Anda di halaman 1dari 12

Nama kelompok :

1. ABDUL ROKHIM (1920065)


2. ARI WIDHIATMOKO (1920067)
3. DINDA INDRASWARI (1920068)
4. JAMILA (1920072)
5. LENI WIDHIASIH (1920074)
6. SETIAJENG PUTRIANI (1920085)
7. SUPAAT (1920086)
8. TRI WAHYUNI (1920087)
DEFINISI
LEUKEMIA
Leukimia adalah suatu keganasan pada
alat pembuat sel darah berupa poliferasi
sel hemopoetik muda yang di tandai oleh
adanya kegagalan sumsum tulang dalam
pembentuk sel darah normal dan adanya
infiltrasi ke jaringan tubuh lain.
(American Cancer Society, 2014)
ETIOLOGI
Menurut Astriningrum (2011)orang dengan faktor risiko tertentu
lebih meningkatkan risiko timbulnya penyakit leukemia antara lain :

AGENT HOST

VIRUS ZAT KIMIA UMUR JENIS KELAMIN

SINAR FAKTOR
LINGKUNGAN
RADIOAKTIF
RAS GENETIK

MEROKOK
PATOFISIOLOGI
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi
sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan
perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali
melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan
genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom
mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel,
sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas.
Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan
menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel
darah yang normal. Kanker ini juga bias menyusup ke dalam
organ lainnya termasuk hati, limpa, kelenjar getah bening, ginjal,
dan otak.
MANIFESTASI KLINIS

Anemia Penurunan nafsu


Pendarahan
makan

Suhu tubuh tinggi Penurunan Kelemahan dan


dan mudah infeksi kesadaran kelelahan fisik
ASUHAN KEPERAWATAN : PENDEKATAN
MODEL
Sister Callista Roy mengembangkan Model Adaptasi Roy dengan asumsi
bahwa keilmuan dapat merefleksikan teori sistem dan teori tingkat
adaptasi.
Roy dan Andrews (1999) dalam Alligood dan Tomay (2006) menegaskan
tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan adaptasi bagi individu dan
kelompok dalam setiap model adaptif sehingga dapat memberi kontribusi
pada kesehatan, kualitas hidup dan meninggal dengan harkat sebagai
manusia.

Proses keperawatan berdasarkan model Adaptasi Roy melalui


beberapa tahapan, tahapan tersebut antara lain :

Pengkajian Pengkajian Diagnosa


Intervensi dan
keperawatan rumusan
perilaku stimulus tujuan Evaluasi
PEMBAHASAN
Pada pasien anak dengan leukemia biasanya menunjukkan tanda gejala
bermacam macam seperti lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri dada,
napas sesak, hilangnya nafsu makan, demam, nyeri tulang dan
persendian dan lain-lain baik efek tubuh dari pemberian kemoterapi.
Untuk memberikan asuhan keperawatan yang sesuai, menurut
kelompok pada pasien dengan leukemia lebih baik menggunakan
model keperawatan adaptasi roy untuk dapat menyesuaikan adaptasi
yang sesuai dengan model yang lebih berfokus pada adaptasi tubuh
dengan penyakit yang di alaminya. Menurut Roy dan Andrews (1999)
dalam Alligood dan Tomay (2006) menegaskan tujuan keperawatan
adalah untuk meningkatkan adaptasi bagi individu dan kelompok
dalam setiap model adaptif sehingga dapat memberi kontribusi pada
kesehatan, kualitas hidup dan meninggal dengan harkat sebagai
manusia.
Sesuai dengan asuhan keperawatan yang di lakukan pada anak dengan
leukemia sama halnya dengan model konsep asuhan keperawatan adaptasi
Roy, yaitu melalui beberapa tahapan yaitu, pengkajian perilaku, pengkajian
stimulus, diagnosa keperawatan rumusan tujuan, intervensi dan evaluasi.
Langkah pertama dalam proses keperawatan menurut model Adaptasi Roy
adalah pengkajian perilaku. Perilaku merupakan hasil dari aksi dan reaksi
individu terhadap stimulus yang diterimanya untuk melakukan koping atau
beradaptasi terhadap masalah yang dihadapinya yang dapat diukur dan
diobservasi ataupun sebaliknya.
Pengumpulan data melalui pengkajian perilaku (behavior assessment)
merupakan langkah pertama proses keperawatan. Pengkajian perilaku
sangatlah penting di lakukan pada anak dengan leukimia di karena kan
dapat mengetahui respons perilaku yang di tunjukkan oleh klien dan lebih
sering anak dengan leukemia memiliki respons perilaku yang lebih rendah
dari pada orang yang lebih dewasa sehingga pada anak leukimia perlu
dilakukan pengkajian respons perilaku untuk dapat menilai koping individu
dan juga implementasi yang akan di berikan.

LANJUTAN...
LANJUTAN....

Pengkajian Stimulus atau rangsangan akan menyebabkan


timbulnya respon. Stimulus berupa respon individu yang
meliputi kondisi, suasana, pengaruh lingkungan sekitar
terhadap perkembangan dan perilaku individu dapat
mempengaruhi perilaku individu.
Roy (1991) dalam Andrews (1999) dalam Alligood & Tomay,
(2006), pengkajian stimulus perawat mengumpulkan data yang
mencakup 3 jenis stimulus terhadap klien yang sedang dirawat
Untuk pengkajian stimulus juga sangat diperlukan juga untuk
dapat mengetahui kondisi, suasana dan pengaruh lingkungan
yang dapat mempengaruhi perilaku dalam menanggapi
penyakit yang di alami sehingga dapat mengetahui stimulus
apa yang dapat mempengaruhi kesembuhan maupun dapat
mempengaruhi semakin parahnya penyakit yang diderita.
LANJUTAN....
Untuk menegakkan diagnosa sendiri sangat efektif menggunakan metode
adaptasi roy yang memiliki 3 metode yaitu cara perilaku adaptasi yang
ditemukan disimpulkan menjadi respon adaptasi, diagnosa keperawatan
dibuat berdasarkan hasil observasi respon dalam satu cara penyesuaian
diri dengan memperhatikan stimulus yang diberikan individu serta
kumpulan respon-respon dari model adaptif yang berhubungan dengan
beberapa stimulus yang sama dan melakukan ringkasan perilaku karena
dari satu stimulus dapat menggambarkan perilaku yang muncul tidak
hanya di salah satu model saja.
Dari ketiga metode tersebut apabila digunakan sangat efektif
dikarenakan dari metode roy sendiri mengambil diagnosa dari segi
individu merespon terhadap penyakit mulai dari perilaku adaptasi,
stimulus hingga respon-respon individu yang biasanya anak dengan
leukemia lebih menunjukkan respon penolakkan individu, respon
maupun perilaku individu itu sendiri
LANJUTAN....

Dari intervensi dan implementasi menurut roy yaitu menitik beratkan pada
stimulus yang muncul terhadap perubahan perilaku individu serta
meningkatkan kemampuan klien untuk melakukan koping sehingga
seluruh stimuli yang muncul dan mempengaruhi perilaku mampu
diantisipasi dengan baik. Sedangkan evaluasi sendiri merupakan tahap
terakhir dalam proses keperawatan dimana dalam melakukan evaluasi
atau menilai efektifitas intervensi keperawatan dalam kaitannya dengan
perilaku individu berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari intervensi, implementasi hingga evaluasi sendiri merupakan model
atau definisi yang sering atau kebanyakan di pakai dalam pemberian
asuhan keperawatan sendiri. Sehingga sangan cocok di gunakan untuk
anak dengan leukimia karena lebih menunjukkan fokus asuhan
keperawatan terhadap respon tubuh atau adaptasi tubuh terhadap
penyakit untuk dapat mendukung dalam proses penyembuhan serta
diharapkan dapat menurunkan tanda gejala dari efek kemoterapi yang
dapat menimbulkan peningkatan atau nilai koping individu maupun
keluarga.
Kasih.....

Anda mungkin juga menyukai