Anda di halaman 1dari 22

FARMAKOKINETIKA KLINIK

FENITOIN

NAMA : ISMIHAYATI NASUTION


NO BP : 1601022
KELAS : VI.A

DOSEN : YONETA SRANGENGE M.Sc, Apt


FENITOIN

Fenitoin termasuk golongan obat antikonvulsan yang


digunakan untuk mengobati penyakit epilepsi.

Fenitoin efektif mengurangi frekuensi dan keparahan kejang


tanpa menyebabkan depresi sistem saraf pusat
Farmakokinetika fenitoin sangat dipengaruhi oleh
kelarutannya dalam air yang kecil dan
metabolismenya oleh enzim sitokrom P450 lebih
kurang 95%. Dieskresi lewat urin atau feses dalam
bentuk metabolit.
•fenitoin terikat plasma 90% terutama dengan
albumin.
• Ikatan dengan plasma tergantung kadar albumin dan
dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi klinis seperti
kadar serum albumin yang rendah, gagal ginjal,
penggunaan bersama obat lain yang juga terikat
protein.
Perubahan ikatan protein plasma

Rentang terapeutik umum fenitoin 10 – 20 mg/L mewakili


konsentrasi obat total yang mengandung konsentrasi obat tak
terikat (bebas) ditambah fenitoin yang terikat pada albumin
plasma.

Nilai fraksi fenitoin bebas adalah 0,1. oleh sebab itu sekitar
90% fenitoin dalam plasma terikat albumin serum, sekitar
10% tidak terikat dan bebas untuk melakukan keseimbangan
dengan jaringan tempat terjadinya efek farmakologis
BIOVAIBILITAS

Fenitoin diabsorbsi secara lengkap (F = 1,0) dari sebagian


besar produk.

Fenitoin diabsorbsi secara lambat dan bioavailabilitasnya


bisa kurang dari 100 % pada pasien dengan waktu transit GI
yg pendek.
VOLUME DISTRIBUSI

Volume distribusi pada pasien dengan fungsi ginjal normal


dan konsentrasi albumin serum normal kira-kira sebesar 0,65
L/kg.

Pada pasien yg kegemukan , VD fenitoin merupakan


hubungan kompleks antara ikatan protein plasma, kelarutan
lemak dan perfusi jaringan.
Pasien yg kegemukkan :
V fenitoin dalam Ml = 0,65 L/kg [BBI] +1,3 [BBT-BBI]

BBT : Berat badan total pasien (kg)


BBI : berat badan ideal pasien (kg)

BBI
Pria dalam kg =50+(2,3)(tinggi badan dalam inchi >60)

BBI
Wanita dalam kg =45+(2,3)(tinggi badan dalam inchi >60)
Kliren tergantung konsentrasi

Hubungan klirens fenitoin dan konsentrasi fenitoin dalam


plasma dngan persamaan:

V = Vm)(S)
Km + S
Konsentrasi tergantung waktu
paruh

Waktu paruh fenitoin adalh 22 jam , akan tetapi waktu paruh


tidak konstan nilainya karena klirens fenitoin berubah pada
konsentrasi plasma, sehingga waktu paru fenitoin adalh
T1/2 = 0,693)( v) [( km)+ Cl]
vm
Waktu untuk mencapai keadaan
tunak

waktu untuk mencapai keadaan tunak lebih lama 3-4 kali


dari waktu paruh nyatanya.
Waktu yang dibutuhkan obat untuk mencapai 90% keadaan
tunak dapat di hitung
T90%m=( km)( V) x (2,3 Vm)[(0,9) (S)(f)( dosis/hari)]
( (Vm – (S)(F) ( dosis/hari))2
ABSORPSI

Fenitoin hanya sedikit diabsorpsi di lambung karena


walaupun berada dalam bentuk tak terion tapi
kelarutannya sangat rendah.

Absorpsi maksimum terjadi di usus halus karena pH usus


yang basa (7-7 ,5) sehingga Fenitoin mudah larut dengan
meningkatnya ionisasi.
Bioavaibilitas fenitoin sebesar 95%
tergantung ukuran partikel, bentuk
sediaan dan zat tambahan yang
terkandung dalam sediaan.

Jika diberikan per oral, onset fenitoin lambat dan


bervariasi sesuai dengan formulasinya. Onset pada
neonatus lebih lambat.
Jika pada sediaan lepas cepat: 1,5 – 3 jam
Jika pada sediaan lepas lambat: 4 – 12 jam
DISTRIBUSI

Fenitoin didistribusi dalam tubuh


secara cepat dan meluas ke seluruh
jaringan, penetrasi melewati
membran terja disecara difusipasif
dan menghasilkan kadar yang
bervariasi diberbagai tempat di
bagian tubuh
Fenitoin diakumulasi dalam sel darah, sedang
setelah pemberian secara suntikan iv. Fenitoin
terdapat dalam otak, kadar dalam otot maupun
dalam jaringan lemak lebih rendah dibandingkan
kadarnya dalam hati, ginjal, saliva maupun air
susu .

Dalam sistim sirkula si Fenitoin secara cepatdan


reversibel terikat pada protein plasma.
1. Ikatan fenitoin
dengan protein
• Dewasa: 90 – 95%
• Bayi: >85%
• Neonatus: 80%

2. Volume distribusi
• Dewasa: 0,6 – 0,7
L/kgBB
• Anak: 0,7 L/kgBB
• Bayi: 0,7 – 0,8 L/kgBB
• Neonatus cukup bulan:
0,8 – 0,9 L/kgBB
• Neonatus prematur: 1
– 1,2 L/kgBB
METABOLISME

Fenitoin sangat dipengaruhi oleh enzim


sitokrom p450, fenitoin dimetabolisme
menjadi metabolit inaktif dan ini akan
diekskresikan ke urin.

Kecepatan hidroksilasi Fenitoin tergantung


pada dosis yang diberikan karena adanya
fenomena keterbatasan kapasitas enzim dan
kinetika kejenuhan pada elim inasi Fenitoin
Jika kecepatan metabalismenya
lambat, akibatnya waktu paruh
Fenitoin akan lebih panjang.
ELIMINASI

Eliminasi mengikuti kinetika orde 1 pada obat dengan


konsentrasi rendah sedangkan kinetika orde nol untuk
konsentrasi obat yang lebih tinggi. Perubahan kinetika
ini mencerminkan saturasi dari jalur metanolik dengan
demikian,kenaikan yang sangat kecil dalam dosis dapat
menimbulkan efek samping
Waktu paruh fenitoin berkisar antara 12-36 jam, rata” 24 jam pada pasien
dalam terapi fenitoi kadar rendah atau menengah. Banyak waktu paroh
yang lebih lama terlihat pada konsentrasi yang lebih tinggi. Pada kadar
fenitoin dalam darah yang rendah, dibutuhkan 5-7 hari untuk tercapai kadar
darah yang stabil pada setiap perubahan dosis, pada kadar yang lebih tinggi
waktu yang dibutuhkan dapat mencapai 4-6 minggu sebelum kadar darah
stabil.

Hanya sejumlah kecil Fenitoin diekskresi melalui feses dalam keadaan


normal, baik dalam bentuk metabolit bebas maupun dalam bentuk
konjugatnya.
WAKTU PENGAMBILAN SAMPEL

Pengambilan sampel tergantung kondisi klinis pasien. Pasien yang


membutuhkan pencapaian cepat C terpi fenitoin maka dapat dilakukan
pengambilan sampel dari 2-3 hari dari awal terapi.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai