Anda di halaman 1dari 50

Skenario 1 Blok MPT

“Mencegah Penyakit dengan vaksinasi”


Kelompok A-14
Ketua: Handis F. Ramadhan (1102015088)

Sekretaris: Fatimah Salma (1102015077)

Adelin Luthfiana F (1102015004)

Alika Rizki Pratami (1102015017)

Anisa Carina (1102015028)

Ilham Syahputra (1102015095)

Isma Nurasyifa (1102015104)

Arya Nugraha Karya (1102014040)

Deni Rizki Kurniawan (1102014067)


SKENARIO

MENCEGAH PENYAKIT DENGAN VAKSINASI

Seorang bayi berumur 2 bulan mendapat vaksinasi BCG di


lengan kanan atas untuk mencegah penyakit dan
mendapatkan kekebalan. Empat minggu kemudian bayi
tersebut dibawa kembali ke RS karena timbul benjolan di
ketiak kanan. Setelah Dokter melakukan pemeriksaan
didapatkan pembesaran nodus limfatikus di regio axilaris
dekstra. Hal ini disebabkan adanya reaksi terhadap antigen
yang terdapat dalam vaksin tersebut dan menimbulkan
respon imun tubuh.
KATA SULIT

 Nodus Limfatikus

 Vaksinasi BCG

 Regio aksilaris dextra

 Respon imun tubuh

 Antigen
HIPOTESA

Vaksin BCG diberikan kepada bayi berumur 2 bulan


bertujuan untuk mencegah penyakit TB dan memacu
pembentukan antibodi. Respon imun tubuh terbagi menjadi
dua; yaitu respon imun tubuh spesifik dan non spesifik.
Organ – organ yang berperan dalam sistem imun
diantaranya adalah thymus, lien, nodus limfatikus,
pembuluh limfe, dan tonsil.
SASARAN BELAJAR
LI.1Memahami dan Menjelaskan Organ LI 4. Memahami dan Menjelaskan Antibodi
Limfoid  Definisi Antibodi
 Makroskopis Anatomi Sistem  Klasifikasi
Limfatik
 Struktur Molekul Antibodi
 Mikroskopis Anatomi Sistem
Limfatik
LI. 5 Memahami dan Menjelaskan Vaksin
 Fungsi Sistem Limfatik dan Imunisasi
 Perbedaan Vaksin dan Imunisasi
LI 2. Memahami dan Menjelaskan
Kekebalan Tubuh  Jenis dan Efek Vaksin
 Klasifikasi SIstem Imun
LI.6 Memahami dan Menjelaskan Vaksinasi
 Mekanisme Kekebalan Tubuh dalam Islam
LI 3. Memahami dan Menjelaskan Antigen
 Definisi Antigen
 Klasifikasi
 Sifat Antigen
 Fungsi Antigen
 Struktur Antigen
LI.1Memahami dan Menjelaskan
Organ Limfoid
LO.1.1 Makroskopik Anatomi Sistem Limfatik

A) Organ Limfoid sekunder

a. Thymus b.Sumsum tulang belakang


LO.1.1 Makroskopik Anatomi Sistem
Limfatik
B) Organ Limfoid Sekunder

a. Limfonodus
LO.1.1 Makroskopik Anatomi Sistem
Limfatik

b. Lien (limpa)
LO.1.1 Makroskopik Anatomi Sistem
Limfatik

c. Tonsil
LO. 1.2 Mikroskopis Anatomi Sistem
Limfatik

a. Lien (limpa)
LO. 1.2 Mikroskopis Anatomi Sistem
Limfatik

b. Limfonodus/nodus limfatikus/kelenjar limfe


LO. 1.2 Mikroskopis Anatomi Sistem
Limfatik

c. Tonsil

Tonsil Palatina
LO. 1.2 Mikroskopis Anatomi Sistem
Limfatik

c. Tonsil

Tonsil Lingua
LO. 1.2 Mikroskopis Anatomi Sistem
Limfatik
c. Tonsil

Tonsil Faringea
LO. 1.2 Mikroskopis Anatomi Sistem
Limfatik
d. Timus
LO.1.3 Fungsi Sistem Limfatik
(1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam
sirkulasi darah.

(2) Mengangkut limfosit dari kelenjar limph ke sirkulasi darah.

(3) Untuk membawa lemak yang sudah demulsikan oleh usus ke


sirkulasi darah (oleh lacteal).

(4) kelenjar limph (kelenjar getah bening) menyaring dan


menghancurkan mikroorganisme untuk menghindari
penyebaran mikroorganisme itu dari tempat masuknya ke dalam
jaringan, ke bagian tubuh lain.

(5) apabila ada infeksi, kelenjar limph menghasilkan zat anti


(antibody) unruk melindungi tubuh terhadap kelanjutan infeksi
LI 2. Memahami dan Menjelaskan
Kekebalan Tubuh

LO. 2.1 Klasifikasi Sistem Imun

 Berdasarkan Fase respon imun:  Berdasarkan imunitas

1. Fase pengenalan 1. Imunitas Aktif

2. Fase aktivasi 2. Imunitas Pasif

3. Fase efektor

- makrofag

- sel T

- sel B

- sel NK
LO 2.2 Mekanisme Kekebalan Tubuh
A. Sistem imun non spesifik

1. Pertahanan Fisik/Mekanik 3. Pertahanan Humoral

-kulit, silia saluran nafas - komplemen

-selaput lendir - PFA

2. Pertahanan Biokimia 4. Pertahanan Seluler

- Asam lemak pada kel.sebaseus - Fagosit mononuklear

- Lisozim - neutrofil,basofil,eusinofil

- HCl - Sel NK

-ASI - Sel Mast


LO 2.2 Mekanisme Kekebalan Tubuh

B. Sistem Imun Spesifik

 Humoral  Seluler

Sel B melepas antibodi untuk Sel T mengaktifkan makrofag


menyingkirkan mikroba sebagai efektor untuk
ekstraselular menghancurkan mikroba
atau mengaktifkan sel CTC/Tc
sebagai efektor yang
menghancurkan sel terinfeksi.
LI.3. Memahami dan menjelaskan
Antigen
LO. 3.1 Definisi Antigen

Antigen adalah molekul asing besar yang unik yang memicu respon
imun spesifik terhadap dirinya jika masuk ke dalam tubuh.

LO 3.2 Klasifikasi

a. Pembagian antigen menurut epitop

- unideterminan, univalent

- unideterminan, multivalent

- multideterminan,univalent

- multideterminan,multivalent
LO 3.2 Klasifikasi Antigen
b. Pembagian antigen menurut spesifiksitas

- heteroantigen

- xenoantigen

- aloantigen (isoantigen)

- antigen organ spesifik

- autoantigen

c. Pembagian antigen menurut ketergantungan terhadap sel T

- T dependent

- T independent
LO 3.2 Klasifikasi Antigen
d. Pembagian antigen menurut sifat kimiawi

- Hidrat arang (polisakarida)

- lipid

- asam nukleat

- protein
LO. 3.3 Sifat Antigen

 Umumnya antigen bersifat tergantung pada sel T ( TD = T


dependent antigen), artinya antigen akan mengaktifkan sel
imunokompeten bila sel ini mendapat bantuan dari sel Th melalui
zat yang dilepaskan oleh sel Th aktif.

 Sel imun tidak berinteraksi dengan seluruh antigen, tetapi limfosit


mengenal tempat khusus pada makromolekul yang disebut
epitop atau determinan antigen. Epitop adalah bagian dari
antigen yang dapat membuat kontak fisik dengan reseptor
antibodi
LO. 3.4 Fungsi Antigen
1. Menginduksi respons imun terhadap dirinya sendiri

Sel B dan T harus mampu secara spesifik mengenal sel atau bahan
lain yang tidak diperlukan untuk dihancurkan atau dinetralkan
karena berbeda dari sel normal tubuh sendiri. Keberadaan antigen
memungkinkan limfosit melakukan pembedaan tersebut

2. Merangsang sel B untuk berubah menjadi sel plasma yang

menghasilkan antibodi
LO. 3.5 Struktur Antigen

 Ukuran : mempunyai berat molekul yang besar

 Rigiditas : gelatin yang mempunyai berat molekul yang sangat


besar, hampir semuanya non imunogenik

 Lokasi determinan : Bagian protein yang terdenaturasi


mengindikasikan determinan antigen yang penting yang dapat
dimasukkan oleh molekul besar.

 Struktur tersier : protein (spatial folding) penting dalam


mendeterminasi kespesifikan dari respon suatu antibodi
LI. 4. Memahami dan menjelaskan
antibodi

LO 4.1 Definisi Antibodi

Molekul imunoglobulin yang bereaksi dengan antigen spesifik yang


menginduksi sintesisnya dan dengan molekul yang menyerupai
antigen tersebut. Digolongkan menurut cara kerja menjadi aglutinin,
bakteriolisin, hemolisin opsonin, atau presipitin. Antibodi disintesis
oleh limfosit B yang telah diaktifkan oleh pengikatan antigen pada
reseptor permukaan sel.
LO. 4.2. Klasifikasi Antibodi
1. Immunoglobin G (IgG)

 Merupakan immunoglobin utama pada serum manusia yang


meliputi sekitar 70–80% dari seluruh immunoglobin

 IgG merupakan antibodi terpenting pada respons imun sekunder


dan juga merupakan antibodi penting untuk pertahanan
terhadap bakteri dan virus

 IgG adalah satu-satunya antibodi yang dapat melewati plasenta


karena ukurannya kecil dan terdapat reseptor. Antibodi ini
memberikan imunitas pasif yang tinggi pada bayi baru lahir
(neonatal).
LO. 4.2. Klasifikasi Antibodi

2. Immunoglobin A (Ig A)

 Merupakan immunoglobin utama pada sekret, seperti kolostrum


dan ASI, saliva, air mata, dan sekret saluran perrnapasan,
gastrointestinal, dan genitalia

 melindungi membran mukosa dari bakteri dan virus

 Mengandung komponen sekretonik (suatu polipeptida yang


disintesis oleh sel epitel yang dilewati perjalanan igA ke
permukaan mukosa
LO. 4.2. Klasifikasi Antibodi
3. Immunoglobin M (Ig M)

 Adalah immunoglobin utama yang diproduksi pada awal respons


primer.IgM dapat ditemukan sebagai monomer pada
permukaan hampir semua sel B dan tempatnya berfungsi
sebagai reseptor pengikatan antigen

 IgM merupakan antibodi penting untuk pertahanan terhadap


virus dan bakteri

 IgM mempunyai aviditas tertinggi karena interaksinya dengan


antigen dapat melibatkan ke tempat terikatnya sekaligus.
LO. 4.2. Klasifikasi Antibodi
4. Immunoglobin D (Ig D)

 fungsinya sebagai reseptor antigen karena dapat ditemukan


pada permukaan beberapa limfosi B

5. Immunoglobin E (IgE)

 IgE yang terikat berfungsi sebagai reseptor antigen (alergen)


dan kompleks antigen-antibodinya memicu terjadinya respons
alergi melalui pelepasan mediator

 Jumlah IgE pada serum normal sangat sedikit (sekitar 0,004%),


tetapi penderita reaksi alergi dapat mempunyai IgE dalam
jumlah yang sangat meningkat
LO.4.3 Struktur Molekul Antibodi
LI. 5. Memahami dan Menjelaskan
Vaksinasi dan Imunisasi
LO. 5.1. Perbedaan Vaksinasi dan Imunisasi

 Vaksinasi: ketika sebuah vaksin diberikan kepada pasien


(biasanya lewat injeksi).

 Imunisasi: Apa yang terjadi dalam tubuh pasien setelah diberikan


vaksinasi. Vaksin menstimulasi system imun agar dapat mengenali
penyakit dan melindungi pasien dari infeksi mendatang (Pasien
menjadi imun terhadap infeksi).

 vaksinasi dan imunisasi biasanya dapat dipakai bergantian,


namun mereka memiliki makna yang berbeda.

Sumber : http://www.nps.org.au/medicines/immune-system/vaccines-and-immunisation/for-
individuals/questions-and-answers-about-vaccines/difference-between-vaccination-and-
immunisation
LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
1. BCG

- kontraindikasi : penderita gangguan sistem kekebalan

- reaksi lokal : 1-2 minggu setelah penyuntikan timbul kemerahan

dan benjolan kecil yang teraba keras

- reaksi regional : pembesaran kgb ketiak atau leher tanpa nyeri

tekan maupun demam

- komplikasi : pembentukan abses di tempat penyuntikan


LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
2. DPT

- Vaksin DPT adalah vaksin 3-in-1 yang bisa diberikan kepada anak

yang berumur kurang dari 7 tahun

- Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak

berumur 2 bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan 4 bulan (DPT III); selang

waktu tidak kurang dari 4 minggu

- komplikasi : demam tinggi, kejang, syok


LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
3. DT

- memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasilkan oleh

kuman penyebab difteri dan tetanus

- dibuat untuk keperluan khusus

- disuntikkan pada otot lengan atau paha sebanyak 0,5 mL

- tidak boleh diberikan kepada anak yang sedang sakit berat atau

menderita demam inggi

- Efek samping : demam ringan dan pembengkakan lokal di tempat

penyuntikan, yang biasanya berlangsung selama 1-2 hari


LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
4. TT

- Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif


terhadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat
digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan
penyakit tetanus.

- Kepada ibu hamil, imunisasi TT diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada


saat kehamilan berumur 7 bulan dan 8 bulan.

- disuntikkan pada otot paha atau lengan sebanyak 0,5 mL.

- Efek samping : reaksi lokal pada tempat penyuntikan, yaitu berupa


kemerahan, pembengkakan dan rasa nyeri.
LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
5. Polio

- Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomyelitis.

- 2 macam vaksin polio, IPV (Inactivated Polio Vaccine, Vaksin Salk) dan OPV
(Oral Polio Vaccine, Vaksin Sabin)

- Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali

- Di Indonesia umumnya diberikan vaksin Sabin sebanyak 2 tetes (0,1 mL)


langsung ke mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang berisi air
gula.

- Kontra indikasi pemberian vaksin polio: Diare berat, gangguan kekebalan,


kehamilan.

- Efek samping : kelumpuhan dan kejang-kejang.

- Dosis pertama dan kedua diperlukan untuk menimbulkan respon kekebalan


primer, sedangkan dosis ketiga dan keempat diperlukan untuk meningkatkan
kekuatan antibobi sampai pada tingkat yang tertinggi.
LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
6. Campak

- memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek)

- diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau


lebih

- disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL

- Kontra indikasi :
 infeksi akut yang disertai demam lebih dari 38 Celsius
 gangguan sistem kekebalan
 pemakaian obat imunosupresan
 alergi terhadap protein telur
 hipersensitivitas terhadap kanamisin dan eritromisin
 wanita hamil

- Efek samping : demam, ruam kulit, diare, konjungtivitis dan gejala


kataral serta ensefalitis (jarang).
LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
7. MMR

- memberi perlindungan terhadap campak, gondongan dan campak


Jerman

- disuntikkan sebanyak 2 kali. Suntikan pertama pada saat anak


berumur 12-15 bulan. Suntikan kedua pada saat anak berumur 4-6
tahun atau pada saat anak berumur 11-13 tahun

- Efek samping masing-masing komponen vaksin:


Campak : timbul ruam kulit, demam 39,50 Celsius atau lebih.
Gondongan : pembengkakan ringan pada kelenjar di pipi dan
dan dibawah rahang.
Campak Jerman : pembengkakan kelenjar getah bening dan
atau ruam kulit yang berlangsung selama 1-3 hari, nyeri atau
kekakuan sendi yang ringan selama beberapa hari.
LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
8. Hib

- membantu mencegah infeksi oleh Haemophilus influenza tipe b

- diberikan sebanyak 3 kali suntikan, biasanya pada saat anak berumur


2, 4 dan 6 bulan.
LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
9. Imunisasi Varisella

- memberikan perlindungan terhadap cacar air yang disebabkan oleh virus varicella-
zoster dan sangat menular

- Anak-anak yang mendapatkan suntikan varisella sebelum berumur 13 tahun hanya


memerlukan 1 dosis vaksin. Anak-anak yang berumur 13 tahun atau lebih, yang belum
pernah mendapatkan vaksinasi varisella dan belum pernah menderita cacar air,
sebaiknya diberikan 2 dosis vaksin dengan selang waktu 4-8 minggu.

- Kontraindikasi : Wanita hamil atau wanita menyusui, Anak-anak atau orang dewasa
yang memiliki sistem kekebalan yang lemah atau yang memiliki riwayat keluarga
dengan kelainan imunosupresif bawaan, Anak-anak atau orang dewasa yang alergi
terhadap antibiotik neomisin atau gelatin karena vaksin mengandung sejumlah kecil
kedua bahan tersebut, Anak-anak atau orang dewasa yang 3-6 bulan yang lalu
menerima suntikan immunoglobulin.

- Efek samping : Demam, nyeri dan pembengkakan di tempat penyuntikan, ruam cacar
air yang terlokalisir di tempat penyuntikan, kejang demam (yang bisa terjadi dalam
waktu 1-6 minggu setelah penyuntikan), pneumonia, reaksi alergi sejati (anafilaksis),
Ensefalitis, penurunan koordinasi otot.
LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
10. HBV

- memberikan kekebalan terhadap hepatitis B.

- Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali

- Vaksin HBV dapat diberikan kepada ibu hamil.

- Efek samping:

 Efek lokal (nyeri di tempat suntikan)

 Sistemis (demam ringan, lesu, perasaan tidak enak pada saluran


pencernaan), yang akan hilang dalam beberapa hari.
LO. 5.2 Jenis dan Efek vaksin
11. Pneumokokus Konjugata

- melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan


infeksi telinga

- Kepada bayi dan balita diberikan 4 dosis vaksin. Vaksin ini juga dapat
digunakan pada anak-anak yang lebih besar yang memiliki resiko
terhadap terjadinya infeksi pneumokokus.
LI.6 Memahami dan Menjelaskan
Vaksinasi dalam Islam
Beberapa prinsip dalam pemberian vaksin yg halalan thoyiban :

 Memberikan asupan nutrisi yg memaksimalkan pembangunan


dan memelihara sistem imun tubuh.

 Memberikan asupan nutrisi yg meminimalkan dan menghilangkan


zat yg bersifat menurunkan kerja sistem imun

 Menjauhkan dan menghentika asupan nutrisi yg bersifat


menurunkan kerja sistem imun

 Tidak menurunkan vaksinasi yg mengandung toksin

 Tidak memberikan vaksinasi yg mengandung bahan yg haram


secara syariah
LI.6 Memahami dan Menjelaskan
Vaksinasi dalam Islam

Dan mengapa kamu tidak mau memakan dari apa ( daging hewan) yang
(ketka disembelih) disebut nama Allah, padahal Allah telah menjelaskan
kepadamu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya.Dan sungguh,
banyak yang menyesatkan orang dengan keinginnanya tanpa dasar
pengetahuan. Tuhanmulebih mengetahui orang-orang yang melapaui
batas” (QS. Al- An’am [6]:119)
LI.6 Memahami dan Menjelaskan
Vaksinasi dalam Islam

“Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan


kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang
mengalir atau daging babi -- karena sesungguhnya semua itu kotor -- atau
binatang yang disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yang
dalam keadaan terpaksa, sedang dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. Al-An’am [6]: 145)
LI.6 Memahami dan Menjelaskan
Vaksinasi dalam Islam

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah,


daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain
Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang
dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak
ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Al-baqarah[2]:173)
LI.6 Memahami dan Menjelaskan
Vaksinasi dalam Islam

“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai,


darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama
selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak
menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS.An-Nahl[16]:115)

Anda mungkin juga menyukai