Anda di halaman 1dari 21

Pendekatan klinis demam

Definisi Demam

• Demam adalah peningkatan suhu tubuh dari variasi


suhu normal sehari-hari yang berhubungan dengan
peningkatan titik patokan suhu di hipotalamus.
• Suhu tubuh normal berkisar antara 36,50 -37,20C.
• Derajat suhu yang dapat dikatakan demam adalah
rectal temperature ≥ 38,00 C atau oral temperature
≥37,50 C atau axillary temperature ≥37,20 C.
• Demam terjadi bila berbagai proses infeksi dan non
infeksi berinteraksi dengan mekanisme pertahanan
hospes.
Patofisiologi Demam
Pola Demam
1. Demam Kontinyu
 peningkatan suhu tubuh yang terus-menerus dan
memiliki fluktuasi yang tidak lebih dari 1o C.
Pola Demam
2. Demam Remiten
penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal
dengan fluktuasi melebihi 2o C. Variasi biasanya terjadi,
khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.
Pola Demam
3. Demam Intermiten
peningkatan suhunya terjadi pada waktu tertentu
dan kemudian kembali ke suhu normal, kemudian
meningkat kembali. Siklus tersebur berulang-ulang
hingga akhirnya demam teratasi, dengan variasi suhu
diurnal >10 C.
a) Demam quotidian : demam dengan periodisitas
siklus setiap 24 jam, khas pada malaria
falciparum
Pola Demam
b) Demam tertian : demam dengan periodisitas
siklus setiap 48 jam, khas pada malaria tertian
(Plasmodium vivax).
Pola Demam
c) Demam quartan : demam dengan periodisitas
siklus setiap 72 jam, khas pada malaria kuartana
(Plasmodium malariae).
Pola Demam
4. Demam Septik
tipe demam ini suhu badan berangsur naik ke tingkat
yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali
ke tingkat di atas normal pada pagi hari. Sering
disertai keluhan menggigil dan berkeringat.

5. Demam Bifasik
menunjukkan satu penyakit dengan 2 episode
demam yang berbeda
Pola demam
Klasifikasi demam
• FUO sesuai golongan penyakitnya antara lain; infeksi (40%), neoplasma
(20%), penyakit kolagen (20%), penyakit lain (10%), dan yang tidak
diketahui sebabnya (10%). Fever of unknown origin (FUO) dapat dibagi
dalam 4 kelompok:
• FUO Klasik Penderita telah diperiksa di rumah sakit atau klinik selama 3
hari berturut-turut tanpa dapat ditetapkan penyebab demam.
• FUO Nosokomial Penderita yang pada permulaan dirawat tanpa infeksi di
rumah sakit dan kemudian menderita demam >38,30 C dan sudah diperiksa
secara intensif untuk menentukan penyebab demam tanpa hasil yang jelas.
• FUO Neutropenik Penderita yang memiliki hitung jenis neutrofil <500 μL
dengan demam >38,30 C dan sudah diusahakan pemeriksaan intensif
selama 3 hari tanpa hasil yang jelas.
• FUO HIV Penderita HIV yang menderita demam >38,30 C selama 4 minggu
pada rawat jalan tanpa dapat menentukan penyebabnya atau pada
penderita yang dirawat di RS yang mengalami demam selama lebih dari 3
hari dan telah dilakukan pemeriksaan tanpa hasil yang jelas.
Gejala sesuai keterlibatan organ tertentu :

• Tonsillo-faring : sakit tenggorokan, batuk, dan sakit saat menelan


• Maksilaris / Frontal sinus : rhinitis, hidung tersumbat, sakit kepala.
• Otak dan meninges : sakit kepala, muntah.
• Paru-paru dan pleura : batuk, produksi sputum, hemoptisis, sesak napas, dan nyeri dada
• Myopericardium : nyeri dada, sesak napas, dan palpitasi
• Hati : muntah, nyeri epigastrium atau hypochondrial kanan, ikterus
• Kandung empedu dan saluran empedu : sakit perut dan muntah
• Appendix : nyeri perut kanan bawah, muntah, dan / atau konstipasi atau diare.
• Saluran kemih : nyeri saat berkemih dan nyeri pinggang
• Sendi : sendi nyeri dan pembengkakan.
• Jaringan lunak : Pembengkakkan, perubahan warna, kemerahan dan sakit pada jaringan
lunak
• Kelenjar getah bening perifer : Pembengkakan ekstremitas
Tanpa gejala lokalisasi yang disebabkan oleh beberapa penyakit yaitu :

• Demam berdarah : kulit petechiae dan perdarahan gingiva, nyeri sendi.


• Malaria : demam dengan menggigil dan penurunan suhu normal spontan
setelah demam tinggi, jaundice, penurunan jumlah urin dan kejang.
• Demam tifoid : adanya perubahan pola defekasi (awalnya diare
selanjutnya bisa terjadi konstipasi), nyeri perut.
• Leptospirosis : myalgia, penurunan produksi urin, jaundice
• Awal presentasi TB dan penyebab lain demam berkepanjangan
Daftar uji Virologis
Daftar uji Bakterio-parasitologis
Antipiretik
Obat yang mampu menurunkan suhu demam kembali ke suhu normal yang
bekerja melalui penghambatan enzim siklooksigenase-2 di susunan saraf
pusat sehingga mencegah konversi asam arakidonat menjadi
prostaglandin yang merupakan mediator demam.

Mekanisme aksi antipiretik:


Memblokade produksi prostaglandin yang
berperan sebagai penginduksi suhu di
termostat hipotalamus
Antipiretik

Efek Menghambat sintesis PG

Penggunaan Klinis Menurunkan demam.

Efek Samping Saluran cerna, tidak adiksi

17
Prostaglandins
Pirogen Eksogen
(PGE2)

Termostat
ANTIPIRETIK

set point ↑ (naik)


•Mekanisme Aksi
Produksi panas↑ Antipiretik:
Pelepasan panas ↓
Blokade produksi PGE2

Demam •Tempat Aksi:


Susunan Saraf Pusat

Anda mungkin juga menyukai