Anda di halaman 1dari 52

ANATOMI MATA

ANATOMI LENSA
ANATOMI LENSA
ANATOMI LENSA
• Lensa merupakan struktur transparan
(jernih)
• Berbentuk cembung, tebal 3,5 mm(saat
lahir) – 5 mm (dewasa)
• Transparan, avaskuler & persyarafan (-)
• Semipermiabel (air dan elektrolit)
• Elastis dan tidak berwarna
• Glukosa sebagai sumber utama energi lensa
berasal dari aqueous humor dan masuk ke
dalam lensa secara difusi
ANATOMI LENSA
Komposis:
• 66% air  dengan bertambahnya usia air <,
elastis <
• 33% protein  protein yang larut dalam air
(crystaline)  fungsi penentu tingginya
indek refraksi lensa
• Elektrolit : kalium 120 mM, Na 20mM &
Ca 30 mM.
FUNGSI LENSA
1. Refraksi  memfokuskan objek jauh ke
retina
 Relaksasi muskulus siliaris
 Zonula zinni teregang
 Diameter ant-post minimal
2. Akomodasi  memfokuskan objek dekat
ke retina
 Kontraksi M.siliaris
 Zonula zinni relaksasi
 Lensa cembung (kapsul elastis dan lentur)
FUNGSI LENSA
KELAINAN LENSA
1. Presbiopia (ketidakmampuan melihat
dekat)  terjadi akibat penurunan
elastisitas lensa secra bertahap karena
proses penuaan.
2. Katarak (kekeruhan lensa)
3. Dislokasi (lensa tidak pada tempatnya
KATARAK
 Kekeruhan lensa, dimana terjadi perubahan
yang awalnya jernih & tembus cahaya 
menjadi keruh
 Akibatnya cahaya sulit mencapai retina 
menghasilkan bayangan yang kabur pada
retina
 Katarak dapat terjadi pd saat perkembangan
serat lensa terhenti dan telah memulai
proses degenaratif
KATARAK
 Keadaan ini terjadi pada orang lanjut usia
akibat pengerasan lensa yang tidak dapat
dihindari
 Penderita diabetes militus dapat mengalami
katarak 10 tahun lebih awal dari pada yang
bukan penderita diabetes
 Katarak dapat juga terjadi pada bayi baru
lahir ataupun anak-anak
Usia

Perilaku
Penyakit 1. Merokok
1. Trauma mata Faktor 2. Konsumsi
2. DM alkohol
Risiko 3. Nutrisi

Pekerjaan
Proses penuaan
1. Usia
Perubahan fisik & kimia

Penurunan jumlah Terputusnya protein


lensa normal Serat –serat lamelar
enzim
subepitel terus
Koagulasi/ berprodukasi
Nukleus berubah penggumpalan
warna coklat Tumbuh serat baru
kekuningan Rusaknya serabut dan serat lama
lensa tergeser ke
bag.tengah lensa
Opasitas pada kapsul Hilangnya
posterior & anterior transparansi Menjadi bagian dari
nukleus lensa yang
Penglihatan tidak elastis
terdistorsi

Katarak
2. Pekerjaan Paparan sinar UV

Diserap oleh protein lensa

Reaksi fotokimia

Terbentuk radikal
bebas

Mempengaruhi
struktur protein lensa

Menyebabkan
kekeruhan lensa

Katarak
3. Penyakit (DM)
Kadar gula yang meningkat

Meningkatkan kadar glukosa dalam


humor aquos

Perubahan glukosa oleh enzim aldose reduktase


meningkatkan jumlah sarbitol

Kadar sarbitol dalam lensa mata meningkat


akumulasi sarbitol yang bersifat hidrofilik

Meningkatkan water
up take

Serabut-serabut lensa mencembung

Katarak
3. Penyakit (trauma mata)

• Trauma mata dapat mengakibatkan katarak


pada semua umur
• Dapat terjadi akibat pukulan keras, luka
tembus atau bahan kimia yang dapat
mengakibatkan kerusakan pada lensa mata
• Katarak traumatika ini dapat terjadi
sebagian atau seluruh lensa
• Dapat juga kapsul lensa pecah akibat trauma
tumpul
4. Perilaku (merokok)

• Merokok menyebabkan penumpukan


molekul berpigmen -3 hydroxykhynurine dan
chromophores, yang menyebabkan terjadinya
penguningan warna lensa. Sianat dalam
rokok juga menyebabkan terjadinya
denaturasi protein.
4. Perilaku (konsumsi alkohol)

• Peminum alkohol kronis mempunyai resiko


tinggi terkena berbagai penyakit mata,
termasuk katarak.
• Dalam banyak penelitian alkohol berperan
dalam terjadinya katarak.
• Alkohol secara langsung bekerja pada
protein lensa dan secara tidak langsung
dengan cara mempengaruhi penyerapan
nutrisi penting pada lensa
4. Nutrisi

• Hasil penelitian menunjukkan adanya


penurunan resiko katarak dengan
peningkatan frekuensi asupan makanan
tinggi lutein (bayam, brokoli).
• Dengan memakan bayam yang telah
dimasak lebih dari dua kali dalam semingu
dapat menurunkan resiko katarak
Manifestasi Klinis

Pandangan
kabur,berkabut
& berasap

Silau
Penglihatan
terhadap
ganda
cahaya

Gangguan dalam Daya


mengintepretasi penglihatan
warna berkurang
Patway
• Kongenital
Usia • Juvenil
• Senil

• Kortikal anterior
• Kortikal posterior
Anatomi • Nuklear
lensa
• Subkapsular
• Total

• Insipien
Stadium • Imatur
penyakit • Matur
• Hipermatur
KATARAK KONGINETAL

• Kekeruhan lensa yang timbul sejak lahir &


merupakan salah satu penyebab kebutaan
pada anak yang sering di jumpai
• Dapat menjadi kebutaan permanen jika
katarak tetap tak terdeteksi
• Pada 33% dari kasus pediatric cataract
merupakan katarak konginetal yang sudah
didiagnosa sebelumnya
Etiologi

• Idiopatik (50%)
• Kelainan kromosom (trisomi 21, trisomi 18)
• Penyakit metabolik (galaktosemia)
• Infeksi intrauterin (rubella, varicella, CMV,
toksoplasmosis)
• Penggunaan anti biotik tetracycline yang
biasa digunakan pada perawatan infeksi
pada ibu hamil
Etiologi

• 25% kasus akibat keturunan (autosomal


dominan)
Embriologi lensa

• Pembentukan lensa manusia di mulai kira –


kira hari ke 25 kehamilan yang disebut
vesikel optic yang menonjol dari otak bagian
depan atau diencephalon
• Kira-kira minggu ke 7 kehamilan serat lensa
baru terbentuk menjadi fetal nucleus
Gambaran klinis

• Adanya leukokoria (bintik putih pada pupil)


• Bila katarak binokuler, keluhan anak kurang
mampu melihat & tidak dapat fokus
• Fotofobia
• Strabismus
• Nistagmus
Penatalaksanaan

• Dilakukan pembedahan pelepasan katarak,


diikuti dengan implan lensa buatan
intraocular lense (IOL).
• Waktu yang optimum untuk pembedahan
katarak adalah antara 6 minggu hingga 3
bulan sejak kelahiran bayi.
• IOL sebaiknya juga diganti seiring
pertumbuhan dan perubahan mata anak
KATARAK JUVENIL

• Merupakan katarak yang lembek dan


terdapat pada anak-anak, yang mulai
terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun.
• Katarak juvenile merupakan kelanjutan dari
katarak kongenital
• Katarak bisa juga timbul akibat trauma pada
mata, paparan yang lama terhadap obat
seperti kortikosteroid menyebabkan katarak
KATARAK SINILIS

• Katarak senilis merupakan jenis katarak


yang paling banyak ditemukan, 90% dari
seluruh kasus katarak
• Katarak senilis adalah kekeruhan lensa yang
terjadi karena proses degenerasi dan
biasanya mulai timbul pada usia di atas 50
tahun
JENIS KATARAK SINILIS

1. Tipe kortikal
kekaburan dimulai pada bagian
superfisial dari kortek lensa mata
2. Tipe nukear
Proses kekaburan dimulai pada bagian
nukeus lensa mata
Stadium
imatur

Stadium Stadium Stadium


insipium Katarak matur

Stadium
hipermatur
1. Stadium Insipium
 Merupakan awal dari proses degenerasi
lensa
 Kekeruhan dimulai dari terbentuknya
bercak2 (kekeruhan yang tidak teratur)
 Keluhan  penglihatan ganda
 Belum terjadi penyerapan cairan pada lensa
 Iris dalam posisi normal
 Kekeruhan ringan pada lensa
 Tajam penglihatan belum terganggu
2. Stadium Imatur

 Lensa mulai menyerap cairan  lensa


menjadi cembung
 Akibat lensa mata yang bengkak  iris
terdorong ke kamera okuli anterior 
sudut mata bisa menyempit/tertutup 
glaukoma sekunder
3. Stadium matur

 Terjadi kekeruhan di seluruh lensa.


 Tekanann cairan dalam lensa sudah
kembali seimbang  sehingga ukuran
lensa kembali normal Iris dalam posisi
normal & kamera okuli anterior normal
 sudut bilik terbuka
 Tajam penglihatan mulai menurun
3. Stadium matur

 Pada stadium inilah waktu yang tepat


untuk dilakukan pembedahan karena
lensa lebih padat sehingga mudah
dipisahkan dengan kapsulnya
4. Stadium Hipermatur

 Terjadi proses degeriatif lanjut, kortek


lensa dapat mencair  nukleus tenggelam
didalam kortek lensa
 Terjadi juga bahan lensa ataupun kortek
dapat masuk ke kamera okuli anterior
 Lensa terlihat lebih kecil
 Dapat terjadi uveitis
 Bahan lensa dapat menutup sudut bilik 
glaukoma
PENATALAKSANAAN

• Intra capsular cataract extraction


• Seluruh lensa di angkat
ICCE • Sudah jarang dilakukan sejak
ada ECCE

• Extra capsular cataract


extraction
• Sebagian besar
ECCE bag.anterior,nukleus, kortek
diangkat tetapi kapsula
posterior dipertahankan
PENATALAKSANAAN

• Kaca mata afakia


• Lensa kontak
• Implan lensa okuler (IOL)

Anda mungkin juga menyukai