Anda di halaman 1dari 50

Diagnosis dan Terapi Gangguan

Jiwa

Oleh: dr. Ida Rochmawati, MSc, Sp.KJ


RSUD Wonosari, Gunungkidul
World Health Report, 2001

 25% dari seluruh penduduk pada masa


kehidupannya pernah mengalami
ganguann jiwa

 40% diantaranya didiagnosis secara


tidak tepat sehingga menghabiskan biaya
untuk pemeriksaan penunjang yang tidak
tepat.
World Health Report, 2001

 10% populasi dewasa pada


kehidupannya mengalami gangguan jiwa

 30% kunjungan dokter umum (pelayanan


primer) adalah penderita gangguan jiwa.
69% datang dengan keluhan fisik
World Health Report, 2001

 25% dari seluruh penduduk pada masa


kehidupannya pernah mengalami
ganguann jiwa

 40% diantaranya didiagnosis secara


tidak tepat sehingga menghabiskan biaya
untuk pemeriksaan penunjang yang tidak
tepat.
PREVALENCE
Hypertension up to 29%

Myocardial Infarction up to 22%

Epilepsy up to 30%

Stroke up to 31%

Diabetes up to 27%

Cancer up to 33%

HIV/AIDS up to 44%

Tuberculosis up to 46%

General up to 10%
[Population WHO, 2003, unpublished document
 World Bank tahun 1995 di negara
berkembang dan negara maju, menunjukkan
bahwa
 8,1% dari Global Burden of Disease disebabkan
masalah kesehatan jiwa,
 TBC paru (7,2%) ,
 Kanker (5,8%) dan
 Penyakit jantung (4,4%).
 Besaran ini menunjukkan prioritas masalah
kesehatan jiwa yang tinggi dalam masalah
kesehatan masyarakat pada umumnya.
Meski fakta tentang gangguan
jiwa begitu nyata, mengapa
kesehatan jiwa kurang mendapat
perhatian?
Upaya pengembangan
kesehatan jiwa
 Pada tahun 1976 mulai dikembangkan
integrasi kesehatan jiwa di puskesmas
 Setelah 10 tahun ternyata rata-rata
cakupan pelayanan kesehatan jiwa di
puskesmas seluruh Indonesia kurang
dari 1%
Akibatnya

 Over diagnostic, under diagnostic


 Over treatment, under treatment
 Biaya tidak efisien
 Mutu pelayanan kurang memadai

Terabaikan dalam
Informasi dan data kurang kebijakan
Konsep terapi pada
gangguan jiwa
 Psikoterapi
 Psikofarmaka
 Kombinasi psikotropika dan
psikofarmaka
Keluhan dokter
puskesmas
 Pasien banyak, tidak sempat
mengeksplorasi aspek mental emosional
 Tidak tahu
 Tidak mau tahu
 Tidak menganggap penting
 Mind set tentang gangguan jiwa “hanya”
psikotik
Gangguan Psikosomatis?

 Gangguan yang timbul akibat interaksi


kestuan jiwa dan raga (mind and body)
 Faktor psikologik merupakan hal
terpenting dalam timbulnya penyakit fisik
 Yaitu terdapat satu atau lebih problem
psikologik yang berpengaruh secara
signifikan terhadap risiko yang merugikan
Gangguan Somatoform (F.45)

 Ciri utamanya adalah adanya keluhan-


keluhan fisik yang berulang disertai dengan
permintaan pemeriksaan
 Penderita menyangkal menolak
kemungkinan adanya kaitan antara keluhan
fisik dengan konflik dalam kehidupannya
 Tidakadanya saling pengertian antara
dokter-pasien menimbulkan frustasi dan
kekecewaan kedua belah pihak
Termasuk di dalamnya

 Gangguan somatisasi
 Gangguan hipokondrik
 Disfungsi otonomik Somatoform
 Gangguan nyeri somatoform Menetap
Faktor Psikologis dan Perilaku yang
Berhubungan dengan Gangguan atau Penyakit
YDK (F.54)

 Katagori ini harus digunakan untuk mencatat adanya


pengaruh psikologis atau perilaku yang
diperhitungkan mempunyai peranan besar dalam
etiologi terjadinya gangguan fisik yang diklasifikasi di
tempat lain (pada bab lain dari ICD-10)
 Contoh:
 Asma Broniale (F54 + J45)
 Dermatitis dan Eczema (F54 + L23-L25)
 Tukak Lambung (F54 + K25,-)
 Kolitis Ulseratif (F54 + K51,-)
 Kolitis Mukus (F54 + K58,-)
 Urtikaria (f54 + L50,-)
Episode Depresi (F32)

 Gejala Utama:
 Afek depresif
 Kehilangan minat dan kegembiraan
 Berkurangnya energi yang menuju
meningkatnya keadaan mudah lelah
 F32.0 Episode Depresif Ringan
 F32.1 Episide Depresif Sedang
 F32.2 Episode Depresi Berat tanpa
Gejala Psikotik
 F32.3 Episode Depresi Berat dengan
Gejala Psikotik
Episode depresi ringan dengan gejala somatik
F32.00=tanpa gejala somatik
Episode depresi sedang dengan gejala somatik

F32.01=dengan gejala somatik


Gangguan Anxietas lainnya
(F41)
 Gangguan Panik (anxiatas paroksimal
episodik) (F41.0)
 Gangguan anxietas menyeluruh (F41.1)
 Gangguan anxietas dan depresif)
Gangguan Konversi (F44)

 Gejala utama adalah adanay kehilangan


(sebagian atau seluruh dari integrasi
normal (dibawah kendali kesdaran)
antara:
 Ingatan masa lalu
 Kesadaran identitas dan penginderaan
segera
 Kontrol terhadap gerakan tubuh.
ANTI DEPRESI

ANTI
CEMAS
ANTI PSIKOTIK
Depresi?
FISIK Mental emosional
 Tanpa somatisasi  Afek depresi
 Dengan somatisasi  Berkurangnya minat dan
kegembiaraan
 Psikomotor berkurang
Cemas
Fisik Mental emosional
 Ketegangan motorik  Adanya perasaan cemas
 Hiperaktivitas otonomik atau khawatir yang tidak
 Kewaspadaan berlebihan realistik terhadap 2 atau
dan konsentrasi lebih yang dipersepsi
berkurang sebagai ancaman
 Perasaan ini
menyebabkan individu
tidak mampu istirahat
dengan baik
Psikotik

 Kondisi dengan hendaya berat


(impairment) berat dari dayanilai realitas
dalam perjalanan penyakit
 Gx:
 Positip
 Negatip
 Kognitif
 Afektif
 Kualitas hidup dari segi peran dan fungsi sosial
 Ide/perilaku bunuh diri (suicidal)
Overlap and discrimination anxiety
and depression symptom

Anxiety Depression

Fatique Loss of interest


Anticipatory anxiety Dysphoria Apathy
Physiological aurosal Irritability Retardation
Nervous tension Sleep disturbance Withdrawal
Muscular tension Apetite disturbance Hopelessness
Restlessness Sensitivity to Morning depresion
Tension pains critism Poor concentration
Self confidence

Nutt D. et al,2000
Antara Depresi Dan
Psikotik

Dopamin Serotonin

Gejala Psikotik Gejala Deprei


Ingat….ada proses alamiah seseorang
untuk bisa menyesuaikan diri dengan
stressor

 Menurut Kubler-Ross seseorang yang mengalami


peristiwa traumatik, kehilangan dan duka akan melalui
beberapa tahapan respon mental:
1. Keterkejutan dan penyangkalan
2. Kemarahan
3. Tawar menawar
4. Keputusaaaan
5. Penerimaan
Kapan saat yang tepat untuk
menggunakan psikotropika?

 Apabila ada gangguan pada fungsi peran


 Berdampak pada kualitas hidupnya
 Berdampak pada lingkungan
Psikotropika
M
A
S
 SSP: A
 Aktivitas mental
 Perilaku D
E
P
A
N
Anti Psikotik
 H1
 Tipikal:  Alfa 1
 CPZ  D2
 Haloperidol
 M1

 Atipikal (SDA)
 Risperidone
 Blok dopamin secara
selektif
 Clozapine
Pertimbangan sebagai AP
Atipikal :

Kemampuan EPS Gejala +


farmakologis
AP Antagonis Lebih Perbaikan
Konvension Dopamin sering
al saja

AP Antagonis Lebih Perbaikan


Atipikal Serotonin sedikit
2A-Dopamin
2
CPZ Haloperidol
 Sedasi +++  Sedasi +
 Otonomik +++  Otonomik +
 EPS ++  EPS +++

Perlukah pemberian THP pada setiap pemberian CPZ dan Haloperidol?


TIDAK HARUS!
Cara kerja THP

 Sebagai anticholisetrase inhibitor


acetylcholine turun:
 Risiko EPS berkurang
 Penurunan A.Choberdampak pada fungsi
kognitif
Amitriptyllin

 Sebagai anti depresan


 Bekerja pada NE dan Serotonin:
 NE menigkat lebih dahulu
 Baru kemudian serotonin
Efek samping

1. Efek psikiatrik
2. Efek antikolinergik
3. Efek autonomik
4. Efek sedasi
5. Efek jantung
Diazepam

 Merupakan golongan benzodiazepin


 Sediaan dosis 2 mg dan 5 mg
Indikasi Terapi
 Insomnia
 Gangguan kecemasan
 Gangguan panik dan fobia sosial
 Depresi
 Bipolar I
 Akathisia
 Putus Alkohol
 Kondisi lainnya; untuk kecemasan situasional
terutama untuk tindakan medis dan relaksan
otot.
Efek Samping

 Sistem saraf pusat:


 Sedasi
 Ataxia
 Efek amnesia
 Gggn inhibisi kepribadian (belum jelas
mekanismenya).
 Inkotinensia
 Depresi pulmonar.
Gangguan laboratorium

 Tidak ada ggn lab.


Yang berhubungan
dengan pemakaian
benzodiazepine.
 Secara umum,
 pasien dengan gangguan kecemasan dapat
sembuh lagi dalam 3-6 minggu
 pasien dengan gangguan panik dapat sembuh 8-24
minggu kemudian.
Alasan penghentian?

 Terapeutik
 Efek samping
Dinamika penghentian
obat
 Pertama, pasien dapat kambuh dengan
kembalinya keluhan awal,
 Kedua, pasien dapat mengalami gejala putus
obat, yang secara umum terjadi dalam waktu
beberapa hari setelah penghentian obat
 Kemudian menurun akhirnya hilang pada
minggu ke 2-3.
Prinsip antipsikotik

 Mulai dosis awal=sesuai dosis


anjurandinaikkan setiap 2-3
haridosis efektifdosis
optimaldipertahankan samapi 8-12
mingguditurunkan setiap 2
minggudosis
maintencedipertahankan 6 bulan
sampai 1 tahun (diselingi drug
holiday)tappering tiap 2-4 minggu stop
Prinsip pemberian anti
cemas (benzodiazepine)
 Mulai dengan dosis anjurannaikkan
tiap 3-5 hari sampai dosis
optimaldipertahankan 2-3
mingguditurunkan 1/8X setiap 2-4
minggudosis minimal bila lkambuh
dinaikkan lagi dan bila tetap efektif
pertahankan 4-8 minggutappering
Untuk orang tua

Start slow go…slow


TERIMA KASIH

Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai