An Sietas
An Sietas
J
Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Advent Indonesia
Ansietas 1
Ansietas (cemas) adalah
perasaan takut, tidak
nyaman, ketidakpastian
akibat suatu ancaman yang
nyata atau yang dirasakan.
Ansietas merupakan respon
emosi terhadap bahaya
yang penyebabnya tidak
dapat diketahui atau
diperkirakan.
Cemas tidak sama dengan
takut. Takut adalah proses
kognitif sedangkan cemas
adalah respon emosi.
Ansietas 2
Ansietas terjadi pada
sepanjang rentang usia
manusia.
Lebih sering terjadi pada
wanita dibandingkan pria.
Ansietas 3
Merupakan ketakutan yang irasional terhadap
objek, aktivitas atau situasi tertentu yang
berlebihan, menyebabkan individu
menghindari stimulus tersebut.
Individu secara tidak sadar tidak mampu
menyelesaikan masalahnya yang terjadi di
masa lalu yang merupakan sumber ketakutan
atau kecemasannya.
Ansietas 4
Agorafobia – takut “sendiri” saat berada di
tempat umum.
Social phobia – social anxiety disorder;
menghindar dari situasi karena takut dikritik.
Ansietas 5
Mild – terjadi dalam kehidupan normal
keseharian, menyebabkan individu menjadi lebih
efektif, meningkatkan motivasi belajar,
meningkatkan perkembangan diri.
Moderate – individu berfokus pada hal-hal yang
tertentu, persepsi mulai menyempit.
Severe – persepsi lebih sempit, individu hanya
berfokus pada satu hal saja. Perilaku yang
ditampilkan bertujuan untuk mengatasi perasaan
cemas.
Panic – rasa takut yang menyebabkan individu
tidak dapat melakukan apapun walaupun sudah
diberi arahan.
Ansietas 6
Dapat terlihat dari perubahan fisiologis,
perilaku, respon kognitif, respon afektif, atau
pada mekanisme koping yang dipakai untuk
mengatasi kecemasan.
Respon fisiologis terjadi melalui sistem syaraf
otonom (respon parasimpatik dan respon
simpatik).
Ansietas 7
Respon perilaku terlihat pada aspek personal
dan interpersonal. Individu cenderung
manarik diri dan interaksi interpersonal
menurun.
Respon kognitif terlihat pada fungsi
intelektual atau mental.
Respon afektif/emosi – tergambar pada
deskripsi subjektif individu terhadap apa
yang dialaminya.
Ansietas 8
Palpitasi Nafas cepat.
Peningkatan tekanan Nafas pendek/sulit
darah. bernafas.
Pusing. Rasa tertekan di dada.
Nafas dangkal.
Pingsan.
Rasa seperti tercekik.
Tekanan darah turun.
Sesak nafas.
Denyut nadi turun.
Kardiovaskular Respirasi
Ansietas 9
Selera makan hilang. Insomnia.
Menolak makanan. Tremor.
Rasa tidak enak di Tegang.
perut. Kelemahan.
Rasa kaku.
Sakit perut.
Kaki terasa seperti
Diare.
lemah.
Nyeri ulu hati.
Gastrointestinal Neuromuskular
Ansietas 10
Sering buang air kecil. Wajah merah.
Rasa ingin buang air Berkeringat (telapak
kecil terus menerus. tangan).
Wajah pucat.
Gatal.
Perkemihan Kulit
Ansietas 11
Kecapaian.
Bicara cepat.
Koordinasi berkurang.
Menyendiri.
Menghindar.
Selalu mengkritik.
Ansietas 12
Sulit berkonsentrasi.
Gampang lupa.
Salah dalam mengambil keputusan atau
penilaian.
Pikiran buntu.
Kreatifitas menurun.
Mimpi buruk.
Ansietas 13
Tidak sabar.
Takut.
Tegang.
Frustrasi.
Merasa bersalah.
Merasa malu.
Merasa tidak ada harapan lagi.
Menarik diri.
Gampang tersinggung.
Ansietas 14
Gangguan pada beberapa neurotransmiter:
◦ Gamma aminobutyric acid (GABA). Reseptor GABA
pada post sinaps lebih sensitif sehingga
menyebabkan kecemasan. Daerah pada otak:
amygdala dan hipokampus, sistem limbik.
◦ Norepinefrin (NE). Aktifitas NE yang berlebihan dan
ketidakseimbangan NE dengan neurotransmiter
lainnya. Daerah pada otak: locus ceruleus.
Ansietas 15
◦ Serotonin. Kegagalan pengaturan serotonin (5-HT)
sehingga menyebabkan reseptor 5-HT lebih
sensitif.
Perubahan pada sistem limbik, aksis
hipotalamus-pituitari-adrenal (HPA),
neurotransmiter akibat pengalaman-
pengalaman traumatik.
Keadaan kesehatan: penyakit fisik yang
diderita.
Ansietas 16
Kelelahan akibat faktor sistem persyarafan >
kelelahan akibat faktor fisik – menyebabkan
kecemasan.
Riwayat keluarga – keluarga yang memiliki
riwayat gangguan jiwa 3x beresiko terkena
post traumatic stress disorder (PTSD).
Ansietas 17
Orang tua yang sering cemas – anak
cenderung cemas karena proses belajar
(meniru, melihat).
Harga diri rendah (low self-esteem) – sering
merasa ragu.
Resilience – kemampuan beradaptasi dengan
situasi yang penuh tekanan. Pernah
mengatasi situasi yang penuh tekanan akan
membantu individu bertahan pada situasi
sulit lainnya.
Ansietas 18
Kecemasan terjadi karena individu mengalami
frustrasi terhadap tujuan yang ingin dicapai.
◦ Frustrasi: internal dan eksternal.
◦ Eksternal – misal: dipecat dari pekerjaan.
◦ Internal – misal ekspektasi tidak sesuai dengan
kenyataan.
Kecemasan timbul karena konflik di antara
dua pilihan.
Ansietas 19
Mengalami atau menyaksikan peristiwa yang
bersifat traumatik.
Krisis maturasi dan situasional: ancaman
terhadap keutuhan fisik dan ancaman
terhadap keutuhan diri.
◦ Ancaman terhadap keutuhan fisik: gangguan
fisiologis atau penurunan kemampuan melakukan
aktifitas hidup keseharian. Misal: polusi, kurang
makanan, nyeri, penyakit fisik.
Ansietas 20
◦ Ancaman terhadap keutuhan diri: kehilangan orang
yang dicintai, perubahan pekerjaan, tekanan
budaya dan sosial, beban kerja yang berlebihan,
peran baru sebagai orang tua.
Ansietas 21
Ansietas 22
Aset ekonomi (material assets).
Problem-solving abilities.
Social supports.
Positive beliefs.
Ansietas 23
Semakin tinggi tingkat kecemasan, semakin
jelas perilaku yang tampak.
Mild – menangis, tidur, olah raga, makan,
miras, merokok.
Moderate, severe, panic – perlu energi yang
lebih besar untuk mengatasinya.
◦ Problem/Task focused coping – perilaku menyerang
(destruktif: marah, bermusuhan; konstruktif:
perilaku asertif).
Ansietas 24
Perilaku menarik diri – menjadi apatis,
menarik diri dari hubungan interpersonal.
Kompromi – bila perilaku menyerang atau
menarik diri tidak berhasil. Misal: mengubah
tujuan, mengorbankan kebutuhan diri.
Emotion/Ego focused coping – digunakan
untuk menjaga keutuhan diri. Misal:
kompensasi, denial, dll.
Ansietas 25
Kecemasan.
Koping tidak efektif.
Kesiapan dalam peningkatan koping.
Ketakutan.
Ansietas 26
Terima dan dukung pola pertahanan yang
klien gunakan.
Jangan tanyakan “mengapa” gejala bisa
terjadi.
Berikan umpan balik kepada klien tentang
perilaku, stresor, penilaian terhadap stresor
dan sumber koping yang ada.
Ansietas 27
Tetap tenang bersama klien.
Kurangi stimulus lingkungan.
Batasi interaksi klien dengan orang lain untuk
mengurangi kecemasan.
Identifikasi dan modifikasi situasi yang
mencetuskan cemas.
Beri tindakan suportif seperti mandi air
hangat, pijatan.
Ansietas 28
Libatkan klien dalam aktifitas hariannya.
Libatkan keluarga sebagai sistem pendukung
klien.
Berikan obat untuk mengurangi
ketidaknyamanan.
Ansietas 29
Antianxiety. Misal: Benzodiazepine.
Antidepresant. Misal: SSRI.
Ansietas 30
Psikoedukasi.
Mengenali kecemasan.
Memperluas wawasan tentang kecemasan.
Mengatasi stresor : anxiety reduction,
cognitive restructuring, learning new
behavior.
Anxiety reduction – latihan relaksasi.
Cognitive restructuring – thought stopping.
Learning new behavior – social skill training,
Token economy.
Ansietas 31
Ansietas 32
Ansietas 33
Matius 6: 25 “Karena itu Aku
berkata kepadamu: Janganlah
kuatir akan hidupmu...Bukankah
hidup itu jauh lebih penting
daripada makanan dan tubuh itu
lebih penting daripada pakaian?”..
Matius 6: 27 “Siapakah di antara
kamu yang karena kekuatirannya
dapat menambahkan sehasta saja
pada jalan hidupnya?”..
Ansietas 34
Ansietas 35