Megacolon
(Hirschsprung disease)
Doc M
• Hirschsprung atau Mega Colon adalah penyakit yang tidak
adanya sel – sel ganglion dalam rectum atau bagian
rektosigmoid Colon. Dan ketidak adaan ini menimbulkan
keabnormalan atau tidak adanya peristaltik serta
tidak adanya evakuasi usus spontan (Cecily Betz & Sowden :
2002).
• Hirschprung adalah aganglionosis ditandai dengan tidak
terdapatnya neuron mienterikus
dalam sengmen kolon distal tepat disebelah
proksimalsfingter ani (Isselbacher,dkk,1999:255)
Etiologi
• Penyebab dari Hirschprung yang sebenarnya tidak diketahui,
tetapiHirschsprung atau Mega Colon diduga terjadi karena :
• Faktor genetik dan lingkungan, sering terjadi pada anak
denganDown syndrom.
• Kegagalan sel neural pada masa embrio dalam dinding
usus,gagal eksistensi, kranio kaudal pada myentrik dan sub
mukosa dinding plexus
Aganglionik s
aluran cerna
Peristaltik
menurun
Perubahan
pola
eliminasi(kons
tipasi)
Imunitas
Nyeri akut
menurun
• Imunitas menurun
Perubahan tumbuh
Resiko tinggi infeksi
kembang
Manifestasi Klinis
• Bayi baru lahir tidak bisa mengeluarkan Meconium dalam
24 – 28
jam pertama setelah lahir. Tampak malas mengkonsumsi cai
ran, muntah bercampur dengan cairan empedu dan distensi
abdomen. (Nelson, 2000 : 317)
• Obstruksi total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen
dan ketidakadaan evakuasi mekonium. Keterlambatan
evakuasi mekonium di ikuti obstruksi konstipasi, muntah dan
dehidrasi. Gejala rigan berupa konstipasi selama beberapa
minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus
akut.Konstipasi ringan entrokolitis dengan diare, distensi
abdomen dan demam.Adanya feses yang menyemprot pas
pada colok dubur merupakan tanda yangkhas. Bila telah
timbul enterokolitis nikrotiskans terjadi distensi abdomenheb
at dan diare berbau busuk yang dapat berdarah ( Nelson,
2002 : 317 ).
Komplikasi
• gangguan elektrolit dan perforasi usus apabila distensi tidak
diatas Menurut Corwin (2001:534)
• Menurut Mansjoer (2000:381) :
• Pneumatosis usus
• Enterokolitis nekrotiokans
• Abses peri kolon
• Perforasi
• Septikemia
komplikasi yang muncul pasca bedah
antara lain
• Gawat pernafasan (akut)Disebabkan karena distensi
abdomen yang menekan paru – paru sehingga mengganggu
ekspansi paru
• Enterokolitis (akut)Disebabkan karena perkembangbiakan
bakteri dan pengeluaran endotoxin.
• Stenosis striktura ani Gerakan muskulus sfingter ani tak
pernah mengadakan gerakan kontraksi dan relaksasi karena
ada colostomy sehingga terjadi kekakuan
ataupun penyempitan
Pemeriksaan Penunjang
• barium enema
• Daerah
• transisi
• Gambaran kontraksi usus yang tidak teratur di bagian usus yang
menyempit
• Entrokolitis pada segmen yang melebar
• Terdapat retensi barium setelah 24 – 48 jam
• Manometri anorektal Dilakukan dengan distensi balon yang
diletakan di dalam ampula rektum.Balon akan mengalami
penurunan tekanan di dalam sfingter ani interna pada
pasien yang normal. Sedangkan pada pasien yang megacolon
akanmengalami tekanan yang luar biasa
• Rectal biopsy
• RT pada pemeriksaan ini jari akan merasakan jepitan dan
pada waktu tinjayang menyemprot.
• Foto rontgen abdome
Penatalaksanaan
• Medis surgical intervention
• Temporari ostomy dibuat proksimal terhadap segmen aganglionik unt
uk melepaskan obstruksi dan secara normal melemah dan
terdilatasinya usus besar untuk mengembalikan ukuran normalnya
• Pembedahan koreksi diselesaikan atau dilakukan lagi biasanya saat ber
at anak mencapai sekitar 9 Kg ( 20 pounds ) atau sekitar 3 bulan
setelah operasi pertama
• Prosedur Soave adalah salah satu prosedur yang paling sering
dilakukan terdiri dari penarikan usus besar yang normal bagian akhir
dimana mukosa aganglionik telah diubah
• Perawatan
• Membantu orang tua untuk mengetahui adanya kelainan kongenital
pada anak secara dini
• Membantu perkembangan ikatan antara orang tua dan anak
• Mempersiapkan orang tua akan adanya intervensi medis (
pembedahan)
• Mendampingi orang tua pada perawatan
colostomy setelah rencana pulang ( FKUI, 2000 : 1135 )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• 1.Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru
• 2. Nyeri akut b.d inkontinuitas jaringan
• 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
masukan makanan tak adekuat dan rangsangan muntah.
• 4. Perubahan pola eliminasi (konstipasi) b.d defek persyarafan
terhadap aganglion usus.
• 5. Resiko kekurangan volume cairan b.d muntah, diare dan
pemasukanterbatas karena mual.
• 6. Resiko tinggi infeksi b.d imunitas menurun dan proses penyaki
Menurut Wong (2004:507) mengungkapkan
pengkajian pada penyakithischprung yang
perlu ditambahkan selain uraian diatas yaitu :
• Lakukan pengkajian melalui wawancara terutama identitas,
keluhanutama, pengkajian pola fungsional dan
keluhan tambahan
• Monitor bowel elimination pattern : adanya konstipasi,
pengeluaran mekonium yang terlambat lebih dari 24 jam,
pengeluaran feses yang berbentuk pita dan berbau busuk
• Ukur lingkar abdomen untuk mengkaji distensi abdomen,
lingkar abdomen semakin besar seiring dengan pertambahan
besarnya distensi abdomen
• Lakukan pemeriksaan TTV, perubahan tanda vital
mempengaruhi keadaan umum klien.
• Observasi manifestasi penyakit hirschprung
• Periode bayi baru lahir
• 1.Gagal mengeluarkan mekonium dalam 24-48 jam setelah lahir
• 2.Menolak untuk minum air
• 3.Muntah berwarna empedu
• 4.Distensi abdomen
• Masa bayi
• 1.Ketidakadekuatan penambahan berta badan
• 2.Konstipasi
• 3.Distensi abdomen
• 4.Episode diare dan muntah
• 5.Tanda – tanda ominous (sering menandakan adanya
enterokolitis : diare berdarah, letargi berat)
• Masa kanak –kanak
• 1.Konstipasi
• 2.Feses berbau menyengat dan seperti karbon
• 3.Distensi abdomen
• 4.Anak biasanya tidak mempunyai nafsumakan dan
pertumbuhan yang buru
• Bantu dengan prosedur diagnostik dan pengujian
•
• Cemas orang tua berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang penyakit dan prosedur perawatan.
• Tujuan
• : Kecemasan orang tua dapat berkurang.
• Kriteria hasil
• :1) Klien tidak lemas
• Intervensi
• :1) Jelaskan dengan istilah yang dimengerti oleh orang tua
tentang anatomi dan fisiologi saluran pencernaan normal.
• 2) Beri jadwal studi diagnosa pada orang tua
• .3) Beri informasi pada orang tua tentang operasi kolostomi
• Resiko infeksi berhubungan masuknya mikroorganisme
sekunder terhadap luka kolostomi.
• Tujuan:
• Tidak terjadi infeksi.
• Kriteria hasil:
• 1) Tidak ada tanda-tanda infeksi
• .2) TTV normal
• .3) Leukosit normal.
• Intervensi:
• 1) Kaji adanya tanda-tanda infeksi
• .2) Pantau TTV
• .3) Pantau hasil laboratorium.
• 4) Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium.
• 5) Kolaborasi dalam pemberian antibiotik
Atresia biliary
Doc M
Pengertian
• merupakan suatu keadaan dimana saluran empedu yang
utuh dengan sumbatan dibagian distalnya atau kelainan
yang terjadi dibagian atas porta hepatic.