Anda di halaman 1dari 20

SCROFULODERMA

DokterPembimbing :
dr. Asrawati Sofyan,Sp.KK., M. Kes

Oleh :
Wahyu Ratna Sari
SCROFULODERMA
DEFINISI

Kelainan kulit yang disebabkan


oleh Mycobacterium
tuberculosis yang mengenai
subkutan
--EPIDEMIOLOGI--
Tuberkulosis kutis banyak terdapat di negara-negara berkembang
terutama pada kelompok sosial ekonomi rendah

Negara-negara belum berkembang, daerah dengan sanitasi kurang


dan gizi kurang, penyakit lebih mudah meluas dan lebih berat.
Penyebaran lebih mudah terjadi pada musim penghujan.

biasanya mengenai anak-anak dan dewasa muda terutama pada


pria. Sumber lain menyebutkan dapat terjadi pada semua umur
dan perbedaan insidens pada pria dan wanita tidak bermakna.
ETIOLOGI
M. Tuberculosis
merupakan kuman aerob
Penyebab utama yang patogen pada
TBC kutis manusia. Mempunyai sifat
sebagai berikut :
berbentuk batang, panjang
2-4/µ dan lebar 0,3-1,5/m
, tahan asam dan hidupnya
Mycobacterium intraseluler fakultatif,
tuberculosis (91,5%) tidak bergerak, tidak
membentuk spora dan
suhu optimal
pertumbuhan pada 370C.
Mikobakteria
Atipikal (8.5%)
KLASIFIKASI
Secara umum dibagi dalam 2 kelompok :
Tuberkulosis kutis sejati
Kuman penyebab ditemukan pada tempat kelainan
-Primer : kuman masuk pertama kali di kulit (jarang)
-Sekunder : kuman masuk melalui organ seperti tonsil, paru
atau usus halus.
Ex.tuberkulosis kutis sejati sekunder adalah skrofuloderma,
tuberkulosis kutis verukosa, tuberkulosis gumosa, dan lupus vulgaris.
Tuberkulid
Tidak terdapat kuman penyebab pada tempat kelainan melainkan
pada suatu fokus di tempat lain dalam tubuh (reaksi id)
Patogenesis
penjalaran per kontinuitatum predileksi :
dari organ dibawah kulit daerah yang
(KGB,sendi dan tulang) yang banyak KGB
telah diserang penyakit (leher, aksila dan
tuberkulosis lipat paha)

Kadang-kadang ketiga
Port d’entrée di daerah tempat predileksi
leher  tonsil atau paru. tersebut diserang
sekaligus, yakni pada
Jika di ketiak apex leher, ketiak dan lipat
pleura, bila dilipat paha  paha, kemungkinan
ekstremitas bawah. besar terjadi
penyebaran hematogen.
GAMBARAN KLINIS
Skrofuloderma biasanya mulai sebagai limfadenitis tuberkulosis, berupa
pembesaran kelenjar getah bening, tanpa tanda radang akut, selain
tumor. Mula-mula hanya beberapa KGB yang diserang, lalu makin
banyak dan sebagian berkonfluensi. Selain limfadenitis juga terdapat
periadenitis yang menyebabkan perlekatan KGB tersebut dengan
jaringan sekitar.

Kemudian terbentuk Abses ini disebut abses dingin artinya abses


tersebut tidak panas maupun nyeri tekan, melainkan berfluktuasi
(bergerak bila ditekan, menandakan bahwa isinya cair)→terjadi
perkejuan dan perlunakan→fistel →ulkus( bentuk memanjang dan
tidak teratur, disekitarnya berwarna merah kebiru-biruan (livid),
dinding bergaung; jaringan granulasinya tertutup oleh pus seropurulen

jika mengering menjadi krusta berwarna kuning. Ulkus-ulkus tersebut


dapat sembuh spontan membentuk sikatriks yang memanjang dan
tidak teratur dan diatasnya kadang-kadang terdapat jembatan kulit
(skin bridge). Basil tahan asam banyak dijumpai pada lesi/jaringan. Tes
tuberkulin (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes
Tuberkulin

4. DNA dan
Polymerase
Pemeriksaan 2. Kultur
Chain
penunjang bakteri
Reaction
(PCR)

3.
histopatologi
DIAGNOSA BANDING
Skrofuloderma didaerah leher biasanya memiliki
gambaran klinis yang khas.

Diagnosis banding Skrofuloderma didaerah leher :


 Aktinomikosis  biasanya menimbulkan
deformitas atau benjolan dengan beberapa muara
fistel produktif.
 Limfadenitis Bakterial Non Tuberkulosis
 Limfosarkoma
 Limfoma maligna.
http://dermatology.cdlib.org/123/case_presentatio
ns/lymphoma/2.jpg
Skrofuloderma
Skrofuloderma Skrofuloderma
di
di leher di ketiak
supraklavikula
Diagnosis banding Lesi daerah axilla :
 Hidradenitis supurativa, yaitu infeksi
bakteri piokokus pada kelenjar
apokrin.
- bersifat akut disertai tanda-tanda
radang akut yang jelas, dengan gejala
konstitusi dan leukositosis.
- biasanya menimbulkan sikatriks
sehingga terjadi tarikan – tarikan
yang mengakibatkan retraksi ketiak.
 Diagnosis banding Lesi di daerah lipat paha :
 Limfogranuloma Venereum (LGV)
LGV terdapat :
- riwayat coitus suspectus
- gejala konstitusi (demam, malaise dan artralgia)
- kelima tanda radang akut.
Stadium lanjut dari LGV dijumpai bubo yang bertingkat yang berarti
terjadi pembesaran kelenjar getah bening inguinal medial dan fossa
iliaka.

Pada skrofuloderma kelenjar limfe yang terlibat adalah kelenjar


getah bening inguinal lateral dan femoral.

Pada LGV tes frei positif, pada skrofuloderma tes tuberculin positif.
http://childrenhivaids.wordpress.com/2009/08/09/limfogranuloma-venerium-penyakit-menular-seksual/15
PENATALAKSANAAN
Prinsip penatalaksanaan skrofuloderma sama seperti pengoobatan TB paru yaitu
harus secara teratur, menggunakan kombinasi dengan minimal 3 (tiga) macam
obat anti-TB dan perbaikan keadaan umum.

Obat-obat anti-TB yang antara lain:


I. Isoniazid
 Merupakan anti-TB yang bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosidal.
 Dosis : 5- 10 mg/kg BB/ hari, dosis maksimal 400 mg.
 Efek samping : demam, erupsi kulit, neuritis perifer, hepatotoksik dan
komplikasi hematologi ( agranulositosis, eosinofilia, anemia dan
trombositopenia).
II. Rifampisin
Obat anti-TB yang paling efektif namun
cepat mengalami resistensi.
 Dosis : 10 mg/ kg BB, dosis maksimal 600
mg/hari.
 Efek samping : ekskresi saliva dan urin
akan berwarna jingga sampai kemerahan,
gangguan hepar (hepatotoksik).
III. Pyrazinamid
 Dosis : 20-35 mg/kg BB, dosis maksimal 2 gram/ hari
 Efek samping : gangguan hepar (hepatotoksik)

IV. Ethambutol
 Merupakan anti-TB yang bersifat bakteriostatik dan paling sering
dikombinasi dengan rifampisin dan isoniazid.
 Dosis : 15-25 mg/kg BB
 Efek samping : gangguan nervus II.
 Sebaiknya tidak diberikan pada penderita berusia dibawah 13 tahun.

V. Streptomycin
 Antibiotik yang bersifat bakterisidal.
 Dosis : 25 mg / kg BB, intramuskular. Dikombinasi dengan 2 (dua) obat
anti-TB lainnya.
 Tidak dapat digunakan dalam jangka panjang oleh karena efek
sampingnya yaitu : gangguan vestibular dan gangguan pendengaran,
disfingsi nervus optikus, dermatitis eksfoliatif dan diskrasia darah.
Saat ini telah ditetapkan regimen pengobatan tuberkulosis kutis oleh The
American Thoracic Society dan Center for Disease Control and Prevention.

Regimen ini terdiri dari fase inisial, fase intensif dan fase lanjutan.

Fase Lanjutan
Fase Inisial dan Fase Intensif
Bertujuan untuk Bertujuan untuk
membunuh dengan membunuh sisa-sisa
cepat populasi mikobakteria yang
mikobakteria yang mungkin dorman
sangat besar, terdiri dalam tubuh, dengan
dari isoniazid, obat rifampisin dan
rifampisin, pyrazinamid, isoniazid baik setiap
dan ethambutol atau hari, tiga kali seminggu
streptomycin atau dua kali seminggu
(diberikan setiap hari selama 16 minggu.
dalam jangka waktu 8
minggu).
PROGNOSA
 Prognosa skrofuloderma secara umum
adalah baik.
 Lesi skrofuloderma dapat sembuh secara
spontan, namun memakan waktu yang
sangat lama, sebelum lesi inflamasi dan
ulserasi secara lengkap dapat digantikan
dengan jaringan parut.
 Lupus vulgaris dapat muncul pada bekas
lesi skrofuloderma.

Anda mungkin juga menyukai