Anda di halaman 1dari 16

KEMENTRIAN KESEHATAN RI JAKARTA

Meningitis adalah radang umum


pada araknoid dan piamater, atau
cairan serebrospinalis (CSS)
disebabkan oleh bakteri , virus,
rickettsia,dan protozoa atau cacing
yang dapat terjadi secara akut dan
kronis.
Gejala berasal dari peningkatan intrakranial
dan perubahan aliran darah otak.Pasien
biasanya mengalami Nyeri kepala yang
diikuti mual, muntah, fotofobia, Rasa Nyeri
dapat menjalar ke tengkuk dan punggung.
Tengkuk menjadi kaku (disebabkan
mengejangnya otot - otot ekstensor
tengkuk), dan tanda disfungsiserebral
Gejala dapat bervariasi terhadap
organisme penyebab

Bila keluhan bertambah hebat, terjadi


opistotonus, yaitu tengkuk kaku dengan
sikap kepala tertengadah dan punggung
dengan sikap hiperekstensi. Kesadaran
menurun, tanda kernig dan brudzinsky
positif.
 Awitan gejala dapat berlangsung sangat
cepat untuk organisme ini.
 Meningococcus khususnya diketahui
mempunyai gejala yang sangat cepat dan
penyakit progresif.
 Jalur pentrasi CSS biasanya dimulai dengan
kolonisasi orofaring dan kemudian
menginvasi aliran darah, dan akhirnya
melakukan penetrasi darah di otak
 Meningitis bakteri paling sering didiagnosa
pada mereka yang berusia sangat muda
atau sangat tua.
 Paling umum miningitis kriptokokus dan
miningitis jamur
 Bahkan sekarang ini infeksi oportunistik
yang dikaitkan dengan AIDS, infeksi ini
mengikuti distribusi usia yang sama
manifestasi berhubungan dengan HIV
 Gangguan saraf otak yang terjadi
disebabkan tekanan eksudat pada saraf -
saraf ini. Yang sering terkena nervus III
dan VII. Terjadi afasia motoris atau
sensoris, kejang fokal, monoparesis,
hemiparesis, gangguan sensibilitas.
Tanda- tanda khas penyakit ini adalah
apatis, refleks pupil yang lambat dan
refleks refleks tendo yang lemah.
 Keberhasilan penatalaksanaan bergantung
pada kecepatan pemberian antibiotik
untuk mencegahbmultiplikasi bakteri
 Pemberian kortikosteroid, monitol,
diazepam atau fenitoin untuk mencegah
edema serebral, syok,kejang atau koagulasi
 Keseimbangan cairan dan elektrolit harus
dipantau
• Meningkatkan fungsi cerebral
• Mencegah komplikasi
• Memberikan dukungan emosional bagi paien
• Meminimalkan nyeri
• Memberikan informasi tentang proses
penyakit/prognosis (dalam hal ini bekerja sama
dengan dokter untuk menjelskan kepada
pasien atau keluarga tentang penyakit dan
prognosa penyakit pasien), dan kebutuhan
akan pengobatan.
1.Proses infeksi tidak terjadi
2.Komplikasi minimal
3.Nyeri atau ketidak nyamanan terkontrol
4.Kebutuhan ADL terpenuhi
5.Mengerti tentang proses penyakit, prognosa
dan program pengobatan
 Risti perluasan infeksi
 Risti terjadi komplikasi
 Nyeri
 Deficit perawatan diri (ADL)
 Resti terbatasnya pengetahuan (kebutuhan
belajar) keluarga mengenai proses penyakit,
prognosis dan penatalaksanaannya
 Pasien bedrest
 Atur kepala datar
 Monitor tanda : status neurologi (bcs)
 Kaji kelemahan yang menyangkut (iritabel)
 Kaji serangan kejang
 Memonitor tanda : vital secara tepat : TD,
irama jantung.
 Pasang penghalang di kedua sisi tempat tidur
 Lakukan suction atau pengisapan lendir
 Kaji pemenuhan kebutuhan sehari hari
 Lakukan intervensi guna memenuhi
kebutuhan pasien
 Ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasien
akan pengobatan :
 Kolaborasi pemberian antibiotik
 Obat- obat penghilang rasa nyeri
GANGGUAN MENINGITIS
LANGKAH LANGKAH PENANGANAN
 1. Menunjukkan sikap empati dan komunikatif
 2 Melakukan universal precaution
 3 Pemeriksaan ABC
 4 Pengukuran suhu
 5 Penanganan muntah
 6 Melakukan pemeriksaan kaku kuduk
 7 Penangnan kejang kadang terjadi
 8 Menilai dan menangani dehidrasi
 9. Kolaborasi pemberian propilaksis terhadap jemaah lainnya
 10.Menempatkan pasien ditempat tersendiri
 9. Kolaborasi pemberian cairan infus
 10 Membuat rujukan ke BPHI

Anda mungkin juga menyukai