Anda di halaman 1dari 43

KELOMPOK 5

NILA MARSYA NUR AZMI


NINDY RIANTIANJI
NOPIANA PUTRI
NUR ADHYANTI
NUR AZIZAH
NEGA SEKAR NINGRUM
MUHAMMAD IQBAL AFGHANI
NANDA AUZIA
DEBBY ANGGUN PRIANGAN
DIAN OKTARINA

RENCANA PRAKTEK LAPANGAN


PADA KASUS KOLESTEROL
MEDICATION THERAPY
MANAGEMENT (MTM)
– Manajemen terapi pengobatan (MTM) merupakan layanan
upaya memberdayakan pasien untuk berperan aktif dalam
mengelola pengobatan mereka. Pelayanan tergantung pada
apoteker yang bekerja sama dengan dokter dan professional
kesehatan lainnya sehingga dapat mengoptimalkan
penggunaan obat sesuai evidence based atau pedoman
Layanan Tujuan MTM

Membantu mengatasi kebutuhan kesehatan mendesak masyarakat untuk pencegahan morbiditas dan mortalitas terkait pengobatan

Berkontribusi terhadap pencegahan kesalahan pengobatan, dengan demikian dapat meningkatkan keandalan pelayanan kesehatan

Memungkinkan pasien untuk berperan aktif dalam pengobatan dan perawatan kesehatan secara mandiri

Meningkatkan pemahaman pasien terhadap penggunaan obat yang tepat

Meningkatkan kepatuhan terhadap terapi pengobatan


Elemen Inti MTM

Medication Personal Medication


Therapy Revies Medical Record related action
(MTR) (PMR) plan (MAP)

Intervention Documentation
and/or referral and follow-up
Elemen Inti MTM

Medication Therapy Review (MTR)


Medication Therapy Review (MTR) adalah proses sistematis dalam mengumpulkan informasi
spesifik pasien, menilai terapi obat untuk mengidentifikasi masalah terkait obat, mengembangkan
daftar prioritas dan membuat rencana untuk mengatasinya

Pada proses yang dilakukan dalam hal ini adalah pasien akan menampilkan semua obat yang
digunakannya kepada apoteker, baik itu obat resep dan non resep, produk herbal, maupun dietary
supplement lainnya.
MTR berdasarkan ruang
lingkupnya

Interview seluruh penggunaan


obat pasien (obat resep, obat
Mengevaluasi pasien untuk Menerjemahkan, memonitor,
non-resep, produk herbal, dan Mengevaluasi seluruh
mengetahui kemungkinan dan mengevaluasi hasil
supplement makanan), catatan pengobatan yang digunakan
adanya efek samping laboratorium pasien
medis, dan catatan
pengobatannya.

Memberikan pengajaran dan Mengkomunikasikan


Memonitor terapi yang sudah
Menyelesaikan masalah DRP pengarahan terhadap permasalahan yang ditemukan
dijalankan pasien
penggunaan obat kepada tenaga medis lainnya
Elemen Inti MTM

Personal Medication Record (PMR)


Personal Medication Record (PMR) merupakan catatan komprehensif tentang obat pasien (obat resep
dan obat non resep, produk herbal, dan suplemen diet lainnya) dengan bantuan apoteker yang
dilengkapi pasien sendiri. PMR pasien dibuat secara elektronik, tapi bisa juga secara manual.

Pelaksanaan PMR bersifat kolaborasi antara pasien, apoteker, dokter, dan profesional kesehatan lainnya
Contoh form PMR
Elemen Inti MTM

Medication Action Plan (MAP)


Medication Action Plan adalah dokumen pasien yang berisi daftar tindakan yang digunakan pasien dalam
memantau kemajuan perawatan dirinya.

Tujuan Medication Action Plan adalah untuk memantau kemajuan kesehatan pasien dengan cara mendorong
pasien ikut berpartisipasi aktif dalam perilaku kepatuhan pengobatan dan keseluruhan MTM sehingga pasien
mencapai tujuan kesehatan spesifiknya.

Manfaat MAP individual pasien adalah pasien dapat melakukan pengobatan self managementnya.
MAP Mencakup Informasi

Nama Pasien

Nama dokter dan nomor telepon

Nama apoteker dan nomor telepon

Tanggal pembuatan MAP

catatan untuk pasien “Apa yang saya lakukan dan kapan saya melakukannya?

Penunjukan informasi untuk ditindak lanjuti oleh Apoteker


Elemen Inti MTM

Intervention and/or Referral


Intervensi dapat mencakup berkolaborasi dengan dokter atau profesi kesehatan lainnya untuk
mengatasi masalah terkait obat (yang ada maupun potensial) atau bekerja dengan pasien secara
langsung

Maksud intervensi dan atau rujukan adalah mengoptimalkan penggunaan obat, meningkatkan
kontinuitas perawatan, pasien mendapatkan outcome dan mendorong pasien memanfaatkan
layanan perawatan kesehatan untuk mencegah hasil buruk di masa depan.
Komponen dari intervensi dalam
MTM meliputi
– Intervensi didapatkan secara tepat dari komunikasi dengan dokter atau
tenaga kesehatan lainnya
– Konsultasi secara efektif terhadap terapi pengobatan
– Saran untuk mengatasi pengobatan
– Saran untuk melakukan follow-up pada pasien
Elemen Inti MTM

Documentation and Follow-up


Pelayanan MTM didokumentasikan secara konsisten dan kunjungan follow-up untuk pelayanan MTM
tergantung dari kebutuhan pasien terkait pengobatannya, atau jika pasien berpindah dari satu RS ke RS
lainnya.

Dokumen pelayanan kefarmasian dan intervensi dilakukan secara tepat untuk mengevaluasi
kemajuan pasien dan mengefisiensikan biaya pengobatan
Format Dokumentasi SOAP

– Subjektif (S)
Meliputi gejala pasien, hal‐hal yang diamati pada pasien, dan informasi yang diperoleh mengenai pasien.
Bersifat deskriptif dan biasanya tidak dapat dikonfirmasi melalui uji atau prosedur diagnostik
- Objektif (O)
Sumber utama informasi adalah pemeriksaan fisik. Informasi lain termasuk hasil uji laboratorium, kadar
obat dalam darah dan pemeriksaan diagnosis lain
- Assassment (A)
Dibuat berdasarkan informasi subjektif dan objektif pasien. Penilaian ini biasanya berupa diagnosis atau
diganosis banding
- Plan (P)
Meliputi permintaan uji laboratorium tertentu, memulai atau memperbaiki dan menghentikan terapi.
Rencana terapi yang dibuat harus mempunyai tujuan atau target yang ingin dicapai. Bersifat spesifik,
terukur, dan tertulis.
Komponen Dokumentasi dalam
Pelayanan MTM
Tujuan dokumentasi yang tepat dalam
pelayanan kefarmasian berbasis MTM

– Memudahkan komunikasi antara apoteker dengan tenaga profesional kesehatan yang


menangani pasien terkait mengenai rekomendasi yang dimaksudkan untuk mengatasi
dan memonitoring DRP (Drug Related Problem).
– Meningkatkan kepedulian pasien (patient care) dan outcome terapi pasien.
– Meningkatkan kontinuitas kepedulian pasien (patient care) di antara penyedia layanan
kesehatan.
– Menjamin kepatuhan terhadap hukum dan regulasi untuk memelihara rekam pasien.
– Melindungi dari pelanggaran tanggungjawab profesional.
– Sebagai tanda bukti jasa apoteker dalam pelayanan kefarmasian sehingga harus
diberikan reward/reimbursment.
– Menunjukkan nilai apoteker sebagai pemberi pelayanan kefarmasian berbasis MTM.
Menunjukkan hasil klinis, ekonomis, dan humanistik.
Tujuan Dokumentasi berbasis
MTM

Memudahkan komunikasi
antara apoteker dengan tenaga
Meningkatkan kontinuitas
profesional kesehatan yang Meningkatkan kepedulian Menjamin kepatuhan terhadap
kepedulian pasien (patient
menangani pasien terkait pasien (patient care) dan hukum dan regulasi untuk
care) di antara penyedia
mengenai rekomendasi yang outcome terapi pasien memelihara rekam pasien
layanan kesehatan
dimaksudkan untuk mengatasi
dan memonitoring DRP

Sebagai tanda bukti jasa


Menunjukkan nilai apoteker
Melindungi dari pelanggaran apoteker dalam pelayanan Menunjukkan hasil klinis,
sebagai pemberi pelayanan
tanggungjawab profesional kefarmasian sehingga harus ekonomis, dan humanistik
kefarmasian berbasis MTM
diberikan reward/reimbursment
COMPHERENSIVE MADICATION
MANAGEMENT (CMM)

– CMM didefinisikan sebagai standar perawatan yang memastikan setiap


pasien obat (yaitu, resep, nonprescription, alternatif, tradisional, vitamin,
atau suplemen gizi) secara individual dinilai untuk menentukan bahwa
setiap obat sesuai untuk pasien, efektif untuk kondisi medis, komorbiditas
yang diberikan aman dan obat lain yang diambil, dapat diambil oleh
pasien sebagaimana yang dimaksud.
1.Pengkajian Rekam
medis
-

4. Tindak lanjut dan


2. Evaluasi Terapi Medik
Pemantauan Obat.

3. Pengembangan & Inisiasi


Rencana.
Siapa yang butuh CMM?

CMM adalah manfaat terbesar untuk


Pasien yang
Pasien yang
Pasien yang mengalami
belum mencapai Pasien yang
mengalami efek kesulitan Pasien yang sering
atau tidak membutuhkan
samping dari memahami dan diterima kembali
mempertahankan terapi
obat-obatan mengikuti rejimen ke rumah sakit
tujuan terapi yang pencegahan
mereka pengobatan
dimaksudkan
mereka
COLLABORATIVE DRUG THERAPY
MANAGEMENT (CDTM)

Collaborative Drug Therapy Management (CDTM) adalah dimana


bentuk kerjasama antara apoteker dan dokter atau kelompok
apoteker dan dokter untuk meningkatkan pengelolaan terapi obat
untuk pasien

CDTM digunakan karena menggambarkan lingkup umum perjanjian


praktik antara dokter dan apoteker

Karena perjanjian ini biasanya memungkinkan apoteker untuk terlibat


dalam kegiatan profesional yang berada di luar hukum praktik farmasi
tradisional, persetujuan diperlukan di setiap negara bagian untuk
memberlakukan undang-undang yang mengatur bagaimana CDTM
dapat dikelola dalam keadaan tertentu
Contoh perjanjian CDTM apoteker dan dokter
dapat termasuk

– Melakukan atau mengubah terapi obat dari masing-masing pasien atau kelompok
pasien (pasien dengan diabetes, asma, hipertensi, dll.);
– Memesan dan mengevaluasi hasil tes laboratorium yang terkait langsung dengan
terapi obat;
– Administrasi obat-obatan, termasuk vaksinasi. Kegiatan-kegiatan berikut dalam
lingkup biasa
– Mengumpulkan dan meninjau sejarah obat dari pasien;
– Penerimaan dan verifikasi tanda-tanda vital;
– Melakukan pemeriksaan fisik yang konsisten dengan kondisi dan terapi obat;
– Penilaian dan saran tentang penyesuaian obat pasien
KOLESTEROL

– Kolesterol merupakan komponen esensial dari setiap sel dan diperlukan


oleh tubuh untuk melakukan berbagai macam fungsi dasar. Kolesterol
membantu hati menghasilkan empedu, yang diperlukan untuk mencerna
lemak dan berperan penting didalam kelenjar adrenal
– Hiperkolesterol juga dikenal dengan sebutan hyperlipidemia, problem
lipids, dislipidemia, kadar lemak darah tinggi. Jadi hiperkolesterol berarti
kadar lemak dalam darah yang tinggi (lebih tinggi daripada normal kadar
lemak yang seharusnya).
FAKTOR PENYEBAB
TINGGINYA KOLESTEROL

USIA DAN
POLA JENIS KURANG PENYAKIT
MAKAN KELAMIN BERGERAK TERTETU

BERAT RIWAYAT MEROKOK


BADAN PENYAKIT
KELUARGA
Parameter kadar kolesterol

LDL • < 130 mg/dL

• Pria → > 40 mg/dL


HDL • Wanita → > 50 mg/dL

Kolesterol Total • < 200 mg/dL


Penanganan Nonfarmakologis dalam
Penderita Kolesterol atau
Hiperkolesterolemia
– Pengaturan diet
Mengatur pola diet, mempertahankan berat badan minimal, mengatur pola diet
dengan memakan makanan rendah kolesterol (<300 mg/ hari), makanan rendah
lemak (<30% dari kalori) dan rendah lemak jenuh (<10% dari kalori)
– Menghilangkan faktor resiko
Bila individu dengan hiperkolesterolemia dipacu oleh beberapa penyakit lain
seperti Diabetes Melitus, pecandu alkohol, hipotiroidisme maka penyakit
tersebut perlu diobati. Individu tersebut dianjurkan menghindari faktor-faktor
yang dapat meningkatkan pembentukan aterosklerosis yaitu menghentikan
rokok, mengobati hipertensi, olahraga yang cukup, dan pengawasan kadar gula
darah pada pasien diabetes.
Penanganan Farmakologis dalam
Penderita Kolesterol atau
Hiperkolesterolemia
Golongan Penghambat HMG Co-A Reduktase

Nama zat aktif Nama dagang Pabrik Bentuk sediaan

Simvastatin Cholestat Kalbe Farma Kaplet 10, 20 mg

Lovastatin Lotyn Interbat Tablet 20 mg

Pravastatin Pravachol Sigma Tablet 20 mg

Atorvastatin Lipitor Marner-Lambert Tablet 10, 20 mg

Golongan Asam Fibrat


Nama zat aktif Nama dagang Pabrik Bentuk sediaan
Gemfibrozil Lifibron Metiska Farma Kapsul 300, 600 mg
Fenofibrat Evothyl Guardian Pharmatama Kapsul 100,300 mg
Golongan Asam Nikotinat

Nama zat aktif Nama dagang Pabrik Bentuk sediaan


Niasin Niacin Natures Bounty Kapsul 500 mg
Acipimox Olbetam Pfizer Kapsul 250 mg

Golongan Resin

Nama zat aktif Nama dagang Pabrik Bentuk sediaan


Kolestiramin Prevalite Upsher Smith Serbuk
Kolestipol Colestid Pharmacia Oral suspensi 5 g

Probukol
Nama zat aktif Nama dagang Pabrik Bentuk sediaan
Probukol Lorelco Aventis Tablet 500 mg
Pharmaceutical
MTM PADA PENDERITA
KOLESTEROL ATAU
HIPERKOLESTEROLEMIA
1. Medication
Riwayat Kesehatan Therapy Review
– Karakteristik onset penyakit kolesterol (MTR)
– Pola makan, status gizi, perilaku tidur (pola dan durasi), dan kebiasaan Apoteker akan melakukan wawancara
aktivitas fisik, pengetahuan perihal gizi dan dukungan dalam kebiasaan dengan pasien terkait dengan keadaan
yang dilakukan. pasien baik itu gejala yang dimiliki (riwayat
– Penggunaan obat komplementer dan alternatif kesehatan), riwayat penyakit, riwayat sosial,
riwayat pengobatan hasil pemeriksaan fisik
– Tampilan dari tingkat depresi, kegelisahan, dan pola makan yang dan uji laboratorium. Kemudian apoteker
tervalidasi dan tepat menilai berdasarkan semua informasi yang
– Tampilan hasil pemeriksaan kadar kolesterol yang tervalidasi dan tepat ada menggunakan pedoman untuk
kolesterol yaitu PERKI.
– Tampilan masalah psikososial dan rintangan lainnya terhadap
pengelolaan diri, seperti sumber keuangan, logistik, dan dukungan
terbatas
– Pengetahuan tentang penyakit pasien, manajemen diri, dan dukungan
dukungan dalam kebiasaan dilakukan Evaluasi Laboratorium Parameter
– Review rejimen pengobatan yang penting dan tanggapan perihal terapi Lipid
yang dilakukan (kadar HDL, LDL, Trigliserida, tekanan darah) - Data yang diukur secara rutin:
- Kolesterol total
– Menilai perilaku pengobatan terhadap masalah kepatuhan pengobatan - Kolesterol LDL
- Kolesterol HDL
- TG (trigliserid)
2.Personal Medication Record
(PMR)

– Pada penderita kolesterol data yang perlu diperoleh


meliputi pola hidup sehat, interaksi obat yang
diberikan dengan makanan maupun obat lain,
tanggal terakhir konsultasi dengan tenaga kesehatan,
persetujuan tindak lanjut oleh pasien dan tenaga
kesehatan.
3.Medication Action Plan (MAP)
Medication Action Plan mencakup informasi berikut :
– Nama Pasien
– Nama dokter dan nomor telepon
– Nama apoteker dan nomor telepon
– Tanggal pembuatan MAP
– Langkah-langkah / tindakan pasien “ Apa yang harus dilakukan...?”
– Catatan untuk pasien “Apa yang saya lakukan dan kapan saya melakukannya
a. Meminum obat anda sesuai dengan yang diresepkan adalah hal yang sangat penting supaya kolesterol anda terkontrol.
b. Untuk mendapatkan hasil optimal, jadwal meminum obat harus dipatuhi.
c. Bila anda memikirkan untuk berhenti meminum salah satu obat, atau khawatir mengenai efek sampingnya, bicarakan dulu dengan dokter.
d. Bila anda khawatir dengan biaya obat anda, mungkin ada alternatif yang lebih murah yang sama keefektifannya. Beritahu dokter, jangan malu.
e. Bila regimen obat anda terlalu susah, menjadi beban, atau membingungkan, tanyakan ke dokter atau Apoteker apakah ada alternatif lain yang
lebih sederhana.
f. Jumlah obat yang anda minum bukanlah pertanda betapa sehat atau tidak sehatnya anda. Lebih baik anda diskusi dengan dokter atau Apoteker
tentang target pengobatan seharusnya (misalnya target kadar kolesetrol total).
g. Bila anda merasa depresi atau tertekan dengan rumitnya penanganan kolesterol anda, bicarakan dengan dokter atau apoteker.
– Penunjukan informasi untuk ditindak lanjuti oleh Apoteker
4.Intervention and/or Referral

Prinsip strategi intervensi pada


penderita koleterol
– Selalu mempertimbangkan tingkat risiko kardiovaskular total
– Semua pasien, kecuali yang tingkat risikonya rendah dan
mempunyai konsentrasi kolesterol LDL praterapi ˂100 mg/dL,
perlu mendapat intervensi perubahan gaya hidup.
– Intervensi farmakologis dengan obat penurun lipid terhadap
Target parameter lipid
target primer dilakukan pada pasien dengan konsentrasi awal
kolesterol LDL di atas target terapi. – Primer: kolesterol LDL
– Intervensi dengan obat penurun lipid terhadap target sekunder
– Sekunder: kolesterol non-HDL
(kolesterol non-HDL) hanya dilakukan pada pasien dengan
tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi yang target kolesterol
LDLnya telah tercapai sementara konsentrasi TG masih di atas
200 mg/dL.
Langkah – langkah intervensi yang
dapat dilakukan pada pasien kolesterol

Memberikan Edukasi Kepada Membantu Pasien Mengenai Memonitor Pasien Kolesterol


Pasien Masalah Kepatuhan Minum Obat dengan
• Pasien mengetahui target nilai • Libatkan pasien dalam • Memonitor kadar kolesterol
konsentrasi kolesterol total, penanganan masalah setiap bulan
kolesterol LDL, kolesterol HDL dan kesehatannya • Monitoring kerusakan target
TG sendiri dan yang dinginkan • Bantu pasien dengan cara organ: jantung, ginjal, saluran
• Pentingnya kontrol teratur tertentu untuk tidak lupa cerna dan hati
• Pentingnya obat untuk mencegah meminum obatnya • Memberikan saran untuk terapi
outcome klinis yang tidak • Gunakan keahlian mendengarkan non farmakologi
diinginkan secara aktif sewaktu pasien • Berinteraksi dengan profesi
• Pentingnya peran terapi menjelaskan masalahnya kesehatan lainnya terutama
nonfarmakologi • Beritahukan informasi tertulis dokter
• Dan lain-lain mengenai kolesterol dan obatnya • Dan lain-lain
bila memungkinkan
• Dan lain-lain
Lanjutan...

a. Intervensi Gaya Hidup c. Data yang tidak dianjurkan diukur secara rutin
– Diet asam lemak tidak jenuh – apoB
– Aktifitas fisik – apoA1
– Penentuan berat badan – Lp(a)
– Atur pola makan dan kebiasaan merokok – dense LDL
b. Evaluasi Laboratorium Parameter Lipid
– Data yang diukur secara rutin:
– Kolesterol total
– Kolesterol LDL
– Kolesterol HDL
– TG (trigliserid)
5. Documentation and Follow-up

– Pada tahap ini MTM didokumentasikan secara konsisten dan


kunjungan tindak lanjut untuk pelayanan MTM dijadwalkan
berdasarkan pada kebutuhan pasien kolesterol terkait obat.
Dokumentasi memasukkan data PMR, MAP, dan bentuk praktek
spesifik lainnya.
THANK YOU
DESAIN PMR

– Aplikasi untuk PMR (patient mendical record) nama aplikasi……


– Aplikasi tersebut dapat di donwload di play store maupun apple store, baik versi smartphone ataupun versi pesonal computer
– Aplikasi tersebut dapat diisi oleh pasien dengan cara pasien harus membuat data pribadi dengan melakukan aktivasi akun (sign up) dengan menggunakan email.
– Setelah pasien masuk kedalam akun pribadi (sign in) dengan menggunakan email dan password yang telah diaktivasi. lalu pasien mengisi data pribadi, seperti:
Nama, tanggal lahir, nomor telpon
Informasi kontak darurat (nama, hubungan, no.telpon)
Dokter utama yang menangani (nama, no. telpon, email)
Apoteker ( nama, no.telpon, email)
Alergi
Nama obat ( resep, non resep, obat herbal baik yang pernah digunakan maupun sedang digunakan)
– Diaplikasi tersebut juga terdapat daftar obat yang harus diminum pasien secara rutin dan terdapat juga alarm/ pengingat untuk mengingatkan pasien agar taat
untuk meminum obatnya (aplikasi ini sangat berguna untuk pasien dengan penyakit kronis seperti hipertensi dan hiperlipidemia)
– Pada aplikasi tersebut juga terdapat note (yang berisi tentang apa yang dirasakan pasien saat meminum obat)
– Aplikasi ini terhubung langsung dengan dokter utama yang menangani dan apoteker, agar jika pasien berada diluar kota yang jauh dari tempat praktek dokter
dan apoteker utama yang biasa menangani pasien, pasien tersebut masih bisa berobat di dokter lain, dimana dokter tersebut dapat melihat/ dengan
menghubungi dokter yang utama yang menagani pasien melalui aplikasi sehingga mengurangi terjadinya DRP pada pasien karena dokter saling meresepkan obat
yang berbeda.
– Aplikasi tersebut juga terdapat reminder tentang kapan pasien harus bertemu dengan dokter
– Aplikasi tersebut juga terhubung dengan tagihan asuransi pasien

Anda mungkin juga menyukai