Anda di halaman 1dari 48

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular

Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Kementerian Kesehatan RI

Pembekalan Nusantara Sehat Angkatan VII


1
Tahun 2018
TUJUAN PEMBELAJARAN

Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti pembekalan, peserta mampu
mendukung pelaksanaan pelayanan primer di
puskesmas pada lokasi yang ditetapkan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan RI.

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta
mampu Melakukan pengendalian penyakit tidak
menular

2
PENGUKURAN & PEMERIKSAAN
FR PTM:

1. Berat Badan 9. Kolesterol Total


2. Tinggi Badan 10. Pemeriksaan Payudara
3. Lingkar Perut Sendiri
4. Tajam Penglihatan (SADARI)
5. Tajam Pendengaran 11. Pemeriksaan Payudara
Klinis (SADANIS)
6. Pemeriksaan Sederhana
Telinga 12. Pemeriksaan Kanker Rahim
Dengan IVA
7. Tekanan Darah
13. Latihan untuk mata
8. Gula Darah Sewaktu

3
1. BERAT BADAN :

Persiapan :
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus
plastiknya.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka
alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat
seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
Prosedur : Sesuai tatalaksana penimbangan.

4
2. TINGGI BADAN :

Pengukuran tinggi badan (cm)


dimaksudkan untuk mendapatkan data
tinggi badan semua kelompok umur.
Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan :
microtoise dengan kapasitas ukur 2
meter dan ketelitian 0,1 cm.
Prosedur : Sesuai tatalaksana

5
Continue..

• Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk


mendapatkan nilai IMT Obesitas.
• Penilaian IMT menggunakan rumus :
IMT = Berat Badan (Kg)
Tinggi Badan (m)²
• Cut off ≥ 23 penentu kategori obesitas (dewasa asia)

6
Tabel 1. Klasifikasi obesitas pada orang dewasa berdasarkan IMT
menurut WHO

IMT ˂ 18,5 Berat Badan Kurang


(Underweight)
IMT 18,5 – 22,9 Berat Badan Normal
IMT ≥ 23 Kelebihan Berat
Badan (Overweight)
IMT 23 – 24,9 Dengan risiko
IMT 25 – 29,9 Obesitas I
IMT ≥ 30 Obesitas II
7
3. LINGKAR PERUT :

Dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya


obesitas abdominal/ sentral.
1. Alat yang dibutuhkan :
a. Ruangan yang tertutup dari
pandangan umum. Jika tidak ada
gunakan tirai pembatas
b. Pita pengukur
c. Spidol atau pulpen.
2. Jelaskan tujuan pengukuran lingkar perut dan
tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam
pengukuran.
8
Cara Pengukuran Lingkar Perut :

1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM


diminta dengan cara yang santun untuk
membuka pakaian bagian atas atau
menyingkapkan pakaian bagian atas dan
raba tulang rusuk terakhir warga Posbindu
PTM untuk menetapkan titik pengukuran

2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling


bawah

3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal


paha/ panggul

9
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik
tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang
pangkal paha/ panggul dan tandai titiktengah
tersebut dengan alat tulis
5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak
dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/
diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar
horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju
titik tengah diawal pengukuran.

6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut


yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil
bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik
tengah tersebut lagi. Pita pengukur tidak boleh
melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati
angka 0,1 cm.

10
Tabel 3. Lingkar Perut dan Risiko Penyakit

No Lingkar Perut Jenis Kelamin Risiko Penyakit

1 ≥ 90 cm Laki – laki Meningkat

2 ≥ 102 cm Laki - laki Sangat Meningkat

3 ≥ 80 cm Perempuan Meningkat

4 ≥ 88 Perempuan Sangat Meningkat

11
4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN

Alat yang diperlukan :


– Kit Ophtalmologi Komunitas, terdiri dari :
• Kartu E yang telah disederhanakan atau Tumbling E
• Occluder atau penutup mata dengan pinhole flexible
• Tali pengukur 6 meter dengan penanda/multiple cincin di
kedua ujungnya dan penanda pada 1 meter & 3 meter

12
METODE PENGUKURAN TAJAM
PENGLIHATAN :
– Perkenalkan diri dan berikan penjelasan singkat cara pemeriksaan
– Pemeriksa menempatkan satu cincin di jari sebagai penanda,
terperiksa/responden melakukan hal yang sama dengan cincin di ujung pita
lainnya.
– Pemeriksaan dimulai dari mata kanan dengan mata kiri tertutup tanpa
menggunakan pinhole. Upayakan mata tidak tertekan.
– Pemeriksaan dimulai dari jarak 6 meter.
– Tes dilakukan sebanyak 4 kali, apabila jawaban benar semua maka dilanjutkan
pada tes yang lebih sulit yaitu huruf yang lebih kecil.
– Apabila terdapat kesalahan saat menjawab, ulangi terlebih dahulu sampai
dengan 5 kali.
– Ulangi pemeriksaan pada jarak 3 meter dengan teknik diatas apabila semua
jawaban benar di jarak 6 meter.

13
• Ulangi pemeriksaan pada jarak 1 meter dengan teknik diatas apabila
semua jawaban benar di jarak 3 meter.
• Mata dengan tajam penglihatan lebih baik daripada 6/12 tidak perlu
diperiksa menggunakan pinhole.
• Catat hasil pengukuran terakhir pada kolom dengan pinhole, kemudian
lakukan pemeriksaan dengan pinhole yang dimulai dari besar huruf
terakhir yang dapat dilihat responden.
• Lakukan tes dengan pinhole sesuai tahapan sebelumnya.
• Lakukan pemeriksaan yang sama untuk mata kiri.
• Apabila ditemukan hasil pemeriksaan ≤ 3/60, disarankan agar
responden dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
14
Tabel 4. Definisi Berdasarkan World Health Organization
(WHO – ICD10)
Kebutaan (WHO – ICD 10)

Early visual impairment (EVI) : Tajam penglihatan < 6/12 – 6/18 pada mata terbaik
dengan koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik
atau pinhole

Moderate visual : Tajam penglihatan < 6/18 – 6/60 pada mata terbaik
impairment (MVI) dengan koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik
atau pinhole

Severe visual impairment : Tajam penglihatan < 6/60 – 3/60 pada mata terbaik
(SVI) dengan koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik
atau pinhole

15
Visual impairment : Tajam penglihatan < 6/18 pada mata terbaik dengan
koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole

Functional Low : Seseorang dengan low vision adalah yang memiliki


Vision gangguan pada fungsi visual walaupun telah dilakukan
terapi dan/atau koreksi refraksi, dan tajam penglihatan
kurang dari 6/18 hingga persepsi cahaya, atau lapang
pandang kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi, yang
menggunakan, atau potensial menggunakan
penglihatannya untuk melakukan kegiatan sehari-hari.*)

16
5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN

PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)

17
18
DETEKSI DINI
TAJAM PENGLIHATAN & PENDENGARAN
DI POSBINDU

Tes menghitung jari Tes Suara Jarak 6 m, 3


atau E-Tumbling m & 1 meter

19
6. PEMERIKSAAN SEDERHANA TELINGA

Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk


mengetahui fungsi telinga.
1. Cara pemeriksaan pendengaran dengan bisikan :
a. Atur posisi pasien berdiri membelakangi anda pada jarak sekitar
4,5-6 meter
b. Anjurkan peserta posbindu untuk menutup salah satu telinga
yang diperiksa.
c. Bisikkan satu bilangan ( mis, tujuh enam ).

20
Continue…
d. Beri tahu peserta posbindu untuk
mengulangi bilangan yang
didengarkan.
e. Periksa telinga sebelahnya dengan
cara yang sama.
f. Bandingkan kemampuan
mendengar pada telinga kanan dan
kiri peserta posbindu.

21
2. Cara pemeriksaan pendengaran
dengan menggunakan
arloji :
a. Pegang sebuah arloji disamping telinga
peserta posbindu
b. Minta peserta posbindu menyatakan
apakah mendengar detak arloji.
c. Pidah posisi arloji perlahan - lahan
menjauhi telinga dan minta peserta
posbindu menyatakannya bila tidak
dapat mendengar lagi detak arloji
normalnya detak arloji masih dapat di
dengar sampai jarak 30 cm dari telinga.
d. Bandingkan telinga kanan dan kiri

22
7. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH

Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap bulan bagi


yang sehat maupun yang sudah menyandang hipertensi.
(petugas pelaksana posbindu PTM yang terlatih dan tenaga
kesehatan).
Pengukuran ini untuk mendapatkan data tekanan darah
padaindividu.
Alat dan Bahan:
a. Tensimeter Digital
b. Manset besar
c. Batu baterai AA

23
PROSEDUR PENGUKURAN

a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat


b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30
menit sebelum pengukuran.
c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua
telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri
warga Posbindu PTM di atas meja sehinga mancet yang
sudah terpasang sejajar dengan jantung.
e. Singsingkan lengan baju pada lengan
bagian kiri klien dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
24
 Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang
dengan telapak tangan terbuka ke atas.
Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet
 Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah

25
 Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis
kembali dan hasil pengukuran akan muncul. Alat akan
menyimpan hasil pengukuran secara otomatis
 Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika
Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat akan mati
dengan sendirinya dalam 5 menit.

26
TATALAKSANA PENGUKURAN TEKANAN DARAH

MENGUKUR TEKANAN DARAH YANG BAIK DAN


BENAR.mp4

27
INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN
TEKANAN DARAH

No. Tekanan Darah Klasifikasi*)

1. < 120/<80 mm/Hg Normal

2. 120-139/80-90 mm/Hg Prehipertensi

3. 140-150/90-99 mm/Hg Hipertensi derajat 1

4. >160/>100 mm/Hg Hipertensi derajat 2

28
8. PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

Alat dan bahan :


 Alat pemeriksaan kadar gula darah lipid (Analyzer)
 Test strip gula darah dan kolesterol
 Auto lancet (Autoclix)
 Lancet
 Pipet ukuran 40uL untuk panel test strip dan 15 uL untuk
single test strip
 Alkohol 70%
 Kapas
 Tissue kering

29
PEMERIKSAAN DENGAN GLUKOMETER
(DISESUAIKAN DENGAN JENIS GLUKO-METER) :

 Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul


 Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan
kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan.
 Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam.
 Usap dengan kapas steril kering
setelah darah keluar. Sentuhkan satu/
dua tetes darah
 Baca hasil glukosa darah.

30
31
9. PEMERIKSAAN KOLESTEROL TOTAL:

 Persiapan alat
Analyzer
 Pengambilan darah
 Cara Meneteskan
Darah
 Tunggu hasil

32
10. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
(SADARI)

SADARI DALAM 3 LANGKAH

1 2 3

33
11. PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS
(SADANIS)
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan payudara sendiri
(apakah ada perubahan bentuk,warna,ukuran,cerukan dan
kerutan)
2. Angkat kedua tangan keatas kepala; perhatikan kembali
kedua payudara, kemudian kedua tangan menekan
pinggang agar otot dada berkontraksi. Bungkukkan badan
untuk melihat apakah kedua payudara menggantung
seimbang.
3. Tekan dengan lembut masing2 putting dengan ibu jari dan
jari telunjuk untuk melihat apakah ada cairan keluar.

34
4. Lakukan perabaan payudara (berdiri atau berbaring),angkat
lengan kiri keatas kepala. Rasakan apakah terdapat
benjolan atau penebalan. Gunakan tangan kanan untuk
menekan payudara kiri dengan ketiga jari tengah.Pastikan
memeriksa diantara payudara, dibawah lengan dan
dibawah tulang selangka.
5. Lakukan demikian seterusnya pada payudara sebelah
kanan.

35
12. PEMERIKSAAN KANKER RAHIM DENGAN IVA
Pemeriksa Tujuan Tatalaksana Hasil
Tenaga Deteksi dini kelainan mulut Mengamati serviks Positif (+) :
Kesehatan rahim (servisitis, cervical wart, (mata telanjang) Jika ditemukan
Terlatih keputihan abnormal, polip, setelah diberikan bercak putih
(Dokter/Bida serviks oedema, hipertropi, asam asetat/asam seperti sariawan
n) pertumbuhan at adanya tukak. cuka 3-5% setelah 1 (satu)
menit dioleskan
asam cuka.

36
PERSIAPAN ALAT & BAHAN

 Meja ginekologi (atau


meja tulis)
 Sumber cahaya yang
cukup
 Asam asetat 3 - 5 %
 Kapas lidi besar
 Sarung tangan bersih
 Spekulum vagina

37
TEHNIK VISUAL ASAM ASETAT
 Pasien posisi litotomi
 Gunakan spekulum cocor bebek  KASIVO
lihat serviks dan pulaskan larutan asam asetat 3-5% dengan menggunakan
kapas
 Tunggu 1-3 menit, perhatikan perubahan warna pada serviks.
 Hasil IVA positif  bercak putih (acethowhite )epithelial menunjukkan adanya
lesi prakanker

38
TAMPILAN IVA positif
Tampak Bercak putih (Aceto White Epithelium)

LESI PRA KANKER


Lesi intra epitel serviks
derajat rendah ~ NIS I

KANKER SERVIKS
Invasif

39
FOLLOW UP HASIL TES IVA

40
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN IVA

KEUNTUNGAN KERUGIAN
 Non invasif  Pada wanita menopause
 Mudah dan murah sering tidak dapat
 Di Puskesmas diterapkan karena SSK
tidak tampak
 Hasilnya langsung
 Sensitivitas dan spesifisitas
baik

IVA SEBAGAI PILIHAN SKRINING UNTUK INDONESIA

41
42
43
44
45
46
TERIMA KASIH

4
7
AYO...PRAKTEK

48

Anda mungkin juga menyukai