Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN


(HIRSCHPRUNG)

Disusun oleh: kelompok III

PERAWATY MAJAMPOH
NOVIA MAHIPE
TRIVENA SAHIONGE
ARIF MAYUMBA
Definisi hirschprung

Hirschprung adalah kelainan bawaan berupa obstruksi usus akibat dari


tidak adanya sel-sel ganglion parasimpatik pada dinding saluran
intestinal lapisan submukosa, dan biasaterjadi pada calon bagian distal.

Hirschprung merupakan suatu kelainan bawaan berupa aganglionosis


usus yang dimulai dari sfingter ani internal ke arah proksimal dengan
panjang bervariasi dan termasuk anus sampai rektum. Juga dikatakan
sebagai kelainan kongenital dimana tidak terdapatnya selganglion
parasimpatis dari pleksus auerbact di kolon.
Klasifikasi glaukoma
Hirschsprung dibedakan sesuai dengan panjang segmen yang terkena,
hirschsprung dibedakan menjadi dua tipe berikut :

=> Segmen Pendek


Segmen pendek aganglionisis mulai dari anus sampai sigmoid,terjadi
pada sekitar 70% kasus penyakit Hirschsprung dan tipe ini lebih sering
ditemukan pada laki-laki dibandingkan anak perempuan.

=> Segmen Panjang


Daerah aganglionisis dapat melebihi sigmoid, bahkan kadang dapat
mengenaiseluruh kolon atau sampai usus halus.
Etiologi

Penyakit ini disebabkan aganglionosis Meissner dan Aurbach


dalam lapisan dinding usus, mulai dari spingter ani internus kearah
proksimal, 70 % terbatas didaerah rektosigmoid, 10 % sampai
seluruh kolon dan sekitarnya 5 % dapat mengenai seluruh usus dan
pilorus.
Adapun yang menjadi penyebab hirschsprung atau mega kolon
kongenital adalah diduga karena terjadi faktor genetik dan
lingkungan sering terjadi pada anak dengan Down syndrome,
kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding usus, gagal
eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan submukosa pada
dinding plexus.
Patofisiologi

Istilah congenital agang lionic Mega Colon menggambarkan


adanya kerusakan primer dengan tidak adanya sel ganglion pada
dinding sub mukosa kolon distal. Segmen aganglionik hampir
selalu ada dalam rektum dan bagian proksimal pada usus besar.
Ketidakadaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak adanya
gerakan tenaga pendorong (peristaltik) dan tidak adanya evakuasi
usus spontan serta spinkter rektum tidak dapat berelaksasi
sehingga mencegah keluarnya feses secara normal yang
menyebabkan adanya akumulasi pada usus dan distensi pada
saluran cerna.
Manifestasi klinis
a.) Pada kelahiran baru tanda dapat mencakup :
-Kegagalan dalam dalam mengeluarkan feses dalam hari pertama
atau kedua kelahiran.
-Muntah : mencakup muntahan cairan hijau disebut bile-cairan
pencernaan yang diproduksi di hati.
-Konstipasi atau gas.
b.) Pada anak-anak yang lebih tua, tanda dapat mencakup :
-Perut yang buncit
-Peningkatan berat badan yang sedikit
-Masalah dalam penyerapan nutrisi, yang mengarah penurunan
berat badan, diare atau keduanyadan penundaan atau pertumbuhan
yang lambat
-Infeksi kolon, khususnya anak yang baru lahir atau yang masih
muda, yang dapat mencakup enterocolitis, infeksi serius dengan
diare, demam dan muntah dan kadang-kadang dilatasi kolon yang
berbahaya. Pada anak-anak yang lebih tua atau dewasa, gejala
dapat mencakup konstipasi dan nilai rendah dari sel darah merah
(anemia) karena darah hilang dalam feses.
Pemeriksaan penunjang

1.)Pemeriksaan Laboratorium
-Kimia darah
-Darah rutin
-Profil koagulasi
2.)Pemeriksaan Radiologi
-Foto polos abdomen dapat menunjukan adanya loop usus
yang distensi dengan adanya udara dalam rectum.
-Barium enema
3.)Biopsi
Penatalaksanaan

1.Pembedahan
2.Konservatif
3.Tindakan bedah sementara
4.Perawatan
ASUHAN KEPERAWATAN HIRSCHPRUNG

A. Pengkajian
1. Identitas

2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan dahulu
d. Riwayat kesehatan keluarga
3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi:Tanda khas didapatkan adanya distensi
abnormal. Pemeriksaan rectum dan fese akan didapatkan
adanya perubahan feses seperti pita dan berbau busuk.
b. Auskultasi: Pada fase awal didapatkan penurunan
bising usus, dan berlanjut dengan hilangnya bisng usus.
c. Perkusi: Timpani akibat abdominal mengalami
kembung.
d. Palpasi: Teraba dilatasi kolon abdominal.
Diagnosa keperawatan

DX 1: Risiko konstipasi b.d penyempitan kolon, sekunder,


obstruksi mekanik

DX 2: Risiko ketidakseimbangan volume cairan tubuh b.d


keluar cairan tubuh dari muntah, ketidakmampuan
absorbs air oleh intestinal
Thank You

Anda mungkin juga menyukai