Anda di halaman 1dari 25

DASAR-DASAR

SEDIMENTOLOGI, STRATIGRAFI
DAN TEKTONIK
SURYAWAN ASFAR
SEDIMENTOLOGI
Menurut Wadell (1932), sedimentologi adalah ilmu yang mempelajari
sedimen atau endapan.

Endapan sedimen (sedimentary deposit) adalah tubuh material padat


yang terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi,
pada kondisi tekanan dan temperatur yang rendah.
Sedimen umumnya (namun tidak selalu) diendapkan dari fluida dimana
material penyusun sedimen itu sebelumnya berada, baik sebagai larutan
maupun sebagai suspensi.
Definisi ini sebenarnya tidak dapat diterapkan untuk semua jenis batuan
sedimen karena ada beberapa jenis endapan yang telah disepakati oleh
para ahli sebagai endapan sedimen: (1) diendapkan dari udara sebagai
benda padat di bawah temperatur yang relatif tinggi, misalnya material
fragmental yang dilepaskan dari gunungapi; (2) diendapkan di bawah
tekanan yang relatif tinggi, misalnya endapan lantai laut-dalam.
SEDIMENTOLOGI VS STRATIGRAFI
Batas pemisah antara sedimentologi dengan stratigrafi sebenarnya
tidak jelas. Stratigrafi secara luas diartikan sebagai ilmu yang
membahas tentang segala aspek strata, termasuk studi tekstur,
struktur, dan komposisi. Walau demikian, dalam prakteknya, para
ahli stratigrafi lebih banyak menujukan perhatiannya pada masalah
penentuan urut-urutan stratigrafi dan penyusunan kolom geologi.
Jadi, masalah sentral dalam stratigrafi adalah penentuan urut-
urutan batuan dan waktu yang dicerminkan oleh berbagai
penampang lokal, pengkorelasian penampang-penampang lokal,
dan penyusunan suatu penampang yang dapat digunakan secara
sahih sebagai wakil dari tatanan stratigrafi dunia. Walau demikian,
pengukuran ketebalan dan pemerian litologi umum (gross lithology)
masih dipandang sebagai tugas para ahli stratigrafi. Karena itu, tidak
mengherankan apabila banyak pengetahuan tentang ciri khas
endapan sedimen—misalnya perlapisan, perlapisan silang-siur, dan
ciri-ciri lain yang sering terlihat dalam singkapan—diperoleh dari
hasil penelitian stratigrafi.
PROSES PEMBENTUKAN
Sedimen merupakan bahan atau partikel yang terdapat di
permukaan bumi (di daratan ataupun lautan), Air dan angin
merupakan agen pengangkut yang utama.
Pelapukan  Erosi  Pengangkutan  Kompaksi  Penyemenan
 Rekristalisasi (Batuan Sedimen Karbonat).

PETUNJUK BATUAN SEDIMEN


• Kehadiran perlapisan atau stratification
• Adanya struktur sedimen di atas satah atau di dalam perlapisan
• Terjumpanya fosil
• Kehadiran butiran yang telah mengalami proses angkutan (klas)
• Kehadiran mineral yang asalan sedimen (glaukonit, chamosite
PROSES PELAPUKAN
Pelapukan secara umum dibagi menjadi :
• Pelapukan biologi merupakan pelapukan yang
disebabkan oleh makhluk hidup. contoh: tumbuhnya
lumut, akar pepohonan, dan hewan yang tinggal
didalamnya.
• Pelapukan fisika merupakan pelapukan yang
disebabkan oleh perubahan suhu atau iklim dan terjadi
karena proses disagregasi atau penguraian partikel-
partikel batuan. contoh : perubahan cuaca, tetean
hujan dan sebagainya.
• Pelapukan kimia merupakan pelapukan yang
disebabkan oleh tercampurnya batuan dengan zat - zat
kimia yang menyebabkan terjadinya proses
dekomposisi atau perubahan komposisi kimia batuan.
contoh: reaksi batuan dengan fluida hidrotermal.
TRANSPORTASI SEDIMEN
Secara umum terdapat 2 jenis aliran di dalam fluida yaitu :
• Aliran laminar yaitu dimana air mengalir begitu saja tanpa ada
penghalang dimana ”shear stress” antara molekul H2O
membentuk vektor – vektor kecepatan.
• Aliran turbulen, yaitu dimana vektor – vektor kecepatan terhalang
oleh material menyebabkan aliran bergerak secara acak kesegala
arah.
JENIS BATUAN SEDIMEN
Kelas batuan sedimen yang utama ialah :
• Terrigenous (detrital atau berklas / klastik - clastic)
Batuan klastik merupakan batuan yang berasal dari suatu tempat lain,
dan telah diendapkan dalam tempat baru setelah mengalami proses
pengangkutan. Batuan-batuan yang termasuk didalamnya adalah :
konglomerat atau breksia, Batu pasir, dll.
• Sedimen endapan kimia / biokimia (Chemical/biochemical).
Batuan endapan kimia merupakan batuan yang terbentuk hasil
pengendapan larutan kimia, ataupun terdiri daripada endapan mineral
karbonat atau bersilika atau berfosfat dan lain-lain.
Batuan sedimen yang termasuk dalam golongan ini adalah : Evaporit,
Batuan sedimen karbonat (batu kapur dan dolomit), Batuan sedimen
bersilika (rijang), & Endapan organik (batu arang).
• Batuan volkanoklastik (Volcanoclastic rocks).
Batuan volkanoklastik yang berasal daripada aktivitas gunung berapi.
Debu-debu daripada aktivitas gunung berapi ini akan terendapkan
seperti sedimen yang lain. Batuan yang termasuk : Batu pasir bertuf &
Aglomerat.
KOMPONEN UTAMA BATUAN
SEDIMEN KLASTIK
LINGKUNGAN PENGENDAPAN
BATUAN SEDIMEN
Berdasarkan lingkungan terbentuknya (lingkungan
pengendapan), batuan sedimen dibagi menjadi tiga, yaitu :
• Sedimen laut (marine), batuan sedimen ini diendapkan di
laut. Contohnya: batu gamping, dolomit, napal, dan
sebagainya.
• Sedimen darat (teristris/kontinen), tempat
pembentukannya terjadi di darat. Contohnya : endapan
sungai (aluvium), endapan danau, talus, koluvium, endapan
gurun (aeolis), dan sebagainya.
• Sedimen transisi, lokasi pembentukanya terletak antara
darat dan laut. Contohnya: endapan delta dan endapan
rawa-rawa (limnis).
STRATIGRAFI
• Merupakan cabang dari ilmu geologi yang
mempelajari lapisan-lapisan batuan dalam
kaitannya dengan kerangka ruang dan waktu.
KONSEP DAN HUKUM-HUKUM
GEOLOGI
• Konsep uniformitarianisme (James Hutton),
• Hukum Steno (Horizontality, Lateral continuty,
superposisi and cross cutting relationship)
• Hukum Inklusi
• Hukum Faunal Succession (William Smith, abad ke-
19)
• Konsep keselarasan dan ketidakselarasan,
• Konsep transgresi-regresi
DOKTRIN UNIFORMITARIANISME
• James Hutton (1795) : Sejarah ilmu geologi sudah dimulai sejak
abad ke 17 dan 18 dengan doktrin katastrofisme yang sangat
populer.
• Para penganutnya percaya bahwa bentuk permukaan bumi dan
segala kehidupan diatasnya terbentuk dan musnah dalam sesaat
akibat suatu bencana (catastroph) yang besar.
• James Hutton, bapak geologi modern, seorang ahli fisika
Skotlandia, pada tahun 1795 menerbitkan bukunya yang berjudul
“Theory of the Earth”, dimana ia mencetuskan doktrinnya yang
terkenal tentang Uniformitarianism (keseragaman).
Uniformitarianisme merupakan konsep dasar geologi modern.
Doktrin ini menyatakan bahwa hukum-hukum fisika, kimia dan
biologi yang berlangsung saat ini berlangsung juga pada masa
lampau. Artinya, gaya-gaya dan proses-proses yang membentuk
permukaan bumi seperti yang kita amati saat ini telah
berlangsung sejak terbentuknya bumi. Doktrin ini lebih terkenal
sebagai “The present is the key to the past” dan sejak itulah
orang menyadari bahwa bumi selalu berubah.
HUKUM STENO (HORIZONTALITY)
Nicolaus Steno (1665)
1. HORIZONTALITY
"Strata either perpendicular to the horizon or
inclined to the horizon were at one time parallel to
the horizon." Steno, 1669
“Kedudukan awal pengendapan suatu lapisan batuan
adalah horisontal, kecuali pada tepi cekungan
memiliki sudut kemiringan asli (initial-dip) karena
dasar cekungannya yang memang menyudut”
KESEIMBANGAN LATERAL
(LATERAL CONTINUITY)
"Material forming any stratum were continuous over
the surface of the Earth unless some other solid
bodies stood in the way." Steno, 1669
Pelamparan suatu lapisan batuan akan menerus
sepanjang jurus perlapisan batuannya. Dengan kata
lain bahwa apabila pelamparan suatu lapisan
batuan sepanjang jurus perlapisannya berbeda
litologinya maka dikatakan bahwa perlapisan
batuan tersebut berubah facies. Dengan demikian,
konsep perubahan facies terjadi apabila dalam satu
lapis batuan terdapat sifat, fisika, kimia, dan biologi
yang berbeda satu dengan lainnya.
HUKUM SUPERPOSISI
"...at the time when any given stratum was being
formed, all the matter resting upon it was fluid, and,
therefore, at the time when the lower stratum was
being formed, none of the upper strata existed”.
(Steno, 1669)
Dalam kondisi normal (belum terganggu),
perlapisan suatu batuan yang berada pada posisi
paling bawah merupakan batuan yang pertama
terbentuk dan tertua dibandingkan dengan lapisan
batuan diatasnya.
HUKUM HUBUNGAN POTONG MENYILANG
(CROSS CUTTING RELATIONSHIP)
"If a body or discontinuity cuts across a stratum, it
must have formed after that stratum" . Steno, 1669.
• Hubungan petong-memotong (cross-cutting
relationship) adalah hubungan kejadian antara satu
batuan yang dipotong/diterobos oleh batuan
lainnya, dimana batuan yang dipotong/diterobos
terbentuk lebih dahulu dibandingkan dengan
batuan yang menerobos.
HUKUM INKLUSI
• Rock fragments (in another rock) must be older than
the rock containing the fragments.
• FRAGMEN BATUAN PADA BATUAN YANG LAIN (INKLUSI
BATUAN), TERBENTUK LEBIH DAHULU ATAU BERUMUR
LEBIH TUA DARI BATUAN YANG ADA DI SEKELILINGNYA
Inklusi terjadi bila magma bergerak keatas menembus
kerak, menelan fragmen2 besar disekitarnya yang tetap
sebagai inklusi asing yang tidak meleleh. Jadi jika ada
fragmen batuan yang terinklusi dalam suatu perlapisan
batuan, maka perlapisan batuan itu terbentuk setelah
fragmen batuan. Dengan kata lain batuan/lapisan batuan
yang mengandung fragmen inklusi, lebih muda dari
batuan/lapisan batuan yang menghasilkan fragmen
tersebut.
HUKUM FAUNAL SUCCESSION
• Fossil groups were succeeded by other fossil groups
through time.
• This allowed geologists to develop a fossil
stratigraphyand provided a means to correlate rocks
throughout the world.
• KARENA SUATU KUMPULAN FOSIL AKAN BERUBAH
SELAMA SUATU KURUN WAKTU, MAKA SETIAP LAPISAN
BATUAN MENGANDUNG FOSIL YANG BERBEDA
• BERDASARKAN HAL TERSEBUT, SUATU LAPISAN BATUAN
DI SUATU TEMPAT DAPAT DIKORELASIKAN DENGAN
BATUAN DI TEMPAT LAIN
HUBUNGAN STRATIGRAFI ANTAR
LAPISAN
• Keselarasan (Conformity): adalah hubungan antara satu
lapis batuan dengan lapis batuan lainnya diatas atau
dibawahnya yang kontinyu (menerus), tidak terdapat
selang waktu (rumpang waktu) pengendapan. Secara
umum di lapangan ditunjukkan dengan kedudukan
lapisan (strike/dip) yang sama atau hampir sama, dan
ditunjang di laboratorium oleh umur yang kontinyu.
• Tidak Selaras, adalah hubungan antara satu lapis
batuan dengan lapis batuan lainnya (batas atas atau
bawah) yang tidak kontinyu (tidak menerus), yang
disebabkan oleh adanya rumpang waktu pengendapan.
KETIDAK SELARASAN
• Ketidakselarasan Bersudut (Angular unconformity)
adalah salah satu jenis ketidakselarasan yang hubungan
antara satu lapis batuan (sekelompok batuan) dengan
satu batuan lainnya (kelompok batuan lainnya),
memiliki hubungan/kontak yang membentuk sudut.
• Disconformity adalah salah satu jenis ketidakselarasan
yang hubungan antara lapisan batuan (sekelompok
batuan) dengan lapisan batuan lainnya (kelompok
batuan lainnya) dibatasi oleh satu rumpang waktu
tertentu (ditandai oleh selang waktu dimana tidak
terjadi pengendapan).
• Non-conformity adalah salah satu jenis
ketidakselarasan yang hubungan antara lapisan batuan
(sekelompok lapisan batuan) dengan satuan batuan
beku atau metamorf.
DISCONFORMITY
ANGULAR UNCORMITY
NON CONFORMITY
GAMBARAN KETIDAK SELARASAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai