar
gas masuk kedalam sistem. (tabung menghadap keatas ).
2) Bila pengukur tekanan rendah sudah menunjukkan 1 kg/cm2
( 14 psi; 98 kPa ) tutup keran manifold tekanan tinggi.
3) Periksalah kebocoran pada sistem dengan menggunakan
detektor.

 Pengisian Refigrant dalam bentuk cair.


1) Balikkanlah tabung refrigerant menghadap kebawah agar isi
refrigerant yang keluar dalam bentuk cair.
2) Buka katup tekanan tinggi.
3) Periksalah kaca pengintai sampai aliran refrigerant berhenti
mengalir dan tutuplah keran.
4) Amati kedua pengukur, tekanan tinggi maupun tekanan
rendah. Keduanya harus menunjukkan tekanan yang sama.
5) Baliklah tabung refrigerant menghadap keatas agar isi
refrigerant keluar dalam bentuk gas.
6) Hidupkan mesin dan biarkan beberapa menit untuk
pemanasan.
7) Hidupkan switch AC, dan amati pengukur tekanan manifold
gauge tanda merah harus terlihat pada tekanan tinggi dan
tanda biru pada tekanan rendah tetapi tidak vakum.
8) Buka sedikit demi sedikit katup manifold gauge warna biru.
(besar kecilnya pembukaan akan mempengaruhi jumlah
refrigerant yang mengalir dalam sistem.
9) Amati gelas pantau dan bila jumlah gelembung menjadi
semakin sedikit dan lembut menunjukkan bahwa pengisian
sudah cukup.
10) Tutup katup manifold gauge, dan baca pengukur tekanan
rendah 1,5 – 2,0 kg/cm2 dan tekanan tinggi 14,5 – 15 kg/cm2

F. Analisa pada Unit.

Analisa disini terbagi menjadi 2, yaitu analisa pada komponen yang berpotensi
mengalami kerusakan dan analisa pada komponen yang sudah mengalami kerusakan.

1. Analisa pada komponen yang berpotensi mengalami kerusakan.


Setelah dilakukannya praktek pada pembongkaran unit khususnya pada
kompressor dan blower, ditemukan beberapa komponen yang berpotensi
mengalami kerusakan diantaranya yaitu:
a. Kompressor
- Bearing poros.
- Seal poros.
- Pulley dan Clutch
- Spiral Housing
b. Blower
- Housing fan
- Poros dinamo
- Rumahan dinamo

2. Analisan pada komponen yang mengalami kerusakan.


Setelah dilakukannya praktek, ditemukan beberapa komponen yang
mengalami keruskan setelah dilakukannya proses pengecekan. Komponen tersebut
yaitu:
a. Selang penghubung antara kompressor dengan radiator mengalami
kebocoran.
b. Katup pada kompressor sudah longgar sehingga pada saat pengisian
refigrant, mengalami pembocoran.
c. Housing fan pada komponen blower mengalami patah sehingga pada saat
dipasang di poros dinamo kondisinya longgar.

Setelah mengikuti praktik persiapan permukaan ini, diharapkan mahasiswa dapat:

1. Menjelaskan fungsi sistem AC.

2. Mengidentifikasi komponen-komponen utama sistem AC beserta dengan fungsinya


masing-masing.

3. Menjelaskan cara kerja sistem AC.


C. Alat dan Bahan

1. Engine Stand Sistem AC.

2. Mobil Grand Max/Timor.

3. Buku referensi tentang sistem AC

D. Keselamatan Kerja

1. Memeriksa terlebih dahulu kondisi engine stand atau kendaraan yang akan dipergunakan
untuk praktik sebelum dihidupkan. (air pendingin, pelumas mesin, dll).

2. Memperhatikan dan mengamalkan instruksi praktik dari Dosen Pembimbing dan buku
panduan praktik sistem AC

E. Dasar Teori

Sistem AC pada mobil merupakan salah satu fitur kenyamanan dalam berkendara. Mobil
sebagai penunjang aktivitas manusia yang dirancang dapat beroperasi pada berbagai keadaan
termasuk berbagai iklim dan temperatur, maka pada mobil memerlukan sistem pengatur suhu.
Sistem AC pada mesin yang digunakan untuk praktikum terdiri dari beberapa komponen
antara lain: kompresor, kondensor dan extra fan, receiver/dryer, expansion valve, evaporator
dan blower, dan heat sensitizing tube. Beberapa komponen ini menjadi satu kesatuan menjadi
suatu sistem yaitu sistem AC dan sebagai bahan yang diolahnya yaitu refrigerant.

F. Langkah Kerja

1. Menjalankan persiapan.

2. Mendengarkan penjelasan dari dosen pembimbing tentang peraturan praktik.

3. Membentuk kelompok praktik dan membagi.

4. Mempelajari fungsi sistem AC.

5. Me ngidentifikasi dan mempelajari fungsi komponen-komponen utama sistem AC.

6. Mengambil data gambar komponen-komponen utama sistem AC.

7. Mempelajari cara kerja sistem AC.

8. Melakukan diskusi kelompok terkait nama dan fungsi masing-masing komponen beserta
cara kerja sistem AC.

9. Melaporkan ke dosen pembimbing ketika sudah menyelesaikan semua kegiatan praktik.

10. Memeriksa kelengkapan alat dan bahan praktik serta mengembalikan ke tempat semula.

11. Membersihkan dan merapikan tempat praktik.


G. Pembahasan

AC (Air Condiitoner) merupakan suatu peralatan (komponen) yang berfungsi untuk


mendinginkan udara di dalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. Agar
dapat mendukung sistem AC maka dibutuhkan suatu pendingin yang dapat mendinginkan
udara didalam kabin salah satunya refrigerant. Komponen-komponen pada sistem AC yaitu
kompresor, kondensor, Dryer/Receifer, Expansion Valve, dan Evaporator.

Fungsi Sistem AC

1. Mengontrol suhu atau temperatur udara dalam kendaraan.

2. Mengontrol kelembaban udara.

3. Membersihkan udara.

4. Mengontrol aliran udara.

Identifikasi Komponen

Komponen-komponen utama sistem AC terdiri dari:

1. Kompressor

Kompressor merupakan komponen dalam sistem AC yang berfungsi untuk memompa


refrigerant untuk menaikkan tekanannya sehingga refrigerant dapat bersikulasi. Naiknya
tekanan refrigeran juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat. Pada kompresor
memiliki dua sisi yang akan memompa gas refrigerant di bawah tekanan dan panas yang
tinggi pada sisi discharge (sisi tekanan tinggi dari sistem) dan menghisap gas bertekanan
rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah). Di dalam kerja dari kompresor terdapat
magnetic cluth. Magnetic clutch berputar dan menyalurkan putaran engine ke compressor,
berdasarkan operasi thermostat dan operasi High/Low pressure switch. Magnetic cluth
dikendalikan menggunakan sebuah tombol yang terletak pada ruang kabin.

2. Kondensor

Kondensor pada sistem AC berfungsi untuk merubah refrigerant dari bentuk gas bertekanan
dan bersuhu tinggi (14-15 kg/cm2 dan 800 C) dari hasil pompaan kompresor mejadi cairan
dengan tekanan dan suhu lebih rendah (14-15 kg/cm2 dan 500 C). Proses mengubah gas
refrigerant bertekanan tinggi menjadi cairan dengan menghilangkan panas dari refrigerant
panas ke temperatur atmospir/udara luar dengan bantuan udara yang mengalir melalui sirip-
sirip kondensor. Karena energi panasnya berkurang maka gas refrigerant akan mengalami
kondensasi dan berubah bentuk menjadi cairan refrigerant. Kondensor dilengkapi juga
dengan extra fan yang berfungsi mengalirkan udara ke sirip-sirip kondensor untuk
mendinginkan refrigerant.
3. Receiver Dryer

Receiver dryer merupakan salah satu komponen sistem AC yang berfungsi untuk
menampung refrigerant cair untuk sementara, menyaring kotoran dan menyaring uap air.
Adanya uap air pada sistem AC dapat mengganggu kinerja dari sistem AC, akibatnya yaitu
berkurangnya jumlah refrigerant yang mengalir ke evaporator, sehingga akan berakibat AC
kurang dingin. Reciever dryer ada yang dilengkapi dengan sight glass, sensor tekanan
elektronik, atau sensor tekanan mekanik. Namun ada juga yang dibuat cecara terpisah dari
sight glass dan sensor tekanan.

4. Expansion Valve

Expansion Valve adalah komponen dalam sistem AC yang berfungsi mengabutkan refrigrant
ke dalam evaporator, agar tekanan refrigerant menurun dan bentuk refrigerant yang cair
dapat segera berubah menjadi gas. Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk
mengabutkan refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk
lubang kecil (orifice) konstan atau dapat diatur melalui katup (valve) yang pengaturannya
menggunakan perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. Expansion
valve juga mengontrol atau sebagai pengatur sistem untuk mencegah evaporator dari
peluapan dan pembekuan (freezing up). Pengaturan dilakukan dengan mengatur lubang
keluar expansion valve.

5. Evaporator

Evaporator merupakan komponen dalam sistem AC yang berfungsi untuk menyerap panas
dari udara yang akan dimasukkan ke dalam kabin penumpang sehingga suhunya akan turun.
Evaporator menerima atom cairan refrigerant bertekanan rendah dan dingin dari expansion
valve. Ketika refrigerant dingin ini melewati koil dari evaporator, maka pengabutan
refrigerant akan menyerap panas dari ruang dalam kendaraan. Ditambah dengan adanya
blower yang menghisap udara dari ruang kabin dan mengalirkan melalui sirip-sirip
evaporator, panas dari udara yang mengalir akan diserap oleh refrigerant di dalam evaporator
yang memiliki suhu lebih rendah (± 0-50oC), sehingga udara yang keluar bersuhu dingin.

6. Panel Control System AC

Control panel pada sistem AC berfungsi sebagai pengontrol kerja sistem AC. Control panel
terletak pada ruang kabin. Pada control panel sedikitnya terdiri dari 2 tombol yaitu tombol
blower dan tombol kompresor. Tombol kompresor tidak dapat diaktifkan apabila tombol
blowerbelum diaktifkan, namun sebaliknya untuk mengaktifkan tombol blower tidak perlu
untuk mengaktifkan tombol kompresor sebelumnya.
Cara Kerja Komponen

1. Kompressor

Kompresor di gerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran kompresor ini akan
menggerakkan piston/vane dan gerakan piston/vane ini akan menimbulkan tekanan bagi
refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga
akan meningkatkan temperaturnya.

2. Kondensor

Refrigerant yang masuk kedalam kondensor oleh karena tekanan kompresor masih dalam
bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi (80oC). Temperatur yang tinggi dari
refrigerant yang berada dalam kondensor yang bentuknya berliku- liku akan mengakibat kan
terjadinya pelepasan panas oleh refrigerant. Proses pelepasan panas ini di permudah dengan
adanya aliran udara baik dari gerakan mobil maupun isapan Fan yang terpasang dibelakang
kondensor. Semakin baik pelepasan panas yang di hasilkan oleh kondensor makin baik pula
pendinginan yang akan dilakukan oleh evaporator. Pada ujung pipa keluar kondensor
refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi refrigerant cair
dengan temperatur 50o C.

3. Receiver Dryer

Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receiver melalui lubang masuk (inlet port),
kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang
keluar (outlet port) menuju ke expansion valve. dryer, desiccant maupun filter berfungsi
untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant
terutama pada expansion valve yang mana akan mengganggu siklus dari refrigerant. Bagian
atas dari receiver/dryer disediakan gelas kaca (sight glass) yang berfungsi untuk melihat
sirkulasi refrigerant.

4. Expansion Valve

Pada katup ekspansi dengan kontrol tekanan dan temperatur pembukaan katup ekspansi
tergantung pada tekana cairan diatas membran, tekanan pegas dan tekanan refigerant yang
keluar dari evaporator. Tekanan zat cair daiatas membran tergantung dari suhu pipa keluar
evaporator. Pada waktu tekanan refrigerant pipa keluar evaporator turun, tekanan cairan
diatas membran akan mendorong batang dan katup sampai membuka saluran, sehingga
refrigerant mengalir ke evaporator.Jika tekanan refigerant pada evaporator naik, tekanan
cairan diatas membran akan turun dan tekanan pegas akan mendorong katup keastas sehingga
refigerant tidak mengalir ke evaporator.

5. Evaporator

Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat
terjadi penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator
panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang kabin
mobil akan menjadi dingin.
Cara Kerja Sistem AC

Siklus Pendinginan Air Conditioners merupakan suatu rangkaian yang tertutup. Gas
refrigerant di hisap oleh kompresor dan kemudian ditekan dengan tekanan menacapai ± 15
kg/cm2 dan suhu ± 700 C. Gas bertekanan dan besuhu tinggi dialirkan ke kondensor. Dalam
kondensor gas refrigerant mendapat hembusan udara dari kipas pendingin (extra fan)
sehingga panas yang terkandung didalamnya berkurang, akibatnya refrigerant terkondensasi
dan berubah bentuk dari gas menjadi cair. Suhu refrigerant menurun sampai sekitar 50o C.
Refrigerant dalam bentuk cair ini nantinya mengalir ke receiver dryer. Pada receiver
refrigerant disaring terhadap kemungkinan adnya kotoran dan apabila terdapat uap air dalam
refrigerant maka akna diserap oleh desiccant. Refrigerant yang telah disaring terhadap
kemungkinan adnya kotoran kemudain disemprotkan atau didijeksikan oleh katup ekspansi
sehingga berubah menjadi kabut refrigerant di dalam evaporator. Refrigerant dalam
evaporator menyerap panas disekitarnya sehingga proses penguapan gas terjadi lebih cepat.
Karena panas saluran evaporator diserap oleh refrigerant, maka suhu saluran pada evaporator
tersebut menurun. Dengan menghembuskan udara di depan evaporator menggunakan blower,
maka udara yang mengalir melalui evaporator tersebut suhunya juga akan turun. Selanjutnya
gas refrigerant akan dihisap kembali oleh kompressor.

H. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan:

Komponen sistem AC terdiri dari, antara lain: kompresor, kondensor dan extra fan,
receiver/dryer, expansion valve, evaporator. Sebagai bahan yang diolah adalah refrigerant
untuk menghasilkan suhu rendah dengan mengubah-ubah tekanan dan temperaturnya.

Nama-nama dan fungsi komponen utama Air Conditioners:

1. Compressor Berfungsi untuk memompakan refrigrant yang berbentuk gas agar tekanannya
meningkat sehingga juga akan mengakibatkan temperaturnya meningkat.

2. Kondensor Berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant yang telah dikompresikan
oleh kompresor dan mengubah refrigrant yang berbentuk gas menjadi cair (dingin).

3. Receiver dryer berfungsi untuk menampung refrigerant cair untuk sementara, yang untuk
selanjutnya mengalirkan ke evaporator melalui expansion valve, sesuai dengan beban
pendinginan yang dibutuhkan. Selain itu receiver dryer juga berfungsi sebagai filter untuk
menyaring uap air dan kotoran yang dapat merugikan bagi siklus refrigerant.

4. Expansion Valve berfungsi mengabutkan refrigrant kedalam evaporator, agar refrigerant


cair dapat segera berubah menjadi gas.

5. Evaporator merupakan kebalikan dari kondensor berfungsi untuk menyerap panas dari
udara yang melalui sirip-sirip pendingin evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin.

Anda mungkin juga menyukai