Anda di halaman 1dari 47

LAPORAN JAGA IGD

1 OKTOBER 2019

Kepaniteraan Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam


RSPAD Gatot Soebroto
Identitas Pasien
Nama : Tn. MNU
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 69 tahun
Tanggal Lahir : 03/12/1949
Status : Menikah
Alamat : Jl. Barata Rama III, Kel Karang Tengah
Pekerjaan : Pensiunan
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Tanggal Masuk IGD : Pukul 21.51 WIB, 01/10/2019
Anamnesis
• Autoanamnesis 1 Oktober 2019 pk 21.55 WIB di IGD
• Keluhan Utama : Nyeri pada dada kiri sejak 3 jam SMRS
• Keluhan Sekarang : Nyeri pada dada kiri sejak 3 jam SMRS. Nyeri
terasa menusuk dan menjalar ke lengan kiri, bahu, hingga rahang.
Nyeri dirasakan lebih dari 30 menit, nyeri tidak berkurang dengan
istirahat. Pasien juga mengeluh ada keringat dingin, sesak, tidak
mampu berjalan lebih dari 100m dan mudah lelah. Mual (-), muntah
(-), pusing (-), demam (-). Ada riwayat pasang ring tahun 2010 , DM
(+). Nafsu makan pasien tidak menurun. BAB dan BAK tidak ada
keluhan, tidak nyeri saat berkemih dan tidak keruh.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Asma (-) HT (-)
• Riwayat Keluarga
Orang tua, Ayah: DM (+)
• Riwayat Alergi : Tidak ada
• Riwayat Pengobatan
Concor 1x5mg, Simvastatin 1x20, Losartan 1x50, Aspirin 1x100, Metformin
2x1, Glimepirid 2x
• Riwayat Pribadi dan Sosial
Riwayat merokok (-), minuman beralkohol (-)
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Umum
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Kesadaran : Compos mentis
• Tekanan darah : 130/79 mmHg
• Frekuensi nadi : 69 x/menit
• Frekuensi napas : 20 x/menit
• Suhu : 36,90C
• Tinggi badan : 172 cm
• Berat Badan : 70 kg
• IMT : 23,7 (weight)
Status Generalis
Kepala Normochepal
Mata Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik (-)
Hidung Septum deviasi (-), sekret (-), benjolan (-)
Mulut Mukosa lembab, tidak sianosis, coated tounge (-)
Tenggorokan Tidak hiperemis, T1-T1 tenang
Telinga Normotia, peradangan -/-
Leher KGB tidak teraba
Thoraks Pulmo→I : Pergerakkan dinding dada dextra-sinistra simetris saat statis dan
dinamis, bekas luka operasi (-), benjolan (-)
→P: Sela iga normal, fremitus vocal dan tactil kanan = kiri, massa (-),
nyeri tekan (-)
→P: Sonor seluruh lapang paru
→A: Suara napas vesikuler +/+, Rh -/-, Wheezing -/-
Cor →I : Ictus Cordis tidak tampak
→P : Ictus Cordis teraba di sela iga V linea midclavikularis sinistra
→P : Batas jantung kiri ICS 5 2 jari dari midclavicular
→A : BJ I dan BJ II Reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen →I : Tampak datar, benjolan (-), sikatrik (-), tidak tampak pelebaran pembuluh
darah, bekas luka operasi (-)
→A: BU (+) normoperistaltik
→P: Supel (+), NT (-), hepar tidak teraba membesar, ginjal tidak teraba, lien tidak
teraba
→P: Timpani pada seluruh regio abdomen
Extremitas Extremitas Atas
→ Akral hangat, jaringan parut (-), effloresensi (-), pelebaran pembuluh darah (-),
oedem (-), deformitas (-), sianosis (-), CRT <2dtk
Extremitas Bawah
→ Akral hangat, jaringan parut (-), effloresensi (-), pelebaran pembuluh darah (-),
oedem kedua tungkai (+), deformitas (-), sianosis (-)
Pemeriksaan Penunjang
• Hematologi

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Hb 11.6 13,0 – 18,0 g/dL
Ht 35 40 – 52%
Eritrosit 4.0 4,3 – 6,0 juta/µL
Leukosit 7870 4800 – 10800/µL
Trombosit 228.000 150000 – 400000/µL
MCV/ MCH/ MCHC 87/ 29/ 33 80 – 96 fL/ 27 – 32 pg/ 32 – 36 g/dL
• Kimia Klinik

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


CPK 108 38 – 174 U/L
CK-MB 15 7 – 25 U/L
Ureum 32 20 – 50 mg/dL
Kreatinin 0.80 0,5 – 1,5 mg/dL
eGFR 90.51 mL/mnt/1,73𝑚2
GDS 247 70 – 140 mg/dL
Natrium 140 135 – 147 mmol/L
Kalium 4.5 3,5 – 5,0 mmol/L
Klorida 102 95 – 105 mmol/L
• Imunoserologi

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan


Troponin 0.10 < 0.02 ng/mL
EKG
RO Thorax
• Kesan: Kardiomegali
Resume
• Laki-laki usia 69 tahun datang ke IGD RSPAD GS dengan keluhan nyeri
pada dada kiri sejak 3 jam SMRS. Nyeri terasa menusuk dan menjalar
ke lengan kiri, bahu, hingga rahang. Nyeri dirasakan lebih dari 30
menit, nyeri tidak berkurang dengan istirahat. Pasien juga mengeluh
ada keringat dingin, sesak, tidak mampu berjalan lebih dari 100m dan
mudah lelah. Ada riwayat pasang ring tahun 2010, DM (+)
• Pada pemeriksaan fisik, didapatkan tekanan darah 130/79 mmHg,
Suhu 36,9°C, HR 69x/menit, RR 20x/menit. Pada mata ditemukan
konjungtiva anemis +/+, pada perkusi jantung didapatkan batas
jantung kiri ICS 5 2 jari dari midclavicular
• Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan Hb 11.6 g/dL, Ht 35%,
eritrosit 4.0 juta/µl, GDS 247 mg/dL, Troponin 0.10 ng/mL
• Pada pemeriksaan EKG didapatkan ST elevasi anterior
• Pada pemeriksaan Ro Thorax didapatkan kardiomegali
Daftar Masalah
1. Chest pain ec STEMI
2. DM tipe II tidak terkontrol
3. Anemia normositik normokrom ec penyakit kronik ?
Pengkajian
1. Chest pain ec STEMI
• Atas dasar:
Nyeri pada dada kiri sejak 3 jam SMRS. Nyeri terasa menusuk dan menjalar ke
lengan kiri, bahu, hingga rahang. Nyeri dirasakan lebih dari 30 menit, nyeri tidak
berkurang dengan istirahat. Pasien juga mengeluh ada keringat dingin, sesak,
tidak mampu berjalan lebih dari 100m dan mudah lelah. Ada riwayat pasang ring
tahun 2010. Hasi lab Troponin 0,10 ng/mL EKG ST elevasi anterior
• Rencana diagnosa: EKG serial
• Rencana terapi: O2 3 lpm, Aspilet 2x80, Clopidogrel 2x75, ISDN 5mg, Fibrinolitik
• Rencana edukasi: Edukasi sedentary lifestyle dan faktor risiko penyakit jantung
• Prognosis
Ad vitam: malam
Ad functionam: malam
Ad sanactionam: malam
Pengkajian
2. Diabetes Mellitus tipe II tidak terkontrol
• Atas dasar: GDS 247 mg/dL, riwayat DM, Ayah DM (+)
• Rencana diagnosa: GDP, HbA1C
• Rencana terapi: Insulin basal 0,15/kgBB
• Rencana edukasi: Edukasi pasien tentang pentingnya mengontrol
kadar gula darah agar komplikasi dapat dicegah, latihan fisik dengan
intensitas ringan
• Prognosis
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad functionam: dubia ad bonam
Ad sanactionam: dubia ad bonam
Pengkajian
3. Anemia normositik normokrom ec penyakit kronik ?
• Atas dasar: Pada pemeriksaan mata ditemukan konjungtiva anemis, hasil
lab Hb 11.6 g/dL, Ht 35%, eritrosit 4.0 juta/µl dengan MCV/MCH/MCHC
87/29/33
• Rencana diagnosa: Cek retikulosit
• Rencana terapi:
• Rencana edukasi: Edukasi pasien tentang perjalanan penyakit yang
mendasari
• Prognosis
Ad vitam: dubia ad bonam
Ad functionam: dubia ad bonam
Ad sanactionam: dubia ad bonam
TERIMA KASIH 
TINJAUAN PUSTAKA
Sindrom Koroner Akut
Merupakan penyebab
kematian dan kecacatan
terbesar pada beberapa negara
berkembang di seluruh dunia

SKA ditandai oleh adanya plak


yang rupture atau erosi yang
berhubungan dengan
thrombosis
- STEMI
- NSTEMI
- UAP

https://www.heart.org/idc/groups/heart-
public/%40wcm/%40mwa/documents/downloadable/ucm_467056.pdf
Time is Muscle

Waktu  Iskemia

• Subendocardial
• Myocardial
• Epicardial

https://www.heart.org/idc/groups/h
eart-
public/%40wcm/%40mwa/document
s/downloadable/ucm_467056.pdf
Faktor Risiko
 Usia
 Merokok
 Hipertensi
 Diabetes
 Obesitas
 Riwayat penyakit jantung
 Preeclampsia
 Diabetes gestasional
Patofisiologi

Disfungsi endotel
Agregasi faktor Makrofag 
Faktor risiko pembuluh darah
proinflamasi LDL
(NO ↓; ET1 ↑)

Atherosklerosi
Ruptur Plak Fatty Streak Foam cell
s

Emboli Infark ACS

Kumar A, Cannon CP. Acute coronary


syndromes: Diagnosis and management, part I.
Mayo Clin Proc. 2009;84(10):917-938
SAP UAP NSTEMI STEMI
Gejala • Angina ringan • Angina memberat
• <10 menit • >20 menit
• Muncul saat • Muncul saat istirahat
beraktivitas / stress • Tidak hilang dengan istirahat / ISDN
• Hilang dengan istirahat
/ ISDN

Nyeri Dada Tipikal (Angina) :

• Lokasi : Retrosternal / substernal / prekordial


• Sifat nyeri : Nyeri tumpul seperti tertindih beban berat
• Penjalaran : Menjalar ke leher, rahang, bahu kiri, lengan, dan jari-jari
• Faktor pencetus : latihan fisik, stres emosi, udara dingin, dan sesudah makan
• Gejala yang menyertai : mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin, dan
cemas.
SAP : UAP : NSTEMI : STEMI :
 Normal  ST elevasi  ST depresi  ST elevasi
 ST depresi  T inverted  ST depresi
 T inverted  Q infark  T inverted
 Non Q infark  Q infark (sering)
(sering)  Non Q infark

Troponin N Troponin
N
Troponin ↑ Troponin ↑
Enzim Jantung
 CKMB
 Troponin I
 Troponin T
 Myoglobin
SAP UAP NSTEMI STEMI

Farmakoterapi • ISDN 3x0,4mg SL/IV,


• ꞵ blocker (Propanolol, metoprolol)
• Ca antagonis (dihidropiridin : nifedipine; nonhidropiridine : diltiazem dan verapamil)
• Antiagregasi trombosit (aspirin, tienopiridin, inhibitor glikoprotein Iib/IIIa : absiksimab, eptifibatid, tirofiban)
• Antikoagulan (heparin)
• Low Molecular Weight Heparin (LMWH)
• Direct Thrombin Inhibitor (Hirudin dan bivalirudin)

Non Farmakoterapi Arteriografi Revaskularisasi Pembuluh Koroner :


Revaskularisasi Pembuluh • CABG
Koroner : • PCI
• CABG
• PCI
Differential Diagnosis
 Acute Pericarditis / Myocarditis
 Stress induced cardiomyopathy
 LV aneurysm
 Pulmonary embolism
Differential Diagnosis
Acute Pericarditis

 Etiologi : virus / idiopatik


 Nyeri dada tipikal pleuritik
 Hilang dengan NSAID
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan bunyi friction rub
 Diffuse ST elevasi
 PR depresi (elevasi pada aVR)
Differential Diagnosis  ST morfologi
Acute Pericarditis
Differential Diagnosis
Stress induced cardiomyopathy

 Apical ballooning, takotsubo cardiomyopathy


 Sering terjadi pada wanita dewasa
 Dipicu oleh stress emosional seperti kehilangan
seseorang yang dicintai
 Dx : coronary angiogram
Differential Diagnosis
Stress induced cardiomyopathy
 T inverted
 ST elevasi / depresi
Differential Diagnosis
LV Aneurysm

 Gejala nyeri dada angina


 EKG : ST elevasi yang menetap setelah terjadi MI
Differential Diagnosis
Pulmonary Embolism

 Gejala nyeri dada


atipikal (non angina)
 EKG : ST elevasi /
depresi
Diabetes Mellitus
• Definisi: Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin, atau kedua-duanya
• Etiologi: Genetik, pola hidup berisiko seperti konsumsi makanan yang
terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam, mengandung
sedikit serat dan jarang berolah raga
• Patofisiologi: Terjadi glucose toxicity yang berakibat penurunan ambilan
glukosa di membran sel otot karena gangguan translokasi pada GLUT 4,
penurunan aktivitas IRS-1 sehingga terjadi resistensi insulin
• Tata Laksana: Menjauhi pola hidup berisiko, diet hindari karbohidrat,
Insulin, Kortikosteroid (Prednison)
Sumber : PAPDI, 2015
EnsikloPADI, 2018
ANEMIA
Parameter yang paling umum dipakai untuk menunjukkan
penurunan massa eritrosit adalah :
1. Hb
2. Ht
3. Indeks eritrosit

Kriteria anemia menurut WHO : Anemia

- Laki-laki dewasa : Hb < 13 g/dL


- Wanita dewasa tidak hamil : Hb < 12 g/dL
Hapusan darah tepi
- Wanita hamil : Hb < 11 g/dL dan indeks eritrosit
(MCV, MCH, MCHC)

Anemia
Anemia hipokromik
normokromik Anemia makrositer
mikrositer
normositer
ANEMIA
HIPOKROMIK MIKROSITER
ANEMIA
MAKROSITER
ANEMIA
NORMOKROMIK NORMOSITER
ANEMIA
NORMOKROMIK NORMOSITER - PENYAKIT KRONIK
Adanya infeksi, inflamasi, atau keganasan  aktivasi makrofag  merangsang
pengeluaran IL-6  sel-sel retikulo-endotelial di hati teraktivasi  menghasilkan
hepsidin untuk berinteraksi dengan feropontin (protein membrane yang akan
menghambat absorpsi besi oleh usus halus) dan menurunkan pelepasan besi oleh
makrofag  sehingga kadar besi dalam plasma akan menurun (hipo-feremia) 
anemia penyakit kronis.
ANEMIA
NORMOKROMIK NORMOSITER - PENYAKIT KRONIK
TATALAKSANA
Prinsip utama  atasi penyakit dasar yang menyertai

1. Transfusi  hingga kadar Hb > 10 g/dL


2. Preparat besi
3. Eritropoietin

Anda mungkin juga menyukai