Ny. R berusia 55 tahun, datang ke poliklinik endokrin sebuah rumah sakit, saat di lakukan
pengkajian oleh perawat yang bertugas Ny. S engatakan pada malam hari sering terbangun
buang air kecil dan selalu merasa haus, klien juga mengeluh akhir-akhir ini berat badannya
menurun. Hasil pemeriksaan didapatkan luka borok pada bagian tumit kaki kirinya, tampak
bernanah dan berbau khas.klien mengatakan pernah mengomsumsi oabt penurun gula darah
tapi sejak 1 bulan terakhir tidak lagi karena Ny. S merasa obat yang dikomsumsi tidak cocok
lagi. Setelah dilakukan pemeriksaan GDP didapatkan hasil yaitu: 200 mg/dl
• Usia
• Sering terbangunpada malam
hari buang air kecil
• Selalu merasa haus
• Penurunan BB
• Luka borok pada tumit
• Bernanah dan berbau khas
• Pernah mengonsumsi obat
penurun gula
• GDP : 200mg/dl
Gula darah 2 jam setelah makan (GDPP): diukur pada saat 2 jam setelah makan kurang dari
140 mg/dL
Tipe I : IDDM
Disebebkan oleh destruksi sel beta pulau Tipe II : NIDDM
Langerhans akibat proses autoimun Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi
dan resistensi insulin.resistensi insulin adalah penurunan
kemampuan insulin untuk merangsang pengambilan gluksa
oleh jarinTIgan perifer dan untuk menghambat produksi
glukosa oleh hati :
• Tipe II dengan obesitas
• Tipe II tanpa obesitas
Pengkajian Neuro sensori : Disorientasi, mengantuk, kekacaun mental, reflek tendon menurun.
Kardiovaskuler : takikardi/nadi menurun atau tidak ada, perubahan TD postural
hipertensi distritmia krekel, DVJ (GJK)
Pernapasan : Takipneu pada keadaan istrahat dengan aktivitas, sesak, batuk tanpa
sputum, paralise otot pernapasan.
1. Riwayat kesehatan sekarang Gastrointestinal : penurunan BB, distensi abdomen asietas, dan bising usus
2. Riwayat kesehatan dahulu lemah/menurun
3. Riwayat kesehatan dahulu Eliminasi : urin encer, pucat, kuing, polyuria, urin berkabut bau busuk, diare
4. Pemerikasaan fisik: Reproduksi : rabbas vagina, keputihan, impotensi pada pria dan sulit orgasme pada
wanta.
Musculoskeletal : tonus otot menurun, pulkus pada kaki, reflek tendon menurun, dan
kesemutan atau berat pada tungkai.
Integument : kulit kering dan kemerahan, bola mata cekung turgor kulit jelek
diaphoresis dan ulserasi/ulkus.
Aspek social : stress, depresi dan asietas
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis 8. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan ketahanan
2. Deficit volume cairan b.d kehilangan cairan melalui rute tubuh.
abnormal. 9. Kerusakan integritas jaringan b.d agens cedera
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d kimiawi.
ketidakmampuan mencerna makanan/mual muntah. 10. Gangguan citra tubuh b.d perubahan persepsi diri.
4. Berat badan berlebih b.d gangguan perilaku makan. 11. Ansietas b.d stressor
5. Gangguan pola tidur b.d pola tidur yang tidak 12. Keletihan b.d penurunan BB/malnutrisi
menyehatkan. 13. Resiko syok b.d kehilangan eletrolit dalam sel.
6. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang 14. Resiko infeksi b.d nekrosis luka.
pengetahuan tentang proses penyakit.
7. Intoleransi aktivitas b.d fisik tidak bugar/lemah.
INTERVENSI KEPERAWATAN